Spiritualitas lansia di Lingkungan IX Kelurahan Petisah Hulu Medan

43 diukur dengan menggunakan uji korelasi Spearmen Rank Rho. Hasil penelitian didapat koefisien korelasi r antara spiritualitas dengan kualitas hidup lansia yaitu r 0.528 dengan tingkat signifikasi P 0.000. Hal ini menggambarkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara spiritualitas dengan kualitas hidup lansia dimana kekuatan hubungannya cukup kuat yang positif, dalam arti semakin tinggi spiritualitas maka semakin tinggi juga kualitas hidup lansia di Lingkungan IX Kelurahan Petisah Hulu. Tabel 7 Hubungan spiritualitas dengan kualitas hidup lansia Variabel Spiritualitas Kualitas Hidup Spiritualitas - 0.528 0.000 Kualitas Hidup 0.528 0.000 - α = 0,01 2-tailed

5.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti dapat menjawab pertanyaan bagaimana hubungan spiritualitas dengan kualitas hidup lansia di Lingkungan IX Kelurahan Petisah Hulu Medan.

5.2.1 Spiritualitas lansia di Lingkungan IX Kelurahan Petisah Hulu Medan

Hasil penelitian spiritualitas di Lingkungan IX Kelurahan Petisah Hulu Medan terhadap 35 responden lansia memiliki spiritualitas yang tinggi 87.5dan 5 responden lansia memiliki spiritualitas rendah 12.5. Hasil penelitian ini dikuatkan oleh Hamid 2009 yang menyatakan bahwa spiritualitas adalah sesuatu yang dirasakan tentang diri sendiri dan hubungan dengan orang lain, yang dapat diwujudkan dengan sikap mengasihi orang lain, baik dan ramah terhadap orang lain, menghormati setiap orang untuk membuat perasaan senang Universitas Sumatera Utara 44 seseorang. Spiritualitas adalah kehidupan, tidak hanya doa, mengenal dan mengakui Tuhan. Spiritualitas lansia tinggi dikarenakan lansia tinggal bersama anaknya dan adanya dukungan keluarga terhadap kesehatan lansia meskipun mayoritas responden 80 berada pada rentang usia 60-74 tahun dan pada usia tersebut sudah mengalami penurunan kemampuan untuk hidup secara produktif disertai keterbatasan yang mereka miliki serta beberapa lansia yang sudah ditinggal pasangan hidupnya. Hasil penelitian ini dikuatkan oleh Hamid 2009 yang menyatakan bahwa spiritualitas lebih meningkat pada kelompok usia pertengahan dan lansia dimana perkembangan spiritualitas mencakup perkembangan perasaan identitas, penciptaan dan pemeliharaan relasi yang bermakna dengan orang lain dan yang ilahi, menghargai alam, dan mengembangkan suatu kesadaran transendental. Hasil penelitian menunjukkan spiritualitas lansia tinggi meskipun adanya perbedaan agama di lingkungan lansia tinggal dengan lansia yang beragama Islam sebanyak 31 responden 77.5 dan tingkat pendidikan lansia yang rendah yaitu pendidikan SD sebanyak 26 responden 65. Hasil ini dikuatkan oleh hasil studi dari Perinotti-Molinatti 2004 dalam Sudaryanto menyatakan bahwa spiritualitas memiliki peran penting dalam kehidupan lansia. Terlepas dari sejarah keluarga seseorang, pendidikan, dan latar belakang agama memainkan peran utama dalam kehidupan lansia, bahwa ada kekuatan spiritualitasyang sangat kuat berpengaruh yang membimbing lansia selama mereka dalam periode kesepian, menderita perasaan atau terisolasi dari dunia luar. Universitas Sumatera Utara 45 Spiritualitas lansia dalam karakteristik hubungan dengan Tuhan yaitu 36 responden memiliki spiritualitas yang tinggi 90 dan 4 responden memiliki spiritualitas yang rendah 10. Hasil penelitian ini dikuatkan oleh Hakim 2003 dalam Iriani 2009 bahwa secara fisik lanjut usia pasti mengalami penurunan fisik tetapi pada aktivitas yang berkaitan dengan hubungan dengan Tuhan agama justru mengalami peningkatan artinya perhatian lansia terhadap agama semakin meningkat sejalan dengan bertambahnya usia. Lanjut usia lebih percaya bahwa agama dapat memberikan jalan bagi pemecahan masalah kehidupan, agama juga berfungsi sebagai pembimbing dalam kehidupannya, dan menentramkan batinnya. Spiritualitas lansia dalam karakteristik hubungan dengan diri sendiri yaitu 34 responden memiliki spiritualitas yang tinggi 85 dan 6 responden memiliki spiritualitas yang rendah 15. Hasil penelitian ini sesuai dengan pandangan Kozier, Erb, Blais Wilkinson 1995 bahwa hubungan dengan diri sendiri merupakan kekuatan dari dalam diri seseorang yang meliputi pengetahuan diri yaitu siapa dirinya, apa yang dapat dilakukannya dan juga sikap yang menyangkut kepercayaan pada diri sendiri, percaya pada kehidupan atau masa depan, ketenangan pikiran, serta keselarasan dengan diri sendiri. Kekuatan yang timbul dari diri seseorang membantunya menyadari makna dan tujuan hidupnya, diantaranya memandang pengalaman hidupnya sebagai pengalaman yang positif, kepuasan hidup, optimis terhadap masa depan, dan tujuan hidup yang semakin jelas.Spiritualitas lansia tinggi dalam hubungan diri sendiri 85 meskipun mayoritas responden berusia 60-74 tahun 80. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil studi Koenig 2002, yang menunjukkan bahwa tingkat spiritualitas Universitas Sumatera Utara 46 pada lansia setelah mencapai usia 70 tahun meningkat yaitu lansia berada pada level dimana penyesalan dan tobat berperan dalam penebusan dosa-dosa. Tobat dan pengampunan dapat mengurangi kecemasan yang muncul dari rasa bersalah atau ketidaktaatan dan menumbuhkan kepercayaan dan kenyamanan pada tahap awal iman. Hal ini memberikan pandangan baru bagi lansia terhadap kehidupan yang berhubungan dengan diri sendiri dan penerimaan yang positif terhadapkematian Hefner, 2008. Spiritualitas lansia dalam karakteristik hubungan dengan orang lain yaitu 37 responden memiliki spiritualitas yang tinggi 92.5 dan 3 responden memiliki spiritualitas yang rendah 7.5. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Carm, H.B Carm, J.H 2000 hubungan dengan orang lain lahir dari kebutuhan akan keadilan dan kebaikan, menghargai kelemahan dan kepekaan orang lain, rasa takut akan kesepian, keinginan dihargai dan diperhatikan, dan lain sebagainya. Dengan demikian apabila seseorang mengalami kekurangan ataupun mengalami stres, maka orang lain dapat memberi bantuan psikologis dan sosial. Hasil penelitian ini dikuatkan dengan pandangan Hart 2002 bahwa keinginan untuk menjalin dan mengembangkan hubungan antar manusia yang positif melalui keyakinan, rasa percaya dan cinta kasih. Teman dan keluarga dekat dapat memberikan bantuan dan dukungan emosional untuk melawan banyak penyakit. Seseorang yang mempunyai pengalaman cinta kasih dan dukungan sosial yang kuat cenderung untuk menentang perilaku tidak sehat dan melindungi individu dari penyakit jantung. Universitas Sumatera Utara 47 Spiritualitas lansia dalam karakteristik hubungan dengan alam yaitu 28 responden memiliki spiritualitas yang tinggi 70 dan 12 responden memiliki spiritualitas yang rendah 30. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Puchalski 2004 bahwa dengan rekreasi seseorang dapat menyelaraskan antara jasmani dan rohani sehingga timbul perasaan kesenangan dan kepuasaan dalam pemenuhan hal-hal yang dianggap penting dalam hidup seperti nonton televisi, dengar musik, olah raga dan lain-lain.

5.2.2 Kualitas hidup lansia di Lingkungan IX Kelurahan Petisah Hulu Medan