10
2.3.4 Demam Kuning
Demam Kuning merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus demam kuning. Virus tersebut mempunyai ukuran 17 hinga 25
μm pada diameternya. Penyakit ini mempunyai periode incubasi yang asimptomatik selama 3 hingga 6
hari. Setelah itu penderita akan mengalami malaise parah, nyeri kepala yang parah, nyeri otot, dan peningkatan suhu badan sehingga 39-40
o
C. Albumine dalam urin dapat dijumpai pada hari yang kedua dan perdarahan gusi juga mungkin ditemui.
Pada hari yang ke-2 hingga ke-4, suhu tubuh akan turun dan gejalah-gejalah tersebut akan berkurang tetapi demam tersebut akan kembali kemudian dan
disertai dengan gejala jaundice, hemorrhage dan albumin dalam urin. Pulsasi juga akan turun hingga 40 per menit dan ekstensif hematemesis akan berlaku Agoes,
2009.
2.3.5 Chikungunya
Chikungunya yang disebabkan oleh virus chikungunya CHIKV dapat ditransmisikan melalui gigitan nyamuk. CHIKV merupakan anggota dari family
Togaviridae , genus Alphavirus .Vektor untuk penyakit ini adalah nyamuk
Ae. aegypti dan Ae. albopictus CDC 2015.
2.4 Identifikasi Larva Nyamuk
2.4.1 Survei Larva
Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2012, survei larva dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Memeriksa tempat penampungan air dan kontainer yang dapat menjadi habitat perkembangbiakan nyamuk di dalam dan di luar rumah untuk
mengetahui ada tidaknya larva. 2. jika pada penglihatan pertama tidak menemukan larva, tunggu kira-kira ½
- 1 menit untuk memastikan bahwa benar-benar tidak ada larva. 3. Gunakan senter untuk memeriksa larva di tempat gelap atau air keruh.
Metode survei jentik: 1. Metode Single larva
Cara ini dilakukan dengan mengambil satu larva di setiap tempat genangan air yang ditemukan larva untuk diidentifikasi lebih lanjut.
Universitas Sumatera Utara
11
2. Metode Visual Dilakukan dengan melihat ada tidaknya larva di setiap genangan air tanpa
melakukan pengambilan larva. Survei ini bertujuan untuk mengukur kepadatan larva.
Kemudian, survei larva dilakukan dengan mengukur indeks maupun skala berikut : 1. Angka Bebas Larva ABL
2. House Index HI 3. Container Index CI
4. Breteau Index BI
2.4.2 Morfologi Umum Larva Nyamuk
Larva nyamuk mempunyai empat tahap dalam perkembangannya. Waktu perkembangan larva tergantung pada ketersediaan makanan, suhu dan tempat
larva itu tersebut. Waktu yang diperlukan oleh telur menetas hingga menjadi nyamuk dewasa adalah kira-kira 7 hari sedangkan pada suhu yang rendah waktu
yang dibutuhkan akan diperpanjangkan sehingga beberapa minggu. Larva nyamuk akan mengalami 4 kali pergantian kulit ecdysis dan larva yang terbentuk
berturut-turut disubutkan instar I, II, III dan IV Depkes RI, 2003 a Larva instar I
Tubuhnya sangat kecil, warna transparan, panjang 1-2 mm, duri-duri pada dadathorax belum begitu jelas dan corong pernapasan siphon belum
menghitam. b Larva instar II
Tubuhnya bertambah besar, ukuran 2,5-3.9 mm, duri dada belum jelas, dan corong pernapasan sudah berwarna hitam. Larva instar II
mendapatkan oksigen dari udara, dengan meletakkan corong udara siphon pada permukaan air seolah-olah badan larva berada pada posisi
membentuk sudut dengan suhu permukaan air sekitar 30
o
C, larva instar II dalam bergerak tidak terlalu aktif. Khusus untuk larva Anopheles sp tidak
mempunyai siphon.
Universitas Sumatera Utara
12
c Larva instar III Tubuhnya lebih besar sedikit dari larva instar II dan lebih aktif.
d Larva instar IV Struktur anatominya telah lengkap dan tubuhnya dapat dibagi jelas kepada
bagian kepala chepal, dada thorax dan perut abdomen. Larva ini berukuran paling besar 5 mm. Larva ini tubuhnya langsing dan bergerak
sangat lincah, bersifat fototaksis negative dan waktu. Temperatur optimal untuk perkembangan larva ini adalah 25
o
C – 30
o
C Stanley, 2014
Gambar 2.2 Siklus hidup nyamuk West Umatilla Mosquito Control District 2015
Universitas Sumatera Utara
13
2.4.3 Morfologi Larva Nyamuk Berdasarkan Spesies Larva Anatomi