Pengenalan nyamuk Pengaruh pH Air Terhadap Perkembangbiakan Larva Nyamuk

5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengenalan nyamuk

Nyamuk tergolong dalam ordo Diptera, famili Culicidae yang mempunyai jumlah spesies yang sebanyak 3546 Ralph 2008. Famili nyamuk diklasifikasi kepada tiga subfamilies: Toxorhynchitinae, Anophelinae anophelines dan Culicinae Culicines Mike 2003. Distribusi nyamuk terdapat pada seluruh dunia, tapi lebih sering dijumpai pada daerah tropikal dibandingkan dengan daerah dingin. Tempat yang tanpa nyamuk hanya ada pada Antartika. Nyamuk bisa ditemui sampai pada ketinggian 5500 meter di atas permukaan laut dan sampai 1250 meter di bawah permukaan laut Mike 2003. Nyamuk yang sering diperhatikan adalah dari genera Anopheles, Culex, dan Aedes. Nyamuk dari genera tersebut merupakan vektor bagi penyakit malaria, filariasis, deman kuning, dengue, virus encephalitis dan banyak jenis arboviruses Mike 2003. Beberapa factor yang mempegaruh distribusi larva nyamuk, yaitu pergerakan air, kondisi air seperti air bersih atau air kotor, suhu air, pH air, sumber air, pengaruh binatang dan lainnya. Tempat untuk nyamuk bertelur juga dapat dibagi kepada beberapa katagori, “container habitats”axil tanaman, lubang kayu, daun yang j atuh, bamboo natural, “artificial container”roda ban, botol, cawan, dan “ground water habitats”sungai, danau, rawa Rattanarithikul dan Harrison, 2005 Nyamuk betina mempunyai jarak terbang yang berbeda dan sepsifik untuk spesiesnya. Ada spesies yang akan terbang pada jarak yang pendek dari habitat larvanya, biasanya Aedes sp. Ada yang terbang beberapa kilometer dari habitat larvanya untuk mencari sumber darah seperti Anopheles sp dan Culex sp Rattanarithikul dan Harrison, 2005. Kebanyakan spesies menunjukkan dua Universitas Sumatera Utara 6 aktivitas mengigit yang tinggi dalam 24 jam jam 0800 dan jam 1700 Clements 2013.

2.2 Siklus Hidup Nyamuk

Nyamuk mengalami empat tahap perkembangan yang terpisah dan berbeda dari siklus hidupnya : Telur, Larva, Pupa, dan Dewasa. Empat tahap tersebut mempunyai penampilan yang khusus AMCA 2015. 2.2.1 Telur Nyamuk betina akan bertelur setelah menghisap darah dan melakukan persetubuhan dengan nyamuk jantan. Kebanyakan nyamuk akan meletakkan telurnya di dalam air pada malam hari, kecuali pada beberapa spesies Aedes yang akan bertelur pada tempat yang kering dimana air akan terkumpul kemudian. Terdapat beberapa patrun telur akan diletakkan tergantung pada jenis spesies nyamuknya. Telur Culex adalah seperti rakit, dimana spesies Aedes dan Anopheles akan bertelur satu-bersatu pada permukaan air. Telur nyamuk akan menetas di dalam air sahaja, dan masa untuk perkembangan telur tergantung pada dua faktor, yaitu suhu dan jenis spesies. Kebanyakan telur akan berkembang dalam 3 hari jika berada pada suhu perkembangan yang optimumMike, 2003. Tergantung kepada spesiesnya, 30 hingga 300 telur dapat dihasilkan sekali nyamuk betina bertelur WHO, 1997.

2.2.2 Larva

Larva nyamuk akan berkembang dengan melewati 4 tahapan insta yang berbeda setelah menetas. Pada instar pertama larva berukuran panjang sekitar 1,5 mm, sedangkan instar yang keempat berukuran sekitar 10 mm. Larva memiliki kepala dan tunuh yang dilapisi dengan ranbut tetapi tidak memiliki kaki. Pergerakaan ada seperti menyapu oleh tubuhnya. Sifon dapat ditemui pada ujung abdomen sebagai organ pernafasan kepada larva nyamuk. Ketika larva berada pada situasi yang bahaya atau sedang mencari makanan, mereka akan menyelam untuk masa yang singkat. Larva Mansonia dapat memasukkan sifon ke dalam Universitas Sumatera Utara 7 tumbuhan dan mendaoatkan oksigen tanpa keluar ke permukaan air. Larva Anopheles bernafas dan makan secara horizontal dengan permukaan air WHO 1997. Makanan larva di dalam air merupakan jamur, bakteri, dan organisme akuatik kecil 20-100 µm. Anopheline larva dan culicine larva mendapatkan makanan di bawah permukaan air dengan menyapu partikel dengan sikat mulut mereka Agoes, 2009

2.2.3 Pupa

Larva biasanya akan berlangsung sebanyak 4-7 hari jika pada iklim yang hangat dan sampai ke 6 bulan jika pada kondisi yang tidak ideal. Ketika kekurangan makanan, larva memerlukan masa yang lebih panjang untuk menjadi pupa. Larva instar 4 akan menjadi megalosephalik kurfa pupa yang seperti huruf koma. Pupa akan dihancurkan oleh kekeringan dan pembekuan. Tahap pupa yang tidak memerlukan makanan dapat berlangsung sebanyak 2-5 hari dan dapat diperpanjangkan ke 10 hari dengan suhu yang rendah. Tidak akan ada perkembangan pada pupa jika suhu berada di bawah 10 o C Agoes, 2009.

2.2.4 Dewasa

Dalam proses pupa menetas, kulit pupal akan mengalami rupture yang disebabkan daripada vesikel udara supaya nyamuk dewasa dapat melepaskan diri David, 1958. Nyamuk yang baru keluar akan mengeringkan tubuhnya dengan berhenti di atas permukaan air supaya sayapnya dapat dikembangkan Sembel, 2009. Universitas Sumatera Utara 8 Gambar 2.1 Karakteristik untuk membedakan nyamuk WHO, 1997

2.3 Nyamuk dan Penyakit

Beberapa jenis penyakit seperti malaria, demam berdarah, filarasis dan demam kuning dapat ditular oleh nyamuk kepada manusia. Penyakit-penyakit tersubut dapat disebar dengan cepat dengan mempunyai lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan nyamuk. Berikut adalah beberapa jenis penyakit yang sering ditularkan oleh nyamuk kepada manusia.

2.3.1 Malaria

Parasit malaria dapat disebarkan hanya dengan nyamuk. Malaria sering ditular oleh nyamuk spesies Anopheles. Laju perkembangan plasmodium adalah sepadan dengan suhu dan kelembaban udara. Di bawah 15 o C sporozoit tidak akan Universitas Sumatera Utara 9 dihasilkan. Manusia akan terinfeksi dengan malaria jika sporozoit diinjeksi daripada gigitan nyamuk CDC, 2012a. Infeksi malaria biasa ditandai dengan 3 tahap. Tahap yang merasakan kedinginan, tahap yang merasakan kepanasan dan tahap yang mengeluarkan keringant. Infeksi makaria yang parah akan menyebabkan kegagalan organ dan kelainan dalam darah dan metabolisme penderita CDC, 2010.

2.3.2 Deman Darah Dengue

Demam darah dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue. Virus ini biasanya ditular oleh nyamuk Aedes aegypti, tetapi juga bias ditular oleh A. albopoctus, A. pseudoscutelaris, A. scutellaris, A. hebrideus, A. taeniorhyncus, dan Armigeres obturbans. Virus dengue memerlukan masa sebanyak 8-10 hari sebelum nyamuk tersebut menjadi infektif CDC, 2014. Beberapa gejala dapat dijumpai pada penderita demam darah dengue. Penderita akan mengalami sakit pada kepala, matabelakang mata, nyeri sendi, nyeri pada otot, ruam pada badan, perdarahan ringan hidung, gusi, dan juga rendah jumlah sel darah putih CDC, 2012b.

2.3.3 Filariasis

Filariasis merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit Wuchereria bancrofti dan Wuchereria malayi. Dijumpai 25 spesies dari Anopheles, 9 dari Aedes, 8 dari Culex, dan 6 dari Mansonia yang menunjukkan perkembangan W. bancrofti yang sempurna Agoes, 2009. Filariasis ini dapat menyebabkan lymphedema dan kaki gajah. Pembengkakann pada daerah kaki sering dijumpai kerana kegagalan fungsi sistem limpatik CDC 2013. Universitas Sumatera Utara 10

2.3.4 Demam Kuning

Demam Kuning merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus demam kuning. Virus tersebut mempunyai ukuran 17 hinga 25 μm pada diameternya. Penyakit ini mempunyai periode incubasi yang asimptomatik selama 3 hingga 6 hari. Setelah itu penderita akan mengalami malaise parah, nyeri kepala yang parah, nyeri otot, dan peningkatan suhu badan sehingga 39-40 o C. Albumine dalam urin dapat dijumpai pada hari yang kedua dan perdarahan gusi juga mungkin ditemui. Pada hari yang ke-2 hingga ke-4, suhu tubuh akan turun dan gejalah-gejalah tersebut akan berkurang tetapi demam tersebut akan kembali kemudian dan disertai dengan gejala jaundice, hemorrhage dan albumin dalam urin. Pulsasi juga akan turun hingga 40 per menit dan ekstensif hematemesis akan berlaku Agoes, 2009.

2.3.5 Chikungunya

Chikungunya yang disebabkan oleh virus chikungunya CHIKV dapat ditransmisikan melalui gigitan nyamuk. CHIKV merupakan anggota dari family Togaviridae , genus Alphavirus .Vektor untuk penyakit ini adalah nyamuk Ae. aegypti dan Ae. albopictus CDC 2015.

2.4 Identifikasi Larva Nyamuk

2.4.1 Survei Larva

Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2012, survei larva dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Memeriksa tempat penampungan air dan kontainer yang dapat menjadi habitat perkembangbiakan nyamuk di dalam dan di luar rumah untuk mengetahui ada tidaknya larva. 2. jika pada penglihatan pertama tidak menemukan larva, tunggu kira-kira ½ - 1 menit untuk memastikan bahwa benar-benar tidak ada larva. 3. Gunakan senter untuk memeriksa larva di tempat gelap atau air keruh. Metode survei jentik: 1. Metode Single larva Cara ini dilakukan dengan mengambil satu larva di setiap tempat genangan air yang ditemukan larva untuk diidentifikasi lebih lanjut. Universitas Sumatera Utara 11 2. Metode Visual Dilakukan dengan melihat ada tidaknya larva di setiap genangan air tanpa melakukan pengambilan larva. Survei ini bertujuan untuk mengukur kepadatan larva. Kemudian, survei larva dilakukan dengan mengukur indeks maupun skala berikut : 1. Angka Bebas Larva ABL 2. House Index HI 3. Container Index CI 4. Breteau Index BI

2.4.2 Morfologi Umum Larva Nyamuk

Larva nyamuk mempunyai empat tahap dalam perkembangannya. Waktu perkembangan larva tergantung pada ketersediaan makanan, suhu dan tempat larva itu tersebut. Waktu yang diperlukan oleh telur menetas hingga menjadi nyamuk dewasa adalah kira-kira 7 hari sedangkan pada suhu yang rendah waktu yang dibutuhkan akan diperpanjangkan sehingga beberapa minggu. Larva nyamuk akan mengalami 4 kali pergantian kulit ecdysis dan larva yang terbentuk berturut-turut disubutkan instar I, II, III dan IV Depkes RI, 2003 a Larva instar I Tubuhnya sangat kecil, warna transparan, panjang 1-2 mm, duri-duri pada dadathorax belum begitu jelas dan corong pernapasan siphon belum menghitam. b Larva instar II Tubuhnya bertambah besar, ukuran 2,5-3.9 mm, duri dada belum jelas, dan corong pernapasan sudah berwarna hitam. Larva instar II mendapatkan oksigen dari udara, dengan meletakkan corong udara siphon pada permukaan air seolah-olah badan larva berada pada posisi membentuk sudut dengan suhu permukaan air sekitar 30 o C, larva instar II dalam bergerak tidak terlalu aktif. Khusus untuk larva Anopheles sp tidak mempunyai siphon. Universitas Sumatera Utara 12 c Larva instar III Tubuhnya lebih besar sedikit dari larva instar II dan lebih aktif. d Larva instar IV Struktur anatominya telah lengkap dan tubuhnya dapat dibagi jelas kepada bagian kepala chepal, dada thorax dan perut abdomen. Larva ini berukuran paling besar 5 mm. Larva ini tubuhnya langsing dan bergerak sangat lincah, bersifat fototaksis negative dan waktu. Temperatur optimal untuk perkembangan larva ini adalah 25 o C – 30 o C Stanley, 2014 Gambar 2.2 Siklus hidup nyamuk West Umatilla Mosquito Control District 2015 Universitas Sumatera Utara 13

2.4.3 Morfologi Larva Nyamuk Berdasarkan Spesies Larva Anatomi

Gambar 2.3 Larva Nyamuk Cutwa and O’meara 2015 Gambar 2.4 Kepala Larva Nyamuk Cutwa and O’meara 2015 1 2 3 4 5 6 7 8 Universitas Sumatera Utara 14 Gambar 2.5 Abdomen Cutwa and O’meara 2015 Gambar 2.6 Segmen terminal Cutwa and O’meara 2015 ` Gambar 2.7 Siphon Cutwa and O’meara, 2015 Universitas Sumatera Utara 15 Gambar 2.8 Siphon Cutwa and O’meara 2015 Gambar 2.8 Siphon Cutwa and O’meara 2015 Gambar 2.10 Segmen anal Cutwa and O’meara 2015 Universitas Sumatera Utara 16 A. Aedes sp Cutwa and O’meara 2015 Segmen anal yang tidak semua dikelilingi oleh saddle Siphon dengan adanya pecten atu hair tuft di depan pectin Gambar 2.11 Larva Aedes Cutwa and O’meara 2015 Universitas Sumatera Utara 17 B. Anopheles sp Cutwa and O’meara 2015 Dijumpai plamate hairs pada sisi abdomen Tanpa siphon Gambar 2.12 Larva Anopheles Cutwa and O’meara 2015 Universitas Sumatera Utara 18 C. Culex sp Cutwa and O’meara 2015 Lebih dari 1 comb scale Lebih dari satu hair tuft di depan pectin Siphon dengan adanya pecten Gambar 2.13 Larva Culex Cutwa and O’meara 2015 Universitas Sumatera Utara 19

2.5 Pengaruh pH Air Terhadap Perkembangbiakan Larva Nyamuk

pH air dapat menganggu perkembangbiakan nyamuk dengan menghambat pertimbuhan telur serta larva menjadi dewasa. Penurunan pH air dapat menyebabkan pembentukan enzim sitokrom oksidase di dalam tubuh larva. Sitokrom oksidase ini bertanggungjawab dalam proses metabolisme. Pada keadaan asam, kadar oksigen yang terlarut di dalam air akan lebih tinggi berbanding dengan keadaan basa. Pembentukan enzim tersebut akan dipengaruh oleh kadar oksigen yang terlarut di air tersebut. Sementara itu, dalam keadaan asam pertumbuhan mikroba akan menjadi makin cepat sehingga oksigen yang terlarut di dalam air berkurang. Keadaan ini diduga dapat menyebabkan pembendukan enzume sitokrom oksidase sehingga pertumbuhan dan perkembangan larva nyamuk terpengaruh Artha, 2011. Larva nyamuk yang berbeda spesies mempunyai torelansi dan regulatory pH yang berbeda. Ditemui adanya larva nyamuk di dalam air yang mempunyai pH antara 6.27 – 9.78 Salit et al, 1996. Gambar 2.14 pH dan salinitas air terhadap keberadaan larva nyamuk Salit et al, 1996 Universitas Sumatera Utara 20 Gambar 2.15 Sifat kimiawi air di tempat-tempat keberadaan larva nyamuk Salit et al , 1996 Universitas Sumatera Utara 21

2.6 Pencegahan Larva Nyamuk