3.3. Kelelahan
3.3.1. Pengertian Kelelahan
Kelelahan adalah suatu mekanisme perlindungan agar tubuh terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat. Kelelahan
diatur secara sentral oleh otak. Kelelahan otot memiliki dua kategori terjadinya kelelahan yaitu teori kimia dan teori syaraf pusat.
4
Kelelahan yang disebabkan kerja statis berbeda dengan kerja dinamis Pada teori kimia secara umum menjelaskan bahwa terjadinya kelelahan
adalah akibat berkurangnya cadangan energi dan meningkatnya sisa metabolisme sebagai penyebab hilangnya efisiensi otot, sedangkan perubahan arus listrik pada
otot dan syaraf adalah penyebab sekunder. Teori syaraf pusat menjelaskan bahwa perubahan kimia hanya merupakan penunjang proses. Perubahan kimia yang
terjadi mengakibatkan ransangan syaraf mengalir melalui syaraf sensorik ke otak yang disadari sebagai kelelahan otot.
3.3.2. Faktor Penyebab Terjadinya Kelelahan
5
4
Tarwaka ,Ergonomi, Untuk Keselamatam, Kesehatan Kerja dan Produktivitas, Denpasar, 2004, h. 107.
5
Ibid., h. 108-109.
. Kerja statis menengeluarkan tenaga 50 dari kekuatan maksimum otot hanya
dapat bekerja selama 1 menit sedangkan pada pengeluaran tenaga 20 kerja fisik dapat berlangsung lama. Tenaga otot statis sebesar 15-20 akan
menyebabkan kelelahan dan nyeri jika pembebanan berlangsung sepanjang hari. Kerja otot statis merupakan kerja berat karena mengkonsumsi energi yang lebih
tinggi dan denyut nadi meningkat.
Universitas Sumatera Utara
Kontraksi otot baik statis maupun dinamis dapat menyebabkan kelelahan otot setempat. Kelelahan tersebut terjadi pada waktu ketahanan endurance time
otot terlampaui. Waktu ketahanan otot tergantung pada jumlah tenaga yang dikembangkan oleh otot sebagai suatu presentase tenaga maksimum yang dicapai
oleh otot. Kemudian pada saat kebutuhan metabolisme dinamis dan aktivitas kapasitas energi yang dihasilkan oleh tenaga kerja, maka kontraksi otot akan
terpengaruh sehingga kelelahan seluruh badan terjadi. Tingkat kelelahan dapat dikurangi denganmenghindarkan sikapkerja yang
bersifat statis dan diupayakan sikap kerja yang lebih dinamis. Hal ini dapat dilakukan dengan merubah sikap kerja yang statis menjadi sikap kerja yang lebih
bervariasi sehingga sirkulasi darah dan oksigen dapat berjalan normal keseluruh anggota tubuh.
3.4. Standard Nordic Questionnaire SNQ