Hasil Penelitian Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Risiko Kredit Bank Asing Di Indonesia

56 Indonesia mendapat izin usaha berdasarkan surat dari Menteri Keuangan No. D.15.6.1.6.15 tanggal 1 Oktober 1968 dan SK Direksi BNI Bank Sentral –Bank Negara Indonesia No. 422KEP.DIR tanggal 2 Oktober 1968, untuk melakukan kegiatan devisa dan aktivitas perbankan. Saat ini, Standard Chartered Bank beroperasi di Indonesia sebagai bank umum. 4.1.2.9. The Bank of Tokyo- Mitsubishi UFJ LTD Bank of Tokyo masuk ke Indonesia pada April 1957 yaitu pembukaan kantor perwakilan Bank of Tokyo di Jakarta. The Bank of Tokyo- Mitsubishi UFJ LTD melakukan Pendirian Bank of Tokyo Cabang Jakarta pada tanggal Agustus 1968, kemudian pada tangal Oktober 1973 Pembukaan Kantor Perwakilan Mitsubishi Bank di Jakarta. Pada bulan Mei 1989 Bank of Tokyo mendirikan Cabang Pembantu Surabaya, Desember 1991 Pendirian Bank of Tokyo, Cabang Pembantu Bandung. Bank of Tokyo April 1996 Mengabungkan usaha antara Mitsubishi Bank dan Bank of Tokyo menjadi The Bank of Tokyo Mitsubishi. Bulan Januari 2006 Integrasi Bisnis antara The Bank of Tokyo – Mitsubishi. dengan UFJ Bank. menjadi The Bank of Tokyo ‐Mitsubishi UFJ. BTMU April 1957 Pembukaan Kantor Perwakilan Bank of Tokyo di Jakarta.

4.2. Hasil Penelitian

4.2.1. Hasil Uji Asumsi Klasik

Model regresi berganda akan lebih tepat digunakan dan menghasilkan perhitungan yang lebih akurat, apabila beberapa asumsi berikut dapat terpenuhi. Uji asumsi klasik yang harus dipenuhi antara lain Uji Normalitas, Multikolinieritas, Uji Heterokedastisitas, dan Uji Autokorelasi. Universitas Sumatera Utara 57

4.2.1.1. Uji Normalitas

Dalam penelitian ini dilakukan dengan menguji normalitas residual dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov, yaitu dengan membandingkan distribusi komulatif relatif hasil observasi dengan distribusi komulatif relatif teoritisnya. Jika probabilitas signifikansi nilai residual lebih besar dari 0,05 berarti residual terdistribusi dengan normal. Demikian pula sebaliknya, jika probabilitas signifikansi residual lebih rendah dari 0,05 berarti residual tidak terdistribusi secara normal. Didapat nilai signifikansi sebesar 0,202 seperti yang ditunjukkan oleh Tabel 4.1 Karena nilai signifikansi uji Kolmogorov-Smirnov di atas 0,05 maka didapat disimpulkan bahwa data terdistribusi secara normal. Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Sumber : Hasil Penelitian, 2013 Data Diolah One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 60 Normal Parameters a,,b Mean .0000000 Std. Deviation .21879684 Most Extreme Differences Absolute .138 Positive .138 Negative -.092 Kolmogorov-Smirnov Z 1.070 Asymp. Sig. 2-tailed .202 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Universitas Sumatera Utara 58

4.2.1.2. Uji Multikolinieritas

Uji ini bertujuan untuk meguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya korelasi antar variabel bebas dapat dilihat dari nilai tolerance dan nilai Variance Inflation Factor VIF. Jika nilai VIF kurang dari 10, maka dapat dikatakan model telah bebas dari multikolinearitas. Berdasarkan analisis data didapat nilai Tolerance dan nilai VIF untuk masing-masing variabel bebas seperti pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Hasil Uji Multikolinieritas Sumber : Hasil Penelitian, 2013 Data Diolah Tabel 4.2 menunjukkan bahwa variabel bebas memiliki nilai Tolerance di bawah 1 dan nilai nilai VIF kurang dari 10, maka dapat dikatakan model telah bebas dari multikolinearitas. Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1Constant -1.739 .810 -2.146 .037 ROA 2.578 2.065 .183 1.248 .218 .663 1.508 ROE -1.049 .368 -.388 -2.855 .006 .776 1.288 GDP -.016 .025 -.098 -.635 .528 .603 1.658 INFLASI .000 .015 -.006 -.037 .970 .499 2.005 KURS .000 .000 .261 1.501 .140 .472 2.117 SBI 6.768 4.978 .249 1.360 .180 .427 2.341 SIZE .065 .032 .284 2.012 .050 .720 1.388 a. Dependent Variable: RS Universitas Sumatera Utara 59

4.2.1.3. Uji Heteroskedastisitas

Uji hetrerokedastisirtas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang tidak mengandung gejala heteroskedastisitas atau mempunyai varians yang homogen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan uji Glejser, dengan meregresikan variabel bebas terhadap absolut residual. Jika variabel bebas yang diteliti tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap residual absolut, berarti model regresi tidak mengandung gejala heteroskedastisitas. Berdasarkan uji Heteroskedastisitas pada nilai signifikansi uji t variabel bebas terhadap residual absolute seperti Tabel 4.3 Tabel 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas Sumber : Hasil Penelitian, 2013 Data di olah Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant .218 .442 .494 .624 ROA .254 .325 .616 .781 .438 ROE -.203 .203 -.793 -1.000 .322 GDP -.007 .014 -.086 -.494 .624 INFLASI -.006 .008 -.139 -.723 .473 KURS 8.282E-6 .000 .042 .214 .831 SBI 2.437 2.696 .187 .904 .370 SIZE -.012 .016 -.110 -.778 .440 a. Dependent Variable: absut Universitas Sumatera Utara 60 Tabel 4.3 menunjukkan bahwa tidak ada variabel bebas memiliki nilai signifikansi uji t di atas 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa model sudah terbebas dari heteroskedastisitas. Hasil ini sesuai juga dengan sebaran titik-titik pada Scatterplot yang tidak membentuk pola tertentu seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.1. Sumber : Hasil Penelitian, 2013 Data Diolah Gambar 4.1 Uji Heteroskedastisitas Dari Gambar 4.1, Scatterplot yang disajikan, terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi risiko kredit berdasarkan masukkan variabel independennya. Universitas Sumatera Utara 61

4.1.2.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi, sehingga dengan demikian dapat dikatakan bahwa autokorelasi terjadi apabila observasi yang berturut-turut sepanjang waktu mempunyai korelasi antara satu dengan yang lainnya. Dalam penelitian ini digunakan Metode The Breusch- Godfrey BG Test untuk melihat apakah model regresi layak dikatakan bebas dari autokorelasi. Kriteria pengambilan keputusan adalah melihat apakah koefisien parameter untuk variabel auto lag menunjukkan probabilitas signifikan diatas 0,05 5. Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -.215 .776 -.277 .783 ROA -.044 .568 -.064 -.078 .938 ROE .040 .355 .094 .114 .910 GDP .010 .024 .072 .394 .695 INFLASI -.007 .014 -.105 -.517 .607 KURS -2.341E-5 .000 -.070 -.343 .733 SBI .697 4.696 .031 .149 .883 SIZE .017 .029 .088 .578 .566 Auto .480 .256 .282 1.873 .067 a. Dependent Variable: Unstandardized Residual Sumber : Hasil Penelitian 2013, Data Diolah Universitas Sumatera Utara 62 Pada Tabel 4.4 terlihat bahwa koefisien parameter untuk variabel auto lag meneunjukkan probabilitas signifikan 0,067 di atas 0,05 berarti bebas dari autokorelasi. 4.2.2. Pengujian Hipotesis 4.2.2.1. Analisis Regresi Linear Berganda Analisis regresi linier berganda dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh resiko kredit yang meliputi variabel ROA X 1 , ROE X 2 , Pertumbuhan GDP X 3 , Inflasi X 4 , Nilai Tukar X 5 , Suku Bunga SBI X 6 , dan Ukuran Bank Size X 7 , terhadap variabel terikat Risiko Kredit Y. Dengan bantuan program SPSS versi 17 diperoleh hasil analisis regresi linear berganda seperti ditunjukkan pada Tabel 4.5. berikut: Tabel 4.5 Hasil Regresi Berganda Sumber: hasil penelitian 2013, Data Diolah Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -1.525 .777 -1.963 .055 ROA 2.063 .572 2.462 3.607 .001 ROE -1.247 .357 -2.396 -3.490 .001 GDP -.014 .024 -.088 -.585 .561 INFLASI .003 .014 .034 .206 .837 KURS 7.686E-5 .000 .190 1.130 .264 SBI 4.865 4.741 .184 1.026 .310 SIZE .076 .028 .335 2.731 .009 a. Dependent Variable: RS Universitas Sumatera Utara 63 Dari hasil pengelolahan data seperti terlihat pada tabel 4.5, diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut: Y = -1,525+2,063X 1 + - 1,247X 2 + -0,014X 3 +0,003X 4 + 7,686E-5 X 5 + 4,865 X 6 +0,076X 7 + e Model regresi tersebut dapat diinterprestasikan sebagai berikut: 1. Konstanta sebesar -1,525 menyatakan bahwa jika variabel independen Return on Asset , Return on Equity, pertumbuhan Gross Domestic Product, Inflasi, Nilai Tukar, Suku Bunga, dan Ukuran bank Size dianggap konstan atau bernilai nol, maka risiko kredit sebesar 1,525. 2. Nilai koefisien regresi variabel ROA X 1 adalah sebesar 2,063. Hal ini menyatakan bahwa jika variabel ROA meningkat sebesar 1 maka tingkat risiko kredit yang dihadapi oleh bank asing di Indonesia akan menurun sebesar 2,063. 3. Nilai koefisien regresi variabel ROE X 2 adalah sebesar -1,247. Hal ini menyatakan bahwa jika nilai ROE meningkat 1, maka risiko kredit yang dihadapi bank asing yang di Indonesia tidak akan meningkat sebesar 1,247. 4. Nilai koefisien regresi variabel GDP X 3 adalah sebesar -0,014. Artinya jika variabel GDP meningkat 1 maka risiko kredit yang dihadapi bank asing di Indonesia tidak akan meningkat sebesar 0,014. 5. Nilai koefisien regresi variabel inflasi X 4 adalah sebesar 0,003. Hal ini menyatakan bahwa jika variabel inflasi meningkat 1 maka risiko kredit yang dihadapi bank asing di Indonesia akan menurun sebesar 0,003. Universitas Sumatera Utara 64 6. Nilai koefisien regresi variabel kurs X 5 adalah sebesar 0,00007686. Hal ini menyatakan bahwa setiap kenaikan nilai rupiah terhadap dolar amerika sebesar Rp 1 maka risiko kredit yang dihadapi bank asing di Indonesia akan menurun sebesar Rp.0,00007686. 7. Nilai koefisien regresi variabel suku bunga SBI X 6 adalah sebesar 4,865. Hal ini menyatakan bahwa setiap kenaikan tingkat suku bunga SBI sebesar 1 maka resiko kredit yang dihadapi bank asing di Indonesia akan menurun sebesar 4,865. 8. Nilai koefisien regresi variabel ukuran bank Size X 7 adalah sebesar 0,076. Hal ini menyatakan jika ukuran perusahaan ditingkatakan 1 ukuran bank Size, maka risiko kredit yang akan ditanggung oleh bank asing di Indonesia akan berkurang sebesar 0,076. 4.2.2.2.Analisis Determinasi Analisis ini dapat digunakan untuk mengetahui besarnya persentase pengaruh variabel yang diteliti, yaitu antara variabel ROE X 1 , ROA X 2 , Pertumbuhan GDP X 3 , Suku Bunga SBI X 4 , Inflasi X 5 , Nilai Tukar X 6 , dan Ukuran Bank Size X 7 , terhadap risiko kredit Y pada Bank asing di Indonesia. Tabel 4.6 Hasil Uji Determinasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .489 a .239 .137 .23957 a. Predictors: Constant, SIZE, GDP, ROA, INFLASI, KURS, ROE, SBI b. Dependent Variable: RS Sumber: hasil penelitian 2013data diolah Universitas Sumatera Utara 65 Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.6 dapat diketahui koefisien determinasi Adjusted R-square adalah. Koefisien determinasi sebesar 13,7, berarti risiko kredit Y dipengaruhi ROE X 1 , ROA X 2 , Pertumbuhan GDP X 3 , Suku Bunga SBI X 4 , Inflasi X 5 , Nilai Tukar X 6 , dan Ukuran Bank Size X 7 secara simultan sebesar 13,7 Sisanya sebesar 100 - 13,7 = 86,30 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti pada kesempatan ini. 4.2.2.3.Uji - F Uji Simultan Pengaruh simultan variabel Return on Equity, Return on Asset, pertumbuhan Gross Domestic Product , Inflasi, Nilai Tukar dan Suku Bunga dan Ukuran bank Size terhadap Resiko Kredit dilakukan dengan menggunakan Uji F. langkah- langkah melakukan pengujian secara serempak atau Uji F adalah sebagai berikut: 3. H : b 1 =b 2 =b 3 =b 4 =b 5 =b 6 =b 7 =0, artinya variabel Return on Equity, Return on Asset , pertumbuhan Gross Domestic Product, Inflasi, Nilai Tukar, Suku Bunga, dan Ukuran bank Size secara simultan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Risiko Kredit. 4. H 1 : b 1 b 2 b 3 b 4 b 5 b 6 b 7 0, artinya variabel Return on Equity, Return on Asset , pertumbuhan Gross Domestic Product, Inflasi, Nilai Tukar, Suku Bunga, dan Ukuran bank Size secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Risiko Kredit. 5. Menentukan Tingkat Kepercayaan Tingkat kepercayaan dalam penelitian ini adalah 95, α = 5, df pembilang = k-1 8-1=7, dan df penyebut = n-k 60-8=52 nilai F tabel = 2,17. Merumuskan Kriteria Pengujian Universitas Sumatera Utara 66 Jika F hitung F table maka H diterima Jika F hitung F table maka H ditolak 1. Analisis Data Hasil pengolahan data menggunakan program SPSS versi 17 diperoleh hasil uji F yang terlihat pada Tabel 4.7 di bawah ini. Sumber : Hasil Penelitian, 2013 Data Diolah Nilai F hitung yang diperoleh 2,338 lebih besar dari F tabel 2,17 sehingga H ditolak dan H 1 diterima dengan uraian ada pengaruh secara simultan variabel Return on Equity , Return on Asset, pertumbuhan Gross Domestic Product, Inflasi, nilai tukar, suku bunga, dan ukuran bank size terhadap variabel terikat Resiko Kredit. Hal ini juga ditunjukkan oleh tingkat signifikansi dari uji F yang pada tingkat signifikansi 5 menunjukkan nilai yang sangat signifikan Sig F = 0,037 yang artinya signifikan pada tingkat 5.

4.2.2.4. Uji t Uji Parsial

Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan statistik t uji t. Jika t hitung t tabel , maka H 1 ditolak dan H diterima, sedangkan jika t hitung t tabel , maka H 1 diterima dan H ditolak dengan nilai t- Tabel 4.7 Hasil Uji Hipotesis Secara Serempak Uji F ANOVA b Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression .939 7 .134 2.338 .037 a Residual 2.984 52 .057 Total 3.924 59 a. Predictors: Constant, SIZE, GDP, ROA, INFLASI, KURS, ROE, SBI b. Dependent Variable: RS Universitas Sumatera Utara 67 hitung 1,671 dan tingkat signifikan dibawah 0,05 maka H 1 diterima dan H ditolak. Berdasarkan tabel dibawah ini terlihat bahwa: Tabel 4.8 Hasil Uji Hipotesis Secara Parsial Uji t Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -1.525 .777 -1.963 .055 ROA 2.063 .572 2.462 3.607 .001 ROE -1.247 .357 -2.396 -3.490 .001 GDP -.014 .024 -.088 -.585 .561 INFLASI .003 .014 .034 .206 .837 KURS 7.686E-5 .000 .190 1.130 .264 SBI 4.865 4.741 .184 1.026 .310 SIZE .076 .028 .335 2.731 .009 a. Dependent Variable: RS Sumber: Hasil Penelitian, 2013 Data Diolah Dari Tabel 4.8 maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

4.2.2.4.1. Pengaruh Variabel Return on Asset ROA terhadap Risiko Kredit

Tabel 4.8 menunjukkan hasil perhitungan Uji-t untuk variabel ROA pada tingkat signifikansi 5 menghasilkan nilai t hitung sebesar 3,607sedang nilai t tabelnya adalah 1,671. Tingkat signifikansi variabel ROA bernilai 0,001 yang berarti variabel ROA ini berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependennya. Dengan membandingkan nilai t hitung dan nilai t tabel maka hasilnya nilai t hitung lebih besar daripada t tabelnya 3,6071,671, berarti Ho Universitas Sumatera Utara 68 diolak dan menerima H 1 . Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap Risiko Kredit.

4.2.2.4.2. Pengaruh Variabel Return on Equity ROE terhadap Risiko Kredit

Berdasarkan Tabel 4.8, pengujian untuk variabel independen ROE pada tingkat signifikansi 5 menghasilkan nilai t hitung sebesar -3,490 pada tingkat signifikansi 0,001. Sedang untuk nilai t tabel adalah 1,671. Karena nilai t hitung lebih kecil dari nilai t tabel maka Ho diterima dan H 2 ditolak. Untuk tingkat signifikansi yang ditunjukkan oleh variabel ROE adalah sebesar 0,001 yang berarti variabel ROE berpengaruh signifikan terhadap Risiko Kredit. Dapat disimpulkan bahwa H 2 ditolak atau dengan kata lain variabel ROE berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Risiko Kredit.

4.2.2.4.3. Pengaruh Variabel Pertumbuhan GDP terhadap Risiko Kredit

Berdasarkan Tabel 4.8, pengujian untuk variabel pertumbuhan GDP pada tingkat signifikansi 5 menghasilkan nilai t hitung sebesar -0,585 pada tingkat signifikansi 0,561. Sedang untuk nilai t tabel adalah 1,671. Karena nilai t hitung lebih kecil dari nilai t tabel, maka Ho diterima dan H 3 ditolak. Untuk tingkat signifikansi yang ditunjukkan oleh variabel pertumbuhan GDP adalah sebesar 0,544 yang berarti variabel pertumbuhan GDP tidak berpengaruh signifikan terhadap Risiko Kredit. Dapat disimpulkan bahwa H 3 ditolak atau dengan kata lain variabel pertumbuhan GDP berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Risiko Kredit.

4.2.2.4.4. Pengaruh Variabel Inflasi terhadap Risiko Kredit

Universitas Sumatera Utara 69 Berdasarkan Tabel 4.8, pengujian untuk variabel independen inflasi pada tingkat signifikansi 5 menghasilkan nilai t hitung sebesar 0,206 pada tingkat signifikansi 0,837. Sedang untuk nilai t tabel adalah 1,671. Karena nilai t hitung lebih kecil dari nilai t tabel, maka Ho diterima dan H 4 ditolak. Untuk tingkat signifikansi yang ditunjukkan oleh variabel inflasi adalah sebesar 0,837 yang berarti variabel inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap Risiko Kredit. Dapat disimpulkan bahwa H 4 ditolak atau dengan kata lain variabel inflasi berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Risiko Kredit.

4.2.2.4.5. Pengaruh Variabel Nilai Tukar Kurs terhadap Risiko Kredit

Berdasarkan Tabel 4.8, dapat dilihat pengujian untuk variabel independen nilai tukar kurs pada tingkat signifikansi 5 menghasilkan nilai t hitung sebesar 1,130 pada tingkat signifikansi 0,264. Sedang untuk nilai t tabel adalah 1,671. Karena nilai t hitung lebih kecil dari nilai t tabel, maka Ho diterima dan H 5 ditolak. Untuk tingkat signifikansi yang ditunjukkan oleh variabel nilai tukar kurs adalah sebesar 0,264 yang berarti variabel nilai tukar kurs tidak berpengaruh signifikan terhadap Risiko Kredit. Dapat disimpulkan bahwa H 6 ditolak atau dengan kata lain variabel nilai tukar kurs berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Risiko Kredit.

4.2.2.4.6. Pengaruh Variabel Suku Bunga SBI terhadap Risiko Kredit

Berdasarkan Tabel 4.8, pengujian untuk variabel independen suku bunga SBI pada tingkat signifikansi 5 menghasilkan nilai t hitung sebesar 1,026 pada tingkat signifikansi 0,310. Sedang untuk nilai t tabel adalah 1,671. Karena nilai t hitung lebih kecil dari nilai t tabel, maka Ho diterima dan H 6 ditolak. Untuk Universitas Sumatera Utara 70 tingkat signifikansi yang ditunjukkan oleh variabel suku bunga SBI adalah sebesar 0,310 yang berarti variabel suku bunga SBI tidak berpengaruh signifikan terhadap Risiko Kredit. Dapat disimpulkan bahwa H 6 ditolak atau dengan kata lain variabel suku bunga SBI berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Risiko Kredit.

4.2.2.4.7. Pengaruh Variabel Ukuran Bank Size terhadap Risiko Kredit

Berdasarkan Tabel 4.8, pengujian untuk variabel independen ukuran bank size pada tingkat signifikansi 5 menghasilkan nilai t hitung sebesar 2,731 pada tingkat signifikansi 0,009. Sedang untuk nilai t tabel adalah 1,671. Karena nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel, maka Ho ditolak dan H 7 diterima. Untuk tingkat signifikansi yang ditunjukkan oleh variabel ukuran bank size adalah sebesar 0,009 yang berarti variabel ukuran bank size berpengaruh signifikan terhadap Risiko Kredit. Dapat disimpulkan bahwa H 7 diterima atau dengan kata lain variabel ukuran bank size berpengaruh positif dan signifikan terhadap Risiko Kredit.

4.3. Pembahasan