v. m. p. s.c. Alat dan Bahan .1 Alat-alat Hewan Percobaan Prosedur Pembuatan Simplisia .1 Pengumpulan bahan tanaman

63 Lampiran 12. Volume maksimal larutan sediaan uji yang diberikan pada berbagai hewan dan konversi perhitungan dosis antar jenis hewan Jenis hewan uji Volume maksimal ml sesuai jalur pemberian i.v. i.m.

i.p. s.c.

p.o.

Mencit 20-30 g 0,5 0,005 1,0 0,5-1,0 1,0 Tikus 100 g 1,0 0,1 2,5 2,5 5,0 Hamster 50 g - 0,1 1-2 2,5 2,5 Marmot 250 g - 0,25 2-5 5,0 10,0 Merpati 300 g 2,0 0,5 2,0 2,0 10,0 Kelinci 2,5 kg 5-10 0,5 10-20 5-10 20,0 Kucing 3 kg 5-10 1,0 10-20 5-10 50,0 Anjing 5 kg 10-20 5,0 20-50 10,0 100,0 Mencit 20 g Tikus 200 g Marmot 400 g Kelinci 1,5 kg Kucing 2 kg Kera 4 kg Anjing 12 kg Manusia 70 kg Mencit 20 g 1,0 7,01 12,29 27,8 29,7 64,1 124,2 387,9 Tikus 200 g 0,14 1,0 1,74 3,3 4,2 9,2 17,8 56,0 Marmot 400 g 0,08 0,57 1,0 2,25 2,4 5,2 10,2 31,5 Kelinci 1,5 kg 0,04 0,25 0,44 1,0 1,06 2,4 4,5 14,2 Kucing 2 kg 0,03 0,23 0,42 0,92 1,0 2,2 4,1 13,0 Kera 4 kg 0,016 0,11 0,19 0,42 0,45 1,0 1,9 6,1 Anjing 12 kg 0,008 0,06 0,10 0,022 0,24 0,52 1,0 3,1 Manusia 70 kg 0,0026 0,018 0,031 0,07 0,013 0,16 0,32 1,0 Universitas Sumatera Utara 64 Lampiran 13. Contoh perhitungan dosis Contoh perhitungan dosis Glibenklamid ® yang akan diberikan pada mencit secara oral - Tiap tablet Glibenklamid ® mengandung 5 mg Glibenklamid - Dosis maksimum untuk manusia dewasa = 5 mg – 15 mg - Konversi dosis manusia 70 kg ke dosis untuk hewan uji ‘mencit’ dikali 0,0026 ada di lampiran 12 - Syarat volume maksimum larutan sediaan uji yang diberikan pada hewan uji mencit 20 g secara oral adalah 1 ml ada di lampiran 12 a. Dosis Glibenklamid dalam mgkg bb yang diberikan untuk mencit - Dosis Glibenklamid ® untuk mencit 20 g = 5 mg x 0,0026 = 0,013 mg - Dosis Glibenklamid ® untuk mencit 20 g = 0,013 mg, maka dosis glibenklamid yang digunakan = 0,013 untuk mencit 20 g - Jadi dosis mgkg bb 0,013 m g 20 g = X 1 Kg X = 0,0013 mg 20 g x 1 kg = 0,65 mg - Maka dosis Glibenklamid ® adalah 0,65 mgkg bb - Menurut FI edisi III, penetapan kadar tablet = 20 tablet, maka diambil 20 tablet Glibenklamid, digerus dan ditimbang berat totalnya = 4002,5 mg - Berat bahan aktif Glibenklamid dalam 20 tablet Glibenklamid adalah = 5 mgtab x 20 tab = 100 mg Universitas Sumatera Utara 65 Lampiran 13. Lanjutan - Serbuk Glibenklamid yang digunakan = 0,65 100 �� = � 4002,5 �� � = 26,01 ≈ 26,00 �� 26,0 mg serbuk Glibenklamid ditambahkan dengan suspensi Na-CMC sampai 10,0 ml - Volume yang diberikan = 1 100 ��� Misal Berat mencit 27 g. Maka volume suspensi Glibenklamid yang diberikan adalah 1 100 �27� = 0,27 �� Contoh perhitungan dosis Metformin ® yang akan diberikan pada mencit secara oral - Tiap tablet Meformin mengandung 500 mg Metformin-HCl - Dosis maksimum untuk manusia dewasa = 500 mg - Konversi dosis manusia 70 kg ke dosis untuk hewan uji ‘mencit’ dikali 0,0026 ada di lampiran 12 - Syarat volume maksimum larutan sediaan uji yang diberikan pada hewan uji mencit 20 g secara oral adalah 1 ml ada di lampiran 12 a. Dosis Metformin dalam mgkg bb yang diberikan untuk mencit - Dosis Metformin untuk mencit 20 g = 500 mg x 0,0026 = 1,3 mg - Dosis Meformin-HCl untuk mencit 20 g = 1,3 mg, maka dosis Metformin yang digunakan = 1,3 mg untuk mencit 20 g - Jadi, dosis mgkg bb 1,3 �� 20 � = � 1 �� Universitas Sumatera Utara 66 Lampiran 13. Lanjutan X = 1,3 �� 20 � x 1 kg = 65 mg - Maka dosis Meformin-HCl adalah 65 mgkg bb - Menurut FI edisi III, penetapan kadar tablet = 20 tablet, maka diambil 20 tablet Metformin, digerus dan ditimbang berat totalnya = 10.810 mg - Berat bahan aktif Metformin-HCl dalam 20 tablet Metformin adalah = 500 mgtab x 20 tab = 10.000 mg - Serbuk metformin yang digunakan = 65 10000 �� = � 10810 �� � = 70,26 ≈ 70 �� 70 mg serbuk metformin ditambahkan dengan suspensi Na-CMC sampai 10 ml - Volume yang diberikan = 1 100 ��� Misal Berat mencit 27 g. Maka volume suspensi Metformin yang diberikan adalah 1 100 �27� = 0,27 �� Contoh perhitungan dosis nanopartikel daun sirih merah NDSM dan ekstrak etanol daun sirih merah EEDSM yang akan diberikan pada mencit diabetes a. Cara pembuatan suspensi NDSM dan EEDSM: Timbang 100, 150 dan 200 mg NDSM dan 100, 150 dan 200 mg EEDSM. Masing - masing dilarutkan dalam 10 ml suspensi CMC. - Volume suspensi NDSM dan EEDSM yang akan diberikan pada mencit diabetes = 1 100 × �� Misal: BB mencit = 30 g Maka suspensi yang diberikan = 1 100 � 30 � = 0,3 ml Universitas Sumatera Utara 67 Lampiran 13. Lanjutan Perhitungan Larutan Aloksan untuk Diinjeksi Secara Intraperitoneal i.p. - Dosis induksi aloksan untuk mencit = 150 mgkg BB i.p. - Aloksan monohidrat 150 mg dilarutkan dalam larutan fisiologis NaCl 0,9 dalam labu tentukur 10 ml Universitas Sumatera Utara 68 Lampiran 14. Data pengukuran KGD mencit uji toleransi glukosa Kelompok Uji Berat Badan rata-rata gram KGD Puasa rata-rata mgdL KGD Setelah Perlakuan mgdL Waktu menit 30 60 90 120 P1 30,2 86,4 266 251,8 218,6 201,2 P2 28,6 83,4 227,2 187 143,2 90,8 P3 29,4 89,8 229,4 163 135 91,6 P4 27,4 91,6 216,6 173,6 139,8 94,8 P5 29 87,8 205,2 166,2 139,4 98,2 P6 30,1 92 221 159,4 132,6 96,4 P7 30,5 99,8 208,8 167,8 138 98,8 P8 27,9 88,4 219,4 156,6 124,6 85,4 Keterangan: P1 = Suspensi Na-CMC 0,5 P2, P3, dan P4 = Suspensi Nanopartikel daun sirih merah dosis 100, 150 dan 200 mgkg bb P5, P6 dan P7 = Suspensi Ekstrak etanol daun sirih merah dosis 100, 150 dan 200 mgkg bb P8 = Suspensi Glibenklamid Universitas Sumatera Utara 69 Lampiran 15. Persen penurunan KGD mencit dengan metode toleransi glukosa Kelompok Rata-rata Penurunan KGD ± SEM mgdL Menit ke-60 p Menit ke-90 p Menit ke-120 p Kontrol Na- CMC 0,5 bv dosis 1 BB 5,43 ± 0,97 - 0,000 18,05 ± 3,14 - 0,001 24,51 ± 2,77 - 0,000 NDSM dosis 100 mgkg BB 17,64 ± 3,59 0,113 0,061 36,99 ± 4,22 0,017 0,960 59,82 ± 2,55 0,000 1,000 NDSM dosis 150 mgkg BB 28,80 ± 3,32 0,000 0,999 41,09 ± 3,00 0,002 1,000 59,92 ± 2,13 0,000 1,000 NDSM dosis 200 mgkg BB 19,92 ± 1,98 0,034 0,186 34,85 ± 3,82 0,047 0,813 55,76 ± 2,52 0,000 0,880 EEDSM dosis 100 mgkg BB 18,73 ± 3,99 0,065 0,107 31,82 ± 4,70 0,166 0,456 52,03 ± 1,16 0,000 0,288 EEDSM dosis 150 mgkg BB 28,12 ± 3,20 0,000 0,997 40,13 ± 2,24 0,003 1,000 56,26 ± 1,30 0,000 0,929 EEDSM dosis 200 mgkg BB 19,59 ± 2,19 0,041 0,161 33,97 ± 3,08 0,069 0,719 52,60 ± 1,13 0,000 0,369 Glibenklamid dosis 0,65 mgkg BB 31,06 ± 3,56 0,000 - 42,44 ± 4,23 0,001 - 60,52 ± 4,66 0,000 - Keterangan : = berbeda signifikan dengan kelompok glibenklamid = berbeda signifikan dengan kelompok Na-CMC Universitas Sumatera Utara 70 Lampiran 16. Data pengukuran KGD induksi aloksan 1. KGD mencit setelah pemberian suspensi Na-CMC 0,5 sebanyak 1 bb N o BB hew an g KGD puasa sebelum diinduksi aloksan mgdL KGD puasa setelah diinduksi aloksan mgdL KGD setelah perlakuan mgdL Ha ri ke- 3 Ha ri ke- 5 Ha ri ke- 7 Ha ri ke- 9 Ha ri ke- 11 Ha ri ke- 13 Ha ri ke- 15 1 . 27,8 73 295 30 31 7 33 9 35 35 8 361 36 7 2 . 28,6 76 287 29 5 30 31 9 32 5 33 338 34 5 3 . 29,6 79 279 28 2 29 8 30 31 5 32 9 334 34 4 . 26,5 81 265 27 30 5 31 7 32 9 33 7 342 35 5 . 27,4 74 289 29 9 31 4 32 3 33 8 34 6 349 35 4 Rata- rata 76,60 283 28 9,2 30 6,8 31 9,6 33 1,4 34 344 ,8 35 1,2 2. KGD mencit setelah pemberian suspensi NDSM dosis 100 mgkg bb N o. BB hew an g KGD puasa sebelum diinduksi aloksan mgdL KGD puasa setelah diinduksi aloksan mgdL KGD setelah perlakuan mgdL Har i ke- 3 Ha ri ke- 5 Ha ri ke- 7 Ha ri ke- 9 Har i ke- 11 Ha ri ke- 13 Ha ri ke- 15 1. 33,6 88 308 285 25 2 24 21 165 11 2 94 2. 31,8 85 311 293 24 4 23 5 22 5 185 11 5 99 3. 29,6 82 306 295 27 25 5 16 7 128 11 1 91 4. 34,2 81 301 291 26 7 24 8 15 3 137 11 8 97 5. 31,7 82 307 289 25 8 21 7 15 1 122 11 9 98 Rata-rata 83,6 306,6 290, 60 25 8,2 23 9 18 1,2 147, 40 11 5,0 95, 80 Universitas Sumatera Utara 71 Lampiran 16. Lanjutan 3. KGD mencit setelah pemberian suspensi NDSM dosis 150 mgkg bb N o. BB hewa n g KGD puasa sebelum diinduksi aloksan mgdL KGD puasa setelah diinduksi aloksan mgdL KGD setelah perlakuan mgdL Ha ri ke- 3 Ha ri ke- 5 Ha ri ke- 7 Ha ri ke- 9 Ha ri ke- 11 Ha ri ke- 13 Hari ke- 15 1. 29,5 84 326 291 26 9 240 215 153 108 94 2. 28,6 83 325 287 25 5 243 151 130 106 92 3. 32,6 89 311 276 26 3 249 180 125 101 91 4. 27,5 77 316 290 26 251 203 165 110 96 5. 29,6 78 327 284 26 2 253 191 140 109 98 Rata-rata 82,2 321 285 ,60 26 1,8 247 ,20 188 142 ,60 106 ,80 94,2 4. KGD mencit setelah pemberian suspensi NDSM dosis 200 mgkg bb N o . BB hewa n g KGD puasa sebelum diinduksi aloksan mgdL KGD puasa setelah diinduksi aloksan mgdL KGD setelah perlakuan mgdL Har i ke- 3 Ha ri ke- 5 Ha ri ke- 7 Ha ri ke- 9 Har i ke- 11 Ha ri ke- 13 Ha ri ke- 15 1 . 27,4 95 311 286 28 6 24 3 18 130 12 1 98 2 . 33,8 92 298 281 27 3 25 7 17 6 149 11 7 99 3 . 26,8 97 301 295 28 3 24 4 17 7 155 11 6 108 4 . 34,7 91 299 290 27 4 23 6 17 4 150 11 104 5 . 33,6 90 298 284 27 6 24 6 18 1 140 11 2 90 Rata-rata 93,00 301,4 287, 2 27 8,4 24 5,2 17 7,6 144, 8 11 5,2 99, 8 Universitas Sumatera Utara 72 Lampiran 16. Lanjutan 5. KGD mencit setelah pemberian suspensi EEDSM dosis 100 mgkg bb No . BB hewa n g KGD puasa sebelum diinduk si aloksan mgdL KGD puasa setelah diinduk si aloksan mgdL KGD setelah perlakuan mgdL Hari ke-3 Har i ke- 5 Har i ke- 7 Har i ke- 9 Har i ke- 11 Hari ke- 13 Hari ke- 15 1. 31,5 88 311 296 267 240 215 185 148 125 2. 29,4 83 307 289 258 217 151 122 119 98 3. 32 90 311 286 286 243 225 130 121 98 4. 31,2 89 302 281 240 224 203 180 156 117 5. 32,6 80 301 287 269 241 191 158 135 110 Rata-rata 86 306,4 287, 8 264 233 197 155 135, 8 109, 6 6. KGD mencit setelah pemberian suspensi EEDSM dosis 150 mgkg bb N o. BB hew an g KGD puasa sebelu m diindu ksi aloksa n mgd L KGD puasa setelah diindu ksi aloksa n mgd L KGD setelah perlakuan mgdL Hari ke-3 Hari ke-5 Hari ke-7 Hari ke-9 Hari ke- 11 Hari ke- 13 Hari ke- 15 1. 34,5 84 312 298 259 234 180 140 119 108 2. 31,4 83 307 289 265 239 190 157 111 106 3. 27,8 89 315 290 261 238 200 132 114 101 4. 29,4 77 304 289 273 245 199 140 109 99 5. 32,6 78 293 283 264 236 170 143 121 110 Rata- rata 82,2 306,20 289, 80 264, 40 238, 40 187, 80 142, 40 114, 80 104, 80 Universitas Sumatera Utara 73 Lampiran 16. Lanjutan 7. KGD mencit setelah pemberian suspensi EEDSM dosis 200 mgkg bb N o . BB hewan g KGD puasa sebelum diinduksi aloksan mgdL KGD puasa setelah diinduksi aloksan mgdL KGD setelah perlakuan mgdL Har i ke- 3 Ha ri ke- 5 Ha ri ke- 7 Ha ri ke- 9 Har i ke- 11 Ha ri ke- 13 Ha ri ke- 15 1 . 29,8 82 345 324 29 8 27 1 24 7 170 16 6 133 2 . 31,4 83 329 306 29 5 27 6 22 1 167 12 8 111 3 . 27,8 88 316 301 29 5 28 3 24 4 177 12 8 116 4 . 29,4 81 319 293 28 3 26 4 23 6 159 14 3 121 5 . 27,8 80 321 304 28 9 26 3 24 5 179 15 129 Rata-rata 82,8 326 305, 6 29 2 27 1,4 23 8,6 170, 4 14 3 122 8. KGD mencit setelah pemberian suspensi Metformin dosis 65 mgkg bb N o . BB hewa n g KGD puasa sebelum diinduksi aloksan mgdL KGD puasa setelah diinduksi aloksan mgdL KGD setelah perlakuan mgdL Har i ke- 3 Ha ri ke- 5 Ha ri ke- 7 Ha ri ke- 9 Har i ke- 11 Ha ri ke- 13 Ha ri ke- 15 1 . 27,5 76 336 288 25 4 23 16 3 121 11 93 2 . 33 77 320 281 25 6 23 6 16 4 119 10 7 91 3 . 29,7 79 325 288 24 1 23 7 17 121 10 3 89 4 . 32,6 84 332 276 25 9 23 1 16 6 122 10 5 88 5 . 34 83 327 277 24 7 22 9 17 1 118 10 1 98 Rata-rata 79,80 328 282 25 1,4 23 2,6 16 6,8

120, 2

10 5,2

91, 8

Universitas Sumatera Utara 74 Lampiran 17. Data persen penurunan KGD mencit yang diinduksi aloksan 1. KGD mencit setelah pemberian suspensi Na-CMC 0,5 sebanyak 1 bb No BB hewan g KGD puasa sebelum diinduksi aloksan mgdL KGD puasa setelah diinduksi aloksan mgdL Persen Penurunan KGD mgdL Hari ke-3 Hari ke-5 Hari ke-7 Hari ke-9 Hari ke-11 Hari ke-13 Hari ke-15 1. 27,8 73 295 -1,69 -7,46 -14,92 -18,64 -21,36 -22,37 -24,41 2. 28,6 76 287 -2,79 -4,53 -11,15 -13,24 -14,98 -17,77 -20,21 3. 29,6 79 279 -1,08 -6,81 -7,53 -12,90 -17,92 -19,71 -21,86 4. 26,5 81 265 -1,89 -15,09 -19,62 -24,15 -27,17 -29,06 -32,08 5. 27,4 74 289 -3,46 -8,65 -11,76 -16,96 -19,72 -20,76 -22,49 Rata-rata 76,6 283 -2,18 -8,51 -13,00 -17,18 -20,23 -21,93 -24,21 Universitas Sumatera Utara 75 Lampiran 17. Lanjutan 2. KGD mencit setelah pemberian suspensi NDSM dosis 100 mgkg bb No BB hewan g KGD puasa sebelum diinduksi aloksan mgdL KGD puasa setelah diinduksi aloksan mgdL Persen Penurunan KGD setelah perlakuan mgdL Hari ke-3 Hari ke-5 Hari ke-7 Hari ke-9 Hari ke-11 Hari ke-13 Hari ke-15 1. 33,6 88 308 7,47 18,18 22,08 31,82 46,43 63,64 69,48 2. 31,8 85 311 5,79 21,54 24,44 27,65 40,51 63,02 68,17 3. 29,6 82 306 3,59 11,76 16,67 45,42 58,17 63,73 70,26 4. 34,2 81 301 3,32 11,30 17,61 49,17 54,49 60,80 67,77 5. 31,7 82 307 5,86 15,96 29,32 50,81 60,26 61,24 68,08 Rata-rata 83,6 306,6 5,21 15,75 22,02 40,98 51,97 62,48 68,75 Universitas Sumatera Utara 76 Lampiran 17. Lanjutan 3. KGD mencit setelah pemberian suspensi NDSM dosis 150 mgkg bb No. BB hewan g KGD puasa sebelum diinduksi aloksan mgdL KGD puasa setelah diinduksi aloksan mgdL Persen Penurunan KGD setelah perlakuan mgdL Hari ke-3 Hari ke-5 Hari ke-7 Hari ke-9 Hari ke-11 Hari ke-13 Hari ke-15 1. 29,5 84 326 10,74 17,48 26,38 34,05 53,07 66,87 71,17 2. 28,6 83 325 11,69 21,54 25,23 53,54 60,00 67,38 71,69 3. 32,6 89 311 11,25 15,43 19,94 42,12 59,81 67,52 70,74 4. 27,5 77 316 8,23 17,72 20,57 35,76 47,78 65,19 69,62 5. 29,6 78 327 13,15 19,88 22,63 41,59 57,19 66,67 70,03 Rata-rata 82,2 321 11,01 18,41 22,95 41,41 55,57 66,73 70,65 Universitas Sumatera Utara 77 Lampiran 17. Lanjutan 4. KGD mencit setelah pemberian suspensi NDSM dosis 200 mgkg bb No BB hewan g KGD puasa sebelum diinduksi aloksan mgdL KGD puasa setelah diinduksi aloksan mgdL Persen Penurunan KGD mgdL Hari ke-3 Hari ke-5 Hari ke-7 Hari ke-9 Hari ke-11 Hari ke-13 Hari ke-15 1. 27,4 95 311 8,04 8,04 21,86 42,12 58,20 61,09 68,49 2. 33,8 92 298 5,70 8,39 13,76 40,94 50,00 60,74 66,78 3. 26,8 97 301 1,99 5,98 18,94 41,20 48,50 61,46 64,12 4. 34,7 91 299 3,01 8,36 21,07 41,81 49,83 63,21 65,22 5. 33,6 90 298 4,70 7,38 17,45 39,26 53,02 62,42 69,80 Rata-rata 93 301,4 4,69 7,63 18,62 41,07 51,91 61,78 66,88 Universitas Sumatera Utara 78 Lampiran 17. Lanjutan 5. KGD mencit setelah pemberian suspensi EEDSM dosis 100 mgkg bb No BB hewan g KGD puasa sebelum diinduksi aloksan mgdL KGD puasa setelah diinduksi aloksan mgdL Persen Penurunan KGD mgdL Hari ke-3 Hari ke-5 Hari ke-7 Hari ke-9 Hari ke-11 Hari ke-13 Hari ke-15 1. 31,5 88 311 4,82 14,15 22,83 30,87 40,51 52,41 59,81 2. 29,4 83 307 5,86 15,96 29,32 50,81 60,26 61,24 68,08 3. 32 90 311 8,04 8,04 21,86 27,65 58,20 61,09 68,49 4. 31,2 89 302 6,95 20,53 25,83 32,78 40,40 48,34 61,26 5. 32,6 80 301 4,65 10,63 19,93 36,54 47,51 55,15 63,46 Rata-rata 86 306,4 6,07 13,86 23,95 35,73 49,38 55,65 64,22 Universitas Sumatera Utara 79 Lampiran 17. Lanjutan 6. KGD mencit setelah pemberian suspensi EEDSM dosis 150 mgkg bb No. BB hewan g KGD puasa sebelum diinduksi aloksan mgdL KGD puasa setelah diinduksi aloksan mgdL KGD setelah perlakuan mgdL Hari ke-3 Hari ke-5 Hari ke-7 Hari ke-9 Hari ke-11 Hari ke-13 Hari ke-15 1. 34,5 84 326 4,49 16,99 25,00 42,31 55,13 61,86 65,38 2. 31,4 83 325 5,86 13,68 22,15 38,11 48,86 63,84 65,47 3. 27,8 89 311 7,94 17,14 24,44 36,51 58,10 63,81 67,94 4. 29,4 77 316 4,93 10,20 19,41 34,54 53,95 64,14 67,43 5. 32,6 78 327 3,41 9,90 19,45 41,98 51,19 58,70 62,46 Rata-rata 82,2 321 5,33 13,58 22,09 38,69 53,45 62,47 65,74 Universitas Sumatera Utara 80 Lampiran 17. Lanjutan 7. KGD mencit setelah pemberian suspensi EEDSM dosis 200 mgkg bb No BB hewan g KGD puasa sebelum diinduksi aloksan mgdL KGD puasa setelah diinduksi aloksan mgdL Persen Penurunan KGD mgdL Hari ke-3 Hari ke-5 Hari ke-7 Hari ke-9 Hari ke-11 Hari ke-13 Hari ke-15 1. 29,8 82 345 6,09 13,62 21,45 28,41 50,72 51,88 61,45 2. 31,4 83 329 6,99 10,33 16,11 32,83 49,24 61,09 66,26 3. 27,8 88 316 4,75 6,65 10,44 22,78 43,99 59,49 63,29 4. 29,4 81 319 8,15 11,29 17,24 26,02 50,16 55,17 62,07 5. 27,8 80 321 5,30 9,97 18,07 23,68 44,24 53,27 59,81 Rata-rata 82,8 326 6,25 10,37 16,66 26,74 47,67 56,18 62,58 Universitas Sumatera Utara 81 Lampiran 17. Lanjutan 8. KGD mencit setelah pemberian suspensi Metformin dosis 65 mgkg bb No BB hewan g KGD puasa sebelum diinduksi aloksan mgdL KGD puasa setelah diinduksi aloksan mgdL Persen Penurunan KGD mgdL Hari ke-3 Hari ke-5 Hari ke-7 Hari ke-9 Hari ke-11 Hari ke-13 Hari ke-15 1. 27,5 76 336 14,29 24,40 31,55 51,49 63,99 67,26 72,32 2. 33 77 320 12,19 20,00 26,25 48,75 62,81 66,56 71,56 3. 29,7 79 325 11,38 25,85 27,08 47,69 62,77 68,31 72,62 4. 32,6 84 332 16,87 21,99 30,42 50,00 63,25 68,37 73,49 5. 34 83 327 15,29 24,46 29,97 47,71 63,91 69,11 70,03 Rata-rata 79,8 328 14,00 23,34 29,05 49,13 63,35 67,92 72,00 Universitas Sumatera Utara 82 Lampiran 18. Data Hasil Pengukuran SPSS KGD rata-rata Mencit yang diinduksi aloksan ANOVA Sum of Squares df Mean Square F Sig. H_3 Between Groups 823.133 7 117.590 35.128 .000 Within Groups 107.119 32 3.347 Total 930.252 39 H_5 Between Groups 3017.361 7 431.052 40.706 .000 Within Groups 338.857 32 10.589 Total 3356.219 39 H_7 Between Groups 5941.610 7 848.801 65.330 .000 Within Groups 415.761 32 12.993 Total 6357.371 39 H_9 Between Groups 15560.197 7 2222.885 73.727 .000 Within Groups 964.801 32 30.150 Total 16524.998 39 H_11 Between Groups 24621.515 7 3517.359 137.13 1 .000 Within Groups 820.790 32 25.650 Total 25442.305 39 H_13 Between Groups 31372.566 7 4481.795 476.88 4 .000 Within Groups 300.739 32 9.398 Total 31673.305 39 H_15 Between Groups 36923.068 7 5274.724 767.67 .000 Within Groups 219.875 32 6.871 Total 37142.943 39 Universitas Sumatera Utara 83 Lampiran 18 Lanjutan H_3 Tukey HSD a Kelompok N Subset for alpha = 0.05 1 2 3 4 5 Suspensi Na-CMC 0,5 5 -2.1820 Suspensi NDSM 100 mgkg bb 5 4.5700 Suspensi NDSM 200 mgkg bb 5 4.6880 Suspensi EEDSM 100 mgkg bb 5 6.0640 6.0640 Suspensi EEDSM 200 mgkg bb 5 6.2560 6.2560 Suspensi EEDSM 150 mgkg bb 5 8.8500 8.8500 Suspensi NDSM 150 mgkg bb 5 11.0120 11.0120 Suspensi Metformin 65 mgkg bb 5 14.0040 Sig. 1.000 .824 .272 .581 .198 Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5,000. H_5 Tukey HSD a Kelompok N Subset for alpha = 0.05 1 2 3 4 Suspensi Na-CMC 0,5 5 -8.5080 Suspensi NDSM 200 mgkg bb 5 7.6300 Suspensi EEDSM 200 mgkg bb 5 10.3720 10.3720 Suspensi EEDSM 100 mgkg bb 5 13.8620 13.8620 Suspensi EEDSM 150 mgkg bb 5 14.9120 Suspensi NDSM 150 mgkg bb 5 15.3260 Suspensi NDSM 100 mgkg bb 5 15.3560 Suspensi Metformin 65 mgkg bb 5 23.3400 Sig. 1.000 .081 .266 1.000 Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5,000. Universitas Sumatera Utara 84 Lampiran 18 Lanjutan H_7 Tukey HSD a Kelompok N Subset for alpha = 0.05 1 2 3 Suspensi Na-CMC 0,5 5 -12.9960 Suspensi EEDSM 200 mgkg bb 5 16.6620 Suspensi NDSM 200 mgkg bb 5 18.6160 Suspensi NDSM 100 mgkg bb 5 22.6600 22.6600 Suspensi EEDSM 150 mgkg bb 5 22.6800 22.6800 Suspensi NDSM 150 mgkg bb 5 22.9160 22.9160 Suspensi EEDSM 100 mgkg bb 5 23.9540 23.9540 Suspensi Metformin 65 mgkg bb 5 29.0540 Sig. 1.000 .055 .129 Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5,000. H_9 Tukey HSD a Kelompok N Subset for alpha = 0.05 1 2 3 4 Suspensi Na-CMC 0,5 5 -17.1780 Suspensi EEDSM 200 mgkg bb 5 26.7440 Suspensi EEDSM 100 mgkg bb 5 35.7300 35.7300 Suspensi NDSM 200 mgkg bb 5 41.0660 41.0660 Suspensi EEDSM 150 mgkg bb 5 41.4480 41.4480 Suspensi NDSM 100 mgkg bb 5 41.4840 41.4840 Suspensi NDSM 150 mgkg bb 5 41.9840 41.9840 Suspensi Metformin 65 mgkg bb 5 49.1280 Sig. 1.000 .198 .624 .314 Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5,000. Universitas Sumatera Utara 85 Lampiran 18 Lanjutan H_11 Tukey HSD a Kelompok N Subset for alpha = 0.05 1 2 3 Suspensi Na-CMC 0,5 5 -20.2300 Suspensi EEDSM 200 mgkg bb 5 47.6700 Suspensi EEDSM 100 mgkg bb 5 49.3760 Suspensi NDSM 200 mgkg bb 5 51.9100 Suspensi EEDSM 150 mgkg bb 5 53.4680 53.4680 Suspensi NDSM 100 mgkg bb 5 53.5880 53.5880 Suspensi NDSM 150 mgkg bb 5 55.7940 55.7940 Suspensi Metformin 65 mgkg bb 5 63.3460 Sig. 1.000 .217 .071 Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5,000. H_13 Tukey HSD a Kelompok N Subset for alpha = 0.05 1 2 3 Suspensi Na-CMC 0,5 5 -21.9340 Suspensi EEDSM 100 mgkg bb 5 55.6460 Suspensi EEDSM 200 mgkg bb 5 56.1800 Suspensi NDSM 200 mgkg bb 5 61.7840 61.7840 Suspensi NDSM 100 mgkg bb 5 62.4860 Suspensi EEDSM 150 mgkg bb 5 64.2400 Suspensi NDSM 150 mgkg bb 5 65.0820 Suspensi Metformin 65 mgkg bb 5 67.9220 Sig. 1.000 .059 .059 Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5,000. Universitas Sumatera Utara 86 Lampiran 18 Lanjutan H_15 Tukey HSD a Kelompok N Subset for alpha = 0.05 1 2 3 4 Suspensi Na-CMC 0,5 5 -24.2100 Suspensi EEDSM 200 mgkg bb 5 62.5760 Suspensi EEDSM 100 mgkg bb 5 64.2200 64.2200 Suspensi NDSM 200 mgkg bb 5 66.8820 66.8820 66.8820 Suspensi EEDSM 150 mgkg bb 5 67.3600 67.3600 67.3600 Suspensi NDSM 100 mgkg bb 5 68.7520 68.7520 Suspensi NDSM 150 mgkg bb 5 69.1960 69.1960 Suspensi Metformin 65 mgkg bb 5 72.0040 Sig. 1.000 .109 .085 .070 Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5,000. Universitas Sumatera Utara 48 DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2013. Lab Analisis Bahan. Diakses tanggal 15 Maret 2014. http:physics.ipb.ac.id20140315laboratoium .pdf.lab analisis bahan Adnyana, I.K., Yulinah, E., Andreanus, A., Kumolosasi, E., Iwo, M.I., Sigit, J.I., Suwendar, dan Endang, K. 2004. Uji Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol Buah Mengkudu Morinda citrifolia L.. Acta Pharmaceutica Indonesia. 292: 45. Anggraeni, N.D. 2008. Analisa SEM Scanning Electron Microscopy dalam Pemantauan Proses Oksidasi Magnetite Menjadi Hematite. Seminar Nasional ke-VII. Artikel. Hal. 52. Buzea, C., Blandino, I.I.P., dan Robbie, K. 2007. Nanomaterials And Nanoparticles: Sources and Toxicity. Biointerphases. 24: 17-172. Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Hal. 744. Ditjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 896. Ditjen POM. 2000. Paramater Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 15-18. Dewi Y.F., Anthara M.S., dan Dharmayudha A.A.G.O. 2014. Efektifitas Ekstrak Daun Sirih Merah Piper Crocatum Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Jantan Rattus Novergicus Yang Di Induksi Aloksan. Buletin Veteriner Udayana. 61: 73-79. Fernandez, B.R. 2011. Nanomaterial: Sintesis, Karakterisasi, Sifat dan Peralatan Elektronik. Tesis. Padang: Program Studi Kimia Pascasarjana. Universitas Andalas Padang. Filipponi, P., Gregorio, F., Cristallini, S., Ferrandina, C., Nicoletti, I., dan Santeusanio, F. 2008. Selective impairment of pancreatic A cell suppreession by glucose during acute alloxan – induced insulinopenia: in vitro study on isolated perfused rat pancreas. Diakses tanggal 18 Februari 2009. http:www.ncbi.nlm.nih.govpubmed3522213. Ganong, W.F. 2005. Fungsi Endokrin Pangkreas dan Pengaturan Metabolisme Karbohidrat dalam buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 22. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG. Hal. 347. Goldstein, B.J dan Muller, W.D. 2008. Pathogenesis of Type 2 Diabetes. Dalam Type 2 Diabetes Principle and Practice. Edisi 2. New York: Informa Healthcare. Hal. 13–26. Greco, R.S. 2002. Nanoscale Technology in Biological System. Florida: CRC Press. Universitas Sumatera Utara 49 Handayani, W., Bakir, Imawan, C., dan Purbaningsih, S. 2010. Potensi Ekstrak Beberapa Jenis Tumbuhan Agen Perduksi untuk Biosintesis Nanopartikel Perak. Seminar Nasional Biologi; 2010. 24-25 September; Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Harianja, E. 2011. Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Tumbuhan Alpukat Persea americana Mill Segar Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Pada Mencit Putih Jantan. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara. Fak. Farmasi. Halaman 18 Hidayat, T. 2013. Sirih Merah Budidaya dan Pemanfaatan Untuk Obat. Yogyakarta: Pustaka Baru Press. Halaman 8. Lanimarta, Y. 2012. Pembuatan dan Uji Penetrasi Nanopartikel Kurkumin Dendrimer Polimidoamin PAMAM Generasi-4 dalam Sediaan Gel dengan Menggunakan Sel Difusi FRANZ. Skripsi. Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia. Lawrence, J.C. 2005. Insulin and Drugs Used in therapy of Diabetes Mellitus. In Brody, T.M., Larner, J., Minneman, K.P., dan Neu, H.C. Ed., Human Pharmacology Molecular to Clinical. 4nd Ed. Mosby: London. Page: 523- 539. Misnadiarly. 2006. Diabetes Melitus Gangren, Ulcer, Infeksi, Mengenali gejala, Menanggulangi, dan Mencegah komplikasi. Jakarta: Pustaka Obor Populer. Hal. 138. Mohanraj V.J., dan Chen Y. 2006. Nanoparticles-A review. Tropical Journal of Pharmaceutical Research. 51:561-573. Nelson D.L., dan Michael M.C. 2004. Lehninger Principle of Biochemistry Fourth Edition. New York: WH Freeman Company. Oguwike, F.N., Offor, C.C., Onubeze, D.P.M., dan Nwadioha. 2013. Evaluation of Activities of Bitterleaf Vernonia Amygdalina Extract on Haemostatic and Biochemical Profile of Induced Male Diabetic Albino Rats. Journal of Dental and Medical Sciences. 211: 60-6. Pasaribu, F. 2013. Uji Efek Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis Garcinia mangostana L. Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Pada Mencit Jantan Dengan Metode Toleransi Glukosa. Skripsi. Medan: Fakultas Farmasi USU. Powers. A.C. 2008. Diabetes Mellitus. Harrison’s Principles Of Internal Medicine. Edisi Ketujuh Belas. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc. Hal. 2275-2297. Prasetyorini, Zainal, A.E., dan Rofiqoh, S. 2011. Penerapan Teknologi Nanopartikel Propolis Trigona Spp Asal Bogor Sebagai Antibakteri Escherichia coli Secara In-Vitro. Jurnal Ekologia. 111: 36-43. Universitas Sumatera Utara 50 Prihmantoro, H. 1997. Tanaman Hias Daun. Jakarta: Penebar Swadaya. Halaman 83. Ria, S. 2012. Skrining Fitokimia dan Isolasi Senyawa Flavonoid dari Daun Sirih Merah Piper porphyrophyllum N.E.Br. Skripsi. Medan: Fakultas Farmasi USU. Halaman 33. Rohilla, A., dan Ali, S. 2012. Alloxan Induced Diabetes : Mechanism and Effects. International Journal of Research in Pharmaceutical and Biomedic Sciences. 32: 819-823. Serlahwaty, D., Sugiastuti, S., dan Ningrum, R.C. 2011. Aktivitas Antioksidan Ekstrak Air dan Etanol 70 Daun Sirih Hijau Piper betle L. dan Sirih Merah Piper cf. Fragile Benth. dengan Metode Perendaman Radikal Bebas DPPH. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia. 92: 143-146. Shadine, M. 2010. Mengenal Penyakit Hipertensi, Diabetes, Stroke dan Serangan Jantung. Jakarta: penerbit Keenbooks. Hal. 66-65. Sitepu, S.H. 2010. Uji Efek Hipoglikemik Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah Piper cf. Fragile Benth. Terhadap Tikus Putih Jantan. Skripsi. Medan: Fakultas Farmasi USU. Halaman 29. Soppimath, S.K., Aminabhavi, A.T., Kulkarni, A.R., dan Rudzinski, E.W. 2001. Biodegradable Polymeric Nanoparticles as Drug Delivery Devices. Journal of Controlled Release. 70:1-20. Stern, S.T., dan McNeil, S.E. 2008. Nanotechnology Safety Concerns Revisited. Toxicological Sciences. 1011: 4-21. Sudewo, B. 2010. Basmi Penyakit dengan Sirih Merah. Jakarta: Argomedia Pustaka. Sudewo, B. 2012. Basmi Kanker dengan Herbal. Jakarta: Visimedia. Halaman 54-55 Szkudelski, T. 2001. The Mechanism of Alloxan and Streptozotocin Action in B Cells of The Rat Pancreas. Physiological Research. 50: 536-546. Tanquilut, N.C., Estasio, M.A.C., Torres, E.B., Rosario, J.C., dan Reyes, B.A.S. 2009. Hypoglycemic Effect of Lagerstroemia speciosa L. Pers. on Alloxan-induced Diabetik Mice. Journal of Medicinal Plants Research. 312 . 1067. Thomson, E.B. 1985. Drug Bioscreening-Fundamental of Drug Evaluation Techniques in Pharmacology. New York: Graceway Publ. Co. Inc. Triplitt, C.L., Reasner, C.A., dan Isley, W.L. 2008. Diabetes Mellitus. Editor: Dipiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke G.R., Wells, B.G., dan Posey, L.M. Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach. Edisi Universitas Sumatera Utara 51 Ketujuh. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc. Hal. 1205, 1207, 1209, 1213. Vijaykumar, N., Venkateswarlu, V., dan Raviraj, P. 2010. Development of oral tablet dosage form incorporating drug nanoparticles. Research Journal of Pharmaceutical, Biological and Chemical Sciences. 14: 952-955. Vogel, G.H. 2008. Drug Discovery and Evaluation: Pharmacological Assays. New York: Springer Verlag. Hal. 352. Walde, S.S., Dohle, C., Schott-Ohly, P., dan Gleichmann, H. 2002. Molecular target structures in alloxan-induced diabetes in mice, Life Sciences, 71, 1681–1694. Werdhany, W.I., Marton, A., Setyorini. W. 2008. Sirih Merah. Yogyakarta: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta. Halaman 1 Winaryo, F.G., dan Fernandes, I.E. 2010. Nanoteknologi bagi Industri Pangan dan Kemasan. Bogor: M-Brio Press. Hal. 16. World Health Organization. 2012. Diabetes. Diakses tanggal 20 maret 2014. http:www.who.intmediacentrefactsheet. Yulinta, N.M.R., Gelgel K.T.P., dan Kardena I.M. 2013. Efek Toksisitas Ekstrak Daun Sirih Merah Terhadap Gambaran Mikroskopis Ginjal Tikus Putih Diabetik yang Diinduksi Aloksan. Buletin Veteriner Udayana. 52: 114- 121 Yuniarti, T. 2008. Ensiklopedia Tanaman Obat Tradisional. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Media Presindo. Hal. 64. Zastrow, V.M., dan Bourne, R.H. 2001. Reseptor dan Farmakodinamika Obat. Dalam Bertram G. Katzung Editor. Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi I. Jakarta: Salemba Medika. Hal. 53. Universitas Sumatera Utara 19

BAB III METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental, meliputi pengumpulan bahan tanaman, identifikasi tanaman, pembuatan simplisia, pembuatan dan karakteristisasi nanopartikel daun sirih merah, pembuatan ekstrak etanol daun sirih merah, pengujian efek antidiabetes nanopartikel dan ekstrak etanol daun sirih merah dengan metode uji toleransi glukosa dan induksi aloksan terhadap mencit jantan. Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan program SPSS 17. 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat-alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah lemari pengering, blender Philip, oven Memmert, neraca listrik Mettler Toledo, neraca hewan GW-1500, rotary evaporator Heidolph WB 2000, glukometer EasyTouch®GCU dan strip glukotest EasyTouch®GCU strip test, spuit 1 ml, oral sonde, mortir dan stamfer, alat-alat gelas laboratorium.

3.1.2 Bahan-bahan

Bahan tanaman yang digunakan pada penelitian ini adalah nano simplisia dan serbuk simplisia daun sirih merah Piper crocatum Ruiz Pav.. Bahan kimia yang digunakan adalah etanol 96, natrium klorida 0,9 , aloksan monohidrat Sigma Aldrich, Na-CMC Natrium-Carboxy Methyl Cellulose, Metformin Hexpharm, Glibenklamid Indofarma dan akuades teknis. Universitas Sumatera Utara 20

3.2 Hewan Percobaan

Hewan yang digunakan pada penelitian ini adalah mencit jantan 25-35 g dengan usia sekitar 2-3 bulan. Dua minggu sebelum pengujian dilakukan, hewan percobaan harus dipelihara dan dirawat dengan sebaik-baiknya pada kandang yang mempunyai ventilasi baik dan selalu dijaga kebersihannya. Hewan yang sehat ditandai dengan pertumbuhan yang normal. 3.3 Prosedur Pembuatan Simplisia 3.3.1 Pengumpulan bahan tanaman Daun sirih merah Piper crocatum Ruiz Pav diperoleh dari Desa namoriam kecamatan pancur batu, kabupaten deli serdang, sumatera utara. Pengambilan sampel dilakukan secara purposif yaitu tanpa membandingkan dengan tanaman yang sama dari daerah lain.

3.3.2 Identifikasi sampel

Identifikasi tanaman dilakukan di Herbarium Bogoriense, Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi-LIPI Bogor.

3.3.3 Pembuatan simplisia

Daun sirih merah dipisahkan dari pengotor lain lalu dicuci hingga bersih kemudian ditiriskan dan ditimbang. Selanjutnya dikeringkan dalam lemari pengering sampai daun kering ditandai bila diremas rapuh lalu ditimbang sebagai berat simplisia. Simplisia yang telah kering diserbukkan dengan menggunakan blender. Kemudian dimasukkan ke dalam wadah plastik tertutup dan di simpan pada suhu kamar. Universitas Sumatera Utara 21

3.3.4 Pemeriksaan karakteristik simplisia

Pemeriksaan karakteristik simplisia yaitu pemeriksaan makroskopik, dilakukan pada daun segar dan simplisia terdiri dari pemeriksaan warna, rasa, ukuran, dan bentuk daun sirih merah.

3.4 Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah