Penilaian terhadap Faktor-faktor CAMELS

seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung risiko, yang dibiayai dari modal sendiri. Kecukupan modal yang tinggi dan memadai akan meningkatkan volume kredit perbankan. Dendawijiaya 2009 mengungkapkan bahwa, CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain ikut dibiayai dari dana modal sendiri disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank. Dengan kata lain, Capital Adequacy Ratio adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit diberikan. CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko. CAR = T R T R b. Kualitas Aset Asset Quality Menunjukkan kualitas aset sehubungan dngan risiko kredit yang dihadapi bank pemberian kredit dan investasi dana bank pada portofolio yang berbeda. Pendapatan bank dalam kegiatan perkreditan yang besar, terdapat risiko yang seimbang didalamnya. Risiko yang timbul salah satunya berupa kredit bermasalah. Berdasarkan ketentuan yang dibuat Bank Indonesia, kategori kolektabilitas kredit dibagi menjadi 5 kategori yaitu kredit lancar, kredit dengan perhatian khusus, kredit kurang lancar, kredit diragukan dan kredit macet. Kredit bermasalah merupakan kredit- kredit kategori kolektabilitasnya masuk dalam kriteria kredit Kurang Lancar KL, kredit Diragukan D, dan kredit Macet M Dendawijaya, 2009. Kredit bermasalah dapat diukur dari tingkat rasio Non Performing Loan NPL. Rasio NPL merupakan perbandingan antara kredit bermasalah terhadap total kredit. Rasio ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi rasio NPL menunjukkan semakin buruk kualitas kreditnya Taswan, 2010. NPL = T T c. Manajemen Management Net Profit Margin merupakan perbandingan antara laba setelah pajak EAT dengan penjualan. Net Profit Margin termasuk dalam salah satu rasio profitabilitas. Rasio ini digunakan untuk mengukur rupiah laba yang dihasilkan oleh setiap penjualan. Rasio ini memberikan gambaran tentang laba untuk para pemegang saham sebagai prosentase dari penjualan. Net Profit Margin juga dapat digunakan untuk mengukur seluruh efisiensi, baik produksi, administrasi, pemasaran, pendanaan, penetuan harga maupun manajemen pajak Prastowo, 1995. NPM = d. Rentabilitas Earnings Penilaian aspek ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam meningkatkan keuntungan, juga untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai bank bersangkutan. Penilaian didasarkan pada rentabilitas suatu bank yang melihat kemampuan suatu bank dalam menciptakan laba Kuncoro dan Suhardjono, 2002. Earnings mengukur kemampuan bank untuk menetapkan harga yang mampu menutup seluruh biaya. Laba memungkinkan bank untuk bertumbuh. Laba yang dihasilkan secara stabil akan memberikan nilai tambah. Apabila rasio rentabilitas suatu perusahaan perbankan dinilai tinggi, maka hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tersebut mampu meningkatkan usahanya melalui pencapaian laba operasional dalam periode tersebut Kuncoro dalam Christi, 2011. Komponen faktor earnings yang digunakan dalam penelitian ini adalah Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO. BOPO adalah perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasional. BOPO mengindikasikan efisiensi operasional bank. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan semakin tidak efisien biaya operasinal bank Taswan, 2010. BOPO = y e. Likuiditas Liquidity Pada sisi pasiva, bank harus mampu memenuhi kewajiban kepada nasabah setiap simpanan mereka yang ada di bank ditarik, pada sisi aktiva bank harus menyanggupi pencairan kredit yang telah diperjanjikan. Bila kedua aspek atau salah satu aspek ini tidak dapat dipenuhi, maka bank akan kehilangan kepercayaan masyarakat. Likuiditas bank adalah kemampuan bank untuk memenuhi kemungkinan ditariknya deposito atau simpanan oleh deposan atau penitip dana ataupun memenuhi kebutuhan masyarakat berupa kredit Kasmir, 2008. Loan to Deposit Ratio LDR adalah rasio antara seluruh kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima bank. Rasio ini menunjukkan salah satu penilaian likuiditas bank. LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank membayar kembali penarikan yang dilakukan nasabah deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. LDR = T D

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang rasio-rasio keuangan perbankan serta pengaruhnya terhadap return saham telah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya, namun menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Beberapa penelitian tersebut adalah : 1. Dianto Kurnia Parulian Sinaga 2011 telah melakukan penelitian mengenai pengaruh tingkat kesehatan bank berdasarkan metode CAMEL terhadap return saham pada industri perbankan di Indonesia Stock Exchange IDX. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah aspek capital meliputi CAR Capital Adequacy Ratio, aspek kualitas aset meliputi BDR Bad Debt Ratio, aspek manajemen meliputi NPM Net Profit Margin, aspek earning meliputi BOPO Beban Operasi terhadap Pendapatan Operasi dan aspek likuiditas meliputi LDR Loan to Deposit Ratio. Hasil menunjukkan bahwa secara parsial hanya rasio CAR dan NPM yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Secara simultan rasio CAMEL yang terdiri dari CAR, BDR, NPM, BOPO dan LDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. 2. Muammar Khaddafi dan Ghazali Syamni 2011 melakukan penelitian mengenai hubungan rasio CAMEL dengan return saham pada perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu CAR Capital Adequacy Ratio, NPL Non Performing Loan, PPAP Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif, FBI Fee Based Income, ROA Return on Assets, ROE Return on Equity, NIM Net Interest Margin, BOPO Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional, dan LDR Loan do Deposit Ratio. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa secara parsial CAR, ROE, NIM, LDR, NPL, FBI dan ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham, sedangkan PPAP dan BOPO tidak berpengaruh secara signifikan. Secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan antara CAR, NPL, PPAP, FBI, ROA, ROE, LDR, BOPO dan NIM terhadap return saham. 3. Rilla Gantino dan Fahri Maulana 2013 telah melakukan penelitian mengenai pengaruh ROA, CAR, dan LDR terhadap return saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham, CAR berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap return saham dan LDR yang mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham. Sedangkan secara simultan terdapat pengaruh variabel independen ROA, CAR dan LDR terhadap return saham. 4. Rico Wijaya, Mohd Ihsan dan Agus Solikhin 2012 meneliti pengaruh rasio CAMEL terhadap return saham pada industri perbankan di Bursa Efek Indonesia. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu CAR, ROA, BOPO dan EPS. Hasil dari penilitian ini menyatakan bahwa hanya CAR yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Sedangkan secara simultan CAR, ROA, BOPO dan EPS berpengaruh signifikan terhadap return saham. 5. Yeye Susilowati 2011 melakukan penelitian mengenai reaksi signal rasio profitabilitas dan rasio solvabilitas terhadap return saham