46
4.6.2 Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi
Batas deteksi dan batas kuantitasi dihitung dari persamaan regresi yang diperoleh dalam kurva kalibrasi. Batas deteksi dan batas kuantitasi analisis kafein
yang diperoleh secara berturut-turut adalah 0,9875 μgml dan 3,2919μgml.
Sedangkan untukasam benzoat, batas deteksinya adalah 0,209 μgml dan batas
kuantitasinya adalah 2,0902 μgml. Perhitungan batas deteksi dan batas kuantitasi
ini dapat dilihat pada Lampiran 8 dan 9 halaman 78 dan 79. Hal ini menunjukkan bahwa pengukuran kadar kafein dengan konsentrasi
9 μgml dan asam benzoat dengan konsentrasi 5 μgml dapat terdeteksi dan terkuantitasi menggunakan metode spektrofotometri derivatif.
Batas deteksi merupakan parameter uji batas yang dilakukan untuk mendeteksi jumlah terkecil analit dalam sampel yang masih memberikan respon
signifikan dengan blanko. Sedangkan batas kuantitasi merupakan kuantitas terkecil analit yang masih dapat memenuhi kriteria cermat dan seksama Harmita,
2004.
4.7 Hasil Penentuan Jumlah Kafein dan Natrium Benzoat dalam Sampel Minuman Berenergi
Berdasarkan label yang tercantum, kedua merek minuman berenergi ini mengandung kafein dengan jumlah 50 mg per sajiannya dan natrium benzoat
sebagai bahan pengawet tidak tercantum kandungannya di label. Penetapan kadar kafein dan natrium benzoat dapat dilakukan secara spektrofotometri derivatif.
Natrium benzoat dalam sampel akan bereaksi dengan penambahan pelarut asam klorida membentuk asam benzoat.
Sampel yang telah dipreparasi kemudian diukur pada panjang gelombang 200 – 400 nm. Selanjutnya spektrum hasil serapan ditransformasikan menjadi
Universitas Sumatera Utara
47 spektrum serapan derivat kedua dengan Δλ = 2 nm. Dari spektrum ini dapat
ditentukan absorbansi kafein dan asam benzoat pada panjang gelombang analisis yang telah diperoleh sebelumnya, yaitu pada panjang gelombang 293,40 nm untuk
kafein dan pada 213,20 nm untuk asam benzoat. Spektrum serapan sampel Kratingdaeng
®
dan M-150
®
Tabel 2. Jumlah Kafein dan Natrium Benzoat dalam sampel
dapat dilihat pada Gambar 54 – 65 halaman 80 - 85, data perhitungan dan contoh perhitungan kadar sampel yang diukur dapat dilihat
pada Lampiran 10, 11, 12 dan 13 halaman 86 - 92. Data hasil perhitungan jumlah kafein dan natrium benzoat pada sampel setelah dilakukan analisa secara statistik
dapat dilihat pada Tabel 2.
No. Sampel
Jumlah Kafein mg Kadar Natrium Benzoat
mgkg 1.
Kratingdaeng® 45,9049 ± 3,3325
298,9807 ± 79,9639 2.
M-150® 46,7314 ± 2,1077
283,0213 ± 37,6049 Berdasarkan tabel di atas, diperoleh hasil untuk kedua merek minuman
berenergi yang dipakai sebagai sampel memenuhi persyaratan untuk minuman berenergi. Untuk kafein, berdasarkan SNI 01-6684-2002, persyaratan yang masih
bisa diterima adalah maksimum 50 mgsajian. Jumlah per sajian kafein dalam sampel Kratingdaeng
®
dan M-150
®
yang dihitung berdasarkan analisa statistika, masih berada di bawah batas maksimum Badan Standarisasi Nasional, 2002,
sedangkan berdasarkan SNI 01-0222-1995, persyaratan kadar natrium benzoat yang masih bisa diterima sebagai pengawet adalah maksimum 600 mgkg. Dari
hasil analisis statistika, kadar natrium benzoat dalam sampel Kratingdaeng
®
dan M-150
®
masih berada di bawah batas maksimum yang telah ditetapkan Badan
Universitas Sumatera Utara
48 Standarisasi Nasional, 1995. Jadi kedua zat ini yaitu kafein dan natrium benzoat
di dalam sampel memenuhi persyaratan SNI 01-6684-2002. Perhitungan kadar sampel secara statistika dapat dilihat pada Lampiran 14 dan 15 halaman 93 - 98.
4.8 Hasil Uji Validasi