Uji Akurasi Uji Presisi

35 Kadar : µ = X � ± t R α2, dk Keterangan : µ = kadar sebenarnya x SD √n X � = kadar rata-rata zat dalam sampel SD = standar deviasi dk = derajat kebebasan dk = n - 1 t = harga t tabel sesuai dengan dk = n - 1 α = tingkat kepercayaan 3.6.9Uji Validasi Uji validasi yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan uji akurasi dengan parameter persen perolehan kembali menggunakan metode penambahan baku dan uji presisi dengan parameter RSD. Menurut Harmita 2004, persen perolehan kembali dapat dihitung dengan rumus: perolehan kembali = C F − C A C A ∗ × 100 Keterangan: C F C =Kadar zat dalam sampel setelah penambahan larutan baku A C = Kadar zat dalam sampel sebelum penambahan larutan baku A

3.6.9.1 Uji Akurasi

= Kadar larutan baku yang ditambahkan Disiapkan larutan standar asam benzoat dengan cara melarutkan 11,8 mg serbuk natrium benzoat yang setara dengan 10 mg asam benzoat dalam labu ukur 50 ml, kemudian dicukupkan dengan HCl 0,1N untuk mendapatkan larutan standar asam benzoat dengan konsentrasi 200 μgml. Lalu dipipet 6,25 ml kedalam labu ukur 25 ml seh ingga konsentrasi menjadi 50 μgml. Disiapkan juga larutan standar kafein dengan cara melarutkan 10 mg serbuk kafein dengan HCl 0,1N dalam labu ukur 50 ml untuk mendapatkan konsentrasi 200 μgml. Larutan sampel yang sebelumnya telah dibuat, dipipet0,5ml untuk dimasukkan ke dalam labu ukur 25 ml. Kemudian ditambahkan larutan standar asam benzoat sebanyak 2,5 ml yang setara dengan konsentrasi 50 µg ml X 2,5 ml 0,5 �� = 250 μgml. Universitas Sumatera Utara 36 Ditambahkan juga 1,2 ml larutan standar kafein sehingga memperoleh konsentrasi 200 µg ml X 1,2 ml 0,5 �� = 480 μgml. Selanjutnya labu dicukupkan dengan HCl 0,1N dan diukur dengan menggunakan spektrofotometer UV. Hasil spektrum ditransformasikan menjadi derivat kedua dengan Δλ = 2 nm, kemudian dihitung persen perolehan kembali berdasarkan nilai absorbansi pada panjang gelombang analisis zat masing-masing.

3.6.9.2 Uji Presisi

Presisi diukur sebagai simpangan baku relatif atau koefisien variasi. Presisi yang diukur menunjukkan derajat kesesuaian antara hasil uji individual ketika suatu metode dilakukan secara berulang untuk sampel yang homogen, nilai simpangan baku relatif yang memenuhi persyaratan menunjukkan adanya keseksamaan metode yang dilakukan Harmita, 2004. Simpangan baku relatif dapat dihitung dengan rumus di bawah ini: RSD = �� � x 100 Keterangan : � = Kadar rata-rata zat dalam sampel SD = Standar deviasi RSD = Relative Standard Deviation Universitas Sumatera Utara 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penentuan Kurva Serapan Maksimum

Penentuan kurva serapan maksimum dilakukan pada panjang gelombang 200–400 nm. Untuk kafein di lakukan pada konsentrasi 9 μgml, sedangkan untuk asam benzoat pengukuran di lakukan pada konsentrasi 5 μgml. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh panjang gelombang maksimum pada λ = 272,60 nm untuk kafein dan λ = 230,20 nm untuk asam benzoat dapat dilihat pada Gambar 6 dan 7. Gambar 6. Kurva serapan maksimum kafein 9 μgml Gambar 7. Kurva serap an maksimum asam benzoat 5 μgml Universitas Sumatera Utara