Tabel 5.9 Hasil Korelasi Denyut Nadi, Suhu dengan PCT
Korelasi r
P n
PCT Denyut Nadi 0.105
0.502 43
PCT Suhu - 0.252
0.104 43
Berdasarkan hasil uji korelasi yang telah dilakukan, didapatkan p 0.05 p = 0.502 dengan nilai korelasi Pearson one-tailed sebesar 0.105 yang bearti tidak
terdapat korelasi yang signifikan antara denyut nadi dan kadar PCT. Berdasarkan hasil uji korelasi yang telah dilakukan, didapatkan p 0.05 p
= 0.104 dengan nilai korelasi Pearson one-tailed sebesar -0.252 yang bearti tidak terdapat korelasi yang signifikan antara suhu tubuh dan kadar PCT.
5.2 Pembahasan
Pada penelitian diperoleh 43 sampel penderita sepsis yang dirawat di Unit Perawatan Intesif di RSUP Haji Adam Malik Medan. Proporsi penderita sepsis
berdasarkan jenis kelamin didapat jenis kelamin laki-laki lebih banyak yaitu 31 orang 72.1 daripada perempuan yaitu 12 orang 27.9, hasil ini didapat juga
pada penelitian Pohan 2005 yang dilaksanakan di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta yang menunjukkan distribusi sepsis lebih banyak pada
jenis kelamin laki-laki. Berdasarkan distribusi pada usia sampel didapatkan jumlah terbanyak pada
usia 40 - 59 tahun yaitu 20 orang 46.5 kemudian diikuti usia 20 - 39 tahun yaitu 12 orang 27.9. Pada dengan penelitian yang dilakukan Widodo 2004
menyatakan kelompok terbanyak terdapat pada usia dibawah 40 tahun, adanya ketidaksesuaian ini dapat disebabkan karena banyak faktor yang dapat mengambil
peran terhadap perkembangan sepsis pada kelompok usia dibawah 40 tahun, seperti penyakit komorbiditas dan kondisi imun rendah.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan komorbiditas dan penyakit terdahulu distribusi sampel terbanyak ada pada penyakit pneumonia yaitu 10 sampel 23.3. Pada penelitian
Pohan 2005 sampel terbanyak ada pada penyakit DM yaitu 14 sampel 33.3 dari 42 sampel. Penelitian Cheng 2007 menyatakan sampel terbanyak ada pada
penyakit cardiovascular. yaitu 98 dari 318 sampel 30.8. Berdasarkan distribusi pada denyut nadi sampel diperoleh sampel
terbanyak pada kelompok denyut nadi 60 sampai 100 xmenit yaitu 33 sampel 76.7. Pada penelitian Pohan 2005 sampel terbanyak diperoleh pada
kelompok denyut nadi 100 sampai 120 yaitu 31 sampel 73.8. Berdasarkan distribusi frekuensi pernapasan diperoleh sampel terbanyak
pada kelompok 16 sampai 20 xmenit yaitu 21 sampel 48.8. Pada Penelitian Pohan 2005 sampel terbanyak diperoleh pada frekuensi pernapasan lebih dari 28
xmenit yaitu 27 dari 42 sampel 64.2. Berdasarkan distribusi suhu tubuh, sampel terbanyak diperoleh pada suhu
37 – 39 ⁰C yaitu 34 sampel 79.1. Berdasarkan penelitian Pohan 2005
temperature terbanyak yang didapat juga berkisar pada 37 – 39 ⁰C yaitu 27
54.8 sampel dari 42 sampel. Kushner 2000 menyatakan bahwa peningkatan suhu tubuh terjadi sebagai respon dari proses inflamasi yang dirangsang oleh
pelepasan mediator-mediator inflamasi dan sitokin tubuh. Pada penelitian ini diperoleh sampel terbanyak pada kadar leukosit diatas
11.000mm
3
yaitu 34 sampel 79.1 dimana leukosit umumnya mengalami peningkatan pada proses infeksi yang biasanya didominasi oleh sel-sel neutrophil,
yang mana neutrophil tersebut merupakan barisan terdepan dari sistem pertahanan. Pada penelitian yang dilakukan Pohan 2005, kadar leukosit yang didapat
mengalami peningkatan diatas 11.000mm
3
. Pada penelitian William 2003 pasien yang mengalami sepsis cenderung
kadar leukosit dalam darah meningkat. Beberapa mekanisme dikontribusikan karena gangguan neutrophil. Neutropenia terjadi karena produksi berlebihan dari
Universitas Sumatera Utara
sumsum tulang maupun aktivasi dari sel darah putih yang bersirkulasi dalam darah, mekanisme lain karena adanya ketidakseimbangan antara proses
ekstravasasi dan produksi. Proses yang terjadi mengakibatkan pelepasan mediator inflamasi dalam jumlah banyak, peningkatan tissue factor dan peningkatan
aktivitas endothelium. Data pada kadar PCT diperoleh sampel terbanyak terdapat pada kadar PCT
dibawah 0.25 ngml yaitu 20 sampel 46.5. Pada Penelitian yang dilakukan Pohan 2005, sampel terbanyak terdapat pada kadar PCT diatas 2 ngml, hasil
yang sama dinyatakan Meissner M 2004, dimana sampel terbanyak terdapat pada kadar PCT diatas 3 ngml. Adanya ketidaksesuaian ini dapat disebabkan
faktor komorbiditas dan kesalahan melakukan pemeriksaan laboratorium pada waktu kadar PCT dalam darah belum meningkat.
Buchori dan Prahitini 2006 menyatakan pada keadaan fisiologis, kadar procalcitonin rendah bahkan tidak terdapati, tetapi akan meningkat bila terjadi
bacteremia atau fungimia yang timbul sesuai dengan berat infeksi. PCT diinduksi oleh endotoksin yang dihasilkan bakteri selama infeksi sistemik. Infeksi yang
disebabkan protozoa, infeksi non-bakterivirus dan penyakit autoimun tidak menginduksi PCT. Kadar PCT muncul cepat dalam dua jam setelah rangsangan,
puncaknya setelah 12 sampai 48 jam dan secara perlahan menurun dalam 48 sampai 72 jam.
Pada Gambar 1. ditunjukkan bahwa nilai p yang didapat 0.411 p 0.05 dan nilai korelasi yang didapat dari uji pearson 0.129 sehingga pada penelitian ini
tidak terdapat korelasi yang bermakna antara hubungan kadar leukosit dan kadar PCT. Penelitian Balci 2003 dinyatakan PCT
sebagai “gold standard” sebagai marker pada pasien sepsis, dengan nilai sensitivitas dan spesifitas diatas 80
dibandingkan dengan marker lain seperti CRP, TNF- α, atau IL-2. Oleh karena
kadar PCT tidak ada hubungan dengan kadar leukosit, maka pemeriksaan leukosit kurang dapat dipakai sebagai marker pada pasien sepsis.
Universitas Sumatera Utara
Pada penelitian Murzalina 2008 menyatakan korelasi antara kadar leukosit dan kadar PCT yaitu p 0.05 p=0.034 dengan r= 0.558 yang berarti
adanya korelasi signifikan antara jumlah leukosit dengan kadar PCT. Ketidaksesuaian pada penelitian ini dapat disebabkan oleh kesalahan pengambilan
spesimen darah Murzalina, 2008 atau pemeriksaan laboratorium Buchori dan Prahitini, 2006.
Adapun penelitian ini memiliki beberapa kekurangan yaitu jumlah sampel yang relative sedikit 43 sampel dan kurang lengkapnya data rekam medik total
sampel 46 sampel yang diduga karena pasien terlanjur sudah meninggal sebelum dilakukan pemeriksaan. Karena kekurangan ini diperlukan penelitian yang
berkelanjutan dengan sampel yang lebih besar untuk mendapatkan hasil yang lebih representatif.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan