Hasil Penentuan Panjang Gelombang Analisis Hidrokortison asetat dan Kloramfenikol

35 nm . 212.71 250.00 300.00 320.00 Ab s. 0.0060 0.0050 0.0000 -0.0050 -0.0060 301.4 nm 293.8 nm 287.4 nm 257.4 nm 255.6 nm 228.4 nm 222.2 nm Gambar 4.12 Spektrum tumpang tindih serapan derivat kedua hidrokortison asetat dan kloramfenikol Dari Gambar 4.12 dapat dilihat tumpang tindih serapan hidrokortison asetat dan kloramfenikol diperoleh hasil zero crossing pada serapan derivat kedua terdapat pada panjang gelombang 222,20 nm, 256,80 nm dan 257,60 untuk hidrokotison asetat. Sedangkan pada panjang gelombang 228,40 nm, 255,60 nm dan 293,8 nm untuk kloramfenikol. Hasil zero crossing dari hidrokortison asetat dan kloramfenikol digunakan untuk penentuan kadar campuran kedua komponen tersebut.

4.4 Hasil Penentuan Panjang Gelombang Analisis Hidrokortison asetat dan Kloramfenikol

Penentuan panjang gelombang analisis dilakukan dengan membuat larutan hidrokortison asetat 10 gml, larutan kloramfenikol 8 gml dan larutan campuran hidrokortison asetat 10 gml dan kloramfenikol 8 gml. Kemudian dibuat spektrum serapan derivat pertama masing-masing larutan hidrokortison asetat 10 gml, larutan kloramfenikol 8 gml dan campuran hidrokortison asetat Universitas Sumatera Utara 36 10 gml, larutan kloramfenikol 8 gml, selanjutnya ditumpang tindihkan, hal yang sama juga dilakukan untuk spektrum derivat kedua. Untuk menentukan panjang gelombang analisis pada spektrum serapan pada masing-masing derivat dilakukan dengan mengamati panjang gelombang yang menunjukkan serapan senyawa pasangannya nol dan serapan senyawa lain dan campurannya memiliki nilai serapan sama atau hampir sama. Spektrum tumpang tindih serapan hidrokortison asetat 10 gml, larutan kloramfenikol 8 gml dan campuran hidrokortison asetat 10 gml dan larutan kloramfenikol 8 gml pada spektrum serapan derivat kedua dapat dilihat pada Gambar 4.14. Spektrum panjang gelombang analisis hidrokortison asetat dan kloramfenikol dapat dilihat pada Gambar 4.14 dan 4.15. nm . 212.71 220.00 230.00 240.00 250.00 Ab s. 0.0060 0.0050 0.0000 -0.0050 -0.0060 Gambar 4.13 Spektrum tumpang tindih serapan derivat kedua hidrokortison asetat, kloramfenikol dan campuran hidrokortison asetat dan kloramfenikol Hidrokortison asetat 10 µgml Kloramfenikol 8 µgml Campuran hidrokortison asetat 10µgml dan kloramfenikol 8 µgml Universitas Sumatera Utara 37 nm . 212.71 220.00 230.00 240.00 250.00 Ab s. 0.0060 0.0050 0.0000 -0.0050 -0.0060 222.2 nm Gambar 4.14 Panjang gelombang analisis hidrokortison asetat 222,20 nm nm . 212.71 220.00 230.00 240.00 250.00 Ab s. 0.0060 0.0050 0.0000 -0.0050 -0.0060 228.4 nm Gambar 4.15 Panjang gelombang analisis kloramfenikol = 228,40 nm Berdasarkan Gambar 4.13, diperoleh panjang gelombang yang dapat dipakai untuk penentuan kandungan hidrokortison asetat dan kloramfenikol adalah pada serapan derivat kedua. Hal tersebut diketahui berdasarkan pemilihan panjang gelombang analisis pada setiap derivat. Panjang gelombang analisis didapatkan dengan menentukan zero crossing untuk hidrokortison asetat dan kloramfenikol. Panjang gelombang analisis ditentukan dengan cara menumpangtindihkan spektrum serapan masing-masing derivat dari hidrokortison asetat, kloramfenikol Hidrokortison asetat 10 µgml Kloramfenikol 8 µgml Campuran hidrokortison asetat 10µgml dan kloramfenikol 8 µgml Hidrokortison asetat 10 µgml Kloramfenikol 8 µgml Campuran hidrokortison asetat 10µgml dan kloramfenikol 8 µgml Universitas Sumatera Utara 38 dan campuran hidrokortison asetat dan kloramfenikol. Selanjutnya ditentukan panjang gelombang dimana absorbansi salah satu zat berada pada nilai nol, sedangkan zat lain memiliki nilai serapan hampir sama. Pada serapan derivat pertama, panjang gelombang analisis untuk hidrokortison asetat dapat ditemukan. Namun panjang gelombang analisis untuk kloramfenikol tidak ditemukan, sehingga penetapan kadar campuran hidrokortison asetat dan kloramfenikol pada sediaan krim tidak bisa dilakukan pada derivat pertama. Oleh karena itu dibuat spektrum serapan derivat kedua, kemudian dilakukan penentuan panjang gelombang analisis dengan cara yang sama seperti pada derivat pertama. Berdasarkan hasil spektrum serapan derivat kedua, diketahui bahwa zero crossing untuk hidrokortison asetat berada pada panjang gelombang 222,20 nm; 256,80 nm dan 257,60 nm dan kloramfenikol pada panjang gelombang 228,40 nm, 255,40 nm dan 293,8 nm. Setelah spektrum serapan derivat kedua dari kedua zat dan campuran ditumpangtindihkan, didapatkan panjang gelombang analisis untuk hidrokortison asetat pada 222,20 nm dan kloramfenikol pada 228,40 nm. Panjang gelombang analisis dan absorbansi pada derivat kedua dapat dilihat pada Tabel 4.1. Universitas Sumatera Utara 39 Tabel 4.1 Panjang Gelombang Analisis dan Absorbansi pada Derivat Kedua Panjang Gelombang nm Absorbansi Hidrokortison asetat 10 gmL Kloramfenikol 8 gmL Campuran Hidrokortison asetat dan Kloramfenikol 222,20 0,0009 0,0000 0,0011 228,00 0,0000 0,0015 0,0016 228,20 0,0000 0,0014 0,0015 228,40 0,0000 0,0015 0,0015 255,60 0,0000 0,0002 0,0002 Berdasarkan Tabel 4.1 diperoleh panjang gelombang analisis hidrokortison asetat dan kloramfenikol yang digunakan masing-masing adalah 222,20 nm dan 228,40 nm. Penentuan panjang gelombang analisis didasarkan pada nilai absorbansi ketiga larutan pada panjang gelombang tersebut. Pada panjang gelombang 222,20 nm, nilai absorbansi kloramfenikol adalah nol, sedangkan nilai absorbansi untuk hidrokortison asetat 0,0009 dan larutan campuran hidrokortison asetat dan kloramfenikol memiliki nilai serapan 0,0011, sehingga untuk hidrokortison asetat panjang gelombang analisisnya adalah pada 222,20 nm. Panjang gelombang analisis kloramfenikol yang dipakai adalah 228,4 nm karena pada panjang gelombang tersebut, nilai absorbansi dari hidrokortison asetat adalah nol, sedangkan untuk kloramfenikol dan larutan campuran hidrokortison asetat dan kloramfenikol memiliki nilai serapan yang sama yaitu 0,0015. Spektrum serapan penentuan panjang gelombang analisis hidrokortison asetat dan kloramfenikol dapat dilihat pada Lampiran 8 halaman 74-75. Universitas Sumatera Utara 40 4.5 Hasil Penentuan Linearitas Kurva Kalibrasi 4.5.1 Kurva Kalibrasi