Respon warga kedaung Ciputat Rt.009/010 terhadap tayangan John Pantau pada episode membuang sampah sembarangan untuk menumbuhkan prilaku hidup sehat
PADA EPISODE MEMBUANG SAMPAH SEMBARANGAN
UNTUK MENUMBUHKAN PRILAKU HIDUP SEHAT
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh: Irfan Mulyana NIM: 107051002276
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432/2011
(2)
PADA EPISODE MEMBUANG SAMPAH SEMBARANGAN
UNTUK MENUMBUHKAN PRILAKU HIDUP SEHAT
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh: Irfan Mulyana NIM 107051002276
Pembimbing
Drs. Zakaria, MA NIP 19720907 200312 1 003
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1432 H / 2011 M
(3)
Skripsi ini berjudul RESPON WARGA KEDAUNG CIPUTAT RT 009 RW 010 TERHADAP TAYANGAN JOHN PANTAU PADA EPISODE MEMBUANG SAMPAH SEMBARANGAN UNTUK MENUMBUHKAN PRILAKU HIDUP SEHAT telah diujikan dalam sidang Munaqosah Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pada tanggal 15 Juni 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) .
.
Jakarta 15 Juni 2011 Sidang Munaqosah
Ketua Sekretaris
Drs. H .Mahmud Jalal,MA Umi Musyarofah, MA
NIP. 195204221981031002 NIP.19710816 199703 2 002
Penguji I Penguji II
Drs. Masran, MA Dr.Hj. Roudhonah, MA
NIP.150275384 NIP.195809101987032001
Pembimbing
Drs. H. Zakaria,MA
(4)
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memenuhi gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Di universitas Islam negri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di universitas Islam negri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari bahwa karya ini bukan asli karya saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di universitas Islam negri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 8 Juni 2011
(5)
i IRFAN MULYANA
Respon Warga Kedaung Ciputat Rt 009 Rw010 Terhadap Tayangan John Pantau pada Episode Membuang Sampah Sembarangan Untuk Menumbuhkan Prilaku Hidup Sehat
Seperti yang telah diketahui bahwasanya sampah di Indonesia telah menjadi pekerjaan rumah pemerintah dan warga yang tak pernah kunjung usai. Mulai dari disebabkan kurangnya lahan TPA (Tempat Pembuangan Akhir), pemukiman liar di atas bantaran sungai sampai kurangnya kesadaran masyarakat dalam upaya menciptakan hidup sehat dan bersih. Hal ini juga terjadi di daerah Kedaung Ciputat banyak sampah yang menumpuk dimana-mana seperti di selokan dan di sungai. Dan diperparah oleh kesadaran warga yang minim, dampaknya dirasakan oleh warga pada saat hujan lebat tiba wilayah mereka tergenang banjir dan juga tumpukan sampah tersebut menimbulkan aroma yang tidak sedap.
Tujuan penelitian ingin untuk mengetahui respon, reaksi dan penilaian secara objektif warga Kedaung Ciputat Rt 009 Rw 010 terhadap tayangan John Pantau pada episode membuang sampah sembarangan untuk menumbuhkan prilaku hidup sehat.
Respon adalah setiap kegiatan yang ditimbulkan oleh stimulus (perangsang). Secara umum tanggapan dapat diartikan sebagai ingatan dari pengamatan sedalam mana objek telah diamati, tidak lagi pengamatan tersebut berada dalam ruang pengamatan (sudah diamati) maka hanya kesanlah yang tertinggal, peristiwa itu disebut respon atau tangggapan.
Metodologi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Penelitian kuantitatif dapat menghasilkan data yang akurat setelah melakukan perhitungan angka yang tepat. Selain itu metode kuantitatif lebih ditekankan pada data yang dapat dihitung untuk menghasilkan penafsiran kuantitatif yang kokoh. format deskriptif dalam penelitian ini. Format deskriptif adalah format yang bertujuan untuk menjelaskan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi
dari hasil pengolahan data dapat disimpulkan secara mayoritas responden memiliki respon yang cukup tinggi dengan rata-rata skors (412.2) untuk respon Kognitif sedangkan respon afektis mendapati respon sedang dengan rata-rata skors (264.9) dan untuk respon behavioral mendapatkan respon yang rendah dengan rata-rata skors (251,28). Berdasarkan hasil uji dengan menggunakan chi-square terhadap perbedaan jenis kelamin didapati hasil: terdapat perbedaan antara jenis kelamin tidak mempengaruhi respon dan latar belakang pendidikan memberikan pengaruh terhadap respon.
(6)
ii
Alhamdulillahirabbil’alamin...
Tidak ada kata selain puji serta syukur penulis kepada Allah swt yang telah memberikan nikmat dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Meskipun banyak kendala-kendala di tengah jalan yang terkadang menjadi beban penulis dan penghambat proses, tapi semua ini penulis jadikan pembelajaran dan pengalaman yang sangat berjarga. Dengan usaha dan kerja
keras akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Respon Warga Kedaung Ciputat Rt 009 Rw 010 Terhadap Tayangan John Pantau Pada Episode Membuang Sampah Sembarangan Untuk Menumbuhkan Prilaku Hidup Sehat”.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ayahanda Karlim dan ibunda Cartem yang tak pernah bosan memberi semangat dan nasehat kepada penulis untuk terus membaca dan menyelesaikan skripsi ini, adikku Abdurahman Yusuf dan Eliza Salsabila yang selalu membantu dan menemani penulis menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih untuk semua bantuan moril dan materil selama ini.
2. Bapak Dr. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi. Pembantu Dekan I Bidang Akademik, Bapak Drs. Wahidin Saputra, M.A, Pembantu Dekan II Bidang Administrasi Umum, Bapak Drs. Mahmud Jalal, M.A, serta Pembantu Dekan III Bidang Kemahasiswaan, Bapak Drs Study Rizal, L.K, MA.
(7)
iii
Sekretaris Komunikasi dan Penyiaran Islam, Ibu Umi Musyarrofah M.A, atas segala bantuan dan bimbingannya selama ini.
4. Bapak Zakaria, M.Ag selaku dosen pembimbing yang telah banyak membantu, memberikan pengarahan dan kesempurnaan pada penulisan skripsi ini.
5. Seluruh warga Ciputat Kedaung Rt 009 Rw 010. Terimakasih penulis ucapkan atas waktu dan bantuannya dalam mengisi angket.
6. Seluruh dosen-dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi, Pak Noor Bekti SE, STP, M.Si dan Ibu Bintan Humaira M.Si. Terimakasih untuk saran-saranya dan bantuannya.
7. Dan semua teman-teman penulis baik di dalam FIDKOM maupun diluar. Terimakasih untuk semua dukungannya.
8. Terima kasih buat anak-anak KPI C 2007, Fitri, Hany, Fardun, Wati, Fauziah, Eva, Adin, Yusup, Rifat, Sopyan, Arin, Arip, Ari, Ayu, Angga, Dara, Ega, Fena, Hikmah, Iin, Irna, Leha, Lini, Melia, Riyadul, Reza, Sucy, Ubay yang sudah memberi semangat kepada penulis untuk segera menyelesaikan skirpsi ini.
9. Terima kasih untuk anak-anak KKN DAUN 2010, Imam, Tya, Asep, Dian, Munnawir, Hasyim, Risti, Lubna, Sofi, Suchi, Lala, Risda, Aqsha, Ilham, Yulita, Febri, Ati, Fitri jangan lupa moto kita PASTI BISA!
10. Terima kasih juga untuk “adik-adikku”, Yuni Nurhalimah dan Uni Khadijah yang telah terus mengingatkan penulis untuk jangan menyerah dan tetap semangat.
(8)
iv
dapat sebutkan satu persatu namun tidak mengurangi rasa terima kasih penulis.
Jakarta 31 Mei 2011 Irfan Mulyana
(9)
v
ABSTRAK
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ... 1
B. Pembatasan dan perumusan masalah ... 7
C. Tujuan dan manfaat penelitian ... 8
D. Tinjauan pustaka ... 9
E. Metodologi 1. Lokasi penelitian ... 10
2. Metode penelitian ... 10
3. Variable Penelitian ... 11
4. Definisi operasional ... 11
5. Populasi dan Sampel ... 14
6. Teknik sampling ... 14
7. Teknik pengumpulan data ... 15
8. Teknik analisis data ... 15
9. Hipotesis ... 18
F. Sistematika penulisan ... 19
BAB II KERANGKA TEORITIS A. Komunikasi massa 1. Pengertian komunikasi massa ... 21
2. Fungsi dan tujuan komuniasi massa ... 23
(10)
vi
1. Efek tidak terbatas (unlimited effect ) ... 24
2. Efek terbatas (limited effect)... 25
3. Efek Moderat (1970-1980-an) ... 26
C. Respon 1. Pengertian respons ... 27
2. Macam-macam respons ... 28
3. Faktor-fakrtor terbentuknya respons ... 30
D. Prilaku hidup sehat 1. Pengertian kebersihan... 31
2. Pengertian kesehatan ... 33
3. Prilaku hidup sehat ... 34
BAB III GAMBARAN UMUM A. Profil Trans TV 1. Sejarah Trans TV ... 37
2. Visi Trans Tv... 38
3. Misi Trans Tv ... 38
4. Direksi PT Televisi Transformasi Indonesia ... 38
5. Penghargaan yang diraih Trans Tv ... 39
6. Teknologi Trans Tv ... 42
7. Lokasi transmisi Trans Tv ... 43
(11)
vii
A. Analisis Skala Likert Respon Kognitif ... 57
B. Analisis Skala Likert Respon Afktif ... 59
C. Analisis Skala Likert Respon Behavioral ... 62
D. Analisis chi-square... 64
BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 68
B. Saran ... 69
DAFTAR PUSTAKA ... 70 LAMPIRAN-LAMPIRAN
(12)
viii
Tabel 1 Jenis Kelamin Responden ... 47
Tabel 2 Jenis Pekerjaan Responden ... 48
Tabel 3 Latar Belakang Pendidikan Responden ... 49
Tabel 4 Pertanyaan Kuesioner ... 50
Tabel 5 Pengujian Validitas ... 51
Tabel 6 Validitas Instruments ... 56
Tabel 7 Skala Likert Respon Kognitif ... 57
Tabel 8 Skala Likert Respon Afektif ... 59
Tabel 9 Skala Likert Respon Behavioral ... 62
Tabel 19 Rekapitulasi rata-rata skors Variabel ... 64
Tabel 11 Uji chisquare berdasarkan jenis kelamin ... 65
(13)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Laju perkembangan zaman turut memacu tingkat kemajuan ilmu dan teknologi tanpa terkecuali teknologi komunikasi yang merupakan suatu sarana yang menghubungkan masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain. Dan kemajuan teknologi komunikasi juga mempermudah beberapa urusan yang dahulu harus dilakukan dengan waktu yang panjang seperti mengirim surat kini bisa dilakukan dengan internet (e-mail) atau dengan sms. Jadi manusia diberikan banyak kemudahan dalam kemajuan teknologi khususnya teknologi koumnikasi.
Seiring perkembangan teknologi komunikasi. Informasi kini disalurkan dengan berbagai media yang serba canggih. Dengan mengedepankan prinsip efektifitas dan efisiensi, lahirlah media yang dapat menyalurkan informasi yaitu media massa. Menurut Ahmad Mubarak media massa adalah media yang digunakan dalam komunikasi massa yaitu komunikasi yang disalurkan kepada khalayak banyak dan luas secara serempak.1
Begitu kuatnya eksistensi media komunikasi di tengah-tengah masayarakat yang berakibat informasi berubah menjadi kebutuhan dan komoditi dalam masyarakat. Seperti yang dikemukakan Marwah Daud: “era sekarang dan masa depan sering disebut sebagai era informasi, penyebabnya adalah sekarang ini
1
Ahmad Mubarak, Psikologi Dakwah, ( Jakarta: Pustaka Firdaus, 1999), hal 106.
(14)
informasi telah menjadi komoditi terpenting”. Jika dalam masyarakat pasca
industri informasi memegang kendali kekeuasaan adalah siapa yang mampu memegang komoditi kehidupan.2
Salah satu media massa yang paling banyak mempengaruhi manusia adalah televisi. Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Banyak orang mengahabiskan waktunya lebih lama di depan televisi dibandingkan dengan waktu berkumpul dengan keluarga atau sahabat. Bagi banyak orang televisi adalah teman, televisi menjadi cermin prilaku masyarakat dan telah menjadi candu . Televisi banyak membujuk kita untuk mengkonsumsi lebih banyak dan lebih banyak lagi. televisi memperlihatkan bagaimana kehidupan kehidupan orang lain dan memberikan ide tentang kita menjalani kehidupan ini3.
Yang menjadi keunggulan televisi adalah penggabungan audio dengan visual, jika dahulu ada radio yang menyajikan audio saja di mana para pendengarnya harus membayangkan kejadian yang disampaikan oleh radio. Namun ketika hadir media televisi yang menggabungkan suara dan gambar para khalayak tak lagi sulit menggambarkan kejadian yang diberitakan, dan para khalayak pun dapat merasakan seakan-akan mereka terlibat dalam peristiwa yang dikabarkan, karena khalayak tak cuma mendengar tapi juga melihat peristiwa yang terjadi.
Dalam televisi peran audio menjadi suatu hal yang penting tak hanya penggunaan efek-efek suara namun juga bahasa yang digunakan dalam
2
Marwah Daud, Dakwah Islam Thaun 2000-an, (Jakarta, makalah pengantar pada
stadium general IAIN Syarief Hidayatullah, 1990), hal, 2
3
(15)
penyampaian pesan. Seperti yang dijelaskan oleh Wawan Kuswadi dalam bukunya Komunikasi Masa Sebuah Analisis Interaktif Budaya Massa bahwa ada empat fungsi bahasa dalam televisi:
1. Bahasa sebagai alat kontrol sosial yaitu bahasa digunakan untuk menyindir atau mengkritik kesenjangan sosial dengan gaya bahasa halus. Contohnya: komedi, acara lawak atau talk shaw.
2. Bahasa sebagai alat ekspresi yaitu pemirsa dapat menggunakan dan mengambil manfaat dari bahasa yang ditampilkan di tayangan televisi.
3. Bahasa sebagai alat promosi yaitu bahasa digunakan untuk menjual atau mempromosikan barang atau jasa dalam bentuk iklan di televisi. 4. Bahasa sebagai alat integrasi dan adaptasi yaitu acara televisi yang
menggunakan bahasa Indonesia langsung atau tidak langsung dalam menginformasikan peristiwa yang terjadi dalam kehidupan masyarakat dapat langsung beradaptasi dan integratif.4
Kehadiran media audio visual bertujuan untuk menggiring umat manusia memahami realitas menjadi dunia khayalan dan kahayalan menjadi dunia realitas. Ini terbukti bahwa banyak dampak yang dihasilkan televisi terhadap kehidupan manusia seperti ketika banya orang mengikuti trend busana sang artis idolanya di televisi lalu mengikuti potongan rambutnya, bahkan kemarin-kemarin ini ada beberapa kejadian anak-anak meniru adegan gulat di televisi yang berbahaya kepada temannya yang mengakibatkan cedera dan terluka bahkan ada yang
4
Wawan kuswandi, komunikasi Masa Analisis Interaktif Budaya Massa, (Jakarta, Rineka
(16)
meninggal dunia. Ini menunjukan bahwa televisi memepunyai dampak yang cukup kuat di khalayak.
Menurut kritikus sosial Michael Novak mengatakan “televisi adalah pembentuk geografi jiwa, televisi membangun struktur ekspetasi jiwa secara bertahap, televisi melakukan hal itu persis seperti sekolah memberi pelajaran secara bertahap, selama bertahu-tahun televisi mengajari pikiran yang belum
matang dan mengajari mereka cara berpikir”. Sedangkan menurut George
Comstuck dalam bukunya Telelvision Amerika, menulis “televisi telah menjadi
faktor yang tak terelakan dan tak terpisahkan dalam membentuk diri kita dan akan
seperti diri kita nanti”5
Akhir-akhir ini televisi mempunyai kedudukan yang vital dan banyak diminati masyarakat, bukan hanya di Negara Indonesia saja tapi juga di negara-negara maju termasuk di dalamnya Amerika Serikat.6
Dari sekian banyak tayangan televisi yang mendominasi selama ini ada tayangan berita (news) yang ringan dan tidak menjemukan seperti tayangan berita selama ini yang mononton selama ini. Dan kebanyakan khalayak pada saat ini tidak terlalu menyukai tayangan bertita yang “jadul”, mereka lebih memilih tayangan yang ringan, segar, tapi juga investigatif.
Maka dari itu hadirlah tayangan John Pantau sebagai salah satu tayangan berita dalam kemasan baru (santai, segar, lucu), yang mana mengisahkan petualangan seorang reporter bernama John. Ia adalah seorang juru warta yang
5
Jhon Vivian, Teori komunikasi Massa, ( Jakarta, kencana, edisi ke-8, 2008), hal,
224-225
6
(17)
sifatnya ingin tahu, berani dan jenaka. Banyak penyimpangan dan pelanggaran yang seolah-olah dibiarkan karena terlampau sering terjadi, John akan mengangkat masalah itu dengan kocak dan berani. Selain mewawancarai pelaku penyimpangan, John juga mencari tahu tanggapan pihak berwenang.
John pantau juga salah satu tayangan variety show dengan rating tertinggi yaitu menempati peringkat 161 dari 500 tayangan yang ada.7 John pantau tayang pada week end di sore hari, tepatnya pada hari minggu jam 4.00 sore.
Berita yang disampaikan kepada khalayak pun berita-berita investigasi seperti: pembuatan kosmetik palsu yaitu sebuah kegiatan curang yang dilakukan oleh beberapa oknum dalam membuat kosmetik pemutih wajah yang terbuat dari bahan-bahan kimia berbahaya dan dicampur dengan takaran atau komposisi yang tidak sesuai dengan aturan pembuatan dari kosmetik palsu itu para oknum pembuatnya mendapatkan untung yang berkali lipat namun tidak bagi pemakainya. Lalu ada juga liputan tentang pembuatan bakso berformalin, ini juga ulah nakal dari oknum pedagang yang ingin baksonya kenyal dan serta tahan lama maka ia mencampurkan formalin sebagai bahan tambahan yang mana formalin digunakan untuk mengawetkan jenazah dan ini jelas melanggar hukum serta undang-undang.
Lalu semua berita itu disajikan mulai dari pelaku mencari bahan lalu meracik bahan-bahan tersebut yang kemudian dipasarkan kepada konsumen. Khusus pada
7
http://dewey.petra.ac.id/jiunkpe_dg_11759.html diakses pada tanggal 11-01-2010 jam 22.00
(18)
episode buang sampah sembarangan ini John Pantau berusaha mengupas kebiasaan buruk warga Indonesia yaitu membuang sampah sembarangan, yang sudah sering akibat dari kebiasaan buruk itu dirasakan oleh warga sendiri seperti banjir, longsor dan terserang penyakit. Disini John berkeliling mencari beberapa orang yang tertangkap basah buang sampah sembarangan mulai dari stasiun, sekolahan, warung, taman hingga perkampungan.
Seperti yang telah diketahui bahwasanya sampah di Indonesia telah menjadi pekerjaan rumah pemerintah dan warga yang tak pernah kunjung usai. Mulai dari disebabkan kurangnya lahan TPA (Tempat Pembuangan Akhir), pemukiman liar di atas bantaran sungai sampai kurangnya kesadaran masyarakat dalam upaya menciptakan hidup sehat dan bersih.
Hal ini juga terjadi di daerah Kedaung Ciputat banyak sampah yang menumpuk dimana-mana seperti di selokan dan di sungai. Dan diperparah oleh kesadaran warga yang minim, dampaknya dirasakan oleh warga pada saat hujan lebat tiba wilayah mereka tergenang banjir dan juga tumpukan sampah tersebut menimbulkan aroma yang tidak sedap.
Bukan lagi rahasia umum bahwa pasar ciputat sempat menjadi sorotan utama pemerintah Tangerang Selatan terutama dalam penumpukan sampah, yang terkadang tumpukan sampah itu dibiarkan membubung tinggi tanpa ada petugas yang berusaha mengankutnya dan menimbulkan arom tidak sedap.
Karena Allah mencintai keindahan seperti yang dijelaskan dalam sebuah hadits :
(19)
Artinya : “Diriwayatkan dari Sa’ad bin Abi Waqas dari bapaknya, dari
Rasulullah saw. : Sesungguhnya Allah SWT itu suci yang menyukai hal-hal yang suci, Dia Maha Bersih yang menyukai kebersihan, Dia Maha mulia yang menyukai kemuliaan, Dia Maha Indah yang menyukai keindahan, karena itu
bersihkanlah tempat-tempatmu” (HR. Tirmizi)”8
Berdasarkan latar belakang di atas maka penelitian ini akan diberi judul:
“RESPON WARGA KEDAUNG CIPUTAT RT 009 RW 010 TERHADAP TAYANGAN JOHN PANTAU PADA EPISODE MEMBUANG SAMPAH
SEMBARANGAN UNTUK MENUMBUHKAN PERILAKU HIDUP
SEHAT”.
B. Pembatasan dan perumusan masalah 1. Pemabatasan masalah
Untuk mempermudah penelitian diberikan pembatasan masalah pada respon kognitif, respon afektif dan respon behavioral warga Kedaung Ciputat Rt 009 Rw 010 khususnya terhadap tayangan John Pantau di Trans Tv pada episode membuang sampah sembarangan.
8
http://paismpn4skh.wordpress.com/2010/01/27/hadits-tentang-kebersihan/ diakses tanggal 12-juli-2011 jam 05.26
(20)
2. Perumusan masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
a) Bagaimana respon kognitif warga Kedaung Ciputat Rt 009 Rw 010 terhadap tayangan John Pantau di Trans Tv pada episode membuang
sampah sembarangan?”
b) Bagaimana respon afektif warga Kedaung Ciputat Rt 009 Rw 010 terhadap tayangan John Pantau di Trans Tv pada episode membuang
sampah sembarangan?”
c) Bagaimana respon behavioral warga Kedaung Ciputat Rt 009 Rw 010 terhadap tayangan John Pantau di Trans Tv pada episode
membuang sampah sembarangan?” C. Tujuan dan manfaat penelitian
1. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ingin untuk mengetahui respon, reaksi dan penilaian secara objektif warga Kedaung Ciputat Rt 009 Rw 010 terhadap tayangan John Pantau Di Trans Tv pada episode membuang sampah sembarangan untuk
menumbuhkan prilaku hidup sehat”.
2. Manfaat penelitian a. Manfaat akademis
1) Untuk memberikan kontribusi positif bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya studi komunikasi sehingga memeberikan pengetahuan bagaimana acara berita dikemas semenarik mungkin namun tidak meninggalkan sisi kedalaman beritanya.
(21)
2) Untuk memberikan informasi kepada mahasiswa fakultas ilmu dakwah dan ilmu komunikasi akan respon sebuah acara John Pantau di televisi
3) Memberi kontribusi kepada pimpinan Trans Tv untuk meningkatkan kualitas tayangan John Pantau
b. Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk menambah wawasan bagi kalangan teoritis dan praktis pada umumnya terutama bagi para pemilik stasium televisi swasta khususnya dalam mengemas acara berita tidak lagi membosankan dan mampu menarik perhatian khalayak dengan menyampaikan informasi
D. Tinjauan Pustaka
Setelah penulis melihat judul skripsi yang ada di Fakultas dakwah khususnya di jurusan Komunikasi Penyiaran Islam terdapat keseragaman judul. Dari enam skripsi yang membahas tentang respon namun tidak satupun penulis menemukan skripsi yang membahas Respon Warga Kedaung Ciputat Terhadap Tayangan John Pantau Di Trans Tv Pada Episode Membuang Sampah
Sembarangan Untuk Menumbuhkan Prilaku Hidup Sehat”.
Dari segi analisis data skripsi yang mengangkat respon menggunakan
prosentase hal tersebut terdapat dalam skripsi itu yang berjudul: “Respon warga depok terhadap program Tazkia di Radio 107.50 fm Music City” atas nama Ana
(22)
penelitian sebelumnya yaitu pada issu yang diangkat, yaitu tayangan Jhon pantau dan juga dari segi analisis data.
E. Metodologi
1. Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian ini akan dilasanakan di Jalan Aria Putra Rt 009 Rw 010 Desa Kedaung Kecamatan Ciputat Kabupaten Tangerang Selatan Provinsi Banten. Penelitian ini dilakukan mulai dari tanggal 21 April 2011 sampai dengan 21 Mei 2011.
2. Metode penelitian
Metodologi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Penelitian kuantitatif dapat menghasilkan data yang akurat setelah melakukan perhitungan angka yang tepat. Selain itu metode kuantitatif lebih ditekankan pada data yang dapat dihitung untuk menghasilkan penafsiran kuantitatif yang kokoh.
Metode penelitian menurut Wiradi, “Metode adalah seperangkat langkah
(apa yang harus dilakukan) yang disusun secara sistematis (urutan logis).”
Sedangkan metodologi penelitian adalah cara untuk mencapai suatu maksud sehubungan dengan upaya tertentu, maka metode menyangkut masalah kerja yaitu memahami objek.
Bentuk penelitian skripsi ini adalah penelitian lapangan (field research). Dimana peneliti melakukan penelitian langsung ke lapangan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penulisan skripsi ini.
(23)
Selain itu, penulis juga memilih format deskriptif dalam penelitian ini. Format deskriptif adalah format yang bertujuan untuk menjelaskan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi.9 Dan untuk melengkapi penelitian ini, penulis juga menggunakan metode survey. Metode survey adalah metode (penelitian) yang menggunakan kuesioner sebagai instrument utama untuk mengumpulkan data.10
3. Variabel
Berdasarkan variabel penelitian ini tentang respon warga Kedaung Ciputat Rt 009 Rw 010 terhadap tayangan John Pantau di Trans Tv pada episode membuang sampah sembarangan, menetapkan 2 variabel. Yang pertama variabel
independent adalah tayangan John Pantau episode membuang sampah sembarangan di Trans Tv, dan variabel dependent adalah respon warga kedaung ciputat Rt 09.
4. Definisi operasional
Dalam penelitian ini ada sesuatu hal yang akan dilihat berdasarkan variabel yang ada. Hal tersebut adalah:
9
M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan
Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana: 2008), Edisi Pertama, cet Ke. 3, h.36
10
Prasetya Irawan, Logika dan prosedur Penelitian: Pengantar Teori dan Panduan
Praktis Penelitian Sosial bagi Mahasiswa dan Peneliti Pemula, (Jakarta: STIA-LAN, 2000), cet.
(24)
Variabel independent Variabel dependent
Pembawa acara respon kognitif
Waktu tayang respon afektif
Materi program respon konatif
Tim Kreatif Narasumber
a. Respon warga
Suatu tanggapan, sikap dan reaksi terhadap stimulus atau rangsangan yang diterima oleh komunikan dari komunkator. Dan dalam hal ini adalah tentang respon warga kedaung ciputat Rt 09 terhadap tayangan Jhon Pantau di Trans Tv pada episode membuang sampah sembarangan. Dan jika berbicara tentang respon maka akan berbicara pula tentang efek media massa yang meliputi:
1). Respon kognitif
a)definisi operasional
Adalah efek secara pengetahuan, terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami atau dipersepsikan khalayak.
b)Indikator
1. Warga mengetahui tentang acara Jhon Pantau
2. Warga mendapatkan pengetahuan yang belum diketahui sebelumnya.
2). Respon afektif
a)definisi operasional
Merupakan perasaan yang ditimbulkan bila ada perubahan pada apa yang dirasaka, disenangi atau dibenci khalayak.
(25)
b)indikator
1). Warga merasakan perubahan pada dirinya setelah menonton acara Jhon Pantau.
2). Warga dapat menyukai atau tidak terhadap materi tayangan Jhon Pantau.
3). Respon Konatif
a)definisi operasional
Merupakan tingkah laku atau sikap yang merujuk pada prilaku nyata yang dapat diamati meliputi pola tindakan, kegiatan atau kebiasaan.
b)indikator
1). Warga dapat lebih menjaga kebersihan lingkungan 2). Warga dapat lebih sadar akan arti hidup sehat.
b. Program Jhon Pantau
1) Definisi operasional
Sebuah acara yang dirangkai sedemikian rupa dengan ditambahkan ilustrasi musik dan gambar, yang kemudian menghasilkan sebuah tayangan berita yang segar.
2) Indikator
a) Waktu tayang program, merupakan hal yang menunjukan ketepatan atau tidaknya sebuah program.
b) Materi program, informasi yang diberikan oleh program Jhon Pantau berupa pengetahuan dan etika.
(26)
c) Pembawa acara, merupakan sebuah bagian dari sebuah tayangan yang membuat acara menjadi lebih komunikatif, interaktif dan menarik.
d) Narasumber, merupakan beberapa ahli yang berkopenten untuk memberikan informasi sesuai isu yang diangkat.
e) Tim kreatif, merupakan tim yang merancang acara agar menarik ditonton.
5. Populasi dan Sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 332 dalam satu Rt yaitu Rt. 09 untuk mengetahui jumlah sample yang digunakan, maka peneliti menggunakan rumus slovin, 11dengan sampel errornya adalah 10%:
n =
Keterangan n: ukuran sample N: ukuran populasi
e: kelongaran karena ketidak telitian ( kesalahan sample yang dapat ditolerir)
332
1+332 x (10/100)2 332
1+ 332 x (0,1)2 332
1+3,32 332 4,32 =76
Sampel = 76
11
Rachmat Kriyantono, Tehnik Praktis Riset komunikasi,(Jakarta, Kencana Prenada
(27)
Dari perhitungan rumus slovin di atas maka diperolehlah jumlah sample penelitian yang akan digunakan yaitu berjumlah 76 orang.
6. Tehnik sampling
Tehnik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling area, yaitu tehnik sampling yang menentukan sampel dari batas area yang akan dijadikan penelitian. Dalam penelitian ini batas area yang akan dijadikan tempat penelitian ditetntukan dari batas system pemerintahan seperti kecamatan, desa, kebupaten dan lainnya.12
Dalam penelitian ini sampel yang akan digunakan adalah warga Kdaung Ciputat Rt 009 Rw 010. Maka dari itu dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode eksperimen yang mana peneliti memberikan suguhan tayangan kepada responden sebanyak satu kali sebelum memberikan kuesioner.
7. Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini akan menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, seperti:
a.Kuesioner
Kuesioner pada penelitian ini akan di berikan kepada 76 responden dari jumlah populasi 330 orang dalam satu Rt.
b. Dokumentasi.
Yaitu sebuah pengumpulan yang dilakukan melalui buku, video, dokumen dan artikel. Maka dalam penelitian ini menggunakan metode
12
M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, (Jakarta: Kencana:
(28)
pengumpulan data dokumentasi seperti video yang didownload atau diunduh dari internet dan pengumpulan data dari buku-buku bacaan.
8. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini menggunakan metode analisis kuantitatif, yaitu analisis yang dilakukan terhadap data yang berwujud angka dengan tujuan menggenelarisir serta menguji teori. Data-data yang diperoleh melalui angket, wawancara dan dokumentasi ini kemudian diproses dengan beberapa tahapan, yaitu:
a. Editing, yaitu memeriksa jawaban-jawaban responden untuk diteliti, ditelaah, dan dirumuskan pengelompokannya untuk memperoleh data-data yang sempurna.
b. Tabulating yaitu menstabulasikan atau memindahkan jawaban-jawaban responden dalam tabel, kemudian dicari prosentasenya untuk dianalisa.
c. Kesimpulan yaitu memberikan kesimpulan dari hasil analisa dan penafsiran data.
d. Analisa menggunakan analisis deskriptif kuantitatif yaitu analisa yang dilakukan terhadap data yang terwujud angka dengan cara mengklasifikasikannya, menstabulasikan dan dilakukan dengan mengguakan perhitungan data statistic.
Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, perlu segera digarap oleh peneliti. Yaitu dengan melakukan uji kesahihan instrument
(29)
menggunakan rumus Korelasi Product Moment13 , agar mendapatkan instrument yang bias diandalkan. Dengan rumus sebagai berikut:
r
Keterangan:
rxy : Angka indeks korelasi “r” product moment N : Number of cases
∑x : Jumlah skor X ∑y : Jumlah skor Y
∑xy : Jumlah hasil perkalian antara skor x dan skor y
Sedangkan untuk analisa data temuan peneliti menggunakan rumus sebagai berikut:
1). Dalam menganalisis data, peneliti menggnakan skala likert dengan ketentuan sebagaimana berikut:
a) Untuk pernyataan positif diberikan skor sebagai berikut a. Sangat Setuju (SS) diberi skor 4
b. Setuju (S) diberi skor 3
c. Tidak Setuju (TS) diberi skor 2
d. Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1
13
Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survei, (Jakarta, PT. Pustaka LP3ES, 1995), Hal 285
(30)
b) Adapun nilai negatif diberikan skor sebagaimana berikut: a. Sangat Setuju (SS) diberi skor 1
b. Setuju (S) diberi skor 2
c. Tidak Setuju (TS) diberi skor 3
d. Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1
2). Mean adalah nilai tengah atau kecenderungan tengah yang memeberikan gambaran umum dari suatu segi pengamatan, analisis rata-rata digunakan untuk menentukan katagori dari setiap skala. Rumus:
Keterangan: N = rata-rata
= pengamatan n = jumlah pengamatan
3).Chi-kuadrat
Analisis chi-kuadrat digunakan untuk ada atau tidaknya perbedaan sikap atau pengetahuan warga Kedaung tentang tayangan John pantau, Rumus:14
X2 = ∑
Keterangan:
X2 = apakah ada perbedaan antara frekuensi observasi dan frekuensi harapan
14
(31)
= frekuensi observasi
= frekuensi harapan
9. Hipotesis
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Ho: Tidak terdapat perbedaan antara jenis kelamin dengan respon warga Kedaung Ciputat Rt 009 Rw 010 terhadap tayangan john pantau pada episode membuang sampah.
H1 : terdapat perbedaan antara jenis kelamin dengan respon warga Kedaung Ciputat Rt 009 Rw 010 terhadap tayangan john pantau pada episode membuang sampah.
b. H0: Tidak terdapat perbedaan antara latar belakang pendidikan dengan respon warga Kedaung Ciputat Rt 009 Rw 010 terhadap tayangan john pantau pada episode membuang sampah.
H1 : terdapat perbedaan antara latar belakang pendidikan dengan respon warga Kedaung Ciputat Rt 009 Rw 010 terhadap tayangan john pantau pada episode membuang sampah.
F. Sistemtika penulisan.
BAB I: PENDAHULUAN, membahas tentang: Latar belakang masalah, Perumusan dan pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi peneelitian (Lokasi dan waktu penelitian, metode penelitian, Variabel, Definisi operasional, Populasi dan Sampel, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data), tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.
(32)
BAB II: KAJIAN TEORITIS, membahas tentang: Komunikasi massa (pengertian komunikasi massa, fungsi dan tujuan komuniasi massa, karakteristik, komunikasi massa), Teori efek media (Efek tidak terbatas , efek terbatas, efek moderat) dan teori respon (Pengertian respons, macam-macam respons, faktor-faktor terbentuknya respons).
BAB III: GAMBARAN UMUM, membahas tentang: Profil Trans corp, profil acara John Pantau dan profil John Martin Tumbel (pembawa acara John Pantau).
BAB IV: ANALISIS HASIL TEMUAN DATA, membahas tentang analisis data menggunakan Product moment, skala Likert, Mean dan chi-square.
BAB V: SIMPULAN DAN SARAN, membahas tentang simpulan hasil penelitian dan saran untuk pihak Trans Tv serta masyarakat.
(33)
BAB II
KERANGKA TEORITIS
A. Komunikasi massa
1. Pengertian komunikasi massa
Dalam penelitian yang sudah dilaksanakan ini akan mengambil pembahasan yang mengacu pada komunikasi massa khususnya pada tayangan John Pantau, maka sebelum mengulas lebih jauh maka penelitian ini akan membahas pengertian dari komunikasi massa itu sendiri. Komunikasi massa adalah komunikasi yang dilakukan melalui media massa1. Sedangkan menurut Bittner komunikasi massa adalah pesan yang disampaikan melalui media massa pada sejumlah orang, walaupun sebuah pesan disampaikan kepada sejumlah orang banyak namun tidak menggunakan media massa maka itu bukan komunikasi massa.2
Namun dalam bukunya Wawan Kuswandi yang berjudul Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi mengatakan bahwa komunikasi massa adalah berkomunikasi dengan massa (audiens atau khalayak sasaran). Sedangkan yang dimaksud massa di sini sebagai penerima pesan atau yang biasa disebut komunikan yang memiliki status sosial dan ekonomi yang heterogen satu dengan
1
Onong. U, Effendy, Ilmu Teori Dan Filsafat Komunikasi (Bandung : Citra Aditya Bakti,
2001), h. 79
2
Elvinaro Ardianto, dkk, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, (Bandung: Simbiosa
Rekatama Media, 2007), h.3
(34)
yang lainnya. Jika pada komunikasi pada umumnya terjadi feed back (umpan balik) yang langsung, namun pada komunikasi massa melalui media televisi ini umpan balik yang terjadi bersifat tertunda dalam waktu yang relatif. Dan ciri-ciri massa pada komunikasi ini adalah (1) jumlahnya besar ; (2) antara individu tidak ada hubungan; (3) memiliki latar belakang sosial yang berbeda.3
Dalam komunikasi massa ini peran komunikator sangatlah penting seperti yang diungkapkan oleh Harold Laswell mengenai Control Studies, di mana komunikator adalah pemegang kendali dalam pesan yang disampaikan melalui media massa, seorang komunikator melalui media massa yang mahir adalah seseorang yang menemukan metode yang tepat dalam menyiarkan pesan guna membangun empati dengan jumlah terbanyak diantara komunikannya. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada dua tugas komunikator dalam komunikasi masa ini, yaitu mengetahui apa yang diinginkan oleh komunikannya dan mengetahui bagaimana ia harus menyampaikan pesannya dalam rangka melakukan penetarasi pada
benak khalayak.”4
Begitu banyak pendapat para ahli yang mengungkapkan bahwa komunikasi massa haruslah menggunakan media massa, namun ada pendapat yang berbeda yang diungkapkan oleh Josep A. De Vito dalam buku Komunikasi Massa Suatu Pengantar karangan Elvinaro Ardianto, yaitu sebagai berikut:
3
Wawan kuswandi, komunikasi Masa Sebuah analisis media tetlevisi, (Jakarta, Rineka Cipta,
1996), hal 16
4
Onong. U, Effendy, Ilmu Teori Dan Filsafat Komunikasi (Bandung : Citra Aditya Bakti,
(35)
“komunikasi massa yang pada intinya merupakan penjelasan mengenai
pengertian massa serta media yang digunakannya, lalu beliau mengungkapkan definisinya dalam dua bagian, yaitu: pertama komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang menonton televisi, tetapi ini berarti bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar didefinisikan. Kedua , komunikasi masa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio dan visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya: televisi, radio siaran, surat kabar, majalah dan
film.”5
Berdasarkan keterangan Josep A. De Vito diatas dapat diambil simpulan bahwa komunikasi massa dilihat dari jumlah khalayaknya.
Maka dari sekian banyak pendapat pemuka di atas mengenai pengertian komunikasi massa saling melengkapi satu sama lainnya. Tapi dari itu semua para pemuka pendapat sepakat bahwa media massa adalah satu kesatuan dari komunikasi massa.
2. Fungsi dan tujuan komunkiasi massa
Terdapat empat fungsi komunikasi massa bagi masyarakat yaitu: menginformasikan, mendidik, menghibur dan juga mempengaruhi atau menyakinkan, namun dalam buku Komunikasi Massa Suatu Pengantar karangan Elvinaro Ardianto ditambahkan lagi empat fungsi komunikasi massa yaitu menganuggrahkan status, membius, menciptakan rasa kebersatuan dan
5
Elvinaro Ardianto, dkk, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, (Bandung: Simbiosa
(36)
privatisasi. Sedangkan tujuan komunikasi adalah mengubah sikap, mengubah pendapat, mengubah prilaku dan mengubah masyarakat.6
3. Karakteristik Komunikasi Massa:
a) Komunikator Melembaga (Institutionalized Communicator) atau Komunikator Kolektif (Collective Communicator) karena media massa adalah lembaga sosial, bukan orang per orang.
b) Pesan bersifat umum, universal, dan ditujukan kepada orang banyak. c) Menimbulkan keserempakan (simultaneous) dan keserentakan
(instantaneos) penerimaan oleh massa.
d) Komunikan bersifat anonim dan heterogen, tidak saling kenal dan terdiri dari pribadi-pribadi dengan berbagai karakter, beragam latar belakang sosial, budaya, agama, usia, dan pendidikan.
e) Berlangsung satu arah (one way traffic communication).
f) Umpan Balik Tertunda (Delayed Feedback) atau Tidak Langsung
(Indirect Feedback); respon audience atau pembaca tidak langsung diketahui seperti pada komunikasi antarpribadi.7
B. Efek media
Dalam pengembangannya teori efek media relativ mempunyai sejarah yang cukup singkat yaitu di mulai dari tahun 1930-an hingga 1980-an. Seperti yang diungkapkan Keith R Stamm dan John E Bowes ada 3 efek media yaitu:8
6Ibid, h. 7 7
http://id.shvoong.com/social-sciences/1877099-definisi-komunikasi-massa/. Di akses tanggal 03 maret 2011 jam 11.00
(37)
1. Efek tidak terbatas (unlimited effect)
Efek tidak terbatas ini didasari atas teori model peluru atau jarum hipodermik. Jadi media massa diibaratkan sebagai peluru yang akan ditembakan kesebuah sasaran dan sasaran tersebut tidak dapat menghindar. Maka dalam efek media tidak terbatas ini media aadalah mempunyai sebuah kekuatan besar (powerfull). Ada beberapa alasan mengapa efek media tidak terbatas ini dikatan mempunyai sebuah kekuatan yang besar:
a) Pengulangan, adakalanya pesan yang disampaikan oleh komunikator tidak menimbulkan efek yang diharapkan oleh komunikator ini disebabkan oleh proses penerimaan pesan. Oleh karena itu perlu adanya pengulangan dalam penyampaiannya.
b) Mengidentfikasi Dan Memfokuskan Audience Tertentu Yang Ditargetkan. Dalam hal ini biasanya audience akan merasakan sebuah efek dari sebuah program jika acara tersebut merasa mewakili dirinya.9
2. Efek terbatas (limited effect)
Efek media ini pertama diperkenal kan oleh Joseph Klaper pada tahun 1956-1970, ia menyatakan “ketika media menyampaikan isi yang diberitakan ternyata hanya sedikit yang mampu mengubah prilaku dan pandangan audience”.
Dan dalam bukunya The effect Of mass Communication (1960) Klaper mengemukakan sebuah temuan bahwa faktor psikologis dan sosial mempengarhi
8
Nuruddin, pengantar komunikasi massa, ( Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2007), hal. 214 -
215 9
(38)
proses penerimaan pesan komunikasi dari media massa. Dan ada 2 hal yang memperkuat efek terbatas ini:10
a) Rendahnya Terpaan Media Massa
Neuman (1976) menyatakan bahwa banyak dari penonton televise kurang serius memeperhatikan siaran televisi, Karena itu maka sangat tidak mungkin akan terjadi perubahan besar-besaran pada penonton.
b) Perlawananan
Biasanya perlawanan ini muncul dari individu penonton karena menolak isi pesan dari media massa dan ini merupakan salah satu yang menjadi faktor terpengaruh atau tidaknya audience terhadap pesan tersebut.
Walau bersifat subjektif bentuk-bentuk perlawanan ini namun kegitan ini turut membentuk sikap dan prilaku masyarakat. Masyarakat yang akan terpengaruh oleh isi media atau sebaliknya masyarakat akan menentang dan memeberikan perlawanan.11
3. Efek Moderat (1970-1980-an)
Munculnya efek moderat ini dikarenakan kedua efek sebelumnya berat sebelah. Pada efek moderat ini mengatakan bahwa efek yang dimiliki oleh media massa dan penerimaan pesan tersebut juga dipengaruhi oleh beberapa faktor
10
Ibid, hal. 220 11
(39)
audience seperti tingkat pendidikan, lingkungan sosial, kebutuhan, dan sistem nilai yang dianut.12
Terdapat 3 dampak/efek televisi terhadap khalayak:
a. Dampak kognitif, kemampuan seseorang / pemirsa untuk menyerap dan memahami acara yang ditayangkan televisi untuk melahirkan pengetahuan baru.
b. Dampak peniruan yaitu pemirsa dihadapkan pada trendi aktual yang ditayangkan oleh televisi
c. Dampak prilaku yaitu proses tertanamnya nilai-nila sosial budaya yang telah ditayangkan televisi yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari pemirsa.13
C. Respon
1) Pengertian respons
Jika berbicara tentang teori respon maka berbicara pula tentang efek media massa, seperti yang dinyatakan oleh Donal K Robert (Schram dan Roberts, 1977:359) yang dikutip oleh Jalaludin Rahmat dalam bukunya Psikologi Komunikasi, ada yang beranggapan bahwa efek hanyalah perubahan prilaku manusia setelah diterpa pesan media massa.14
12
Ibid, hal. 226-227
13
Wawan kusswandi, komunikasi Masa Sebuah analisis Media Televisi, (Jakarta, Rineka
Cipta, 1996), hal, 99-100
14
(40)
Menurut Hunt, orang dewasa mempunyai sejumlah besar unit untuk memproses informasi. Unit-unit ini dibuat khusus untuk menangani representasi fenomenal dari keadaan di luar yang ada dalam diri seorang individu (internal environment). Lingkungan internal ini dapat digunakan untuk memperkirakan peristiwa-peristiwa yang terjadi di luar. Proses yang berlangsung secara rutin inilah yang oleh Hunt dinamakan respon.15
Menurut Scheerer, respon adalah proses pengorganisasian rangsang. Rangsang proksimal diorganisasikan sedemikian rupa hingga terjadi representasi fenomenal dari rangsang proksimal itu.16
Respon adalah setiap kegiatan yang ditimbulkan oleh stimulus (perangsang).17 Secara umum tanggapan dapat diartikan sebagai ingatan dari pengamatan sedalam mana objek telah diamati, tidak lagi pengamatan tersebut berada dalam ruang pemngamatan (sudah diamati) maka hanya kesanlah yang tertinggal, peristiwa itu disebut respon atau tangggapan.18
Istilah respon dalam komunikasi adalah kegiatan komunikasi yang diharapkan mempunyai hasil atau dalam setelah dinakamakan efektif. Suatu kegiatan komunikasi itu memberikan efek berupa respons dari komunikasi terhadap pesan yang dilancarkan oleh komunikator.
15
Dr. Sarlito Wirawan Sarwono, Teori-Teori Psikologi Sosial, (Jakarka: PT. RajaGrafindo Persada, 2005), h. 87
16
Ibid, h. 87
17
Agus Sijanto, PsikologiUmum, (Jakarta, bumi Aksara, 2004) h. 78
18
(41)
2) Macam-macam respons
Dalam bukunya Onong Uchjana Efendy, dijelaskan bahwa:
a. Respons kognitif, yaitu respons yang berkaitan erat dengan penegetahuan keterampilan dan informasi seorang mengenai sesuatu. Respons ini timbul apabila adanya perubahan terhadap yang dipahami atau dipersepsi oleh khalayak.
b. Respon afektif, yaitu respons yang berhubungan dengan emosi, sikap dan menilai sesorang terhadap sesuatu. Respons ini timbul bila ada perubahan pada yang disenangi khalayak terhadap sesuatu.
c. Respons behavioral, yaitu respons yang berhubungan dengan prilaku nyata, meliputi tindakan atau kebiasaan.
Dapat diambil kesimpulan bahwa respon itu terbentuk dari proses dari proses rangsangan atau pemberian aksi atau sebab yang berujung pada hasil reaksi dan akibat dari proses rangsangan.
Respon akan muncul dari penerimaan pesan setelah sebelumnya terjadi serangkaian komunikasi. Menurut Ahmad Subandi mengemukakan respons dengan
feedback (umpan balik) yang memiliki peranan atau pengaruh yang besar dalam menentukan baik atau tidaknya suatu komunikasi.19
Sedangkan menurut Agus Sujanto dalam bukunya menyatakan ada beberapa jenis tanggapan atau respon, yaitu:
19
(42)
a) Tanggapan menurut indera yang mengamatinya:
1) Tanggapan auditif adalah tanggapan terhadap apa-apa yang didengar baik berupa suara, ketukan atau yang lainnya.
2) Tanggapan visual adalah tanggapan terhadap apa-apa yang di lihat. 3) Tanggapan perasa adalah tanggapan terhadap sesuatu yang dialami
olehnya (komunikan). b) Tanggapan menurut terjadinya:
1) Tanggapan ingatan adalah tanggapan terhadap sesuatu yang diingatnya pada masa lalu.
2) Tanggapan fantasi adalah tanggapan yang terjadi pada sesuatu yang dirasa pada saat ini atau tanggapan terhadap sesuatu yang akan terjdi. 3) Tanggapan pikiran adalah tanggapan masa depan atau tanggapan
terhadap sesuatu yang akan datang. c) Indera menurut lingkungannya.
1) Tanggapan benda adalah tanggapan terhadap benda atau sesuatu yang ada disekitarnya.
2) Tanggapan terhadap kata-kata adalah tanggapan seseorang terhadap ucapan dari lawan bicaranya atau komunikator.20
3) Faktor-fakrtor terbentuknya respons
Terdapat 2 faktor yang mempengaruhi terbentuknya sebuah respons, yaitu:
20
(43)
a) Faktor internal, yaitu faktor yang ada dalam diri individu manusia itu sendiri dari 2 unsur yakni rohani dan jasmani. Maka seseorang yang mengadakan tanggapan terhadap sesuatu stimulus maka akan tetap dipengaruhi oleh eksistensi 2 faktor di atas. Dan apabila satu unsur saja terganggu maka akan menghasilkan sebuah tanggapan.
Unsur jasmani meliputi keberadaan, keutuhan, dan cara kerja alat indera, urat syaraf dan bagian-bagian dari otak. Sedangkan unsur-unsur psikologi meliputi perasaan, akal, jiwa, fantasi, mental pikiran, motivasi dan sebagainya.
b) Faktor ekstenal, yaitu faktor yang berada pada lingkungan. Menurut Bimo Walgianto dalam bukunya,menyatakan bahwa faktor psikis berhubungan dengan objek menimbulkan stimulus dan stimulus akan mengenani alat indera.21
Manusia adalah salah satu mahluk Allah yang paling sempurna di beri akal, pikiran dan indera maka dari itu manusia akan terus menggali segala sesuatu yang ada di sekitarnya.
D. Prilaku hidup bersih dan sehat a. Pengertian kebersihan
Kebersihan adalah keadaan bebas dari kotoran, termasuk di antaranya, debu, sampah, dan bau. Kebersihan juga berarti bebas dari virus, bakteri patogen, dan bahan kimia berbahaya. Manusia perlu menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan diri
21
(44)
agar sehat, tidak bau, tidak malu, tidak menyebarkan kotoran, atau menularkan kuman penyakit bagi diri sendiri maupun orang lain.
Dan salah satu kebersihan yang perlu diperhatikan selain keberishan diri adalah kebersihan tempat tinggal juga. Kebersihan tempat tinggal dilakukan dengan cara melap jendela dan perabot rumah tangga, menyapu dan mengepel lantai, mencuci peralatan masak dan peralatan makan, membersihkan kamar mandi dan jamban, serta membuang sampah. Kebersihan lingkungan dimulai dari menjaga kebersihan halaman dan selokan, dan membersihkan jalan di depan rumah dari sampah.22
Sedangkan menurut pendapat lain Bersih adalah sesuatu yang bebas dari hal yang kotor. Jadi benda yang di katakan bersih apabila tidak ada kotoran berupa apa pun. Maka dari pengertian di atas bisa kita ketahui kebersihan berarti sesuatu hal yang harus dijaga dan dirawat dari hal-hal yang kotor yang dapat disenangi oleh kuman serta menjadi sarang penyakit. Sesuatu yang dapat menyebabkan kotor bisa berasal dari debu, sampah sisa makanan, barang-barang bekas, dan bangkai hewan. Apabila sumber kotor itu tidak di bersihkan atau di biarkan akan menjadi sarang dari berbagai penyakit.. Agar itu tidak terjadi maka kita harus terapkan hidup bersih setiap hari.23
22
http://id.wikipedia.org/wiki/Kebersihan Di akses tanggal 30 juni 2011 jam 20.25
23
Putu Gusindra Divanatha, dalam artikel Kehidupan Tidak Dapat Dipisahkan dengan
Kebersihan. Menyia-nyiakan Kebersihan Dapat Menimbulkan Bencana Dalam Kehidupan. Dengan
Hidup Bersih Akan Menjadi Pangkal Kesehatan dan Kecerdasan,
http://sumberilmu.info/2008/07/22/kebersihan-dan-kesehatan-dalam-hidup-manusia/, diakses tanggal 30 juni 2011 jam 20.32
(45)
b.Pengertian kesehatan
Pada saat penciptaan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 1948, kesehatan didefinisikan sebagai "suatu keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan".24
Pengertian sehat menurut UU Pokok Kesehatan No. 9 tahun 1960, Bab I Pasal 2 adalah keadaan yang meliputi kesehatan badan (jasmani), rohani (mental), dan sosial, serta bukan hanya keadaan bebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan. Kesehatan meliputi beberapa aspek, yaitu:
1. Kesehatan fisik terwujud apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh sakit atau tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit. Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan.
2. Kesehatan mental (jiwa) mencakup 3 komponen, yakni pikiran, emosional, dan spiritual.
a) Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran.
b) Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir, sedih dan sebagainya.
c) Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian, kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam fana ini, yakni Tuhan Yang Maha Kuasa (Allah SWT
24
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/medicine-history/2091011-pengertian-kesehatan/. diakses pada tanggal 30 juni jam 21.22
(46)
dalam agama Islam). Misalnya sehat spiritual dapat dilihat dari praktik keagamaan seseorang. Dengan perkataan lain, sehat spiritual adalah keadaan dimana seseorang menjalankan ibadah dan semua aturan-aturan agama yang dianutnya.
3. Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang lain atau kelompok lain secara baik, tanpa membedakan ras, suku, agama atau kepercayan, status sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya, serta saling toleran dan menghargai.
c. Prilaku hidup sehat
Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan dasar yang dapat menghasilkan kesehatan jasmani dan rohani. Dengan perilaku hidup bersih dan sehat dapat mencegah timbulnya penyakit dan mengurangi angka kematian akibat penyakit. Dan salah satu tindakan untuk mciptakan perilaku hidup bersih dan sehat adalah dengan menjaga kebersihan lingkungan, dan langkah-langkahnya sebagai berikut:
1). Mengubur barang bekas dan bangkai. 2). Membuang sampah pada tempatnya.
3). Membuat aliran drainase yang baik untuk mencegah bersarangnya nyamuk sebagai sumber penyakit.
4). Pada wilayah yang topografinya dekat aliran sungai dilarang buang air besar ke sungai agar kondisi sanitasi di wilayah tersebut tetap terjaga baik.
(47)
5). Termasuk kegiatan penghijauan lahan pekarangan untuk mendapatkan udara segar agar lingkungan segar dan bersih.25
Selain menjaga kebersihan lingkungan, menjaga kebersihan dan kesahatan diri merupakan salah satu menciptakan perilku hidup bersih dan sehat, yaitu dengan cara sebagai berikut:
1). Memilih makanan yang sehat dan bergizi (yang tidak berkolesterol tinggi) seperti makan sayur-sayuran, makan buah yang rutin dan juga makan makanan 4 sehat 5 sempurna.
2). Menerapkan sarapan yang sehat, manfaatnya adalah memberi tenaga dalam beraktifitas dan menigkatkan kadar gula dalam darah.26
3). Menggunakan air bersih
Air bersih tidak berwarna dan tidak berbau.Konotasi air bersih disini bukan berarti bisa diminum, karena air yang untuk di minum harus bebas bakteri Coli
4). Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
Mencuci tangan (dengan air bersih) dengan sabun akan menghindarkan dari penyakit-penyakit akibat kuman yang menempel di tangan.Suatu27 keharusan dalam mencuci tangan adalah sebelum makan dan sesudah buang air besar, setelah memegang barang kotor, dll.
25
http://cetak.bangkapos.com/opini/read/116/Aplikasikan+Perilaku+Hidup+Sehat.html, diakses pada tanggal 30 juni jam 21.00
26 Ibid.
diakses tanggal 30 juni 2011 jam 21.00 27
http://cetak.bangkapos.com/opini/read/116/Aplikasikan+Perilaku+Hidup+Sehat.html, diakses pada tanggal 30 juni jam 21.00
(48)
5). Menggunakan jamban sehat
Yang dimaksud disini adalah memerhatikan kebersihan kamar mandi dan peralatan yang ada di dalamnya.
6). Memberantas jentik di rumah sekali seminggu
Kenapa kita harus membrantas jentik sekali seminggu, karena sejak telor nyamuk menetas sampai menjadi nyamuk dewasa memerlukan waktu antara 10-15 hari.
7). Melakukan aktivitas fisik setiap hari
Aktivitas fisik, banyak yang dapat kita lakukan seperti misalnya menyapu, berjalan kaki, ngepel,lari-lari kecil sampai olah raga seperi badminton, (fitness) dll.
8). Tidak merokok.
Merokok jelas tidak baik, kalau bisa merokok dihentikan, Asap rokok akan dihisp oleh semua orang yang ada disekitar perokok dan sama berbahayanya karena mereka sebagai perokok pasif lebih sensitive.28
28
(49)
BAB III
GAMBARAN UMUM A. Profil Trans TV
1. Sejarah Trans TV
TRANS TV (PT Televisi Transformasi Indonesia) adalah sebuah stasiun televisi swasta ke 8 yang memperoleh ijin mengudara secara nasional di Indonesia. Usahanya berada di bawah kepemilikan Para Group (PT Para Inti Investindo). 1
Trans TV merupakan perusahaan yang dimiliki oleh Trans Corporation, dan juga merupakan pemilik Trans 7. Dan sejak tanggal 15 Desember 2001 Trans Tv mulai siaran secara resmi.2
Logo Trans Tv bebentuk berlian yang menandakan keindahan dan kabadian. Kilaunya merefleksikan kehidupan dan adat istiadat dari berbagai pelosok daerah di Indonesia sebagai simbol pantulan kehidupan sertsa budaya masyarakat Indonesia. Huruf dari jenis Serif, yang mencerminkan karakter yang abadi, klasik, namun akrab dan mudah dikenali.3
1
http://reportase.multiply.com/.Diakses tanggal 10 juli 2011 jam 11.32
2
http://www.TransTv.com, Diakses tanggal 10 juli 2011 jam 10.45
3
http://reportase.multiply.com/.Diakses tanggal 10 juli 2011 jam 11.32
(50)
2. Visi Trans Tv
Menjadi tv terbaik di Indonesia maupun ASEAN
Memberikan hasil yang positif bagi stockholders
Menyampaikan program-program berkualitas
Berprilaku berdasarka nilai-nilai moral
Budaya kerja yang dapat diterima stockholders dan mitra kerja
Dan memberikan kontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan serta mencerdaskan bangsa.4
3. Misi Trans Tv
Wadah gagasan dan inspirasi masyarakat untuk mensejahterakan serta mencerdaskan bangsa, memperkuat persatuan dan menumbuhkan nilai-nilai demokrasi.5
4. Direksi PT Televisi Transformasi Indonesia Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Chairil Tanjung
Komisaris : 1. Agung Adiprasetyo
2. Ishadi SK
3. Asih Winanti
4 Ibid,
Diakses tanggal 10 juli 2011 jam 11.32 5
(51)
Dewan Direktur
Dierktur Utama : Atik Nurwahyuni
Direktur : Wishnutama
Direktur keuangan dan sumber daya : Ch. Suswanti Handayani
5. Penghargaan yang diraih oleh Tran Tv
No Jenis Penghargaan Nama Acara
1 Panasonic Award 2006 Program Current Affair terfavorit (kejamnya Dunia)
Program Komedi Lawak terfavorit (Extravaganza)
Program Anak terfavorit (Dapur klok-klok)
Talk Show terfavorit (ceriwis) Presenter Talk Show (Indi Barends)6
2 Panasonic Award 2009 Program News Magazine Terfavorit (KPK)7
kategori Kuis & Gameshow terfavorit (gong show)
Reality Show favorit (termehek-mehek)
kategori News & Magazine (Extra
6
http://transtvnews.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=82&Itemid=61. Diakses tanggal 10 juli 2011 jam 10.02
7
(52)
vaganza)
Presenter Infotainment terfavorit (Cut Tari)
Presenter Reality Show terfavorit (Ruben Onsu)
Pelawak terfavorit (Olga Syahputra)8 3 ASIAN TELEVISION AWARD
2004
Best Reality Program (Dunia Lain - Lawang Sewu)
Best Musik Program (Diva Dangdut Nirwana)9
4 FOR ALL NATION (FAN) CAMPUS 2004
Kategori Media Elektronik Peduli Narkoba10
5 MAJELIS ULAMA INDONESIA 2003: Anugrah Syiar Ramadhan 1424H
Siaran Menjelang Buka Puasa Penghargaan11
6 KPI Award 2011 kategori acara anak terbaik (kado istimewa dalam tayangan merah putih di tengah kebun teh dan Laptop Si Unyil dengan judul Berkirim Surat Yuk)12
8
http://www1.transtv.co.id/frontend/news/ajaxread/newsflash/13,Diakses tanggal 8 juli
2011 jam 15.00 9
http://reportase.multiply.com/.Diakses tanggal 10 juli 2011 jam 11.32
10
Ibid, Diakses tanggal 10 juli 2011 jam 11.32 11
Ibid, Diakses tanggal 10 juli 2011 jam 11.32 12
http://www.rimanews.com/read/20110324/21400/sctv-raih-tiga-penghargaan-kpi-award-2011, Diakses tanggal 11 juli 2011 jam 12.08
(53)
Katagori Berita Investigasi (reportase Investigasi dengan judul ikan berformalin)13
7 Citra Pariwara tahun 2010 Kategori Movie Promo (Spiderman Wayang)14
8 Penghargaan Jawa Pos 2006 Group Lawak terfavorit (Extravaganza)15
9 Anugrah Kebudayaan 2005 Finalis (Surat Sahabat Episode Daman Anak Dayak Ngaju)16
10 Sertifikat ISO 9001:2000 1. Reveneu Cycle
Divisi Sales Marketing dan Divisi Finance & Resource Devlopment
2. In House Production
Divisi Produksi, Divisi News , Divisi Production & Technical Service dan Divisi Budget Management Accounting17
13
http://remotivi.or.id/2011/03/31/penghargaan-untuk-yang-berkualitas/, Diakses tanggal 8 juli 2011 jam 14.32
14
http://id.berita.yahoo.com/sctv-raih-delapan-penghargaan-di-citra-pariwara.html.
Diakses tanggal 8 juli 2011 jam 14.45 15
Ibid Diakses tanggal 8 juli 2011 jam 14.45 16 Ibid
Diakses tanggal 8 juli 2011 jam 14.45
17
(54)
6. Teknologi Trans Tv
Sejak awal berdirinya Trans Tv menggunakan teknologi digital penuh mulai dari tahap pra-produksi hingga paska produksi serta siaran. Tapi karena system penyiaran di Indonesia analog, keluaran (output ) yang bersifat digital ini pada menara diubah menjadi analog. Walaupun demikian, pemirsa akan menikmati tayangan yang jernih dan juga bersih. Kelaj jika system penyiaran di Indonesia sudah beralih pada digital, Trans Tv hanya perlu memodifikasi pemancar-pemancarnya saja.
Selain mengahsilkan output yang lebih baik teknologi digital juga memungkinkan proses kerja yang lebih efesien. Peran kaset (video tape) nyaris hilang karena semua materi produksi mengalir dari satu ke server computer lainnnya, melalui jaringan kabel optic yang terpasang di seluruh gedung.keempat studio juga terintegrasi satu sama lainnya sehingga memungkinkan siaran secara simultan. Kesemuanya ini membuat Trans Tv dioperasikan oleh sedikit orang.
7. Lokasi transmisi Trans Tv
1. Jakarta, Jl. H Saaba, Joglo, Jakarta Barat
2. Bandung, Jl. Terusan colonel Masturi, Desa Panyandaan, Kecamatan Jambu Dipa, Kabupaten Bnadung.
3. Semarang, Jl. Raya Bukit Gombel, Kodya Semarang.
4. Yogya & Solo, Desa Salaran, Desa Ngoro-oro, Kecamatan Pathluk, Kabupaten gunung Kidul.
(55)
5. Urabaya, Jl. Serambi Sari, Desa Lontar, Kecamatan Karang Pilang, Kodya Surabaya.
6. Medan, Desa Bandarbaru, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serang. 7. Makasar, Bukit Gowa, Kecamatan Gowa, Kotamadya Ujung Pandang,
Provinsi Sulawesi Selatan. 8. Batam, Sekupang Pulau Batam
9. Cirebon, Jl. Raya Singkup No.4B, Desa Singkup, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Kuningna, Provinsi Jawa Barat.
10.Palembang, Jl. Kpt. Rivai Kelurahan No.31f Ilir III Kecmatan Ilir Timur II, Kotamadya Palembang, Provinsi Sumatra Selatan.
11.Madiun, Kompleks Pemancar TV Dusun Duwet Rt 028 Rw 005 Desa Plaosan, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Timur. 12.Manado, Kelurahan Bumi Nyiur Kecamatan Wanea Manado, Sulawesi
Utara.
13.Pekanbaru, Jl. Hang Tuah Ujung Gg. Abdul Malik, Kelurahan Sai, Kecamatan Tenayan Raya Pekanbaru-Riau.
14.Denpasar, Jl. Gunung Payung Bnaja Tanti Giri, Desa Kutuh, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung Bali.
15.Jayapura, kompleks Pemancar TVRI Bukit Polimak Jayapura.
16.Purwokerto, Desa Kliweli, Kecamatan Kebasen, Kabupaten Bamyumas, No20 Bnayumas 53192.
17.Tegal, Dusun bulak, Desa Gantungan, Kecamatan Jatinegara, Provinsi Jawa tengah.
(56)
18.Malang, Dusun, Gresel, Desa oro Oro Ombo, Kecmatan Batu Kodya Batu, Provinsi Kalimantan Selatan.
19.Lampung, Jl. H Agus Salim, kelurahan sukadan naham,, Kecamatan, Tanjung Karang Barat Bandar Lampung.
20.Banjarmasin, Jl. Pramuka, Kompleks Semanda Rt 20, Kelurahan sungai lulut, Kecamatan Banjarmansin Timur, KOtamadya Banjarmasin, Provinsi Kalimantan selata.
21.Balikpapan, Jl. Gunung Rambutan, manda Rt 10/03 kelurahan karang Rejo, Kecamatan Balikpapan tengah, Kota Balikpapan
22.Padang, Jl. Merpati utara, Kompleks Semanda Rt 09/03, Ulu Gadut, Kelurahan Limau Manis, Kecamatan pauh, Kotamadya padang
23.Samarinda, kawasan Pemancar TVRI Desa Simpanag Pasir, Rt 22, Kecamatan Salaran Gunung Lampu Samarinda Sebrang
24.Mataram, Jl. Bung Karno no 22, Mataram Lombok, NTB 25.Ambon, TVRI Ambon, Bukit Greser, gunung Nona Ambon 26.Jambi, jl. Kenali Besar, Kecamatan Kota Batu, Jambi.
27.Pontianak, Gg. Karya Baru I, Kelurahan Parit Tokaya, Kecamatan
Pontianak Selatan, Kota Pontianak, Provinsi Sulawesi Tengah.’
28.Palu, Kelurahan Tono, Kecamatan Palu Timur, Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah.
29.Ternat, Kelurahan Jati, Kecamatan Kota Ternate Selatan, Kota Tenatek, Provinsi Maluku Utara.
(57)
B. Profil acara John Pantau
Sebuah program news magazine John Pantau akan hadir mulai 26 April 2008 pukul 15.30 setiap hari Sabtu dan. Program ini adalah reality show satu-satunya yang ada dengan karakter hostnya yang unik, kritis, cerdas, berani dan jail.
Dengan tagline jaga perilaku biar nggak malu, tayangan ini mengemas kelucuan, aksi John menyadarkan warga dari tindakan atau perilaku yang melanggar. Kelebihan tayangan ini antara lain tidak hanya sekadar menghibur, tapi juga ada transfer nilai positif untuk memperbaiki perilaku masyarakat.18
Mampu membuat penontonnya memahami akibat dari pelanggaran yang dilakukan serta modus-modus lain yang merugikan orang lain. Memberikan informasi dengan jelas sebuah pelanggaran di masyarakat yang tidak terlalu berat, simpel dan terkadang menjadi dosa umum. Memberikan nuansa baru saat TV lain menghadirkan reality show, dengan membahas pelanggaran yang seringkali dianggap remeh oleh sebagian masyarakat. Aksi John Pantau mampu membuat pelakunya jera dan merasa malu terhadap kesalahan yang dilakukannya.
John Pantau program berdurasi 30 menit ini mengisahkan petualangan seorang reporter bernama John. Ia adalah seorang juru warta yang sifatnya ingin tahu, berani dan sedikit konyol. Banyak penyimpangan dan pelanggaran yang seolah-olah dibiarkan karena terlampau sering terjadi, John akan mengangkat masalah itu dengan kocak dan berani. Selain mewawancarai pelaku penyimpangan, John juga mencari tahu tanggapan pihak berwenang.
18
http://www.transtvnews.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=54&It emid=105 , diakses pada tanggal 11-01-2011 jam 22.30
(58)
Keseluruhan program akan disajikan dengan gaya santai, entertaining dan sedikit konyol, tanpa berusaha menghakimi pihak yang terlibat. Setiap episodenya akan mengangkat satu kasus penyimpangan dari berbagai pendekatan
(59)
47
BAB IV
ANALISIS RESPON WARGA KEDAUNG CIPUTAT RT 009 RW 010
Hasil dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti tanggal 21 April 2011 sampai dengan 21 Mei 2011 pada Warga Kedaung Ciputat Rt 009 Rw 010 adalah sebagai berikut:
Deskripsi Data Responden
Tabel 4.1
Jenis Kelamin Responden
No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
1. Laki-Laki 36 orang 47, 36%
2. Perempuan 40 orang 52, 63%
Jumlah 76 orang 100%
Berdasarkan tabel 4.1 di atas diketahui identitas responden berdasarkan jenis kelamin warga laki-laki berjumlah 36 orang (47,36%), sedangkan jumlah kelamin warga perempuan berjumlah 40 orang (52,63%).
(60)
Tabel 4.2
Jenis Pekerjaan Responden
No Jenis Pekerjaan Frkuensi Presentase
1
Pedagang 22 orang 28,94%
2
Pegawai Negeri Sipil 10 orang 13,15%
3
Ibu Rumah Tangga 10 orang 13,15%
4
Mahasiswa/Pelajar 6 orang 7,89%
5
Karyawan 3 orang 3,94%
6
Wiraswasta 22 orang 28,94%
7
Supir 1 orang 1,31%
8
Pensiunan 1 orang 1,31%
9
Buruh 1 orang 1,31%
Jumlah 76 orang 100%
Berdasarkan tabel 4.2 di atas diketahui identitas responden berdasarkan jenis pekerjaan, warga yang bekerja sebagai pedagang berjumlah 22 orang (28,94%), warga yang bekerja sebagai Pegawai Negri Sipil berjumlah 10 orang (13,15%), warga yang bekerja sebagai ibu rumah tangga berjumlah 10 orang (13,15%), warga yang bekerja sebagai pelajar atau mahasiswa berjumlah 6 orang
(61)
(7,89%), warga yang bekerja sebagai karyawan berjumlah 3 orang (3,94%), warga yang bekerja sebagai wiraswasta berjumlah 22 orang (28,94%) dan warga yang bekerja sebagai supir, pensiunan dan buruh berjumlah 1 orang (1,31%).
Tabel 4.3
Latar Belakang Pendidikan Responden
No Jenis Pendidikan Frkuensi Presentase 1
Sekolah Dasar 15 orang 19,73%
2
Sekolah Menengah Pertama 14 orang 18,42%
3
Sekolah Menengah Atas 30 orang 39,47%
4
Diploma 6 orang 7,89%
5
Sarjana 11 orang 14,49%
Jumlah 76 orang 100%
Berdasarkan tabel 4.3 di atas diketahui identitas responden berdasarkan jenis latar belakang pendidikan, warga yang berlatang pendidikan Sekolah Dasar berjumlah 15 orang (19,73%), warga yang berlatang pendidikan Sekolah Menengah Pertama berjumlah 14 orang (18,42%), warga yang berlatang pendidikan Sekolah Menengah Atas berjumlah 30 orang (39,47%), warga yang berlatang pendidikan Diploma berjumlah 6 orang (7,89%) dan warga yang berlatang pendidikan sarjana berjumlah 11 orang (14,49%).
(62)
Deskripsi Kuesioner
Kuesioner pada penelitian ini terdiri dari 3 bagian dengan jumlah 22 pertanyaan. Bagian pertama merupakan pertanyaan tentang respon kognitif dengan jumlah 5 pertanyaan, bagian kedua merupakan pernyataan tentang respon afektif dengan jumlah 10 pertanyaan, dan bagian ketiga merupakan pertanyaan tentang respon behavioral dengan jumlah 7 pertanyaan. Adapun frekuensi masing-masing pertanyaan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4 Pertanyaan Kuesioner
No Item Pertanyaan Frekuensi Presentase
1 Respon Kognitif 5 22,72%
2 Respon Afektif 10 45,45%
3 Respon Behavioral 7 31,81%
Jumlah 22 100%
Uji Validitas Dan Realibilitas Instruments
Untuk mengetahui ketepatan atau kelayakan alat pengukur serta kesesuaiannya, maka di bawah ini penulis melakukan pengujian alat ukur dengan cara menguji setiap butir pertanyaan dengan menggunakan Korelasi Product
(63)
Moment 1 untuk mendapatkan data atau alat pengukuran yang tepat dan sesuai. Berikut ini hasil dari pengujian instruments:
Tabel 4.5 Pengujian Validitas
Pertanyaan no.1
X² X Y X.Y
16 4 88 352
16 4 89 356
9 3 81 243
16 4 87 348
16 4 86 344
9 3 89 267
9 3 82 246
16 4 88 352
16 4 97 388
9 3 94 282
16 4 88 352
9 3 86 258
9 3 84 252
9 3 98 294
9 3 91 273
9 3 89 267
9 3 90 270
9 3 81 243
16 4 92 368
9 3 95 285
9 3 80 240
9 3 89 267
9 3 92 276
9 3 84 252
9 3 91 273
9 3 86 258
9 3 86 258
9 3 88 264
9 3 81 243
9 3 90 270
9 3 80 240
1
(64)
9 3 88 264
9 3 83 249
9 3 84 252
16 4 83 332
9 3 82 246
9 3 89 267
16 4 83 332
16 4 81 324
9 3 88 264
9 3 85 255
16 4 82 328
9 3 93 279
9 3 92 276
16 4 86 344
9 3 106 318
9 3 94 282
16 4 92 368
9 3 84 252
4 2 78 156
9 3 80 240
∑ 552 ∑ 166 ∑ 4455 ∑ 14509
Keterangan:
X : jumlah skors pertanyaan
Y: jumlah skors responden
r hitung = 739959 – 739530 596 x 75972 = 459 √452793 = 459
6728,994015
(65)
Dari perhitungan dengan menggunakan rumus Kolerasi Pruduct Moment
didapati hasil perhitungan sebagai berikut:
a. Respon Kognitif
r hitung pertanyaan no.1 = 0.06 r hitung pertanyaan no.2 = 0.44 r hitung pertanyaan no.3 = 0,34 r hitung pertanyaan no.4 = 0,50 r hitung pertanyaan no.5 = 0,52 r hitung pertanyaan no.6 = 0.12 r hitung pertanyaan no.7 = 0,43
b. Respon Afektif
r hitung pertanyaan no.1 = 0,41 r hitung pertanyaan no.2 = 0,46 r hitung pertanyaan no.3 = 0,23 r hitung pertanyaan no.4 = 0,37 r hitung pertanyaan no.5 = 0,40 r hitung pertanyaan no.6 = 0,53 r hitung pertanyaan no.7 = 0,32 r hitung pertanyaan no.8 = 0,52 r hitung pertanyaan no.9 = 0,64 r hitung pertanyaan no.10 = 0,30 r hitung pertanyaan no.11 = 0,51
(66)
c. Respon Behavioral
r hitung pertanyaan no.1 = 0,50 r hitung pertanyaan no.2 = 0,64 r hitung pertanyaan no.3 = 0,53 r hitung pertanyaan no.4 = 0,58 r hitung pertanyaan no.5 = 0,16 r hitung pertanyaan no.6 = 0,59 r hitung pertanyaan no.7 = 0,56 r hitung pertanyaan no.8 = 0,51
Dari hasil perhitungan r diatas dicocokan dengan ukuran kekuatan hubungan berdasarkan koefiesien asosiasi, yakni;
Kurang dari 0,27 hubungan rendah sekali, tidak valid 0,27 - 0,37 hubungan rendah tetapi pasti 0,38 – 0,68 hubungan yang cukup berarti 0,69 – 0,90 hubungan yang tinggi, kuat
Lebih dari 0,90 hubungan yang sangat tinggi dan cukup diandalkan
Berdasarkan r tabel, r hitung dikatakan memiliki taraf signifikansi 5% jika: dk-2 = 51 -2
= 49
Untuk r tabel, N = 49, maka r tabelnya adalah 0,27, jika r hitung > r tabel maka ia memiliki signifikansi tapi jika jika r hitung < r tabel maka ia tidak memiliki signifikansi.
(67)
Maka dapat dilihat jika hasil r hitung < r table dikatan item tersebut tidak valid atau tidak dapat diandalkan untuk dianalisis. Dapat dilihat pada table 4.6:
Tabel 4.6
Validitas Instruments
Variabel Item Valid
Item Tidak Valid
Total Item
Respon Kognitif 2,3,4,5,7 1,6 7
Respon Afektif 1,2,4,5,6,7,8,9,10,11 3 11
Respon Behavioral 1,2,3,4,6,7,8 5 8
Dari tabel di atas, setelah dilakukan pengujian validitas dan ralibilitas maka didapatkan item yang valid dan realibel yang berjumlah 22 item dari 26 item. Untuk variabel respon kognitif terdapat 2 item yang tidak valid, Untuk variabel respon afektif terdapat 1 item yang tidak valid sedangkan Untuk variabel respon behavioral terdapat 1 item yang tidak valid.
Maka dalam analisis nanti peneliti hanya akan menggunakan 22 item saja yang dianggap valid yang terdiri dari 5 item untuk respon kognitif, 10 item untuk respon afektif dan 7 respon behavioral. Tahap perhitungan menggunakan Korelasi Pruduct Moment dapat dilihat di lampiran.
(68)
A. Analisis Skala Likert Respon Kognitit
Adapun hasil analisis skala likert pada respon kognitif dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.7 Respon Kognitif
Dari tabel 4.7 dapat diketahui bahwa respon warga terhadap variabel kelima menempati peringkat pertama yakni acara John Pantau pada episode buang
No Item Pertanyaan SS S TS STS Skors Rangking
1 Acara John Pantau adalah Program Berita
18 49 8 1 236 5
2 Acara John Pantau pada Episode Membuang Sampah Sembarangan ini membuat saya
mengerti tentang arti
kebersihan
39 35 2 0 451 2
3 Acara John Pantau pada Episode Membuang Sampah Sembarangan ini TIDAK membuat saya mengerti tentang arti kesehatan
2 0 51 23 247 4
4 Acara John Pantau pada Episode Membuang Sampah Sembarangan ini adalah tayangan yang layak ditonton semua umur.
30 43 1 1 875 1
5 Wawasan saya bertambah setelah menonton acara John Pantau.
(1)
Respon Kognitif
No Item Pertanyaan SS S TS STS
1 Acara John Pantau adalah Program Berita
2 Acara John Pantau pada Episode Membuang Sampah Sembarangan ini membuat saya mengerti tentang arti kebersihan
3 Acara John Pantau pada Episode Membuang Sampah Sembarangan ini TIDAK membuat saya mengerti tentang arti kesehatan
4 Acara John Pantau pada Episode Membuang Sampah Sembarangan ini adalah tayangan yang layak ditonton semua umur.
5 Wawasan saya bertambah setelah menonton acara John Pantau.
Respon Afektif
No Item Pertanyaan SS S TS STS
1 Saya senang melihat pembawa acara John Pantau yang lucu
2 Saya suka dengan materi acara John Pantau.
3 Saat menonton acara Jhon Pantau saya selalu tertawa
4 Setelah menonton Acara John Pantau Episode Membuang Sampah Sembarangan ini saya merasa kebersihan lingkungan adalah kewajiban
(2)
Respon Behavioral
No Item Pertanyaan SS S TS STS
1 Setelah menonton Acara John Pantau saya menjadi lebih giat menjaga kebersihan.
2 Setelah menonton Acara John Pantau Episode Membuang Sampah Sembarangan ini saya akan menerapkan pola hidup sehat dengan membuang sampah Pada tempatnya
petugas kebersihan
5 Setelah menonton Acara John Pantau Episode Membuang Sampah Sembarangan ini saya merasa peduli dengan sampah-sampah yang menumpuk di sekitar lingkung rumah maupun lingkungan RT.
6 Setelah menonton Acara John Pantau ini saya TIDAK merasa menjaga kesehatan dengan menjaga kebersihan adalah kewajiban kita bersama.
7 Saya senang menonton Acara John Pantau pada Episode Membuang Sampah Sembarangan ini.
8 Setelah menonton Acara John Pantau Episode Membuang Sampah Sembarangan ini saya akan lebih menghargai para petugas kebersihan. 9 Acara John Pantau hanya menyajikan
sebuah kelucuan semata
10 Saya TIDAK pernah melewatkan acara John Pantau setiap minggunya.
(3)
3 Saya akan menegur orang lain yang membuang sampah sembarangan.
4 Setelah menonton Acara John Pantau Episode Membuang Sampah Sembarangan ini saya akan lebih giat mengikuti kerja bakti di lingkungan sekitar
5 Setelah menonton Acara John Pantau Episode Membuang Sampah Sembarangan ini saya akan lebih sering mengadakan penyuluhan tentang kebersihan
6 Setelah menonton Acara John Pantau Episode Membuang Sampah Sembarangan ini saya akan mengajak warga lain untuk lebih giat membersihkan lingkungan
7 Setelah menonton Acara John Pantau Episode Membuang Sampah Sembarangan ini saya akan menyediakan tempat sampah yang banyak di sekitar rumah.
Terima Kasih Peneliti Irfan Mulyana
(4)
Angket Penelitian Skripsi
Respon Warga Kedaung Ciputat Rt 009 / 010 Terhadap Tayangan John Pantau
Pada Episode Membuang Sampah Sembarangan Untuk Menumbuhkan Prilaku Hidup Sehat
Data Peneliti:
Nama : Irfan Mulyana NIM : 107051002276
Fakultas : Dakwah dan komunikasi Jurusan : Komunikasi Dan Penyiaran Smester : VIII
Univrsitas : Universitas Islam Negeri Jakarta Program : S1
PETUNJUK PENGISIAN ANGKET
1. Angket ini dibuat tanpa tujuan apapun kecuali hanya untuk kegiatan penelitian skripsi sebagai tugas akhir perkuliahan dalam rangka meraih gelar sarjana S1.
2. Angket ini berisi tentang pertanyaan yang memiliki beberapa pilihan jawaban. Sebelum anda mengisi pahami terlebih dahulu pertanyaan dengan baik dan benar.
3. Berilah tanda silang ( ) pada kolom yang tersedia. 4. Isilah kolom identitas dengan lengkap.
5. Keseriusan dan kejujuran anda dalam menjawab pertanyaan akan membantu peneliti mendapatkan data yang akurat dan merupakan bantuan yang tak ternilai bagi peneliti.
6. Katagori responden adalah Warga Kedaung Ciputat Rt 009 Rw 010 yang telah menyaksikan Tayangan John Pantau Di Trans Tv Pada Episode Membuang Sampah Sembarangan.
Jenis Kelamin :... Pekerjaan :... Pendidikan :...
(5)
(6)
Foto-foto John Martin Tumbel Pembawa Acara John Pantau ketika sedang beraksi di layar kaca