Hasil Uji Akurasi Hasil Uji Presisi

48 Standarisasi Nasional, 1995. Jadi kedua zat ini yaitu kafein dan natrium benzoat di dalam sampel memenuhi persyaratan SNI 01-6684-2002. Perhitungan kadar sampel secara statistika dapat dilihat pada Lampiran 14 dan 15 halaman 93 - 98.

4.8 Hasil Uji Validasi

Parameter validasi yang diuji adalah akurasi kecermatan, presisi keseksamaan, batas deteksi dan batas kuantitasi. Akurasi dinyatakan dalam persen perolehan kembali recovery yang ditentukan dengan menggunakan metode penambahan baku standard addition method. Uji presisi dilakukan dengan menggunakan parameter RSD Harmita, 2004.

4.8.1 Hasil Uji Akurasi

Uji akurasi dengan parameter persen perolehan kembali dilakukan dengan menggunakan salah satu merek sampel minuman berenergi yaitu sampel M-150 ® . Metode penambahan baku dilakukan dengan menambahkan sejumlah tertentu larutan baku ke dalam sampel. Kemudian larutan diukur serapannya sesuai panjang gelombang analisis yang digunakan. Spektrum derivat kedua dari uji akurasi dapat dilihat pada Gambar 66 - 71 Lampiran 16 halaman 99 - 101. Sedangkan untuk data uji perolehan kembali dapat dilihat pada Lampiran 17 halaman 102 dan untuk contoh perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 18 halaman 103 - 105. Perolehan kembali kafein dan natrium benzoat dengan metode penambahan baku standar pada minuman M-150 ® dilihat pada Tabel 3. Universitas Sumatera Utara 49 Tabel 3. Perolehan kembali kafein dan natrium benzoat dengan metode penambahan baku standar pada minuman M-150 Kadar Kafein µg ml ® kafein Kadar Natrium Benzoat µg g benzoat Sebelu m Penamb ahan Baku Setelah Penamba han Baku Pena mba han Stan dar Sebelum Penamba han Baku Setelah Penamb ahan Baku Penamb ahan Standar 311,54 796,48 480 101,03 283,02 529,87 237,06 104,13 311,54 763,42 480 94,14 283,02 520,67 237,06 100,25 311,54 779,95 480 97,58 283,02 502,27 237,06 92,49 311,54 829,54 480 107,92 283,02 520,67 237,06 100,25 311,54 796,48 480 101,03 283,02 511,47 237,06 96,37 311,54 813,01 480 104,47 283,02 502,27 237,06 92,49 X �= 101,03 X �= 97,66 Berdasarkan Tabel di atas diperoleh rata-rata persen perolehan kembali untuk kafein adalah 101,03 dan untuk natrium benzoat adalah 97,66 memenuhi syarat akurasi yang telah ditetapkan yaitu berada pada rentang 80 – 120 Ermer dan Miller, 2005. Persen perolehan kembali tersebut menunjukkan kecermatan atau akurasi yang baik.

4.8.2 Hasil Uji Presisi

Berdasarkan data perhitungan terhadap kadar kafein dan natrium benzoat, diperoleh simpangan baku relatif untuk kafein yaitu 4,96. Sedangkan natrium benzoat adalah 4,81. Hasil simpangan baku relatif untuk kedua zat ini memenuhi persyaratan yaitu kurang dari 10 – 20. Perhitungan dan data simpangan baku relatif untuk kafein dan natrium benzoat dapat dilihat pada Lampiran 19 dan 20 halaman 106 dan 107. Universitas Sumatera Utara 50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan: 1. Metode spektrofotometri derivatif dapat digunakan untuk menganalisa kandungan kafein dan natrium benzoat dalam minuman berenergi, dengan spektrum serapan derivat kedua menggunakan metode zero crossing Δλ= 2 nm, diperoleh λ kafein 293,40 nm danasam benzoat 213,20 nm. 2. Jumlahper sajian kafein pada Kratingdaeng ® yaitu 45,9049 ± 3,3325 mg dan natrium benzoat yaitu 298,9807 ± 79,9639 mgkg. Pada M-150 ® 3. Validasi metode spektrofotometri derivatif dengan persen perolehan kembali untuk kafein 101,03 dan natrium benzoat 97,66 memenuhi persyaratan 80 – 120. RSD kafein adalah 4,96 dan natrium benzoat adalah 4,81 masih memenuhi persyaratan yaitu dibawah 10 – 20. jumlah per sajian kafein yaitu 46,7314 ± 2,1077 mg dan natrium benzoat yaitu 283,0213 ± 37,6049 mgkg. Kedua zat ini memenuhi persyaratan SNI 01- 6684-2002 tentang minuman berenergi yaitu kafein maksimum 50 mgsajian dan natrium benzoat maksimum 600 mgkg.

5.2 Saran

Disarankan untuk penelitian berikutnya dapat melakukan uji validasi kandungan campuranzat yang tekandung dalam minuman berenergi maupun minuman lainnya menggunakan metode spektrofotometri derivatif untuk selanjutnya dibandingkan dengan metode lain seperti KCKT. Universitas Sumatera Utara