36
menggunakan data masa lalu kerugian kreditpada periode yang sama, penilaian terhadap kondisi keuangan debitur, penentuan nilai dan kecukupan agunan yang
didasari kondisi ekonomi lokal, analisis tingkat dan kecenderungan portofolio kredit, dan peninjauan kembali dari pinjaman yang bermasalah dan rahasia.
2.4.5 Pengukuran Resiko Kredit
Dalam penelitian ini, indikator yang digunakan untuk mengukur variabel risiko kredit adalah dengan suatu proses penghitungan operasi persamaan
matematis untuk memperoleh nilai-nilai variabel yang akan diteliti lebih lanjut yaitu dengan membagi variabelaverage net loan losses rata-rata kerugian kredit
pada periode tertentu tdengan loan loss allowance pada periodesebelumnya t- 1. Nilai yang diperoleh dari hasil penghitungan tersebut dapat diketahui sifat
risiko kredit itu sendiri. Jika nilainya lebih dari satu nrk1, berarti angka tersebut mengindikasikan bahwa pada bank tersebut mengalami kerugian kredit
yang tidak diharapkan unexpected losses. Jika rasio semakin besar mengindikasikan potensi akan terjadinya risiko kredit pada bank tersebut semakin
besar pula. Risiko Kredit =
���� �ℎ���� ���� −���� ���������� � ������������������ −1
2.5 Risiko Likuiditas
2.5.1 Pengertian Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko dimana bank tidak memiliki dana yang cukup dalam memenuhi kewajiban yang segeraMasyhud Ali, 2004. Risiko likuiditas
yang berkaitan dengan sumber dana bank antara lain disebabkan oleh terdapatnya
Universitas Sumatera Utara
37
perbedaan dalam persyaratan yang ditetapkan bank dan perbedaan dalam cara masing-masing pemilik dana menarik dananya kembali dari bank.
2.5.2 Manajemen Likuiditas Bank
Bagi bank relatif lebih mudah memprediksi penarikan dana-dana berupa deposito atau tabungan oleh pemiliknya dibandingkan memprediksi penarikan
dana giro oleh pemegang giro. Penarikan dana deposito dapat diproyeksikan atas dasar tanggal jangka waktu deposito yang bersangkutan.Penarikan tabungan dapat
dengan mudah dipelajari oleh bank karena hal itu dapat dilakukan dengan sepengetahuan bank dimana pemilik tabungan datang ke bank dengan membawa
buku tabungannya. Risiko likuiditas ini dapat juga terjadi ketika terjadi ketimpangandimana
sumber-sumber pendanaan bank didominasi oleh yang berjangka pendek, sedangkan penggunaan dana bank yang lebih diarahkan pada penyediaan dana
yang berjangka lebih panjang. Ketimpangan dan kemacetan kredit ini juga dapat menyebabkan bank tidak memiliki likuiditas yang cukup untuk memenuhi
kewajiban likuiditasnya pada pihak ketiga. Akibat yang ditimbulkan oleh risiko likuiditas ini dapat berkembang
menjadi lebih parah, yaitu jika bank tidak dapat memenuhi kewajiban-kewajiban yang segera harus dipenuhi, kecuali dengan menarik pinjaman-pinjaman jangka
pendek dengan tingkat suku bunga yang tinggi atau dengan penjualan aset denngan harga yang lebih rendah, yang dapat menekan tingkat rentabilitasnya.
Dengan demikian, kesulitan likuiditas yang dialami bank dapat bersifat temporer dan struktural. Kesulitan likuiditas temporer umumnya dapat diatasi
Universitas Sumatera Utara
38
dengan jangka waktu yang singkat. Namun, tern jika ternyata defisit aliran dana cash inflow dan cashoutflow tidakberhasil diatasi segera, maka kesulitan likuiditas
tersebut dapat berubah menjadi kesulitan yang struktural. Suatu bank dinilai telah memiliki tingkat likuiditas yang cukup apabila bank
tersebut setiap saat dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera terhadap pihak ketiga atau pihak-pihak lain di luar bank, yang antara lain meliput :
1. Pemenuhan kewajibannya berupa penempatan dana giro pada
BankSentral sebesar ketentuan mengenai GWM Giro Wajib Minimum. 2.
Pemenuhan kewajiban pembayaran atas penarikan dana-dana pihak ketiga, yaitu berupa penarikan giro, tabungan dan deposito yang telah
jatuh tempo dan kewajiban bank lainnya. 3.
Pemenuhan kewajiban terhadap penarikan pinjaman yang telah disetujui bank atas penarikan kredit dan sissa kelonggaran tarik pinjaman
disponible credit oleh nasabah. Dengan demikian, untuk menjadi bank yang dinilai likuid, bank harus
memiliki danatau menguasai sejumlah alat likuid berupa cash assets, surat-surat berharga berkualitas tinggi atau sekuritas yang sangat likuid, call moneyserta
penjualan surat-surat berharga yang dimilikinya dengan re-purchase agreement repo, dan lain-lain. Pengendalian likuiditas ini terutama ditujukan agar bank
terhindar dari risiko pendanaan funding risk dimana bank tidak memiliki dan menguasai dana yang cukup untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya tersebut
dan terhindar dari risiko tingkat suku bunga interest rate risk.
Universitas Sumatera Utara
39
Akibatlain yang ditimbulkan dalam kesalahan memprediksi kebutuhan kecukupan dana yang akan digunakan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek
adalah risiko terjadinyafunding riskrisiko pendanaan,dimana risiko pendanaan ini adalah risiko yang ditimbulkan oleh kegagalan bank dalam memprediksi
dengan tepat kebutuhan dana bank yang diperlukan oleh para nasabahnya dan bank tidak berhasil memonitor jangka waktu pencairan atas akun sisi aktiva dan
pasiva neraca bank, yang mencerminkan potensi pasokan dan kebutuhan dana bank dalam memenuhi kewajiban dan komitmennya sendiri, baik kepada pihak
internal maupun eksternal.
2.5.3 Pengelolaan Risiko Likuiditas