Analisis Statistik Deskriptif Analisis Regresi Linear Berganda

3. Uji Asumsi Klasik

Estimasi dengan menggunakan model regresi linier berganda harus dilakukan berbagai pengujian asumsi klasik agar hasil dari penelitian ini valid dan tidak menyebabkan hasil yang bias. Menurut Ghozali 2011 uji asumsi klasik meliputi uji normalitas data, multikolinearitas, autokorelasi dan heteroskedastisitas. a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, dependent variabel, independent variabel atau keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal Rahmawati,dkk, 2012. Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas data adalah uji statistik Kolmogorov Smirnov K-S yang dilakukan dengan membuat hipotesisGhozali, 2011: H : data residual berdistribusi normal apabila ≥ α = 0,05. Ha: data residual tidak berdistribusi normal ≤ α = 0,05. b. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independensama dengan nol Ghozali, 2011. Analisis untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas dalam model regresi, dapat dilihat dari tolerance value dan variance inflantion factor VIF. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi karena VIF = 1tolerance. Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF 10. c. Uji Heteroskedastisitas Model regresi yang baik adalah yang homoskedastistas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Sehingga uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain Ghozali,2011. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Pengujian heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan metoda Gletser. Uji Gletser dilakukan dengan cara meregresikan antara variabel independen dengan nilai absolute residualnya. Jika nilai signifikansi antara variabel independen dengan absolute residual lebih dari 0,05 maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas Ghozali, 2011. d. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya Ghozali, 2011. Untuk menganalisis adanya autokorelasi yang dipakai adalah Uji Durbin- Watson DW test. Uji Durbin-Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu dan mensyaratkan adanya intercept konstanta dalam model regresi dan tidak ada variable lagi antara variable independent. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut Ghozali, 2011: Tabel 3.1 Keputusan Autokorelasi