Gambaran Umum ObyekSubyek Penelitian

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Kelengkapan Identitas Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 126 kuisioner yang dapat diolah, sebanyak 84 atau 66,7 responden memilih untuk tidak mengisi identitasnya. Sedangkan yang memilih melengkapi identitasnya hanya 2 responden dengan persentase sebesar 1,6. Sisanya sebanyak 40 responden atau 31,7 mengisi identitas, namun tidak melengkapinya. Adapun responden yang tidak melengkapi pengisian identitas dapat dilihat secara terperinci pada tabel 4.4. Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Ketidaklengkapan Identitas Karakteristik responden yang ditunjukkan berdasarkan ketidaklengkapan pengisian identitas dapat diklasifikasikan menjadi 6 kategori, yaitu yang mengisi nama instansi saja, nama dan Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP, nama dan nomor telepon instansi, NPWP instansi Keterangan Jumlah Kuisioner Persentase Tidak Mengisi Identitas 84 66,7 Megisi Identitas Lengkap 2 1,6 Mengisi Identitas Tidak Lengkap 40 31,7 Total 126 100 Keterangan Jumlah Kuisioner Persentase Nama Instansi 20 50 Nama dan NPWP Instansi 5 12,5 Nama dan Nomor Telpon Instansi 10 25 NPWP Instansi 3 7,5 NPWP dan Nomor Telpon Instansi Nomor Telpon Instansi 5 12,5 saja, NPWP dan nomor telepon instansi atau yang mengisi nomor telepon saja. Dari 40 responden atau sebesar 100 yang tidak melengkapi identitasnya, sebanyak 20 responden hanya mengisi nama instansi asal untuk identitasnya dengan presentase sebesar 50. Lalu sebanyak 5 atau 12,5 responden yang mengisi item pertanyaan nama dan NPWP instansinya. Sedangkan yang mengisi nama dan nomor telpon instansi dilakukan oleh 10 atau 25 responden. Kemudian sebanyak 3 atau 7,5 responden yang mengisi item pertanyaan NPWP instansi sebagai identitasnya, dan 5 responden atau 12,5 lainnya hanya mengisi item pertanyaan nomor telpon instansi. Dari penyebaran kuisioner yang dilakukan, tidak ditemukan responden yang mengisi item pertanyaan NPWP dan nomor telpon instansi sebagai identitasnya. Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Kedudukan di Instansi Asal Karakteristik lainnya dapat diketahui melalui jabatan atau kedudukan responden dari instansi asalnya. Dari total 126 responden atau 100, sebanyak 19 responden atau 15 menjabat sebagai direktur di instansi asalnya. Pada posisi bagian keuangan dan administrasi, dapat Keterangan Jumlah Kuisioner Persentase Direktur 19 15 Bagian Keuangan dan Administrasi 71 56 Konsultan Pajak 4 3 Lainnya 32 25 diidentifikasi sebanyak 71 responden atau 56. Sedangkan yang memiliki posisi sebagai konsultan pajak, dapat diidentifikasi sebanyak 4 responden atau 3. Sebanyak 32 responden atau 25 sisanya memiliki jabatan selain dari yang telah disebutkan.

B. Uji Kualitas Instrumen dan Data

1. Uji Validitas

Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Alat Ukur Pearson Correlation Keterangan ESPT1 0,829 Valid ESPT2 0,779 Valid EPD1 0,747 Valid EPD2 0,687 Valid EPD3 0,579 Valid PP1 0,621 Valid PP2 0,722 Valid PP3 0,726 Valid PP4 0,727 Valid KMS1 0,845 Valid KMS2 0,849 Valid KMS3 0,721 Valid KMS4 0,856 Valid KMS5 0,809 Valid KMS6 0,806 Valid KBS1 0,788 Valid KBS2 0,850 Valid KBS3 0,853 Valid KBS4 0,818 Valid KS1 0,800 Valid KS2 0,795 Valid KS3 0,735 Valid KS4 0,777 Valid KS5 0,842 Valid KS6 0,809 Valid KS7 0,845 Valid Uji validitas dilakukan untuk mengukur sejauh mana instrumen dapat mengukur sahkecermatan alat ukur dari instrumentkuesioner. Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat nilai pearson correlation yang dihasilkan. Apabila pearson correlation 25, maka instrument dikatakan valid Nazaruddin dan Basuki, 2016. Dari hasil analisis, dapat diperoleh dari nilai pearson correlation seperti yang disajikan pada tabel 4.6. Variabel penerapan e-SPT diukur dengan menggunakan 2 butir pertanyaan yang masing-masing pertanyaan merupakan indikator untuk mengukur penerapan e-SPT. Variabel efisiensi proses data diukur dengan menggunakan 3 butir pertanyaan yang masing-masing pertanyaan merupakan indikator untuk mengukur efisiensi proses data. Variabel pengetahuan pajak diukur dengan menggunakan 4 butir pertanyaan yang masing-masing pertanyaan merupakan indikator untuk mengukur pengetahuan perpajakan. Variabel kemudahan sistem diukur dengan menggunakan 6 butir pertanyaan yang masing-masing pertanyaan merupakan indikator untuk mengukur kemudahan sistem. Variabel kebermanfaatan sistem diukur dengan menggunakan 4 butir pertanyaan yang masing-masing pertanyaan merupakan indikator untuk mengukur kebermanfaatan sistem. Variabel kebermanfaatan sistem diukur dengan menggunakan 7 butir pertanyaan yang masing-masing pertanyaan merupakan indikator untuk mengukur kualitas sistem. Tiap-tiap butir pertanyaan diukur dengan memberikan skor 1-5 poin. Sehingga dari hasil perhitungan yang disajikan melalui tabel 4.6 diatas, dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel di dalam penelitian ini adalah valid karena memiliki skor 0,25.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah pengujian untuk mengetahui apakah kuisioner yang digunakan memiliki stabilitas dan konsistensi pengukuran. Uji reliabilitas dilakukan dengan melihat nilai croanboachs alpha yang dihasilkan pada masing-masing variabel penelitian. Guilford 1956:145 mengkategorikan koefisien reliabilitas sebagai berikut : a. Jika koefisien croanboachs alpha yang dihasilkan antara 0,80 – 1,00 maka dapat dikategorikan sebagai reliabilitas sangat tinggi. b. Jika koefisien croanboachs alpha yang dihasilkan antara 0,60 – 0,80 maka dapat dikategorikan sebagai reliabilitas tinggi. c. Jika koefisien croanboachs alpha yang dihasilkan antara 0,40 – 0,60 maka dapat dikategorikan sebagai reliabilitas sedang. d. Jika koefisien croanboachs alpha yang dihasilkan antara 0,20 – 0,40 maka dapat dikategorikan sebagai reliabilitas rendah.

Dokumen yang terkait

Pengaruh manfaat dan kemudahan E-SPT terhadap penggunaan fasilitas E-SPT oleh Wajib Pajak Pribadi : studi kasus pada kpp pratama kebon jeruksatu jakarta barat

6 27 96

Pengaruh Penerapan Sistem e-SPT Terhadap Kualitas Informasi Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees

0 4 1

Pengaruh Persepsi Kebermanfaatan dan Persepsi Kemudahan E SPT Terhadap Efektivitas Pelaporan E SPT (Survei pada Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Bandung Tegalega)

9 47 44

Pengaruh Kualitas Sistem Informasi Terhadap Kualitas Pemeriksaan Pajak dan Implikasinya Terhadap Kepatuhan Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Bandung

3 17 104

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN PERPAJAKAN , PENGETAHUAN PERPAJAKAN, KESADARAN MEMBAYAR PAJAK DAN PERSEPSI WAJIB PAJAK ATAS PENERAPAN SISTEM E-TAX SERVICES TERHADAP KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK

0 5 21

PENGARUH PENGETAHUAN PAJAK, KEMUDAHAN SISTEM, KEBERMANFAATAN SISTEM DAN KUALITAS SISTEM TERHADAP PENERAPAN E-SPT SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP EFISIENSI PROSES DATA

0 7 24

Pengaruh Pengetahuan Tentang Penggunaan E-Billing, Kualitas Sistem, Kepatuhan Membayar Pajak, Terhadap Efektivitas Pelaporan Pajak

0 4 8

Pengaruh Penerapan Sistem E-SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) terhadap Tingkat Pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT).

0 1 20

Pengaruh Penerapan E-SPT terhadap Efisiensi Pemrosesan Data Perpajakan: Survei terhadap Pengusaha Kena Pajak KPP Pratama Cicadas, Bandung.

0 3 19

Pengaruh Penerapan e-SPT Terhadap Efisiensi Pemrosesan Data Menurut Persepsi Pegawai Pajak Kantor Pelayanan Pajak Madya Bandung.

0 0 23