METODE PENELITIAN PENGARUH BLEACHING DENGAN EKSTRAK BUAH BELIMBING MANIS (Averrhoa Carambola) TERHADAP DERAJAT PERUBAHAN WARNA GIGI

Dengan kesalahan yang dapat diterima d = σ, maka: dengan Maka jumlah sampel yang digunakan untuk setiap kelompok uji berjumlah 5 buah gigi. D. Kriteria Inklusi dan Eksklusi 1. Kriteria inklusi a. Gigi premolar Gigi premolar rahang atas dan bawah, tidak mengalami atrisi dan abrasi. b. Buah belimbing manis Buah belimbing manis demak kunir yang masih segar, dan sudah matang. c. Ekstrak belimbing manis Ekstrak buah belimbing manis dari buah yang masih segar dan matang. 2. Kriteria eksklusi a. Gigi dengan akar gigi perforasi dan karies. b. Belimbing manis yang sudah busuk. c. Belimbing yang sudah lama disimpan sehingga kandungan di dalamnya sudah berubah. d. Buah belimbing manis yang masih muda. e. Ekstrak buah belimbing manis yang sudah lama dan sudah berubah warnanya. E. Variabel penelitian dan definisi operasional 1. Variabel Penelitian a. Variabel pengaruh : Ekstrak buah belimbing manis 100 b. Variabel terpengaruh : Warna gigi c. Variabel pengganggu 1 Variabel terkendali : a Jenis gigi : premolar rahang atas dan bawah b Jenis buah : belimbing manis demak kunir c Volume ekstrak buah d Volume akuades e Volume larutan karbamid peroksida f Konsentrasi ekstrak buah belimbing manis g Waktu 2 Variabel tidak terkendali a Umur gigi b Umur buah c Warna buah d Warna gigi 2. Definisi Operasional a. Ekstrak buah belimbing manis adalah intisari dari buah belimbing manis demak kunir dari metode maserasi kinetik dengan konsentrasi 100. b. Warna gigi adalah kualitas warna mahkota gigi yang akan diamati mulai dari sebelum dilakukan penelitian sampai telah dilakukan bleaching dengan menggunakan ekstrak belimbing manis 100 c. Spectrophotometer UV-2401 PC adalah alat pengukur derajat warna pada gigi dibuat oleh Shimadzu di Jepang. F. Instrumen penelitian 1. Alat yang digunakan a. Spectrophotometer UV-2401 PC b. TabungBotol kaca c. Alat Tulis d. Selotip hitam e. Benang 2. Bahan yang digunakan a. Ekstrak buah belimbing manis 100 b. Gigi c. Akuades d. Larutan Karbamid peroksida 10 Gambar 13. Pohon belimbing manis dalam penelitian. G. Cara kerja 1. Tahap persiapan a. Perendaman gigi pada larutan teh hitam Gigi premolar sejumlah 15 direndam di larutan teh hitam selama 12 hari. Larutan teh dibuat dari 2 kantong teh hitam celup yang dimasukkan ke dalam 100 ml air panas, kemudian dibiarkan sampai larutan dingin. Perendaman bertujuan agar menimbulkan efek diskolorasi atau perubahan warna pada permukaan gigi. Teh hitam digunakan karena dapat memicu munculnya perubahan warna pada permukaan gigi. b. Proses ekstraksi buah belimbing manis Proses ekstraksi buah belimbing manis dilakukan di LPTT UGM. Proses ekstraksi buah belimbing manis dilakukan dengan cara mula-mula buah belimbing manis ditimbang dan dipotong-potong, lalu haluskan dengan blender selama 30 menit dan dimaserasi selama 24 jam. Buah belimbing manis selanjutnya difiltrasi menggunakan corong bunchner dan diperoleh hasil filtrat dan residu dari buah belimbing manis tersebut. Residu dari buah belimbing manis diproses lagi seperti yang dijelaskan di atas sebanyak dua kali sehingga diperoleh filtrat dua lagi. Semua filtrat dari buah belimbing manis tersebut dievaporasi diuapkan dengan rotary evaporator pada suhu 40 – 50 C dan tekanan di bawah 1 atmosfer, ini akan menghasilkan ekstrak buah belimbing manis kental. Ekstrak yang masih kental tersebut kemudian dikeringkan dalam almari pengering selama 12 jam dan diperolehlah ekstrak murni dari buah belimbing. c. Pengukuran warna gigi Pengukuran warna gigi dilakukan menggunakan spectrophotometer sebelum dilakukan perendaman ke dalam ekstrak buah belimbing manis. Spectrophotometer menghitung parameter warna pada jarak Lab, yang dibuat oleh Cominision International de I’Eclairage atau CIE pada tahun 1978. Sistem CIELAB menjelaskan tentang persepsi warna dalam tiga dimensi atau warna langsung. Seluruh warna ditegaskan pada tiga sumbu koordinat: L,a dan b, L yang memiliki jarak dari 0 gelap ke 100 putih, menempati untuk penerangan atau lightness a menempati warna dan saturasi pada sumbu merah hijau, b menempati warna dan saturasi pada sumbu biru-kuning. Pada a diekspresikan dingan single number dan b diekspresikan dengan koordinat. a+ : sampel berada pada posisi kemerahan a- : sampel berada pada posisi kehijauan b+ : sampel berada pada posisi kekuningan b- : sampel berada pada posisi kebiruan Pengendalian sinar pada spectophotometer dilakukan dengan menggunakan selotip hitam. Selotip hitam dilekatkan pada bagian akar gigi karena selotip hitam mempunyai nilai 0 gelap. Sinar ditembakkan mengenai mahkota gigi. 2. Tahap Pelaksanaan a. Perendaman gigi pada ekstrak belimbing manis 1 Tiga buah tabung disiapkan, setiap tabung diisi bahan yang berbeda dengan volume masing-masing 30 ml. 2 Lima belas gigi dimasukkan ke dalam tiga tabung yang berbeda dengan rincian sebagai berikut: a Lima gigi dimasukkan ke dalam ekstrak buah belimbing manis 100. b Lima gigi dimasukkan ke dalam air sebagai kontrol negatif. c Lima gigi dimasukkan ke dalam larutan karbamid peroksida 10 sebagai kontrol positif. 3 Semua gigi direndam selama 126 jam. b. Pengukuran warna gigi kembali dengan spectophotometer Gigi yang telah direndam selama 126 jam lalu diangkat dan dilakukan penyinaran. Kemudian diukur derajat warnanya menggunakan spectrophotometer. Pengukuran warna gigi setelah dilakukan perendaman menggunakan spectophotometer dengan cara yang sama seperti mengukur warna gigi sebelum dilakukan perendaman. Bagian akar gigi diberi selotip hitam lalu dimasukkan dalam spectrophotometer. Penembakan arah sinar diarahkan ke mahkota gigi. H. Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik inferensial parametri, yaitu suatu prosedur pengambilan kesimpulan statistik berdasarkan dari data interval atau rasio. Analisa data sebelum dan sesudah pemutihan gigi dilakukan dengan uji t-Test berpasangan untuk mengetahui perubahan warna antara sebelum dan sesudah perendaman dengan ekstrak sampel buah belimbing manis antar tiap kelompok. Sebaran data yang tidak normal dapat dilanjutkan dengan uji wilcoxon. Perbedaan nilai sebelum dan sesudah perendaman dilakukan dengan uji normalitas untuk mengetahui sebaran data dan apabila normal dilakukan analisis parametrik dengan uji One Way Anova yang berfungsi untuk menguji sebuah data rancangan eksperimen dengan rancangan lebih dari dua sampel. Dilakukan uji berikutnya yaitu LSD Least Signifance Difference untuk mengetahui beda rata-rata antar kelompok perlakuan yaitu antara gigi yang direndam selama 126 jam dengan ekstrak buah belimbing 100, akuades sebagai kontrol negatif, dan karbamid peroksida 10 sebagai kontrol positif. Sebaran data yang tidak normal menggunakan uji Kruskal Wallis J. Alur Penelitian Gambar 14. Alur penelitian Gigi premolar utuh Berjumlah 15 Diukur warna setelah diskolorasi menggunakan spectrophotometer Buah belimbing manis demak kunir 5 Gigi direndam dalam ekstrak buah belimbing manis 100 selama 126 jam 5 Gigi direndam dalam larutan karbamid peroksida 10 selama 126 jam sebagai kontrol positif 5 Gigi direndam dalam air selama 126 jam sebagai kontrol negatif Derajat perubahan warna gigi diukur menggunakan spectrophotometer data Analisis data Gigi direndam dengan larutan teh hitam selama 12 hari Ekstrak buah belimbing manis 100 dengan teknik maserasi kinetik Diukur warna awal gigi menggunakan spectrophotometer

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perubahan derajat warna gigi sebelum dan sesudah direndam ekstrak belimbing manis 100. Gigi yang digunakan terlebih dahulu dilakukan diskolorasi dengan merendamnya dalam larutan teh selama 12 hari dilanjutkan dengan merendam 5 gigi ke dalam ekstrak belimbing manis. Akuades digunakan untuk merendam 5 gigi sebagai kontrol negatif. Karbamid peroksida 10 digunakan untuk merendam 5 gigi sebagai kontrol positif. Waktu perendaman adalah 126 jam dan konsentrasi belimbing manis yang digunakan adalah 100. Warna gigi diukur dengan menggunakan spectrofotometer untuk menentukan nilai warna gigi dEab. Berikut tabel data hasil pengukuran: Tabel 2. Data nilai warna dEab sebelum dan sesudah gigi direndam selama 126 jam. No Nilai warna dEab Ekstrak Belimbing Manis 100 Akuades kontrol negatif Karbamid Peroksida 10 kontrol positif Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah 1 99.81 95.20 99.50 99.32 99.26 93.13 2 99.44 95.32 99.70 99.48 99.91 93.29 3 99.53 95.40 99.37 99.12 99.59 93.23 4 99.82 95.33 99.59 99.26 99.53 93.35 5 99.85 95.48 99.53 99.34 99.41 93.12 Tabel 2 menunjukkan bahwa terjadi perubahan nilai warna dEab sebelum dan sesudah gigi direndam pada ekstrak belimbing manis 100, karbamid peroksida, dan akuades. Nilai sebelum perendaman lebih besar dari pada nilai sesudah perendaman, artinya terdapat perubahan warna pada sampel. Data pada tabel 2 dilakukan uji normalitas dengan menggunakan uji Sh Shapiro-Wilk dan didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 3. Uji normalitas Shapiro-Wilk No Bahan yang digunakan Signifikansi Sebelum sesudah 1 Ekstrak belimbing manis 100 0.096 0.926 2 Akuades 0.980 0.927 3 Karbamid peroksida 10 0.827 0.520 Uji normalitas menunjukkan pada ekstrak belimbing manis 100 mempunyai nilai signifikansi sebelum sebesar 0,096 dan sesudah sebesar 0,926. Akuades mempunyai nilai signifikansi sebelum sebesar 0.980 dan sesudah sebesar 0.927. Karbamid peroksida mempunyai nilai signifikansi sebesar 0.827 dan sesudah 0.520. Seluruh nilai signifikansi menunjukkan p0,05 yang berarti bahwa sebaran data pada ketiga konsentrasi tersebut adalah normal, dengan demikian dapat dilakukan uji t-test berpasangan untuk mengetahui perubahan warna antara sebelum dan sesudah perendaman ekstrak belimbing manis 100, akuades, dan karbamid peroksida 10 selama 126 jam. Hasil uji t-test berpasangan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4. Uji t-test berpasangan No Nilai warna sebelum dan sesudah perlakuan Rata-rata Interval kepercayaan 95 Signifikansi Nilai terendah Nilai tertinggi 1 Ekstrak belimbing manis 100 4.34400 4.07430 4.61370 0.000 2 Akuades 0.23400 0.15919 0.30881 0.001 3 Karbamid peroksida 10 6.31600 6.07706 6.55494 0.000 Uji t-Test berpasangan menunjukkan signifikansi pada sampel uji ekstrak belimbing manis p=0,000, pada kontrol positif Karbamid peroksida 10 p=0,000, pada kontrol negatif akuades p=0.001 p0.05, artinya terdapat perbedaan rata-rata nilai warna dEab yang signifikan sebelum dan sesudah 126 jam perendaman gigi dengan ketiga bahan tersebut. Penelitian ini menggunakan uji One Way Anova untuk menguji data tidak berpasangan yang lebih dari 2 kelompok. Tabel 5. Data selisih nilai warna dEab No Selisih nilai warna dEab Ekstrak belimbing manis 100 Akuades Karbamid peroksida 10 1 4.61 0.18 6.13 2 4.12 0.22 6.62 3 4.13 0.25 6.36 4 4.49 0.33 6.18 5 4.37 0.19 6.29 Mean 4.344 0.234 6.316