PENGARUH PENGETAHUAN PAJAK, KEMUDAHAN SISTEM, KEBERMANFAATAN SISTEM DAN KUALITAS SISTEM TERHADAP PENERAPAN E-SPT SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP EFISIENSI PROSES DATA

(1)

THE INFLUENCE OF TAX KNOWLEDGE, THE SIMPLICITY OF THE SYSTEM, THE USEFULNESS OF SYSTEM AND THE QUALITY OF

SYSTEM TOWARDS THE INTEGRATION OF E-SPT AND THE IMPLICATION OF THE DATA PROCESSING EFFICIENCY

Oleh

IDA KHOIRUL ANIS 20130420485

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(2)

THE INFLUENCE OF TAX KNOWLEDGE, THE SIMPLICITY OF THE SYSTEM, THE USEFULNESS OF SYSTEM AND THE QUALITY OF

SYSTEM TOWARDS THE INTEGRATION OF E-SPT AND THE IMPLICATION OF THE DATA PROCESSING EFFICIENCY

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh

Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh

IDA KHOIRUL ANIS 20130420485

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(3)

Nama : Ida Khoirul Anis Nomor Mahasiswa : 20130420485

Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul : “PENGARUH PENGETAHUAN PAJAK, KEMUDAHAN SISTEM, KEBERMANFAATAN SISTEM DAN KUALITAS SISTEM TERHADAP PENERAPAN E-SPT SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP EFISIENSI PROSES DATA” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.

Yogyakarta, 16 Desember 2016

Ida Khoirul Anis Motto


(4)

“Barang siapa yang memudah kesulitan seorang mu’min dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia, Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitan-kesulitan-kesulitannya pada hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan orang yang sedang dalam kesulitan niscaya akan Allah memudahkan baginya di dunia dan akhirat”

(HR. Muslim)

“Jagalah Shalatmu.. Ketika engkau kehilanggannya, maka engkau kehilangan yang lainnya”

(Umar Bin Khattab)

“Mengubah malam menjadi pagi saja Allah mampu, apalagi cuma mengubah nasibmu. Mengatur alam semesta saja mudah bagiNya, apalagi cuma mengatur hidupmu. Menerbitkan mentari di pagi hari saja Dia mampu, apalagi menerbitkan harapan di jiwamu. Dekati Allah, rayu Dia, jangan pernah bosan berdoa. Dia yang paling berkuasa mengubah nasib dan hidup kita”

“Setiap kebaikan akan diganti Allah dengan 700 kali kebaikan, setiap kecurangan akan diganti Allah dengan kehilangan dunia-akhirat”

(Catatan Indah untuk Tuhan, Saptuari Sugiharto)


(5)

Kekasih Allah swt, kanjeng nabi Muhammad saw dan sahabatnya Ibuku

Ibuku Ibuku Bapakku

Keluarga dan saudara-saudaraku di jagat raya yang senantiasa mengagungkan perintah Allah swt, Rasulullah saw dan sahabat-sahabatnya

Madrasah ilmu tempat menempa diri menjalankan perintah Al-Qur’an dan As-Sunnah, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta


(6)

sahabat-sahabatnya sehingga kita termasuk golongan orang-orang yang mendapat syafaatnya di akhir zaman kelak.

Skrpsi yang berjudul “Pengaruh Pengetahuan Pajak, Kemudahan Sistem, Kebermanfaatan Sistem dan Kualitas Sistem terhadap Penerapan E-SPT serta Implikasinya Terhadap Efisiensi Proses Data” disusun untuk memenuhi saah satu persyaratan dalam memperoeh gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penulis mengambil topik ini dengan harapan dapat menjadi masukan dan bermanfaat bagi pihak-pihak yang berhubungan dengan penelitian ini.

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang tiada terhingga kepada :

1. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta beserta jajarannya yang telah memberikan petunjuk, bimbingan dan kemudahan selama penulis menyelesaikan studi.

2. Bapak Alek Murtin, SE., MSi,, Ak., CA. yang dengan penuh keikhlasan memberikan bimbingan, masukan dan ilmu selama proses penyelesaian skripsi ini baik dalam keadaan sehat maupun sakit. 3. Dosen-dosen Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta dan jajarannya yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat.

4. Ibuku, Yulindawati, S.Pdi dan almarhum Bapakku, Ir. Djoko Purnomo yang selalu memberikan dorongan semangat luar biasa sehingga penulis bisa menyelesaikan studi dengan baik.


(7)

6. Sahabat-Sahabatku, Aprillia Dwi Kurniawati, Gifka Artha Diana, Istiqomah Nur Alimin, Listyani dan Rahmadhani yang sudah menemani saat sedih maupun bahagia dalam jihad menuntut ilmu sejak pertamakali duduk di bangku kuliah hingga berdiri dan siap berlari. 7. Bapak Kos Paryono, anak-anak kos Griya Amanah, yang selalu

menjadi tempat pelipur lara. Ayu, Jasmine, Selly, Bella, Nia semoga kita bisa jadi sahabat sampai Jannah.

8. Calon Imamku, yang sedang berjuang di jalanNya dan membuat penulis termotivasi agar dapat menjadi orang yang bermanfaat dari awal kuliah hingga selesai skripsi ini.

9. Semua pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan, kemudahan dan semangat dalam proses penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu-satu. Semoga Alah membalas semua kebaikan kalian.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna, baik dari segi materi maupun penyajiannya. Untuk itu, saran dan kritik yang membagun sangat diharapkan untuk pengembangan penelitian selanjutnya. Terakhir, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan hal yang bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca dan bagi penulis khususnya.


(8)

HALAMAN SAMPUL DEPAN...i

HALAMAN JUDUL...ii

HALAMAN PENGESAHAN...iii

HALAMAN PERNYATAAN...v

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN...vi

INTISARI/ABSTRACT...viii

KATA PENGANTAR...x

DAFTAR ISI...xii

DAFTAR TABEL...xv

DAFTAR GAMBAR...xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...1

B. Rumusan Masalah...7

C. Tujuan Penelitian...7

D. Manfaat Penelitian...8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori...9

1. Technology Acceptance Model (TAM)...9

2. Information System Succsess Model (ISSM)...10

3. Surat Pemberitahuan Elektronik (E-SPT)...11

4. Efisiensi Proses Data...12

5. Pengetahuan Pajak...14


(9)

C. Penelitian Terdahulu dan Penurunan Hipotesa...20

1. Pengaruh Pengetahuan Pajak Terhadap Penerapan E-SPT...20

2. Pengaruh Kemudahan Sistem Terhadap Penerapan E-SPT...21

3. Pengaruh Kebermanfaatan Sistem Terhadap Penerapan E-SPT...22

4. Pengaruh Kualitas Sistem Terhadap Penerapan E-SPT...23

5. Pengaruh Penerapan E-SPT Terhadap Efisiensi Proses Data...24

D. Model Penelitian...26

BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian...27

B. Subyek Penelitian...27

C. Jenis Data...27

D. Teknik Pengambilan Sampel...28

E. Teknik Pengumpulan Data...29

F. Definisi Operasional Variabel Penelitian dan Pengukuran...29

1. E-SPT (Surat Pemberitahuan Elektronik)...29

2. Efisiensi Proses Data...30

3. Pengetahuan Pajak...31

4. Kemudahan Sistem...31

5. Kebermanfaatan Sistem...32

6. Kualitas Sistem...33

G. Uji Kualitas Instrumen dan Data...34

1. Uji Validitas...34

2. Uji Reliabilitas...34


(10)

c. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)...37

2. Analisa Data...37

a. Statistik Deskriptif...37

b. Uji Asumsi Klasik...38

1) Uji Normalitas...38

2) Uji Multikolinearitas...38

3) Uji Heteroskedastisitas...39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian...40

B. Uji Kualitas Instrumen dan Data...44

1. Uji Validitas...44

2. Uji Reliabilitas...46

C. Analisa Data...47

1. Statistik Deskriptif...47

2. Uji Asumsi Klasik...49

a. Uji Normalitas...49

b. Uji Multikolinearitas...51

c. Uji Heteroskedastisitas...53

D. Hasil Penelitian (Uji Hipotesis)...54

1. Analisis Regresi Linear Berganda (Model Penelitian I)...54

2. Analisis Regresi Linear Sederhana (Model Penelitian II)...55

3. Koefisien Determinasi (R2 dan Adjusted R2)...56

4. Uji Signifikan Simultan (Uji Nilai F)...57


(11)

3. Pengaruh Kebermanfaatan Sistem Terhadap Penerapan E-SPT...63 4. Pengaruh Kualitas Sistem Terhadap Penerapan E-SPT...63 5. Pengaruh Penerapan E-SPT Terhadap Efisiensi Proses Data...64 BAB V SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN

A. Simpulan...66 B. Saran...67 C. Keterbatasan Penelitian...68 DAFTAR PUSTAKA


(12)

4.1. Sebaran Kuisioner Berdasarkan Obyek Penelitian...41

4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Sebaran Kuisioner...41

4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Kelengkapan Identitas...42

4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Ketidaklengkapan Identitas...42

4.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Kedudukan di Instansi Asal...43

4.6. Hasil Uji Validitas...44

4.7. Hasil Uji Reliabilitas...47

4.8. Statistik Deskriptif...49

4.9. Hasil Uji Normalitas Desain Model Penelitian I...50

4.10. Hasil Uji Normalitas Desain Model Penelitian II...51

4.11. Hasil Uji Multikolinearitas Desain Model Penelitian I...52

4.12. Hasil Uji Multikolinearitas Desain Model Penelitian II...52

4.13. Hasil Uji Heteroskedastisitas Desain Model Penelitian I...53

4.14. Hasil Uji Heteroskedastisitas Desain Model Penelitian II...54

4.15. Hasil Uji Regresi Berganda...55

4.16. Hasil Uji Regresi Sederhana...55

4.17. Uji Koefisien Determinasi Model Penelitian I...56

4.18. Uji Koefisien Determinasi Model Penelitian II...57

4.19. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) Model Penelitian I...57


(13)

DAFTAR GAMBAR


(14)

(15)

(16)

teknologi, yaitu membuat sistem online dalam pengisian Surat Pemberitahuan (SPT) yang ditetapkan sejak tahun 2009. Dengan demikian, wajib pajak diharapkan dapat lebih mudah dan taat dalam melaporkan kewajiban perpajakannya dengan menggunakan e-SPT.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh Pengetahuan Perpajakan, Kemudahan Sistem, Kebermanfaatan Sistem dan Kualitas Sistem terhadap Penerapan E-SPT serta Implikasinya terhadap Efisiensi Proses Data. Subyek dalam penelitian ini adalah wajib pajak badan yang terdaftar di tiap-tiap KPP Pratama yang ada di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan berjumlah 126 responden yang dipilih dengan menggunakan metode convenience sampling dengan cara menyebar kusioner. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode regresi berganda dan metode regresi sederhana.

Berdasarkan analisa yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa pengetahuan perpajakan berpengaruh positif terhadap penerapan e-SPT, kemudahan sistem tidak memiliki pengaruh terhadap penerapan e-SPT sedangkan kebermanfaatan sistem memiliki pengaruh negatif terhadap penerapan e-SPT, kualitas sistem berpengaruh positif terhadap penerapan SPT dan penerapan e-SPT memiliki pengaruh positif terhadap efisiensi proses data.

Kata Kunci : E-SPT, Efisiensi Proses Data, Pengetahuan Perpajakan, Kemudahan Sistem, Kebermanfaatan Sistem, dan Kualitas Sistem.


(17)

services through the use of technology with creating online system to fulfill the tax return (SPT). The online system was established since 2009. Therefore, it is hoped that taxpayer will be easier and obedient in reporting the tax obligation using e-SPT.

This purpose of the research was to analyze the influence of tax knowledge, the simplicity of the system, the usefulness of system and the quality of system towards the integration of electronic tax return (e-SPT) and the implication of the data processing efficiency. The participants of the research were the registered corporate who have an obligation to pay the tax in every tax office (KPP Pratama) in the region of Yogyakarta. The researcher selected 126 respondents using convenience sampling method and used questionnaire to collect the data. The researcher finally used multiple regression method and simple regression method to analyze the data.

Based on the analysis, the researcher found that the tax knowledge gives positive influence toward the integration of e-SPT. The easiness of system does not give effect to the integration of e-SPT, whereasthe usefulness of system gives negative effect toward the integration of e-SPT. Further, the quality of system gives positive effect to the integration of e-SPT and the integration of e-SPT gives positive effect to thedata processing efficiency.

Keywords: E-SPT, Data Processing Efficiency, Tax Knowledge, Easiness Of System, Usefulness Of System And Quality Of System


(18)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pajak memegang peranan yang sangat vital dalam kelangsungan sistem pemerintahan negara karena pajak merupakan sektor pemasukan terbesar bagi kas negara. Pajak dijadikan sebagai alat yang sah untuk memasukkan dana secara optimal ke dalam kas negara dengan disahkan oleh Undang-Undang yang menjadikannya berkekuatan hukum. Pajak dijadikan sebagai instrumen utama untuk mencapai tujuan-tujuan negara dengan cara memasukkan penerimaan uang kas negara sebanyak-banyaknya sesuai dengan penerimaan pajak yang telah ditargetkan.

Di dalam APBN, total penerimaan pajak pada tahun 2015 adalah sebesar Rp.1.491,5 triliyun atau sebesar 84,7% dari total penerimaan negara. Sebesar Rp.1.537,2 triliyun penerimaan pajak yang di dapatkan pada tahun 2014 atau 91,7% dari total penerimaan negara (www.kemenkeu.go.id). Sedangakan pada tahun 2013, tercatat sebesar Rp. 1.077,3 triliyun penerimaan pajak atau sebesar 93,8% dari total penerimaan Negara (www.ekon.go.id). Hal tersebut membuktikan bahwa lebih dari 70% penerimaan pendapatan Negara bersumber dari pajak.

Dana di dalam APBN yang bersumber dari pajak digunakan pemerintah untuk membiayai pengeluaran rutin masyarakat, yaitu dengan melakukan pembangunan infrastruktur dan semua kepentingan umum. Pengeluaran rutin dalam hal ini adalah memperbaiki fasilitas publik seperti pembangunan


(19)

sekolah, jembatan, jalan raya dan sebagainya. Selain itu, pajak juga dapat berfungsi sebagai pengatur kegiatan ekonomi masyarakat. Contohnya adalah untuk membatasi gaya hidup masyarakat Indonesia yang konsumtif.

Lembaga pemerintahan yang bertanggung jawab atas pemungutan pajaknya di Indonesia adalah Direktorat Jendral Pajak (DJP), merupakan lembaga pemerintah yang berwenang dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang perpajakan. Melalui wewenang tersebut, DJP akan melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan penerimaan pajak.

Salah satu upaya yang dilakukan DJP yaitu mengalihkan sistem pemungutan pajak dari Official Assessment System dimana besaran pajak yang harus dibayar dihitung oleh fiskus menjadi Self Assesment System. Dimana wajib pajak diberikan kepercayaan untuk mendaftarkan diri menjadi wajib pajak dan mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), lalu menghitung sendiri jumlah pajak yang harus dibayarkan sesuai dengan pendapatan, menyetorkan pajaknya, lalu melaporkannya dengan menggunakan Surat Pemberitahuan (SPT).

Dari tujuh puluh lima juta penduduk Indonesia yang seharusnya memiliki NPWP, baru sekitar 20 juta yang terdaftar memiliki NPWP, dan hanya 10 juta saja yang melaporkan SPT. Dari rasio pajak tersebut, dapat disimpulkan bahwa tingkat kepatuhan masyarakat Indonesia masih kurang. Namun, sejak dikeluarkannya peraturan Dirjen Pajak No.6/PJ/2009, masyarakat Indonesia mulai menggunakan e-SPT dalam melaporkan kewajiban perpajakannya.


(20)

Tercatat pelapor SPT online melalui e-filing mencapai 1,7 juta orang pada

tahun 2014 dan sebanyak 500 ribu pada awal Maret 2015

(www.kemenkeu.go.id). Dengan demikian, DJP diharapkan untuk bisa memonitor penyetoran pajak dengan lebih jeli dan mampu memberikan pelayanan yang baik kepada wajib pajak.

Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan, DJP melakukan modernisasi dengan cara melakukan pembaharuan-pembaharuan dalam sistem administrasi perpajakan salah satunya yaitu merubah SPT ke dalam bentuk elektronik yang dikemas ke dalam aplikasi e-SPT, e-filing, maupun e-faktur. Di dalam penelitian Kader dkk., (2015) ditemukan bahwa penerapan e-SPT berpengaruh terhadap efisiensi pengisian SPT menurut persepsi wajib pajak di wilayah kecamatan Sario Manado.

Surat pemberitahuan elektronik (e-SPT) digunakan oleh wajib pajak sebagai sarana pelaporan kewajiban perpajakannya. Penerapan e-SPT dimaksudkan untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak dengan cara mempermudah proses pelaporan. Tujuan pembuatan e-SPT salah satunya adalah efisien dalam proses data. Baik yang digunakan wajib pajak untuk melaporkan maupun yang digunakan fiskus untuk disimpan kedalam database.

Suryadi (2012) dan Lingga (2012) telah melakukan penelitian mengenai pengaruh penerapan e-SPT terhadap efisiensi pemrosesan data perpajakan. Dimana dalam kedua penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan e-SPT memiliki pengaruh yang signifikan terhadap efisiensi pemrosesan data. Pemrosesan data perpajakan dapat dikatakan efisien apabila kegiatan yang


(21)

dilakukan oleh wajib pajak untuk melaporkan data yang berhubungan dengan kewajiban pajak, hanya dibutuhkan usaha yang sedikit dan cepat. Data-data yang dilaporkan oleh wajib pajak, akan diproses secara lebih cepat karena tidak membutuhkan proses rekam ulang data.

Efisien dalam pemrosesan data dapat dikatakan ketika tidak terjadinya kegiatan berulang dalam suatu rangkaian kegiatan. Sehingga akan menghasilkan informasi yang jelas, tepat waktu dan akurat, meminimalisirkan sumber daya manusia, serta menghemat waktu dan biaya. Efisien dalam pemrosesan data perpajakan akan menghasilkan informasi yang jelas, tepat waktu dan akurat jika wajib pajak memiliki pengetahuan perpajakan yang mumpuni. Pengetahuan perpajakan yang dimiliki oleh wajib pajak dinilai menjadi faktor dalam meningkatkan kepatuhan perpajakan. Karena semakin tinggi pengetahuan yang dimiliki oleh wajib pajak mengenai tata cara dan undang-undang perpajakan maka dapat mempengaruhi peningkatan kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya (Gustiyani, 2014). Zuhdi dkk., (2015) menyebutkan bahwa kepatuhan wajib pajak dipengaruhi secara simultan oleh penerapan e-SPT dan pengetahuan perpajakan, artinya adalah kepatuhan wajib pajak dapat meningkat jika pengetahuan wajib pajak dan penerapan e-SPT dapat dilaksanakan dengan baik. Kepatuhan wajib pajak akan semakin meningkat jika didorong oleh adanya pemahaman wajib pajak mengenai tata cara perpajakan dan kemudahan penggunaan sistem. Kemudahan dalam menggunakan sistem akan


(22)

mendorong wajib pajak untuk melaksanakan kewajiban perpajakannya dengan tepat waktu.

Rais dan Pinatik (2015) didalam penelitiannya menyatakan bahwa secara parsial kemudahan e-SPT berpengaruh terhadap pelaporan e-SPT pada wajib pajak pribadi di Kota Bitung. Kemudahan sistem yang diharapkan adalah mencakup kemudahan dalam perekaman data, kemudahan pemakaian, kemudahan dalam penghitungan dan kemudahan dalam pelaporan. Ketika wajib pajak merasa mudah dalam menggunakan sistem e-SPT, maka wajib pajak akan terus menggunakannya sebagai sarana pelaporan kewajiban perpajakannya. Jika penggunaan dilakukan secara terus-menerus dan berulang-ulang maka wajib pajak akan merasakan kebermanfaatan dari sistem tersebut.

Sugihanti (2011) menyatakan bahwa minat penggunaan e-SPT akan meningkat ketika pelaporan dengan menggunakan e-SPT telah memperhatikan hal-hal yang memberikan manfaat bagi wajib pajak. Dalam hal ini, kebermanfaatan sistem diharapkan mampu mengurangi tingkat kesalahan (human error) dan lebih efisien dalam hal waktu, tenaga dan biaya. Sistem yang dirasa dapat memberikan manfaat bagi penggunanya, maka akan menimbulkan rasa puas dan mengindikasikan bahwa sistem tersebut berhasil. Namun, keberhasilan sistem akan dipengaruhi oleh kualitas sistem.

Jika kualitas sistem sudah baik, maka sistem yang diciptakan untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pengguna tersebut dapat dikatakan berhasil. Widyadinata dan Toly (2014) di dalam penelitiannya menyatakan


(23)

bahwa jika kualitas sistem yang dihasilkan oleh e-filing adalah baik, maka akan semakin banyak wajib pajak yang menggunakan sistem e-filing. Chen et al., (2015) berpendapat bahwa di dalam Web Service Quality (WSQ) terdiri dari kualitas informasi, kualitas sistem dan kualitas layanan memiliki dampak yang positif pada kegunaan dan kepuasan pengguna.

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai efektivitas penerapan e-SPT yang merupakan upaya peningkatan kualitas pelayanan dari DJP untuk meningkatkan penerimaan pajak dengan judul Pengaruh Pengetahuan Perpajakan,

Kemudahan Sistem, Kebermanfaatan Sistem dan Kualitas Sistem

terhadap Penerapan e-SPT serta Implikasinya terhadap Efisiensi Proses

Data.

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi tambahan bagi pihak-pihak yang ingin memperdalam pengetahuan mengenai e-SPT dan dapat memberikan kontribusi terhadap penerapan literatur akuntansi perpajakan. Selain itu, penelitian ini dapat menjadi masukan bagi praktisi perpajakan untuk dapat membuat kebijakan dan meningkatkan kualitas pelayanan sistem administrasi yang modern (e-SPT) agar meningkatkan penerimaan pajak.

Lingga (2012) telah melakukan penelitian yang berjudul pengaruh penerapan e-SPT terhadap efisiensi pemrosesan data perpajakan : Survey terhadap pengusaha kena pajak pada KPP Pratama X, Bandung. Variabel independen dan dependen penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah sama. Namun, di dalam penelitian ini terdapat variabel independen tambahan


(24)

yang menjadi indikator kesuksesan e-SPT, yaitu pengetahuan perpajakan, kemudahan sistem, kebermanfaatan sistem dan kualitas sistem. Selain itu, hal lain yang membedakan dengan peneliti sebelumnya yaitu lokasi penelitian yang akan dilakukan di KPP Pratama yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah yang dapat ditarik dalam penelitian ini yaitu:

1. Apakah pengetahuan pajak yang dimiliki oleh wajib pajak dapat mempengaruhi penerapan e-SPT?

2. Apakah kemudahan sistem dapat mempengaruhi penerapan e-SPT? 3. Apakah kebermanfaat sistem dapat mempengaruhi penerapan e-SPT? 4. Apakah kualitas sistem dapat mempengaruhi penerapan e-SPT? 5. Apakah penerapan e-SPT dapat mempengaruhi efisiensi proses data? C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini yaitu :

1. Untuk menganalisa pengaruh pengetahuan pajak terhadap penerapan e-SPT.

2. Untuk mengukur tingkat kemudahan sistem terhadap penerapan e-SPT. 3. Untuk mengukur tingkat kebermanfaatan sistem terhadap penerapan

e-SPT.


(25)

5. Untuk mengidentifikasi pengaruh atas penerapan e-SPT terhadap efisiensi proses data.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang didapatkan dengan dilakukannya penelitian ini yaitu:

1. Bagi Akademisi

Sebagai sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan mengukur sejauh mana implementasi ilmu yang sesuai dengan perkembangan zaman. Serta memberikan informasi dan gambaran yang lebih jelas bagi para peneliti yang ingin melakukan penelitian mengenai pengetahuan perpajakan, kemudahan sistem, kebermanfaatan sistem, kualitas sistem, penerapan e-SPT dan efisiensi proses data perpajakan. 2. Bagi Praktisi

Sebagai informasi tambahan, masukan, sekaligus pertimbangan bagi pihak-pihak yang berwenang dan berhubungan dengan penelitian ini dalam penetapan kebijakan dan pelaksanaan peraturan perpajakan agar dapat meningkatkan kualitas pelayanan untuk meningkatkan penerimaan pajak.


(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Technology Acceptance Model (TAM)

Technology Acceptance Model (TAM) merupakan salah satu model yang dibentuk untuk menganalisis faktor-faktor diterimanya teknologi komputer. Model ini pertamakali diperkenalkan oleh Fred Davis pada tahun 1986. TAM merupakan turunan dari Theory of Reasoned Action (TRA) yang dikembangkan pada tahun 1980. Penggunaan terhadap suatu sistem informasi diperkirakan dan dijelaskan oleh teori ini.

Di dalam teori TAM, dirumuskan faktor-faktor yang mempengaruhi organisasi menerima terhadap suatu teknologi. Faktor-faktor tersebut dijelaskan melalui hubungan sebab akibat antara keyakinan dan perilaku, tujuan, maupun penggunaan aktual dari pengguna suatu sistem informasi.

Model TAM yang diadopsi dari model TRA didasarkan pada bahwasanya tindakan seserang untuk bersikap dan berperilaku didasarkan pada reaksi dan persepsi seseorang terhadap suatu hal. Reaksi dan persepsi pengguna teknologi informasi akan menentukan diterima atau tidaknya sistem tersebut.

Faktor yang dapat mempengaruhi persepsi dan reaksi pengguna yaitu kemanfaatan dan kemudahan penggunaan sistem informasi. Hal tersebut menjadi alasan pengguna untuk menerima suatu teknologi, dimana


(27)

pengguna akan melihat manfaat dan kemudahan sistem informasi yang dijadikan sebagai tolak ukur untuk menerima suatu teknologi.

2. Information System Succsess Model (ISSM)

Information System Succsess Model (ISSM) atau model parsimoni kesuksesan sistem informasi D & M Succsess Model dikembangkan oleh DeLone dan McLean pada tahun 1992. Dalam model yang dikembangkan ini, DeLone dan McLean menrefleksikan enam elemen kesuksesan sistem, antara lain :

a. Kualitas sistem (system quality)

b. Kualitas informasi (information quality) c. Penggunaan (use)

d. Kepuasan pemakai (user satisfaction) e. Dampak individual (individual impact)

f. Dampak organisasional (organizational impact)

Model kesuksesan ini didasarkan pada proses dan hubungan kausal dari elemen-elemen yang telah disebutkan diatas. Model ini tidak mengukur kesuksesan sistem informasi secara independen, namun mengukurnya secara keseluruhan, dimana setiap elemen mempengaruhi elemen-elemen lainnya.

Kesuksesan sistem yang digambarkan DeLone dan McLean diukur dari elemen kualitas sistem dan kualitas informasi secara independen dan parsial mempengaruhi penggunaan dan kepuasan pemakai. Selanjutnya


(28)

penggunaan dan kepuasan pemakai akan mempengaruhi dampak individual dan dampak organisasional.

Namun pada tahun 2003, DeLone dan McLean memperbarui modelnya dan menyebutnya sebagai updated ISSM. Hal-hal yang diperbarui yaitu :

a. Menambah elemen kualitas pelayanan (service quality) sebagai tambahan dari elemen-elemen kualitas yang sudah ada.

b. Menggabungkan dampak individual (individual impact) dan dampak organisasional (organizational impact) menjadi satu variabel yaitu manfaat-manfaat bersih (net benefits).

c. Menambahkan dimensi minat memakai (intention to use) sebagai alternatif dari dimensi pemakaian (use).

3. Surat Pemberitahuan Elektronik (E-SPT)

Surat Pemberitahuan Elektronik atau e-SPT dapat diartikan sebagai aplikasi yang digunakan wajib pajak agar pelaporan SPT lebih mudah disampaikan yang mana software tersebut dibuat oleh DJP. Pengertian e-SPT secara lebih lengkap menurut DJP adalah Surat Pemberitahuan beserta lampiran-lampirannya dalam bentuk digital dan dilaporkan secara elektronik atau dengan menggunakan media computer yang digunakan untuk membantu wajib pajak dalam melaporkan perhitungan dan pembayaran pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Maksud dari menggunakan e-SPT adalah untuk melancarakan semua proses kerja dan meningkatkan pelayanan perpajakan. Sehingga segala hal


(29)

yang berkaitan dengan melaporkan kewajiban pajak dapat berjalan dengan baik, lancar, akurat, dan mempermudah wajib pajak yang diharapkan meningkatnya kepatuhan dari wajib pajak. Kelebihan dari penggunaan aplikasi e-SPT menurut DJP adalah:

a. Penyampaian SPT dapat dilaksanakan dengan cepat dan aman, dan lampiran data dapat disimpan kedalam bentuk compact disk (CD) atau flash disk.

b. Data perpajakan yang diinput dapat terorganisir dengan baik. c. Aplikasi e-SPT dapat mengorganisir data perpajakan wajib pajak

dengan sistematis.

d. Perhitungan dalam hal pajak yang harus dibayar dapat dilakukan dengan cepat dan tepat.

e. Penghitungan dalam membuat laporan pajak menjadi lebih mudah. f. Data yang diinput oleh wajib pajak akan legkap karena diproses

menggunakan sistem komputerisasi.

g. Mengurangi penggunaan kertas dan mengefisienkan pekerjaan-pekerjaan berulang perekaman SPT yang memakan sumber daya cukup banyak.

4. Efisiensi Proses Data

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring edisi IV (2008) memberikan beberapa pengertian untuk kata efisien, yaitu sebagai berikut:

a. Tepat atau sesuai untuk mengerjakan/menghasilkan sesuatu dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga, dan biaya.


(30)

b. Mampu menjalankan dengan tepat dan cermat; berdayaguna; tepat guna.

Lingga (2012) menyebutkan bahwa efisiensi adalah melakukan sesuatu secara benar, maksudnya adalah upaya untuk mencapai suatu tujuan dengan melakukan perhitungan jumlah pengorbanan sumber daya yang dikeluarkan.

Istilah proses di definisikan oleh KBBI daring edisi IV (2008) sebagai berikut :

a. Runtutan perubahan (peristiwa) dalam perkembangan sesuatu.

b. Rangkaian tindakan, pembuatan, atau pengolahan yang

menghasilkan produk.

Sedangkan Handayaningrat (1996) berpendapat bahwa proses adalah tuntutan perubahan dari sesuatu yang dilakukan secara terus menerus.

Jogyanto (2005) mendeskripsikan data sebagai kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Sedangkan definisi data menurut KBBI daring edisi IV (2008) adalah :

a. Keterangan yang benar dan nyata.

b. Keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan bahan kajian (analisis atau kesimpulan).

Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa efisiensi proses data adalah kemampuan untuk melakukan serangkaian langkah sistematis


(31)

secara berulang untuk mengolah sumber yang benar dan nyata menjadi suatu output yang berbentuk informasi yang diinginkan dengan input yang sedikit.

5. Pengetahuan Pajak

Kamus Besar Bahasa Indonesia daring edisi IV (2008)

mendeskripsikan pengetahuan sebagai segala sesuatu yang diketahui, segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal. Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya) (Notoatmodjo, 2010).

Soemitro dalam Mardiasmo (2011) mendefinisikan pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (UU) yang dapat dipaksakan dengan tiada mendapat jasa timbale (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

Menurut UU No.28 Pasal 1 Ayat 1 Tahun 2007, pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Pengetahuan dan pemahaman pertaturan perpajakan yang dimaksud adalah mengerti dan memahami ketentuan umum dan tata cara perpajakan


(32)

(KUP) yang meliputi cara melaporkan SPT, membayar, tempat membayar, denda dan batas waktu pembayaran atau pelaporan SPT (Resmi, 2009).

Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan pajak merupakan segala sesuatu mengenai perpajakan yang meliputi melakukan pendaftaran untuk terdaftar menjadi wajib pajak, mengisi Surat Pemberitahuan (SPT) dengan benar, melakukan perhitungan pajak sebagaimana mestinya, menyetorkan pajak secara tepat waktu sesuai dengan Ketentuan Umum Perpajakan (KUP) yang diperoleh dari proses melihat, mendengar, merasakan dan berfikir yang menjadi dasar manusia dalam bersikap dan bertindak.

6. Kemudahan Sistem

Menurut KBBI daring edisi IV (2008), mudah diartikan tidak memerlukan banyak tenaga atau pikiran dalam mengerjakan; tidak sukar; tidak berat; gampang. Perceived ease of use didefinisikan Davis et al., (1989) dan Chin and Todd (1995) dengan seberapa besar kemudahan untuk memahami dan menggunakan teknologi computer yang dapat dirasakan.

Kata sistem didefinisikan oleh KBBI daring edisi IV (2008) sebagai : a. Perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga

membentuk suatu totalitas.

b. susunan yang teratur dari pandangan, teori, asas, dan sebagainya. Jogiyanto (2005) menjelaskan bahwa sistem adalah suatu tujuan tertentu untuk dicapai melalui elemen-elemen yang saling berinteraksi.


(33)

Sistem ini menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata. Kesatuan yang nyata adalah suatu objek nyata, seperti tempat, benda, dan orang-orang yang betul-betul ada dan terjadi

Kemudahan penggunaan didefinisikan sebagai keyakinan seseorang untuk menggunakan suatu sistem tidak memerlukan usaha apapun (free of effort) atau mudahnya teknologi tersebut dipahami oleh pengguna (Hanafi dkk., 2012).

Dari definisi-definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa kemudahan sistem adalah tingkatan dimana seseorang percaya bahwa untuk menggunakan suatu teknologi untuk mencapai tujuan tertentu tidak diperlukan banyak tenaga.

7. Kebermanfaatan Sistem

Perceived usefulness is defined here as “the degree to which a person believes that using a particular system would enhance his or her job

performance” (Davis, 1989), sehingga dapat disimpulkan persepsi kebermanfaatan adalah sejauh mana performa seseorang akan meningkat akibat menggunakan suatu sistem.

Menurut KBBI daring edisi IV (2008), manfaat diartikan sebagai guna; faedah; laba; atau untung. Chen et al., (2015) menyebutkan bahwa persepsi kebermanfaatan sistem (perceived usefulness) didefinisikan dengan keuntungan bersih yang didapatkan pengguna dari sistem yang digunakan.


(34)

Penggunaan suatu sistem informasi, adopsi, dan perilaku pengguna sistem ditentukan oleh suatu faktor yang kuat, yaitu kebermanfaatan (Hanafi dkk., 2012).

Dari uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kebermanfaatan sistem adalah tingkatan dimana seseorang percaya bahwa dengan menggunakan suatu teknologi untuk tujuan tertentu akan meningkatkan performanya.

8. Kualitas Sistem

Menurut ISO-8402 (Loh, 2001), kualitas adalah totalitas yang tersirat maupun tersurat daripada fasilitas dan karakteristik suatu produk atau jasa yang dapat memuaskan kebutuhan. Juran (1998) mendefinisikan kualitas sebagai kepuasan konsumen yang terpenuhi dan kepuasan konsumen merupakan salah satu tolak ukur daripada kualitas.

Menurut KBBI daring edisi IV (2008), kualitas adalah tingkat baik buruknya sesuatu; kadar; derajat atau taraf (kepandaian, kecakapan, dan sebagainya); atau mutu.

DeLone dan McLean (1992) mendefinisikan kualitas sistem merupakan ciri karakteristik kualitas yang diinginkan dari sistem informasi itu sendiri dan kualitas informasi yang diinginkan informasi karakteristik produk.

Dari beberapa penjelasan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa kualitas sistem adalah tingkatan untuk mengukur baik buruknya suatu teknologi untuk tujuan tertentu yang mampu memuaskan penggunanya.


(35)

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai penerapan e-SPT secara umum telah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu. Demikian hal nya dengan variabel-variabel yang lain, yaitu efisiensi proses data, pengetahuan perpajakan, kemudahan sistem, kebermanfaatan sistem dan kualitas sistem. Beberapa penelitian tersebut antara lain :

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti Variabel

Penelitian Hasil Penelitian 1 Firdaus Aprian

Zuhdi, Topowijono dan Devi Farah Azizah (2015) Variabel Independen : Penrapan e-SPT, Pengetahuan Perpajakan Variabel Dependen: Kepatuhan Wajib Pajak

Penerapan e-SPT

berpengaruh secara parsial terhadap kepatuhan wajib pajak PKP yang terdaftar di KPP Singosari, sama halnya

dengan pengetahuan

perpajakan yang juga

berpengaruh parsial terhadap

kepatuhan wajib pajak.

Sedangkan penerapan e-SPT dan pengetahuan perpajakan berpengaruh secara simultan terhadap kepatuhan wajib pajak PKP terdafar di KPP Singosari.

2 Nurul Citra Noviandini (2012) Variabel Independen : Persepsi Kebermanfaatan, Persepsi Kemudahan Pengguna, Kepuasan Wajib Pajak Variabel Dependen : Penggunaan e-filing

Terdapat pengaruh positif dan signifikan masing-masing

variabel persepsi

kebermanfaatan, persepsi kemudahan dan kepuasan

wajib pajak terhadap

penggunaan e-filling. Dan juga terdapat pengaruh positif secara bersama-sama persepsi kebermanfaatan, persepsi kemudahan pengguna dan

kepuasan wajib pajak

terhadap penggunaan


(36)

No Nama Peneliti Variabel

Penelitian Hasil Penelitian 3 Ita Salsalina

Lingga (2012) Variabel Independen : Penerapan e-SPT Variabel Dependen : Efisiensi Pemrosesan Data Perpajakan

Penerapan e-SPT

berpengaruh terhadap

efisiensi pemrosesan data

perpajakan. Efisiensi

pemrosesan data perpajakan dipengaruhi oleh penerapan e-SPT sebesar 36,4%, sisanya

63,6% dipengaruhi oleh

faktor-faktor lain yang tidak diamati dalam penelitian.

4 Yovita

Widyadinata Dan Agus Arianto Toly (2014) Variabel Independen : Kualitas Sistem, Kualitas Informasi, Ketepatan Waktu, Kerahasiaan Variabel Dependen : Pengguna e-Filling

Hasil pengujian variabel kualitas sistem, kualitas informasi, ketepatan waktu,

dan kerahasiaan

mempengaruhi kepuasan

Wajib Pajak pengguna e-filing, sedangkan variabel

ketepatan waktu tidak

mempengaruhi kepuasan

Wajib Pajak pengguna e-filing.

C. Penelitian Terdahulu dan Penurunan Hipotesa

1. Pengaruh Pengetahuan Pajak Terhadap Penerapan E-SPT

Pengetahuan perpajakan berperan penting dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak, yang artinya bahwa wajib pajak akan mudah melaksanakan kewajiban perpajakannya apabila wajib pajak telah mengetahui seluruh ketentuan atau peraturan perpajakan yang berlaku (Zuhdi dkk., 2015).


(37)

Rahmawaty (2014) di dalam penelitiannya menyebutkan bahwa pengetahuan wajib pajak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Zulaikha (2012) dan Siregar dkk., (2012) juga menemukan bahwa pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan berpengaruh positif terhadap kesadaran wajib pajak untuk membayar pajak.

Meskipun demikian, pengaruh pengetahuan perpajakan terhadap kepatuhan pajak tidak diuji secara langsung melainkan pengaruhnya terhadap penerapan e-SPT sebagai sarana wajib pajak untuk melaksanakan kewajiban perpajakan sehingga dapat dikatakan patuh. Jika wajib pajak memiliki pengetahuan yang cukup untuk menjalankan dan memahami kewajiban perpajakan sesuai KUP maka wajib pajak akan menerima dan menggunakan e-SPT untuk pelaporan pajak. H1 : Pengetahuan pajak berpengaruh positif terhadap penerapan

e-SPT.

2. Pengaruh Kemudahan Sistem Terhadap Penerapan E-SPT

Lin et al. (2011) menemukan persepsi kemudahan penggunaan menjadi prediktor signifikan dari manfaat yang dirasakan dari menggunakan internet (e-government) untuk memakai aplikasi. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan Noviandini (2012) dan Rais dan Pinatik (2015) yang mengungkapkan bahwa persepsi kemudahan penggunaan berpengaruh signifikan terhadap penggunaan e-filing maupun pelaporan e-SPT.


(38)

Namun hal yang sama tidak ditemukan di dalam penelitian yang dilakukan oleh Hidayat (2011) yang menemukan hasil bahwa banyak pengguna aplikasi e-SPT merasa ragu-ragu sehingga persepsi penggunann e-SPT tidak mempengaruhi penggunaan aplikasi e-SPT. Sebagaimana halnya juga ditemukan dalam penelitian Muntianah dkk., (2012) bahwa persepsi penggunan tidak berpengaruh terhadap sikap pengguna dalam penerapan teknologi.

Dari penelitian-penelitian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi kemudahan dalam menggunakan sistem mempengaruhi pengguna (user) untuk memakai sistem. Semakin sistem mudah untuk digunakan, maka akan semakin banyak minat pengguna untuk memakai sitem tersebut. Demikian pula dengan sistem e-SPT yang diterapkan oleh Dirjen Pajak. Jika aplikasi e-SPT mudah digunakan oleh wajib pajak untuk melaporkan kewajiban perpajakannya, maka penggunaan e-SPT akan meningkat.

H2 : Kemudahan sistem berpengaruh positif terhadap penerapan

e-SPT.

3. Pengaruh Kebermanfaatan Sistem Terhadap Penerapan E-SPT

Persepsi kebermanfaatan sistem adalah ketika sistem dipercaya dapat memberikan manfaat bagi penggunanya. Kemanfaatan sistem sebagian besar diukur dengan keuntungan bersih yang pengguna dapatkan dari sistem yang digunakan (Chen et al.,2015). Noviandini (2012) menemukan bahwa Terdapat pengaruh positif dan signifikan


(39)

persepsi kebermanfaatan terhadap penggunaan e-Filing. Hasil serupa juga ditemukan oleh Rais dan Pinatik (2105), bahwa manfaat e-SPT berpengaruh positif signifikan terhadap pelaporan e-SPT pada wajib pajak pribadi di Kota Bitung.

Namun Lin et al. (2011) di dalam penelitiannya tidak menemukan hubungan yang signifikan antara manfaat yang dirasakan dan niat untuk menggunakan internet (layanan e-Government di Gambia) untuk memakai aplikasi.

Dari penelitian-penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa aplikasi e-SPT yang diterapkan oleh Dirjen Pajak apabila dirasa memberikan manfaat kepada wajib pajak, maka wajib pajak akan terus menggunakannya. Semakin bermanfaat aplikasi e-SPT terhadap wajib pajak, maka wajib pajak akan terus menggunakan e-SPT untuk melaporkan kewajiban perpajakannya. H3 : Kebermanfaatan sistem memiliki pengaruh positif terhadap

penerapan e-SPT.

4. Pengaruh Kualitas Sistem Terhadap Penerapan E-SPT

Salah satu elemen model kesuksesan sistem yang dikembangakan oleh DeLone dan McLean (1992) adalah kualitas sistem. Kualitas dari suatu sistem menggambarkan apakah sistem tersebut layak untuk digunakan serta akan menimbulkan kepuasan bagi penggunanya. Septianita dkk., (2014) menemukan adanya pengaruh positif signifikan


(40)

dari kualitas sistem Rail Ticketing System (RTS) terhadap kepuasan pengguna.

Widyadinata dan Toly (2014) mengukur kualitas sistem dari persepsi kecepatan akses dimana ditemukan bahwa sistem yang memiliki akses dengan optimal mempengaruhi penggunaan e-filing secara positif signifikan. Namun Sugihanti (2011) dan Wowor dkk., (2014) menemukan persepsi kecepatan tidak berpengaruh signifikan terhadap wajib pajak pengguna e-filing.

Dari penelitian-penelitian terdahulu, dapat ditarik kesimpulan bahwa jika sistem e-SPT dapat diakses dengan optimal oleh wajib pajak, maka wajib pajak akan merasa puas dalam menggunakan sistem tersebut. Sehingga semakin baik kualitas sistem e-SPT, maka kepuasan wajib pajak akan meningkat dan penggunaan e-SPT akan meningkat pula.

H4 : Kualitas sistem memiliki pengaruh positif terhadap penerapan

e-SPT.

5. Pengaruh Penerapan E-SPT Terhadap Efisiensi Proses Data

Penerapan e-SPT sebagai sarana pelaporan kewajiban perpajakan secara elektronik akan memberikan banyak implikasi, salah satunya adalah efisiensi proses data. Lingga (2012) dan Suryadi (2012) menemukan bahwa penerapan e-SPT memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap efektivitas pemrosesan data perpajakan. Sedangkan Tamboto (2013) dan Kader dkk., (2015) juga menemukan pengaruh


(41)

yang positif signifikan antara penerapan e-SPT terhadap efisiensi pengisian SPT menurut persepsi wajib pajak.

Namun, hasil serupa tidak ditemukan di dalam penelitian Mery (2004) yang menyatakan bahwa penerapan e-SPT tidak berpengaruh terhadap efektivitas pemrosesan data perpajakan. Penelitian lanjutan dilakukan oleh Mokolinug dan Budiarso (2014) dimana kepraktisan e-SPT tidak berpengaruh secara signifikan terhadap efisiensi pemrosesan data perpajakan pada pengusaha kena pajak di Kota Tomohon.

Dari penelitian-penelitian terdahulu, dapat disimpulkan bahwa penerapan e-SPT dapat mempengaruhi efisiensi proses data. Jika wajib

pajak menggunakan e-SPT untuk melaporkan kewajiban

perpajakannya, maka pemrosesan data meliputi input data, perhitungan data, dan rekam ulang data akan menjadi lebih cepat dengan biaya dan tenaga yang minim, sehingga wajib pajak akan merasa sangat terbantu. Semakin efisien input data perpajakan yang dilakukan oleh wajib pajak dengan menggunakan e-SPT, maka pengguna e-SPT juga akan meningkat.

H5 : Penerapan e-SPT memiliki pengaruh positif terhadap efisiensi


(42)

D. Model Penelitian

Gambar 2.1

Model Penelitian Pengetahuan

Pajak (X1)

Kualitas Sistem

(X4) Kemudahan

Sistem (X2) Kebermanfa

atan Sistem (X3)

Penerapan e-SPT

(Y)

Efisiensi Proses Data

(Z) +

+

+

+


(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Obyek Penelitian

Obyek penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini adalah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama yang terdapat di wilayah Daerah Istimewa Yoyakarta (DIY) yaitu KPP Pratama Yogyakarta, KPP Pratama Sleman, KPP Pratama Bantul, KPP Pratama Wonosari dan KPP Pratama Wates. Obyek penelitian digunakan sebagai wilayah penyebaran kuisioner untuk mengetahui pengaruh pengetahuan pajak, kemudahan sistem, kebermanfaatan sistem dan kualitas sistem terhadap penerapan e-SPT dan implikasinya terhadap pemrosesan data.

B. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah wajib pajak yang terdaftar di tiap-tiap KPP yang ada di wilayah DIY. Subyek yang digunakan untuk menilai pengaruh pengetahuan pajak, kemudahan sistem, kebermanfaatan sistem dan kualitas sistem terhadap penerapan e-SPT dan implikasinya terhadap pemrosesan data adalah wajib pajak badan yang melakukan pelaporan di tempat terdaftarnya.

C. Jenis Data

Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif, yang bertujuan untuk melihat pengaruh dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2010). Sumber data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer. Data Primer adalah


(44)

data yang berasal langsung dari responden yang dilakukan menggunakan kuisioner atau wawancara (Sekaran, 2003). Data primer penelitian ini berasal dari survei penyebaran kuesioner pada wajib pajak badan terdaftar KPP Pratama Yogyakarta, KPP Pratama Sleman, KPP Pratama Bantul, KPP Pratama Wonosari dan KPP Pratama Wates yang dikumpulkan secara khusus dan berkaitan langsung tentang permasalahan yang diteliti

Jenis data terbagi menjadi dua macam (Kuncoro, 2009) yaitu :

1. Data kualitatif, adalah data yang berbentuk deskriprtif atau uraian lain dan pengukurannya tidak dapat mengggunakan skala numerik.

2. Data kuantitatif, adalah data yang berbentuk skala numerik atau angka-angka. Sehingga untuk bisa dilakukan pemrosesan statistik, bentuk penelitan kualitatif harus disajikan dalam angka-angka (kualitatif yang dikuantitatifkan).

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data kualitatif yang dikuantitatifkan dengan menggunakan skala likert.

D. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode non probability sampling. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode convinience sampling, yaitu teknik untuk mendapatkan sampel dengan memperhatikan keinginan dan kenyamanan peneliti (Kuncoro,2009). Dimana sampel yang akan diambil adalah wajib pajak badan terdaftar di KPP yang sedang melaporkan kewajiban perpajakannya


(45)

dan bersedia menjadi responden sehingga peneliti bisa menemukan responden dengan mudah.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan melalui metode survey dengan cara membagikan kuisioner kepada responden. Kuisoner adalah daftar pertanyaan tertulis yang telah dirumuskan untuk dijawab oleh responden (Sekaran,2011).

Kuisioner disebar ke 5 KPP yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta, yaitu KPP Pratama Yogyakarta, KPP Pratama Sleman, KPP Pratama Bantul, KPP Pratama Wonosari dan KPP Pratama Wates. Kuesioner bersifat tertutup dimana jawaban telah disediakanoleh peneliti, responden hanya memilih jawaban yang telah disediakan. Pengukuran variabel menggunakan skala likert 1-5 poin. Jawaban dari setiap item menggunakan gradasi sangat tidak setuju, tidak setuju, netral, setuju dan sangat setuju.

F. Definisi Operasional Variabel Penelitian dan Pengukuran 1. E-SPT (Surat Pemberitahuan Elektronik)

E-SPT adalah aplikasi atau sistem yang digunakan oleh wajib pajak sebagai alternatif untuk melaporkan kewajiban perpajakannya. E-SPT merupakan bentuk elektronik dari SPT yang berbentuk kertas. Alat ukur yang akan digunakan adalah dengan menggunakan kuisioner. Skala yang digunakan adalah skala likert 5 poin.


(46)

Berdasarkan Penelitian yang dilakukan oleh Lingga (2012), kuisioner yang digunakan untuk mengukur penerapan e-SPT adalah sebagai berikut :

a.a. Aplikasi e-SPT membantu mengefisienkan berkas dalam pemrosesan data perpajakan.

a.b. Pengarsipan data dapat dilakukan dengan lebih praktis apabila menggunakan aplikasi e-SPT.

2. Efisiensi Proses Data

Efisiensi proses data adalah sumber daya yang diperlukan untuk mengolah dan memanipulasi data untuk menjadi informasi dengan biaya yang sedikit namun bisa mencapai hasil yang banyak. Alat ukur yang akan digunakan untuk mengukur variabel efisiensi proses data adalah dengan menggunakan kuisioner. Sedangkan skala yang digunakan adalah skala likert 5 poin.

Lingga (2012), juga mengukur efisiensi proses data melalui kuisioner sebagai berikut :

a. Penggunaan e-SPT dalam pemrosesan data perpajakan membantu menghasilkan informasi yang jelas, akurat dan tepat waktu.

b. Jumlah SDM dalam proses penghitungan dan perekaman data perpajakan dapat diminimalisir dengan menggunakan e-SPT.

c. Penggunaan aplikasi e-SPT dapat menghemat waktu dan biaya yang dibutuhkan dalam proses pelaporan pajak.


(47)

3. Pengetahuan Pajak

Pengetahuan pajak adalah tingkat pemahaman yang dimiliki oleh wajib pajak untuk memenuhi kewajiban perpajakannya berupa mendaftar, menghitung, menyetor, dan melapor sesuai dengan Ketentuan Umum Perpajakan (KUP) yang telah ditetapkan oleh Dirjen Pajak. Alat ukur yang akan digunakan adalah dengan menggunakan kuisioner dengan menggunakan skala likert 5 poin.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Handayani dkk., (2011), pengetahuan perpajakan diukur melalui kuisioner sebagai berikut :

a. Sanksi pajak akan dikenakan bagi wajib pajak yang tidak patuh dan tidak melaksanakan kewajiban perpajakan.

b. Pajak yang dibayar dihitung berdasarkan Penghasilan Neto dikurangi PTKP kemudian dikalikan dengan tarif yang berlaku.

c. Pengetahuan dan pemahaman peraturan pajak diperoleh dari sosialisasi yang diadakan oleh KPP .

d. Pengetahuan dan pemahaman peraturan pajak diperoleh dari training.

4. Kemudahan Sistem

Kemudahan sistem didefinisikan ketika pengguna dari suatu sistem percaya bahwa untuk menggunakan sistem tersebut hanya membutuhkan usaha yang sedikit. Usaha yang sedikit merujuk pada tanpa adanya kesulitan atau usaha yang keras untuk memahami dan


(48)

mengoperasikan sistem tersebut. Alat ukur yang akan digunakan untuk mengukur variabel ini adalah dengan menggunakan kuisioner. Skala yang digunakan untuk mengukur adalah skala likert 5 poin.

Desmayanti (2012) mengukur persepsi kemudahan penggunaan melalui kuisioner sebagai berikut :

a. E-SPT mudah untuk dipelajari.

b. E-SPT mudah untuk digunakan.

c. Interaksi dengan aplikasi e-SPT jelas dan terpahami.

d. Adaptasi dengan e-SPT mudah untuk dilakukan.

e. Dalam penggunaan e-SPT, mudah untuk menjadi terampil.

f. Menggunakan e-SPT untuk keseluruhan adalah mudah.

5. Kebermanfaatan Sistem

Kebermanfaatan sistem didefnisikan ketika pengguna dari suatu sistem percaya bahwa sistem tersebut dapat memberikan keuntungan bagi dirinya. Sistem yang dirasa dapat memberikan manfaat untuk mencapai suatu tujuan pengguna, mengakibatkan pengguna akan terus memakai sistem tersebut. Alat ukur yang digunakan untuk variabel kebermanfaatan adalah dengan kuisioner sedangkan skalanya menggunakan skala likert 5 poin.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Desmayanti (2012), persepsi kebermanfaatan sistem diukur melalui kuisioner sebagai berikut :


(49)

a. Performa pelaporan pajak akan meningkat jika menggunakan e-SPT.

b. Pelaporan pajak akan lebih efektif apabila menggunakan e-SPT.

c. Proses pelaporan pajak menjadi lebih sederhana jika menggunakan e-SPT.

d. Produktivitas dapat ditingkatkan dengan menggunakan e-SPT.

6. Kualitas Sistem

Kualitas sistem didefinisikan sebagai karakteristik yang melekat sesuai dengan tujuan diciptakannya suatu sistem. Kualitas sistem dijadikan sebagai indikator agar suatu sistem bisa diterapkan secara konsisten dan disempurnakan sesuai dengan perkembangan zaman sehingga sistem tersebut bisa mencapai keinginan dan tujuan penggunanya. Alat ukur yang akan digunakan untuk mengukur variabel kualitas sistem adalah dengan menggunakan kuisioner. Sedangkan skala yang digunakan adalah skala likert 5 poin.

Kualitas sistem diukur oleh Kirana (2010) melalui kuisioner sebagai berikut :

a. Data informasi yang dibutuhkan pengguna tersedia di dalam aplikasi e-SPT.

b. Sistem e-SPT menyediakan informasi sesuai dengan kebutuhan pengguna secara tepat.


(50)

c. Informasi yang dihasilkan sistem e-SPT akurat, tidak bias dan bebas dari kesalahan.

d. Informasi yang dibutuhkan pengguna dari aplikasi e-SPT dapat diakses dalam waktu yang tepat.

e. Aplikasi e-SPT dapat memberikan informasi terkini.

f. Output e-SPT mudah dipahami pengguna karena disajikan dalam bentuk yang tepat.

g. Penyajian informasi dalam sistem e-SPT jelas.

G. Uji Kualitas Instrumen dan Data

Pengujian kualitas instrumen data dilakukan sebelum pengujian hipotesis. Adapun uji kualitas instrumen data yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain :

a.b.a.1. Uji Validitas

Uji validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukan ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur. Instrument dapat dikatakan valid apabila menghasilkan hasilukur sesuai dengan apa yang diinginkan.Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat nilai pearson correlation yang dihasilkan. Apabila pearson correlation > 25%, maka instrument dikatakan valid (Nazaruddin dan Basuki, 2016). Menurut Ghazali (2009) suatu kuesioner dikatakan akurat apabila pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner tersebut.


(51)

a.b.a.2. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas adalah pengujian untuk mengukur kuesioner yang menunjukan sejauh mana stabilitas dan konsistensi alat ukur yang digunakan. Uji reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan koefisien Cronbach Alpha untuk semua variabel. Koefisien Cronbach Alpha yaitu koefisien yang menunjukan seberapa baik suatu instrumen berkorelasi positif dengan item lainnya.

Menurut Ghazali (2009) kuesioner dikatakan reliabel apabila jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Apabila Koefisien Cronbach Alpha yang dihasilkan > 0,70 maka dapat dikatakan bahwa instrumen yang digunakan reliabel (Sekarran dalam Nazaruddin dan Basuki, 2016).

Sedangkan Guilford (1956:145) mengkategorikan koefisien reliabilitas sebagai berikut :

a. Jika koefisien croanboachs alpha yang dihasilkan antara 0,80 – 1,00 maka dapat dikategorikan sebagai reliabilitas sangat tinggi.

b. Jika koefisien croanboachs alpha yang dihasilkan antara 0,60 – 0,80 maka dapat dikategorikan sebagai reliabilitas tinggi.

c. Jika koefisien croanboachs alpha yang dihasilkan antara 0,40 – 0,60 maka dapat dikategorikan sebagai reliabilitas sedang.


(52)

d. Jika koefisien croanboachs alpha yang dihasilkan antara 0,20 – 0,40 maka dapat dikategorikan sebagai reliabilitas rendah.

H. Uji Hipotesis dan Analisa Data 1. Uji Hipotesis

Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode regresi linear berganda (multiple regression) dimana analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen pengetahuan perpajakan, kemudahan sistem, kebermanfaatan sistem, dan kualitas sistem terhadap variabel dependen yaitu penerapan e-SPT. Serta metode regresi linear sederhana untuk mengetahui hubungan antara variabel independen penerapan e-SPT terhadap variabel dependen kedua, yaitu efisiensi proses data. Dari penjelasan diatas, maka dapat ditari kesimpulan bahwa di dalam penelitian ini terdapat dua persamaan, yaitu :

……(1)

………...(2) Keterangan :

ESPT = Penerapan e-SPT EPD = Efisiensi Proses Data α = Konstanta

β = Koefisien Regresi PP = Pengetahuan Perpajakan KMS = Kemudahan Sistem


(53)

KBS = Kebermanfaatan Sistem KLS = Kualitas Sistem

= Error Term

a. Uji Koefisien Determinasi ( R2

dan Adjusted R2 )

Uji ini digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi antara 0 dan 1.Nilai koefisien determinasi yang kecil mengindikasikan terbatasnya kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen. Nilai koefisien determinasi yang semakin mendekati angka 1 menandakan bahwa kemapuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen semakin jelas.

b. Uji Signifikansi (Uji Nilai F)

Uji nilai F dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen memengaruhi variabel dependen secara bersama-sama. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan nilai signifikansi. Jika nilai sig < 0,05 maka terdapat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama.

c.Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependennya. Kriteria dalam penerimaan hipotesis adalah sebagai berikut:


(54)

maka hipotesis diterima.

2) Jika nilai sig > alpha (0,05) dan tidak searah dengan hipotesis maka hipotesis ditolak.

2. Analisa Data

a. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif berfungsi untuk menunjukkan gambaran secara statistik data yang diteliti meliputi jumlah data, mean, standar deviasi dan nilai variasi (variance) dari masing-masing variabel penelitian. Maksimum-minimum digunakan untuk melihat nilai minimum dan maksimum dari polpulasi sedangkan jarak (range) digunakan untuk melihat selisih antara nilai maksimum dan minimum. Mean digunakan untuk menilai besar rata-rata populasi yang diperkirakan dari sampel. Standar deviasi digunakan untuk menilai dispersi rata-rata dari sampel. Nilai variasi data (variance) digunakan untuk menilai tingkat variasi dari suatu data.

b. Uji Asumsi Klasik c.1)Uji Normalitas

Uji normalitas data digunakan untuk menentukan apakah data yang telah dikumpulkan berdistribusi normal atau diambil dari populasi normal. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan One Sample Kormogrov-Smirnov Test. Dasar pengambilan keputusan dilihat dari nilai sig. Unstandardized Residual yang dihasilkan. Jika nilai sig > 5%, maka dapat


(55)

disimpulkan bahwa residual menyebar normal, dan jika nilai sig < 5%, maka dapat disimpulkan bahwa residual menyebar tidak normal (Nazaruddin dan Basuki, 2016).

c.2)Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah terdapat model regresi yang berkorelasi dengan variabel bebas dalam penelitian. Pendeteksian multikolinearitas dapat dilihat dari nilai Variance Inflation Factors (VIF). Apabila nilai VIF < 10 maka tidak terdapat multikolinearitas dalam variabel bebas, begitu pula sebaliknya (Nazaruddin dan Basuki, 2016).

c.3)Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan uji glesjer, dengan cara melihat nilai sig yang dihasilkan. Apabila nilai sig > 5%, maka dapat dikatakan terbebas dari heteroskedastisitas (Nazaruddin dan Basuki, 2016).


(56)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian

Obyek dalam penelitian ini adalah KPP Pratama yang berada di wilayah DIY, yaitu KPP Pratama Yogyakarta, KPP Pratama Sleman, KPP Pratama Bantul, KPP Pratama Wonosari dan KPP Pratama Wates. Sedangkaan Subyek Penelitian ini adalah wajib pajak badan yang terdaftar di tiap-tiap KPP. Penelitian dilakukan mulai dari Bulan September sampai dengan November 2016.

Penyebaran angket kuisioner dilakukan pertama kali di KPP Pratama Sleman yang dilakukan pada 12-15 September dengan total responden sebanyak 40 orang. Dilanjutkan dengan penelitian di lingkungan KPP Pratama Wonosari yang dilaksanakan pada 20-30 Oktober 2016 dengan total perolehan responden sebanyak 38 orang. Obyek penelitian selanjutnya yaitu KPP Pratama Yogyakarta yang dilakukan tanggal 2-8 November 2016 dan memperoleh sebanyak 45 responden.

Tanggal 8-16 November 2016, penyebaran angket kuisioner dilakukan di KPP Pratama Wates dengan total 42 responden. Kemudian obyek penelitian terakhir yaitu KPP Pratama Bantul dengan jumlah responden sebanyak 63 orang yang dilaksanakan pada 17-28 November 2016. Berdasarkan hasil pelaksanaan penelitian tersebut, dapat dilakukan analisis sebaran angket kuisioner yang dijelaskan melalui tabel 4.1.


(57)

Tabel 4.1

Sebaran Kuisioner Berdasarkan Obyek Penelitian

No Obyek Penelitian Jumlah Responden

1 KPP Pratama Sleman 40 Responden

2 KPP Pratama Wonosari 38 Responden

3 KPP Pratama Yogyakarta 45 Responden

4 KPP Pratama Wates 42 Responden

5 KPP Pratama Bantul 63 Responden

Total 228 Responden

Penyebaran kuisioner yang dilakukan mendapatkan tanggapan yang baik dari setiap responden yang diminta untuk mengisi angket, sehingga tidak ada kuisioner yang hilang atau tidak kembali. Dari total 228 kuisioner yang dapat disebar oleh peneliti, terdapat 102 kuisioner yang tidak dapat diolah, dimana 23 kuisioner tidak tepat sasaran karena responden yang didapatkan adalah wajib pajak pribadi. Sedangkan 79 lainnya rusak atau tidak memenuhi kriteria sehingga tidak dapat diolah. Dari hasil penerimaan kuisioner tersebut, dapat dilakukan analisis data yang dirangkum kedalam tabel 4.2.

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Sebaran Kuisioner

B

Berdasarkan data diatas, dari 126 instrumen yang dapat diolah dapat diperoleh informasi sebagai berikut :

Keterangan Jumlah Persentase

Kuisioner disebar 228 100%

Kuisioner yang memenuhi kriteria 126 55,2%

Kuisioner tidak tepat sasaran 23 10,2%


(58)

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Kelengkapan Identitas

Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 126 kuisioner yang dapat diolah, sebanyak 84 atau 66,7% responden memilih untuk tidak mengisi identitasnya. Sedangkan yang memilih melengkapi identitasnya hanya 2 responden dengan persentase sebesar 1,6%. Sisanya sebanyak 40 responden atau 31,7% mengisi identitas, namun tidak melengkapinya. Adapun responden yang tidak melengkapi pengisian identitas dapat dilihat secara terperinci pada tabel 4.4.

Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Ketidaklengkapan Identitas

Karakteristik responden yang ditunjukkan berdasarkan

ketidaklengkapan pengisian identitas dapat diklasifikasikan menjadi 6 kategori, yaitu yang mengisi nama instansi saja, nama dan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), nama dan nomor telepon instansi, NPWP instansi Keterangan Jumlah Kuisioner Persentase

Tidak Mengisi Identitas 84 66,7%

Megisi Identitas Lengkap 2 1,6%

Mengisi Identitas Tidak Lengkap 40 31,7%

Total 126 100%

Keterangan Jumlah Kuisioner Persentase

Nama Instansi 20 50%

Nama dan NPWP Instansi 5 12,5%

Nama dan Nomor Telpon Instansi 10 25%

NPWP Instansi 3 7,5%

NPWP dan Nomor Telpon Instansi 0 0%


(59)

saja, NPWP dan nomor telepon instansi atau yang mengisi nomor telepon saja.

Dari 40 responden atau sebesar 100% yang tidak melengkapi identitasnya, sebanyak 20 responden hanya mengisi nama instansi asal untuk identitasnya dengan presentase sebesar 50%. Lalu sebanyak 5 atau 12,5% responden yang mengisi item pertanyaan nama dan NPWP instansinya. Sedangkan yang mengisi nama dan nomor telpon instansi dilakukan oleh 10 atau 25% responden.

Kemudian sebanyak 3 atau 7,5% responden yang mengisi item pertanyaan NPWP instansi sebagai identitasnya, dan 5 responden atau 12,5% lainnya hanya mengisi item pertanyaan nomor telpon instansi. Dari penyebaran kuisioner yang dilakukan, tidak ditemukan responden yang mengisi item pertanyaan NPWP dan nomor telpon instansi sebagai identitasnya.

Tabel 4.5

Karakteristik Responden Berdasarkan Kedudukan di Instansi Asal

Karakteristik lainnya dapat diketahui melalui jabatan atau kedudukan responden dari instansi asalnya. Dari total 126 responden atau 100%, sebanyak 19 responden atau 15% menjabat sebagai direktur di instansi asalnya. Pada posisi bagian keuangan dan administrasi, dapat Keterangan Jumlah Kuisioner Persentase

Direktur 19 15%

Bagian Keuangan dan Administrasi 71 56%

Konsultan Pajak 4 3%


(60)

diidentifikasi sebanyak 71 responden atau 56%. Sedangkan yang memiliki posisi sebagai konsultan pajak, dapat diidentifikasi sebanyak 4 responden atau 3%. Sebanyak 32 responden atau 25% sisanya memiliki jabatan selain dari yang telah disebutkan.

B. Uji Kualitas Instrumen dan Data

1. Uji Validitas

Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas

Alat Ukur Pearson Correlation Keterangan

ESPT1 0,829 Valid

ESPT2 0,779 Valid

EPD1 0,747 Valid

EPD2 0,687 Valid

EPD3 0,579 Valid

PP1 0,621 Valid

PP2 0,722 Valid

PP3 0,726 Valid

PP4 0,727 Valid

KMS1 0,845 Valid

KMS2 0,849 Valid

KMS3 0,721 Valid

KMS4 0,856 Valid

KMS5 0,809 Valid

KMS6 0,806 Valid

KBS1 0,788 Valid

KBS2 0,850 Valid

KBS3 0,853 Valid

KBS4 0,818 Valid

KS1 0,800 Valid

KS2 0,795 Valid

KS3 0,735 Valid

KS4 0,777 Valid

KS5 0,842 Valid

KS6 0,809 Valid


(61)

Uji validitas dilakukan untuk mengukur sejauh mana instrumen dapat mengukur sah/kecermatan alat ukur dari instrument/kuesioner. Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat nilai pearson correlation yang dihasilkan. Apabila pearson correlation > 25%, maka instrument dikatakan valid (Nazaruddin dan Basuki, 2016). Dari hasil analisis, dapat diperoleh dari nilai pearson correlation seperti yang disajikan pada tabel 4.6.

Variabel penerapan e-SPT diukur dengan menggunakan 2 butir pertanyaan yang masing-masing pertanyaan merupakan indikator untuk mengukur penerapan e-SPT. Variabel efisiensi proses data diukur dengan menggunakan 3 butir pertanyaan yang masing-masing pertanyaan merupakan indikator untuk mengukur efisiensi proses data.

Variabel pengetahuan pajak diukur dengan menggunakan 4 butir pertanyaan yang masing-masing pertanyaan merupakan indikator untuk mengukur pengetahuan perpajakan. Variabel kemudahan sistem diukur dengan menggunakan 6 butir pertanyaan yang masing-masing pertanyaan merupakan indikator untuk mengukur kemudahan sistem.

Variabel kebermanfaatan sistem diukur dengan menggunakan 4 butir pertanyaan yang masing-masing pertanyaan merupakan indikator untuk mengukur kebermanfaatan sistem. Variabel kebermanfaatan sistem diukur dengan menggunakan 7 butir pertanyaan yang masing-masing pertanyaan merupakan indikator untuk mengukur kualitas sistem.


(62)

Tiap-tiap butir pertanyaan diukur dengan memberikan skor 1-5 poin. Sehingga dari hasil perhitungan yang disajikan melalui tabel 4.6 diatas, dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel di dalam penelitian ini adalah valid karena memiliki skor > 0,25.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah pengujian untuk mengetahui apakah kuisioner yang digunakan memiliki stabilitas dan konsistensi pengukuran. Uji reliabilitas dilakukan dengan melihat nilai croanboachs alpha yang dihasilkan pada masing-masing variabel penelitian.

Guilford (1956:145) mengkategorikan koefisien reliabilitas sebagai berikut :

a. Jika koefisien croanboachs alpha yang dihasilkan antara 0,80 – 1,00 maka dapat dikategorikan sebagai reliabilitas sangat tinggi.

b. Jika koefisien croanboachs alpha yang dihasilkan antara 0,60 – 0,80 maka dapat dikategorikan sebagai reliabilitas tinggi.

c. Jika koefisien croanboachs alpha yang dihasilkan antara 0,40 – 0,60 maka dapat dikategorikan sebagai reliabilitas sedang.

d. Jika koefisien croanboachs alpha yang dihasilkan antara 0,20 – 0,40 maka dapat dikategorikan sebagai reliabilitas rendah.


(63)

Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Croanboachs

Alpha Keterangan

Penerapan E-SPT 0,453 Reliabilitas Sedang

Efisiensi Proses Data 0,395 Reliabilitas Rendah

Pengetahuan Pajak 0,649 Reliabilitas Tinggi

Kemudahan Sistem 0,899 Reliabilitas Sangat Tinggi

Kebermanfaatan Sistem 0,843 Reliabilitas Sangat Tinggi

Kualitas Sistem 0,905 Reliabilitas Sangat Tinggi

Dari tabel 4.7, dapat disimpulkan bahwa seluruh instrument di dalam penelitian ini konsisten dari waktu ke waktu karena koefisien croanboachs alpha yang dihasilkan > 0,20.

C. Analisa Data

1. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif pada penelitian ini menjelaskan jumlah data, nilai rata-rata (mean), nilai maksimum, nilai minimum, selisih antara nilai maksimum dan minimum (range), nilai variasi data (variance) dan standar deviasi dari masing-masing variabel yang disajikan dalam tabel 4.8.

Dari tabel tersebut terlihat bahwa dalam penelitian ini terdapat sebanyak 126 sampel dengan 6 variabel yang memiliki karakteristik sebagai berikut :

a. Variabel penerapan e-SPT (Y) memiliki nilai maksimum sebesar 10,00 dan nilai minimum sebesar 4,00 dengan jarak (range) antara


(64)

nilai maksimum dan minimum adalah sebesar 6,00. Nilai rata-rata (mean) yang dimiliki sebesar 7,80 dengan standar deviasi sebesar 1,544 dan nilai variasi data (variance) sebesar 2,384.

b. Variabel efisiensi proses data (Z) memiliki nilai maksimum sebesar 15,00 dan nilai minimum sebesar 7,00 dengan jarak (range) antara nilai maksimum dan minimum adalah sebesar 8,00. Nilai rata-rata (mean) yang dimiliki sebesar 11,80 dengan standar deviasi sebesar 1,893 dan nilai variasi data (variance) sebesar 3,584.

c. Variabel pengetahuan pajak (X1) memiliki nilai maksimum sebesar 20,00 dan nilai minimum sebesar 8,00 dengan jarak (range) antara nilai maksimum dan minimum adalah sebesar 12,00. Nilai rata-rata (mean) yang dimiliki sebesar 14,60 dengan standar deviasi sebesar 2,434 dan nilai variasi data (variance) sebesar 5,923.

d. Variabel kemudahan sistem (X2) memiliki nilai maksimum sebesar 30,00 dan nilai minimum sebesar 13,00 dengan jarak (range) antara nilai maksimum dan minimum adalah sebesar 17,00. Nilai rata-rata (mean) yang dimiliki sebesar 23,10 dengan standar deviasi sebesar 3,356 dan nilai variasi data (variance) sebesar 11,261. e. Variabel kebermanfaatan sistem (X3) memiliki nilai maksimum

sebesar 20,00 dan nilai minimum sebesar 8,00 dengan jarak (range) antara nilai maksimum dan minimum adalah sebesar 12,00. Nilai rata-rata (mean) yang dimiliki sebesar 15,28 dengan standar


(65)

deviasi sebesar 2,468 dan nilai variasi data (variance) sebesar 6,090.

f. Variabel kualitas sistem (X4) memiliki nilai maksimum sebesar 35,00 dan nilai minimum sebesar 16,00 dengan jarak (range) antara nilai maksimum dan minimum adalah sebesar 19,00. Nilai rata-rata (mean) yang dimiliki sebesar 26,61 dengan standar deviasi sebesar 4,170 dan nilai variasi data (variance) sebesar 17,392.

Tabel 4.8 Statistik Deskriptif

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data dalam regresi berdistribusi normal atau diambil dari populasi normal. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Di dalam penelitian ini, terdapat dua

Descriptive Statistics

N Range

Minimu m

Maximu

m Mean

Std. Deviation

Varian ce TOTAL_ESP

T 126 6 4 10 7.80 1.544 2.384

TOTAL_EPD 126 8 7 15 11.80 1.893 3.584

TO0TAL_PP 126 12 8 20 14.60 2.434 5.923

TOTAL_KMS 126 17 13 30 23.10 3.356 11.261

TOTAL_KBS 126 12 8 20 15.28 2.468 6.090

TOTAL_KS 126 19 16 35 26.61 4.170 17.392

Valid N


(66)

desain model penelitian sehingga masing-masing desain memerlukan pengujian normalitas.

Tabel 4.9

Hasil Uji Normalitas Desain Model Penelitian I

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 126

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 1.37103559

Most Extreme Differences Absolute .062

Positive .054

Negative -.062

Test Statistic .062

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Hasil uji normalitas desain model penelitian pertama yang mengukur apakah variabel penerapan e-SPT yang dipengaruhi oleh

variabel pengetahuan perpajakan, kemudahan sistem,

kebermanfaatan sistem dan kualitas sistem diambil dari populasi yang normal dapat dilihat pada tabel 4.9. Dari tabel tersebut, didapatkan nilai Asymp. Sig (2-tailed) sebesar (0,200) > α (0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian di model pertama berdistribusi normal.

Sedangkan hasil uji normalitas desain model penelitian kedua yang mengukur apakah variabel efisiensi proses data yang dipengaruhi oleh variabel e-SPT diambil dari populasi yang normal


(67)

dapat dilihat pada tabel 4.10. Dimana disajikan nilai Asymp. Sig

(2-tailed) sebesar (0,075) > α (0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian di model kedua berdistribusi normal.

Tabel 4.10

Hasil Uji Normalitas Desain Model Penelitian II

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antar variabel independen dalam model regresi. Uji multikolinearitas dalam penelitian dapat dilihat dari nilai Tolerance atau Variance Inflation Factor (VIF). Di dalam penelitian ini, terdapat dua desain model penelitian sehingga masing-masing desain memerlukan pengujian multikolinearitas.

Hasil uji multikolinearitas desain model penelitian pertama yang mengukur apakah variabel penerapan e-SPT yang dipengaruhi

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 126

Normal Parametersa,b Mean

.0000000

Std. Deviation 1.84490019

Most Extreme Differences Absolute .076

Positive .076

Negative -.052

Test Statistic .076

Asymp. Sig. (2-tailed) .075c

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(68)

oleh variabel pengetahuan perpajakan, kemudahan sistem, kebermanfaatan sistem dan kualitas sistem tidak terdapat multikolinearitas dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut.

Tabel 4.11

Hasil Uji Multikolinearitas Desain Model Penelitian I

Model Colinearity Statistics Tolerance VIF

Pengetahuan Perpajakan 0,635 1,575

Kemudahan Sistem 0,533 1,877

Kebermanfaatan Sistem 0,460 2,176

Kualitas Sistem 0,471 2,122

Berdasarkan tabel 4.11, diketahui bahwa nilai VIF dari variabel pengetahuan perpajakan sebesar 1,575; kemudahan sistem sebesar 1,877; kebermanfaatan sistem sebesar 2,176 dan kebermanfaatan sistem sebesar 2,122. Dimana nilai VIF tiap-tiap variabel ≤ 10 maka dapat disimpulkan bahwa data pada model penelitian pertama tidak terjadi multikolinearitas.

Tabel 4.12

Hasil Uji Multikolinearitas Desain Model Penelitian II

Model Colinearity Statistics Tolerance VIF

Penerapan E-SPT 1,000 1,000

Nilai VIF yang dihasilkan dari variabel penerapan e-SPT sebesar 1,00 ≤ 10 maka dapat disimpulkan bahwa data pada model penelitian kedua juga tidak terjadi multikolinearitas. Hal ini secara lebih jelas disajikan di dalam tabel 4.12.


(69)

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain dalam model regresi. Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji Glejser. Di dalam penelitian ini, terdapat dua desain model penelitian sehingga masing-masing desain memerlukan pengujian heteroskedastisitas.

Hasil uji heteroskedastisitas desain model penelitian pertama yang mengukur apakah variabel penerapan e-SPT yang dipengaruhi oleh variabel pengetahuan perpajakan, kemudahan sistem, kebermanfaatan sistem dan kualitas sistem tidak terdapat heteroskedastisitas dapat dilihat pada tabel 4.13 berikut.

Tabel 4.13

Hasil Uji Heteroskedastisitas Desain Model Penelitian I

Model Signifikansi

Pengetahuan Perpajakan 0,207

Kemudahan Sistem 0,654

Kebermanfaatan Sistem 0,280

Kualitas Sistem 0,609

Berdasarkan tabel diatas, didapatkan hasil bahwa nilai signifikansi dari masing-masing variabel independen pada penelitian

ini lebih besar dari α (0,05). Variabel pengetahuan perpajakan sebesar (0,207), kemudahan sistem sebesar (0,654), kebermanfaatan sistem sebesar (0,280) dan kemudahan sistem sebesar (0,609). Jadi,


(1)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) .464 .553 .839 .403

TOTAL_PP -.046 .036 -.142 -1.270 .207

TOTAL_KMS .013 .029 .055 .449 .654

TOTAL_KBS .045 .042 .143 1.085 .280

TOTAL_KS .013 .024 .067 .512 .609

a. Dependent Variable: abs_res

Hasil Uji Heteroskedastisitas Model Penelitian II

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.413 .494 2.859 .005

TOTAL_ESPT .011 .062 .016 .175 .861

a. Dependent Variable: abs_res


(2)

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation Variance

TOTAL_ESPT 126 6 4 10 7.80 1.544 2.384

TOTAL_EPD 126 8 7 15 11.80 1.893 3.584

TO0TAL_PP 126 12 8 20 14.60 2.434 5.923

TOTAL_KMS 126 17 13 30 23.10 3.356 11.261

TOTAL_KBS 126 12 8 20 15.28 2.468 6.090

TOTAL_KS 126 19 16 35 26.61 4.170 17.392

Valid N (listwise) 126

Statistik Deskriptif

Lampiran 8. Uji Regresi

Hasil Uji Regresi Berganda Model Penelitian I

Coefficientsa


(3)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 5.587 .982 5.690 .000

TOTAL_PP .214 .064 .337 3.330 .001

TOTAL_KM

S -.010 .051 -.021 -.194 .846

TOTAL_KB

S -.281 .074 -.450 -3.776 .000

TOTAL_KS .136 .044 .367 3.121 .002

a. Dependent Variable: TOTAL_ESPT

Hasil Uji Regresi Sederhana Model Penelitian II

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 9.654 .853 11.315 .000

TOTAL_ESP

T .275 .107 .225 2.565 .011

a. Dependent Variable: TOTAL_EPD

Lampiran 9. Koefisien Determinasi

Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Penelitian I

Model Summaryb


(4)

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .460a .212 .186 1.394

a. Predictors: (Constant), TOTAL_KS, TOTAL_PP, TOTAL_KMS, TOTAL_KBS

b. Dependent Variable: TOTAL_ESPT

Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Penelitian II

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .225a .050 .043 1.852

a. Predictors: (Constant), TOTAL_ESPT

Lampiran 10. Uji Signifikan Simultan ( Uji F)


(5)

ANOVAa

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 63.072 4 15.768 8.120 .000b

Residual 234.967 121 1.942

Total 298.040 125

a. Dependent Variable: TOTAL_ESPT

b. Predictors: (Constant), TOTAL_KS, TOTAL_PP, TOTAL_KMS, TOTAL_KBS

Hasil Uji Signifikan Simultan Model Penelitian II

ANOVAa

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 22.583 1 22.583 6.582 .011b

Residual 425.457 124 3.431

Total 448.040 125

a. Dependent Variable: TOTAL_EPD b. Predictors: (Constant), TOTAL_ESPT

Lampiran 11. Uji Parsial (Uji T)

Hasil Uji Parsial Model Penelitian I

Coefficientsa


(6)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 5.587 .982 5.690 .000

TOTAL_PP .214 .064 .337 3.330 .001

TOTAL_KM

S -.010 .051 -.021 -.194 .846

TOTAL_KB

S -.281 .074 -.450 -3.776 .000

TOTAL_KS .136 .044 .367 3.121 .002

a. Dependent Variable: TOTAL_ESPT

Hasil Uji Parsial Model Penelitian II

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 9.654 .853 11.315 .000

TOTAL_ESP

T .275 .107 .225 2.565 .011


Dokumen yang terkait

Pengaruh manfaat dan kemudahan E-SPT terhadap penggunaan fasilitas E-SPT oleh Wajib Pajak Pribadi : studi kasus pada kpp pratama kebon jeruksatu jakarta barat

6 27 96

Pengaruh Penerapan Sistem e-SPT Terhadap Kualitas Informasi Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees

0 4 1

Pengaruh Persepsi Kebermanfaatan dan Persepsi Kemudahan E SPT Terhadap Efektivitas Pelaporan E SPT (Survei pada Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Bandung Tegalega)

9 47 44

Pengaruh Kualitas Sistem Informasi Terhadap Kualitas Pemeriksaan Pajak dan Implikasinya Terhadap Kepatuhan Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Bandung

3 17 104

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN PERPAJAKAN , PENGETAHUAN PERPAJAKAN, KESADARAN MEMBAYAR PAJAK DAN PERSEPSI WAJIB PAJAK ATAS PENERAPAN SISTEM E-TAX SERVICES TERHADAP KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK

0 5 21

PENGARUH PENGETAHUAN PAJAK, KEMUDAHAN SISTEM, KEBERMANFAATAN SISTEM DAN KUALITAS SISTEM TERHADAP PENERAPAN E-SPT SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP EFISIENSI PROSES DATA

0 7 24

Pengaruh Pengetahuan Tentang Penggunaan E-Billing, Kualitas Sistem, Kepatuhan Membayar Pajak, Terhadap Efektivitas Pelaporan Pajak

0 4 8

Pengaruh Penerapan Sistem E-SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) terhadap Tingkat Pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT).

0 1 20

Pengaruh Penerapan E-SPT terhadap Efisiensi Pemrosesan Data Perpajakan: Survei terhadap Pengusaha Kena Pajak KPP Pratama Cicadas, Bandung.

0 3 19

Pengaruh Penerapan e-SPT Terhadap Efisiensi Pemrosesan Data Menurut Persepsi Pegawai Pajak Kantor Pelayanan Pajak Madya Bandung.

0 0 23