21
3.3.4 Pemeriksaan karakteristik simplisia
Pemeriksaan karakteristik simplisia yaitu pemeriksaan makroskopik, dilakukan pada daun segar dan simplisia terdiri dari pemeriksaan warna, rasa,
ukuran, dan bentuk daun sirih merah.
3.4 Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah
Serbuk simplisia diekstraksi dengan cara maserasi dengan menggunakan pelarut etanol. Caranya adalah sebagai berikut:
Sebanyak 400 g 10 bagian serbuk simplisia dimasukkan ke dalam sebuah bejana, dituangi dengan 3 L 75 bagian etanol, ditutup, dibiarkan selama 5 hari
terlindung dari cahaya sambil sering diaduk, diserkai, diperas. Ampas diremaserasi dengan etanol secukupnya hingga diperoleh 4 L 100 bagian.
Pindahkan ke dalam bejana tertutup, dibiarkan di tempat terlindung dari cahaya selama 2 hari. Enap tuangkan atau saring Ditjen, POM., 1979. Pemekatan
ekstrak dilakukan dengan alat rotary evaporator sampai diperoleh ekstrak kental.
3.5 Pembuatan Nanopartikel Daun Sirih Merah
Pembuatan nanopartikel daun sirih merah dilakukan di PUSPIPTEK Serpong Bld. 410 Balai Inkubator Teknologi BPPT R.B07 Serpong, Banten.
Prosedur pembuatan sebagai berikut: 1.
Masukkan bola‐bola yang akan digunakan sebagai media penghancur ke dalam jarvial HEM.
2. Bola‐bola dengan ukuran diameter lebih besar
dimasukkan terlebih dahulu, kemudian bola‐bola dengan ukuran diameter lebih kecil, dan terakhir
sampel dimasukkan.
Universitas Sumatera Utara
22 3.
Volume total dari Bola‐bola dan Sampel yang bisa dimasukkan dalam jarvial tidak boleh melebihi 23
volume jarvial. 4.
Sampel yang bisa dimilling adalah material logam, keramik dan mineral alam, dan ukuran pada hasil
milling tergantung pada material yang dimilling. 5.
BPR Ball to Powder Ratio yang biasa digunakan adalah 20:1, 10:1, dan 8:1, contoh BPR 20:1 dimana
setiap 20 gr berat bola yang digunakan maka 1 gr sampel dapat dimilling.
6. Tutup jarvial yang telah berisi bola dan sampel
dengan rapat.
7. Pasangkan jarvial pada dudukan jarvial yang terdapat
dalam HEM. Nyalakan HEM dengan mengoperasikan
tombol‐tombol elektronik. 3.6 Pemeriksaan Karakteristik Nanopartikel Daun Sirih Merah NDSM
Pemeriksaan karakteristik nanopartikel daun sirih merah menggunakan Scanning Electron Microscope SEM dan Particles Size Analyzer PSA.
3.6.1 Scanning Electron Microscope SEM
Scanning Electron Microscope SEM terdiri dari sebuah senapan elektron yang memproduksi berkas elektron pada tegangan dipercepat sebesar 2 – 30 kV.
Berkas elektron tersebut dilewatkan pada beberapa lensa elektromagnetik untuk menghasilkan gambar berukuran kecil dari 10 nm pada sampel yang ditampilkan
dalam bentuk film fotografi atau ke dalam tabung layar Anggraeni, 2008.
Universitas Sumatera Utara
23
3.6.2 Particles Size Analyzer PSA
Particles size analyzer PSA atau pengukur ukuran partikel merupakan pengujian ukuran partikel dengan range 2-7000 nm menggunakan prinsip dynamic
ligh scattering dan gerak brown. Ukuran partikel dihitung berdasarkan fungsi korelasi Stokes-Einstein dan gerak Brown ditetapkan sebagai koefisien difusi
translasi. Kecepatan gerak Brown dipengaruhi oleh size, viscosity dan temperature. Keluaran yang dihasilkan merupakan sistem dari statistical,
commulant dan laplace methods, dimana masing-masing sistem menghasilkan size distribution dalam intensity, number dan volume Anonim, 2013.
Pemeriksaan karakteristik nanopartikel daun sirih merah dengan alat PSA dilakukan di PUSPIPTEK Serpong Bld. 410 Balai Inkubator Teknologi BPPT
R.B07 Serpong, Banten.
3.7 Pembuatan Pereaksi
Pembuatan pereaksi mencakup larutan Aloksan, suspensi Na-CMC 0,5 , suspensi Glibenklamid dosis 0,65 mgkg bb, suspensi Metformin dosis 65 mgkg
bb, suspensi NDSM dosis 100, 150, dan 200 mgkg bb, suspensi EEDSM dosis 100, 150, dan 200 mgkg bb.
3.7.1 Pembuatan larutan aloksan
Sebanyak 150 mg aloksan dilarutkan dalam larutan NaCl 0,9 Vogel, 2008 dibuat sebanyak 10 mL. Perhitungan volume larutan aloksan dapat dilihat
pada Lampiran 13.
3.7.2 Pembuatan suspensi Na-CMC 0,5
Sebanyak 0,5 g Na-CMC ditaburkan dalam lumpang yang berisi ±10 mL air suling panas. Didiamkan selama 15 menit lalu digerus hingga diperoleh massa
Universitas Sumatera Utara
24 yang transparan, lalu digerus sampai homogen, diencerkan dengan air suling,
dihomogenkan dan dimasukkan ke labu tentukur 100 mL, dicukupkan volumenya dengan air suling hingga garis tanda.
3.7.3 Pembuatan suspensi Glibenklamid dosis 0,65 mgkg BB
Tablet Glibenklamid digerus dan diambil sebanyak 26 mg, dimasukkan ke dalam lumpang dan ditambahkan suspensi Na-CMC0,5 bv sedikit demi sedikit
sambil digerus sampai homogen, volume dicukupkan hingga 10 ml. Perhitungan dosis suspensi glibenklamid dapat dilihat pada Lampiran 13.
3.7.4 Pembuatan suspensi Metformin dosis 65 mgkg BB
Tablet Metformin digerus dan diambil sebanyak 70 mg, dimasukkan ke dalam lumpang dan ditambahkan suspensi Na-CMC 0,5 bv sedikit demi sedikit
sambil digerus sampai homogen, volume dicukupkan hingga 10 ml. Perhitungan dosis suspensi metformin dapat dilihat pada Lampiran 13.
3.7.5 Pembuatan suspensi nanopartikel daun sirih merah NDSM
Dalam pengujian digunakan 3 variasi dosis yakni dosis 100, 150, dan 200 mgkg bb. Sejumlah 100, 150, dan 200 mg NDSM dimasukkan ke dalam lumpang
dan ditambahkan suspensi Na-CMC 0,5 bv sedikit demi sedikit sambil digerus sampai homogen hingga 10 mL.
3.7.6 Pembuatan suspensi ekstrak etanol daun sirih merah EEDSM
Dalam pengujian digunakan 3 variasi dosis yakni dosis 100, 150, dan 200 mgkg bb. Sejumlah 100, 150, dan 200 mg EEDSM dimasukkan ke dalam
Universitas Sumatera Utara
25 lumpang dan ditambahkan suspensi Na-CMC 0,5 bv sedikit demi sedikit
sambil digerus sampai homogen hingga 10 mL.
3.8 Pengujian Efek Antidiabetes Nanopartikel Daun sirih merah dan Ekstrak Etanol Daun sirih merah