Penilaian Postur Kerja dengan Metode REBA

Pekerja II merasakan sangat sakit pada bagian punggung, pinggang, kaki kiri dan kaki kanan dan merasakan sakit pada lengan atas kiri, lengan atas kanan, bokong, pergelangan tangan kiri, pergelangan tangan kanan, paha kiri, paha kanan, lutut kiri, lutu kanan, pergelangan kaki kiri dan pergelangan kaki kanan.

5.2.2. Penilaian Postur Kerja dengan Metode REBA

Penilaian postur kerja pada elemen mengurai cocopeat dapat dilihat pada Gambar 5.5. Gambar 5.5. Postur Kerja Mengurai Cocopeat Penilaian dilakukan terhadap tubuh bagian kanan dan kiripekerja pada elemen mengurai cocopeat. Penguraian cocopeat dilakukan dengan posisi membungkuk dan tangan kiri dan tangan kanan mengurai cocopeat.Penilaian tubuh bagian kanan dan kiri dilakukan dengan menggunakan lembar penilaian Rapid Entire Body Assesesment REBA Assessment Worksheet.Penilaian Universitas Sumatera Utara dilakukan dengan memberikan skor pada kotak yang telah disediakan.Bagian tubuh yang dinilai pertama kali adalah leher, kaki, dan badan. Skor dari ketiga bagian tersebut lalu dimasukkan ke tabel A hingga diperoleh nilai dari tabel A. Nilai dari tabel A lalu ditambahkan dengan nilai pembebanan yang menghasilkan nilai skor A. Bagian tubuh yang dinilai berikutnya adalah pergelangan tangan, lengan bawah, dan lengan atas. Skor dari ketiga bagian tersebut lalu dimasukkan ke tabel B hingga diperoleh nilai dari tabel B. Nilai dari tabel B lalu dijumlahkan dengan nilai genggaman yang menghasilkan nilai skor B. Nilai skor A dan B selanjutnya dimasukkan ke tabel C hingga menghasilkan nilai tabel C. Nilai skor REBA diperoleh dari penjumlahan nilai tabel C dan nilai aktivitas. Hasil dari penilaian untuk postur kerja pada gambar diatas dapat dilihat pada Gambar 5.6 dan 5.7.Berdasarkan penilaian REBA yang telah dilakukan terhadap tubuh bagian kanan dan kiri, didapatkan nilai skor REBA adalah 6 dan 6. Dapatdisimpulkan bahwa kegiatan mengurai cocopeatberada dalam level risiko sedang sehingga perlu tindakan. Penilaian postur kerja untuk semua elemen kegiatan dapat dilihat pada lampiran. Rekapitulasi hasil perhitungan postur kerja ditunjukkan pada Tabel 5.4. Tabel 5.4. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Postur Kerja No Elemen Kegiatan Bagian Tubuh Skor Tindakan Perbaikan Level Resiko 1 Membawa Cocopeat menggunakan beko Kanan 7 Perlu tindakan Sedang Kiri 7 Perlu tindakan Sedang 2 Mengurai Cocopeat Kanan 6 Perlu tindakan Sedang Kiri 6 Perlu tindakan Sedang 3 Mengangkat Cocopeat Kanan 5 Perlu tindakan Sedang Kiri 5 Perlu tindakan Sedang Universitas Sumatera Utara Tabel 5.4. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Postur Kerja Lanjutan No Elemen Kegiatan Bagian Tubuh Skor Tindakan Perbaikan Level Resiko 4 Memasukkan Cocopeat Kanan 6 Perlu tindakan Sedang Kiri 6 Perlu tindakan Sedang 5 Mengambil hasil ayakan menggunakan sekop Kanan 6 Perlu tindakan Sedang Kiri 7 Perlu tindakan Sedang 6 Memuat Cocopeat kekarung Kanan 7 Perlu tindakan Sedang Kiri 5 Perlu tindakan Sedang Sumber : Pengolahan Data Universitas Sumatera Utara Atas Nilai Lengan Atas 1 Coe Pengayakan Cocopeat Mengurai cocopeat 2 3 4 7 7 1 2 2 2 1 5 6 2 Gambar 5.6.Lembar Penilaian REBA Elemen Kegiatan Pekerja Mengurai CocopeatTubuh Bagian Kanan Universitas Sumatera Utara Gambar 5.7.Lembar Penilaian REBA Elemen Kegiatan Pekerja Mengurai CocopeatTubuh Bagian Kiri Atas Nilai Lengan Atas 2 Coe Pengayakan Cocopeat Mungarai Cocopeat 2 3 4 7 7 1 2 2 2 1 5 6 2 Universitas Sumatera Utara VI-88 5.2.3. Perhitungan Data Antropometri Data dimensi tubuh pekerja UD. Pusaka Bakti tidak cukup sebagai acuan dalam perancangan fasilitas kerja usulan, sehingga dilakukan penambahan data dimensi tubuh dari database Laboratorium Ergonomi dan Perancangan Sistem Kerja seperti terlihat pada Tabel 5.5. Tabel 5.5. Dimensi Tubuh No Responden LT cm JTcm DGcm TSB cm PLB cm 1 6,9 66,3 4 91.3 31 2 7,1 77,8 4.5 90.5 32 3 7,7 65,3 5 93.3 35 4 7,5 73,6 4 95 32 5 7,9 70,4 3.5 95 30 6 7,7 67 4.4 88.5 24.1 7 8,1 75 5.2 101.2 26.5 8 8 65 4.6 97.4 26.3 9 7,3 79 4.5 98.4 25.3 10 7,8 78 4.7 98.6 27.6 11 7,6 67 4 104 25 12 8 72,5 4 104 28 13 7 74,5 3 100 27 14 7,3 66,4 3.5 95 26 15 7,1 65 4.1 97 23 16 7,4 78 4.1 100 26 17 7,5 67 4.3 97.5 23 18 7,6 67 4 108.2 27 19 7,7 65 3.2 98.5 23.5 20 7,9 73 4.2 101 25 21 7,5 69 5 101 27 22 7,1 66,5 4.6 105 27 23 7,7 75 4.4 103 26 24 6,9 77 5 100 27 25 7 73 5.3 106 27 Tabel 5.5. Dimensi Tubuh Pekerja Lanjutan Universitas Sumatera Utara No Responden LT cm JT cm DG cm TSB cm PLB cm 26 7,9 66 3 94 24 27 7,3 64 4.3 90 25 28 7,7 63 4.2 88 23 29 7,4 68 4.3 107 28 30 7,5 66 4.4 100.6 35 31 7,7 67 4.9 105.6 38 32 8 68 4.8 106.2 38 33 7,1 64 4.8 115.6 36 34 7,7 66 4.6 97.3 32 35 7,7 67 5 111.5 28 36 8 72,2 5.2 112 31 37 7,9 76 5 105 28 38 7,6 71 4 92.5 21 39 7,1 60 4.2 97.2 32 40 7,4 73 4.3 91.2 32 41 7,8 77,5 4.5 107 39 42 7,1 69 4,6 102 30 Sumber: Laboratorium Ergonomi dan PSK dan UD.Pusaka Bakti 5.2.3.1.Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi, Nilai Maksimum dan Minimum Adapun persamaan yang digunakan dalam menghitung nilai rata-rata, standard deviasi, nilai minimum dan maksimum pada setiap pengukuran adalah : 1. Perhitungan nilai rata-rata Perhitungan nilai rata-rata pada masing-masing dimensi tubuh hasil pengukuran dapat ditentukan dengan rumus: n X n X X X n n ∑ = + + + = Χ .... 2 1 Universitas Sumatera Utara Dimana : n = Banyaknya pengamatan n X Σ = Jumlah pengamatan ke n X = X rata-rata Contoh : Nilai rata-rata pada data Lebar Tangan LT adalah: 54 , 7 42 8 , 7 ... 7 , 7 1 , 7 9 , 6 = + + + + = X 2. Nilai Minimum dan Maksimum Nilai minimum adalah nilai terkecil dari hasil pengukuran setelah data diurutkan, sedangkan nilai maksimum adalah nilai yang terbesar dari data hasil pengukuran setelah data diurutkan. Contoh : Nilai minimum dan maksimum pada data Lebar Tangan LT adalah : 10 , 8 90 , 6 min = = maks X X 3. Nilai Standard Deviasi Untuk menentukan nilai standard deviasi yaitu standart penyimpangan dari nilai rata-ratanya pada masing-masing dimensi tubuh hasil pengukuran dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut : 1 n X X 2 i − − = σ ∑ Contoh: Universitas Sumatera Utara Nilai standard deviasi pada data Lebar Tangan LT adalah: 1 42 54 , 7 8 , 7 ... 54 , 7 1 . 7 54 , 7 9 , 6 2 2 2 − − + + − + − = σ σ = 0,34 Perhitungan nilai rata-rata, standar deviasi, nilai maksimum dan minimum dari data hasil pengukuran 5 dimensi tubuh dapat dilihat pada tabel 5.10. Tabel 5.6.Hasil Pengukuran dengan σ , X , X min , X max Dimensi Rata-rata X-max X-min Σ LT 7,54 8,10 6,90 0,34 JT 69,80 79,00 60,00 5,00 DG 4,51 5,30 4,00 0,40 TSB 98,71 108,20 88,00 5,64 PLB 28.47 39,00 21,00 4.50 5.2.3.2.Uji Keseragaman Data Uji keseragaman data digunakan untuk pengendalian proses bagian data yang ditolak atau tidak seragam karena tidak memenuhi kriteria. Apabila dalam satu pengukuran terdapat satu jenis atau lebih data tidak seragam maka data tersebut akan langsung ditolak dan dilakukan revisi data tidak seragam dengan cara membuang data yang out of control tersebut dan melakukan perhitungan kembali. Pada percobaan ini digunakan tingkat keyakinan 95 dan tingkat ketelitian 5 dan direvisi sebanyak 3 kali. Untuk menguji keseragaman data digunakan peta kontrol dengan persamaan berikut : σ 2 + = X BKA σ 2 − = X BKB Universitas Sumatera Utara Jika X min BKB dan X max BKA maka Data Seragam Jika X min BKB dan X max BKA maka Data Tidak Seragam Contoh: Hasil uji keseragaman data pada Lebar TanganLT adalah: 34 , 2 54 , 7 2 + = + = σ X BKA = 8,22 34 , 2 54 , 7 2 − = − = σ X BKB = 6,86 Kesimpulan, karena hasil pengukuran menyatakan tidak ada data LT yang berada diatas BKA atau BKA X maks maka data hasil pengukuran yang dilakukan seragam untuk melakukan perancangan produk. Oleh karena itu tidak perlu dilakukan revisi. Tabel 5.7.Hasil Pengukuran dengan σ , X , X min , X max , BKA dan BKB Dimensi Rata-rata X-max X-min Σ BKA BKB Ket LT 7,54 8,10 6,90 0,34 8,22 6,86 S JT 69,80 79,00 60,00 5,00 79,80 59,80 S DG 4,51 5,30 4,00 0,40 5,31 3,71 TS TSB 98,71 108,20 88,00 5,64 110,00 87,42 TS PLB 28.47 39 21 4.49 37.46 19.48 TS Dari Tabel 5.11. rekapitulasi hasil pengukuran diatas, dimensi lebar tangan dan jangkauan tangan telah seragam. Sedangkan dimensi diameter genggam, tinggi siku berdiri dan panjang lengan bawah belum seragam sehingga perlu dilakukan revisi sampai data seragam.Peta kontrol untuk masing-masing dimensi tubuh dapat dilihat pada Gambar 5.8.sampai dengan Gambar 5.12. berikut ini. Universitas Sumatera Utara Gambar 5.8. Peta Kontrol Data Antropometri Lebar Tangan Gambar 5.9. Peta kontrol Data Antropometri Jangkauan Tangan Gambar 5.10. Peta kontrol Data Antropometri Diameter Genggaman 6 9 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 40 LT BKB BKA 55 65 75 85 1 3 5 7 9 11131517192123252729313335373941 JT BKB BKA 1 3 5 7 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 40 DG BKB BKA Universitas Sumatera Utara Gambar 5.11. Peta kontrol Data Antropometri Tinggi Siku Berdiri Gambar 5.12. Peta kontrol Data Antropometri Panjang Lengan Bawah Dari peta kontrol dimensi tubuh diatas terdapat beberapa data yang out of control seperti terlihat pada Tabel 5.8. Tabel 5.8. Data Dimensi Tubuh yang Out Of Control 80 90 100 110 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 TSB BKB BKA 15 20 25 30 35 40 45 1 3 5 7 9 11131517192123252729313335373941 PLB BKB BKA Universitas Sumatera Utara No Dimensi Tubuh Data yang Out of Control 1 Diameter Genggaman 3,5 dan 3,5 2 Tinggi Siku Berdiri 112 3 Panjang Lengan Bawah 38, 38 dan 39 Setelah dilakukan revisi 1 masih terdapat data-data yang out of control sehingga harus dilakukan revisi untuk mendapatkan keseragaman data.Peta kontrol revisi I dapat dilihat pada Gambar 5.13, Gambar 5.14 dan 5.15. Gambar 5.13. Peta Kontrol Revisi I Data Antropometri Diameter Genggaman Gambar 5.14. Peta Kontrol Revisi I Data Antropometri Tinggi Siku Berdiri 3 4 5 6 1 3 5 7 9 1113151719212325272931333537 DG BKB BKA 80 90 100 110 120 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 40 TSB BKB BKA Universitas Sumatera Utara Gambar 5.15. Peta Kontrol Revisi I Data Antropometri Panjang Lengan Bawah Hasil pengolahan data revisi I dapat dilihat pada Tabel 5.9.dibawah ini. Tabel 5.9. Uji Keseragaman DataRevisi I No. Dimensi X Σ X-max X-min BKA BKB Ket 1 DG 4,46 0,45 3,50 0,45 5,36 3,56 TS 2 TSB 99,36 6,20 112,00 88,00 111,77 86,95 TS 3 PLB 27.69 3.65 36,00 21,00 35,00 20.39 TS Setelah dilakukan revisi II masih terdapat data-data yang out of control sehingga harus dilakukan revisi untuk mendapatkan keseragaman data.Peta control revisi II dapat dilihat pada Gambar 5.16, Gambar 5.17 dan Gambar 5.18. Gambar 5.16. Peta Kontrol Revisi II Data Antropometri Diameter Genggaman 17 22 27 32 37 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 PLB BKB BKA 3 4 5 6 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 DG BKB BKA Universitas Sumatera Utara Gambar 5.17. Peta Kontrol Revisi II Data Antropometri Tinggi Siku Berdiri Gambar 5.18. Peta Kontrol Revisi II Data Antropometri Panjang Lengan Bawah Berdasarkan gambar peta kontrol dimensi tubuh diatas diameter genggam sudah seragam.Sedangkan dimensi tubuh tinggi siku berdiri dan panjang lengan bawah masih terdapat data-data yang out of control sehingga harus dilakukan revisi III untuk mendapatkan keseragaman data.Hasil pengolahan data revisi II dapat dilihat pada Tabel 5.10.dibawah ini. 80 90 100 110 120 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 TSB BKB BKA 15 20 25 30 35 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 PLB BKB BKA Universitas Sumatera Utara Tabel 5.10. Uji Keseragaman DataRevisi II No. Dimensi X Σ X-max X-min BKA BKB Ket 1 DG 4,51 0,40 5,30 4,00 5,31 3,71 S 2 TSB 99,04 5,98 111,50 88,00 110,90 87,17 TS 3 PLB 27.04 2.98 32.00 21.00 33.00 21.07 TS Setelah dilakukan revisi III semua data dimensi tubuh sudah seragam.Hasil pengolahan data revisi III dapat dilihat pada Tabel 5.11.dibawah ini. Tabel 5.11. Uji Keseragaman DataRevisi III No. Dimensi X Σ X-max X-min BKA BKB Ket 1 LT 7,54 0,34 8,10 6,90 8,22 6,86 S 2 JT 69,80 5,00 79,00 60,00 79,80 59,80 S 3 DG 4,51 5,30 4,00 0,40 5,31 3,71 S 4 TSB 98,71 5,64 108,20 88,00 110,00 87,42 S 5 PLB 27.21 2.83 32.00 23.00 32.88 21.55 S 5.2.3.3.Uji Kecukupan Data Dari tabel dan gambar diatas dapat dilihat bahwa data yang didapatkan sudah seragam.Selanjutnya dilakukan uji kecukupan data yang digunakan untuk menganalisa jumlah pengukuran apakah sudah representatif, dimana tujuannya untuk membuktikan bahwa data sampel yang diambil sudah mewakili populasi. Untuk uji kecukupan data dengan tingkat ketelitian 5 s =0,05 dan tingkat keyakinan 95 k = 2digunakan persamaan : 2 2 2           − = ∑ ∑ ∑ X X X N s k N Dimana: k = nilai z pada tabel normal dari tingkat keyakinan s = Tingkat ketelitian Maka: Universitas Sumatera Utara 2 2 2 05 , 2           − = ∑ ∑ ∑ X X X N N 2 2 2 40           − = ∑ ∑ ∑ X X X N N Jika, N`N maka data sudah cukup untuk melakukan perancangan N`N maka data belum cukup untuk melakukan perancangan. Contoh : Data Lebar Tangan LT adalah ∑ X = 309,1 ∑ X 2 = 2334,95 Maka : 1841 , 3 309,1 309,1 95 , 2334 42 40 2 2 =         − = N Kesimpulan: N’ = 3,1841 N data = 42 Maka data hasil pengukuran yang dilakukan sudah cukup untuk melakukan perancangan beko. Dengan cara yang sama seperti diatas, maka hasil uji kecukupan data yang diperoleh pada masing-masing elemen pengukuran dapat dilihat pada Tabel 5.12. berikut : Universitas Sumatera Utara Tabel 5.12. Uji Kecukupan Data No Dimensi N N` Keterangan 1 LT 42 3,1841 Data Cukup 2 JT 42 8,0085 Data Cukup 3 DG 36 12,1332 Data Cukup 4 TSB 38 5,0918 Data Cukup 5 PLB 34 16,8428 Data Cukup 5.2.3.4.Uji Kenormalan Data dengan Kolmogorov-Smirnov Setelah dilakukan uji kecukupan data, selanjutnya dilakukan uji Normal dengan Kolmogorov-Smirnov Testyang digunakan untuk menguji Goodness of fit kesesuaian antara frekuensi hasil pengamatan dengan frekuensi yangdiharapkan,yang tidak memerlukan anggapan tertentu tentang bentuk distribusi populasi dari mana sampel diambil. Adapun produk yang akan dianalisa dan dirancang adalah meja wadah cocopeat dan beko. Dalam hal ini terdapat 5dimensitubuh manusia yang berhubungan dengan meja wadah cocopeat dan beko, maka dilakukan uji normal dengan Kolmogorov-Smirnov Test terhadap dimensi-dimensi tersebut yaitu: LT Lebar Tangan, JT Jangkauan Tangan, DG Diameter Genggam, TSB Tinggi Siku Berdiri dan PLB Panjang Lengan Bawah. Contoh: Uji Kolmogorov-Smirnov untuk dimensi Lebar Tangan sebagai berikut: 1. Data dari hasil pengamatan mengenai Dimensi lebar tangandiurutkan mulai dari nilai pengamatan terkecil sampai nilai pengamatan terbesar. Setelah itu, data baru diberi nomor 1 –42. Universitas Sumatera Utara 2. Dari data pengamatan yang telah kita urutkan dan diberi nomor, selanjutnya hitung nilai FaX-nya, yaitu dengan: data total data nomor X Fa = Misalnya, data nomor 1 dan jumlah datanya 42, maka : 42 1 = X Fa = 0.0244 3. Hitung nilai Z. Diketahui : X = 7,539 ;X = 6,9 ; dan σ = 0,3405, maka: 8767 . 1 3405 , 539 , 7 9 , 6 − = − = − = σ X X Z 4. Dari nilai Z yang didapat, cari nilai FeX dengan melihat tabel distribusi normal. Nilai Z = -1.8767 maka pada tabel distribusi normal kita mendapati Z - 1.8767 =0.0303. Nilai tersebut kita notasikan dengan FeX. 5. Hitung selisih nilai FaX dengan FeX dan diberi tanda mutlak, serta notasikan dengan D. FaX = 0.0244 ;FeX =0.0303, maka : D = |FaX – FeX| = |0.0244 - 0.0303 | = 0.0059 6. Setelah mendapatkan semua nilai D, maka cari D maks dan bandingkan dengan nilai Dα yang didapatkan dari tabel nilai D untuk Uji Kolmogorov-Smirnov sampel tunggal. Universitas Sumatera Utara Kriteria pengambilan keputusannya adalah: Ho diterima apabila D ≤ Dα ; Ho ditolak apabila D ≥ Dα D maks untuk dimensi Lebar Tangan LT adalah 0.1209 dan D α untuk n = 41 dan α = 0.05 adalah 0,212maka: D ≤ Dα, menunjukkan Ho diterima. Dengan cara yang sama seperti perhitungan di atas, maka uji Kolmogorov- Smirnov untuk dimensi Lebar Tangan yang dipakai dalam rancangan meja wadah cocopeat akan disajikan pada Tabel 5.13 berikut: Tabel 5.13. Uji Normal Kolmogorov-SmirnovLebar TanganLT No. LT Fax Z FeX D 1 6,9 0,0244 -1,8767 0,0303 0,0059 2 6,9 0,0488 -1,8767 0,0303 0,0185 3 7 0,0732 -1,5830 0,0567 0,0165 4 7 0,0976 -1,5830 0,0567 0,0409 5 7,1 0,1220 -1,2893 0,0986 0,0234 6 7,1 0,1463 -1,2893 0,0986 0,0477 7 7,1 0,1707 -1,2893 0,0986 0,0721 8 7,1 0,1951 -1,2893 0,0986 0,0965 9 7,1 0,2195 -1,2893 0,0986 0,1209 10 7,3 0,2439 -0,7019 0,2414 0,0025 11 7,3 0,2683 -0,7019 0,2414 0,0269 12 7,3 0,2927 -0,7019 0,2414 0,0513 13 7,4 0,3171 -0,4082 0,3416 0,0245 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.13. Uji Normal Kolmogorov-SmirnovLebar TanganLT Lanjutan No. LT Fax Z FeX D 14 7,4 0,3415 -0,4082 0,3416 0,0001 15 7,4 0,3659 -0,4082 0,3416 0,0243 16 7,5 0,3902 -0,1145 0,4544 0,0642 17 7,5 0,4146 -0,1145 0,4544 0,0398 18 7,5 0,4390 -0,1145 0,4544 0,0154 19 7,5 0,4634 -0,1145 0,4544 0,0090 20 7,6 0,4878 0,1791 0,5711 0,0833 21 7,6 0,5122 0,1791 0,5711 0,0589 22 7,6 0,5366 0,1791 0,5711 0,0345 23 7,7 0,5610 0,4728 0,6818 0,1208 24 7,7 0,5854 0,4728 0,6818 0,0964 25 7,7 0,6098 0,4728 0,6818 0,0720 26 7,7 0,6341 0,4728 0,6818 0,0477 27 7,7 0,6585 0,4728 0,6818 0,0233 28 7,7 0,6829 0,4728 0,6818 0,0011 29 7,7 0,7073 0,4728 0,6818 0,0255 30 7,7 0,7317 0,4728 0,6818 0,0499 31 7,8 0,7561 0,7665 0,7783 0,0222 32 7,8 0,7805 0,7665 0,7783 0,0022 33 7,9 0,8049 1,0602 0,8555 0,0506 34 7,9 0,8293 1,0602 0,8555 0,0262 35 7,9 0,8537 1,0602 0,8555 0,0018 36 7,9 0,8780 1,0602 0,8555 0,0225 37 8 0,9024 1,3539 0,9121 0,0097 38 8 0,9268 1,3539 0,9121 0,0147 39 8 0,9512 1,3539 0,9121 0,0391 40 8 0,9756 1,3539 0,9121 0,0635 41 8,1 1,0000 1,6476 0,9503 0,0497 D max =0.1209 D α = 0,212 dimana D ≤ Dα maka Ho diterima. Universitas Sumatera Utara Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa data Lebar Tangan LT berdistribusi normal. Data uji normal kolmogorov-simirnov untuk dimensi Jangkauan Tangan JT dapat dilihat pada Tabel 5.14. Tabel 5.14. Uji Normal Kolmogorov-SmirnovJangkauan TanganJT No. JT Fax Z FeX D 1 60 0,0244 -1,9610 0,0249 0,0005 2 63 0,0488 -1,3610 0,0868 0,0380 3 64 0,0732 -1,1610 0,1228 0,0496 4 64 0,0976 -1,1610 0,1228 0,0252 5 65 0,1220 -0,9610 0,1683 0,0463 6 65 0,1463 -0,9610 0,1683 0,0220 7 65 0,1707 -0,9610 0,1683 0,0024 8 65,3 0,1951 -0,9010 0,1838 0,0113 9 66 0,2195 -0,7610 0,2233 0,0038 10 66 0,2439 -0,7610 0,2233 0,0206 11 66 0,2683 -0,7610 0,2233 0,0450 12 66,3 0,2927 -0,7010 0,2417 0,0510 13 66,4 0,3171 -0,6810 0,2479 0,0692 14 66,5 0,3415 -0,6610 0,2543 0,0872 15 67 0,3659 -0,5610 0,2874 0,0785 16 67 0,3902 -0,5610 0,2874 0,1028 17 67 0,4146 -0,5610 0,2874 0,1272 18 67 0,4390 -0,5610 0,2874 0,1516 19 67 0,4634 -0,5610 0,2874 0,1760 20 67 0,4878 -0,5610 0,2874 0,2004 21 68 0,5122 -0,3610 0,3590 0,1532 22 68 0,5366 -0,3610 0,3590 0,1776 23 69 0,5610 -0,1610 0,4360 0,1250 24 70,4 0,5854 0,1190 0,5474 0,0380 25 71 0,6098 0,2390 0,5944 0,0154 26 72,2 0,6341 0,4790 0,6840 0,0499 27 72,5 0,6585 0,5390 0,7051 0,0466 28 73 0,6829 0,6390 0,7386 0,0557 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.14. Uji Normal Kolmogorov-SmirnovJangkauan TanganJT Lanjutan No. JT Fax Z FeX D 29 73 0,7073 0,6390 0,7386 0,0313 30 73 0,7317 0,6390 0,7386 0,0069 31 73,6 0,7561 0,7590 0,7761 0,0200 32 74,5 0,7805 0,9390 0,8261 0,0456 33 75 0,8049 1,0390 0,8506 0,0457 34 75 0,8293 1,0390 0,8506 0,0213 35 76 0,8537 1,2390 0,8923 0,0386 36 77 0,8780 1,4390 0,9249 0,0469 37 77,5 0,9024 1,5390 0,9381 0,0357 38 77,8 0,9268 1,5990 0,9451 0,0183 39 78 0,9512 1,6390 0,9494 0,0018 40 78 0,9756 1,6390 0,9494 0,0262 41 79 1,0000 1,8390 0,9670 0,0330 D max =0.2004 D α = 0,212 dimana D ≤ Dα maka Ho diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa data Jangkauan Tangan JT berdistribusi normal.

5.2.3.5. Penetapan Data Antropometri

Perhitungan persentil digunakan untuk mengetahui nilai yang menyatakan bahwa pada persentase tertentu dari sekelompok orang yang dimensinya sama dengan atau lebih rendah dari nilai tersebut dimana tujuannya untuk membuktikan bahwa data sampel yang diambil sudah mewakili populasi. Perhitungan persentil bukanlah merupakan suatu hasil akhir, tetapi hanya merupakan penunjuk interval letak dari data yang akan dicari. Hasil perhitungan persentil dapat kita gunakan dalam penetapan data antropometri untuk produk. Universitas Sumatera Utara Dimensi tubuh yang digunakan pada perancangan produk usulan yaitu : 1. LT Lebar Tangan dengan persentil 95 agar dapat dipakai oleh orang yang memiliki tangan besar. Perhitungan persentil dimensi LT Lebar Tangan : 9 , 39 100 1 41 95 5 = + = P Maka nilai dimensi tubuh P 95 dapat dilihat di data pada nomor urut 40, maka nilai P 5 adalah : 8 2. JT Jangkauan Tangan dengan persentil 5 digunakan untuk menentukan lebar dan panjang meja wadah cocopeat. Perhitungan persentil 5 dimensi JT Jangkauan Tangan: 1 , 2 100 1 41 5 5 = + = P Maka nilai dimensi tubuh P 5 dapat dilihat di data pada nomor urut 2, maka nilai P 5 adalah : 63 3. DG Diameter Genggaman dengan persentil 50 digunakan untuk menentukan diameter genggaman beko. Perhitungan persentil 50 dimensi DG Diameter Genggaman: 5 , 18 100 1 36 50 50 = + = P Maka nilai dimensi tubuh P 5 dapat dilihat di data pada nomor urut 18, maka nilai P 50 adalah : 4,4 Universitas Sumatera Utara 4. TSB Tinggi Siku Berdiri dengan persentil 50 digunakan untuk menentukan tinggi beko. Perhitungan persentil 50 dimensi TSB Tinggi Siku Berdiri: 5 , 19 100 1 38 5 50 = + = P Maka nilai dimensi tubuh P 50 dapat dilihat di data pada nomor urut 19, maka nilai P 50 adalah : 98,5 5. PLB Panjang Lengan Bawah dengan persentil 50 digunakan untuk menentukan tinggi beko. Perhitungan persentil 50 dimensi PLB Panjang Lengan Bawah: 5 , 17 100 1 34 50 50 = + = P Maka nilai dimensi tubuh P 50 dapat dilihat di data pada nomor urut 17, maka nilai P 50 adalah : 27 Hasil perhitungan persentil untuk dimensi tubuh yang diperlukan dalam perancangan meja wadah cocopeat dan beko menurut dimensi tubuh, dapat dilihat pada Tabel 5.15. Tabel 5.15. Rekapitulasi Persentil Dimensi Tubuh PN Nomor Urut Nilai Data Lebar Tangan P95 39.9 40 8 Jangkauan Tangan P5 2.1 2 63 Diameter Genggam P50 18.5 18 4.4 Tinggi Siku Berdiri P50 19.5 19 98.5 Panjang Lengan Bawah P50 17.5 17 27 Universitas Sumatera Utara 5.2.3.6.Perancangan Fasilitas Kerja Usulan Fasilitas kerja yang dirancang di stasiun pengayakan cocopeat adalah: 1. Meja Wadah Cocopeat Perancangan meja wadah cocopet sesuai dengan data antropometri pekerja untuk UD.Pusaka Bakti adalah: a. Lebar meja Lebar meja wadah cocopeatditentukan dari data dimensi Jangkauan Tangan JT dengan persentil 5 sehingga semua pekerja dapat menjangkau cocopeat, ukurannya adalah 63 cm + 237 cm penyesuaian kapasitas cocopeat, jadi lebar meja yaitu 300 cm. b. Panjang meja Panjang meja wadah cocopeatditentukan dari data dimensi Jangkauan Tangan JT dengan persentil 5 sehingga semua pekerja dapat menjangkau cocopeat, ukurannya adalah 63 cm + 137 cm penyesuaian kapasitas cocopeat, jadi panjang meja yaitu 200 cm. c. Tinggi meja Tinggi meja ditentukan dari Tinggi Siku Berdiri TSB – Panjang Lengan Bawah PLB.Rancangan tinggi meja menggunakan persentil 50 sehingga semua pekerja dapat memakai meja. Ukurannya yaitu 98,5 cm - 27 cm = 71,05 dibulatkan menjadi 71 cm. Rancangan meja wadah cocopeat dapat dilihat pada Gambar 5.19. Universitas Sumatera Utara Gambar 5.19. Meja Kerja Usulan Gambar 5.20. Tampak Atas Meja Usulan Universitas Sumatera Utara Gambar 5.21. Tampak Kanan Meja Usulan 2. Beko Pengangkut Cocopeat a. Lebar pegangan Beko menggnakan dimensi LT Lebar Tangan menggnakan persentil 5 nilai P 5 adalah : 6,9 cm dibulatkan menjadi : 7 cm b. DG Diameter Genggaman dengan menggunakan persentil 50 nilaiP 50 adalah : 4,4 cm dibulatkan menjadi : 4,5 cm Rancangan beko usulan bisa dilihat pada Gambar 5.22. Gambar 5.22. Beko Usulan Universitas Sumatera Utara Gambar 5.23. Tampak Atas Beko Usulan Gambar 5.24. Tampak Depan Beko Usulan Universitas Sumatera Utara Gambar 5.25. Alas Cocopeat Universitas Sumatera Utara

BAB VI ANALISIS PEMBAHASAN

6.1. Analisis Tingkat Keluhan Muskuloskeletaldan Lingkungan Kerja

Dari hasilidentifikasi dengan menggunakan Standard Nordic Quistionnaire SNQ maka diperoleh keluhan yang dialami pekerja hampir di seluruh bagian tubuh, dengan kategori sebagai berikut : 1. Kategori sangat sakit Rasa sangat sakit ini dirasakan oleh pekerja 1 pada bagian betis kiri, betis kanan, pergelangan kaki kiri dan pergelangan kaki kanan. Sedangkan pekerja 2 mengalami rasa sangat sakit pada bagian punggung, pinggang, kaki kiri dan kaki kanan. Hal ini dikarenakan karena pekerjaan yang berulang dan belangsung dalam waktu yang lama. 2. Kategori sakit Rasa sakit dirasakan oleh pekerja 1 pada bagian lengan atas kiri, punggung, lengan atas kanan, pinggang, lengan bawah kiri, lengan bawah kanan, paha kiri, paha kanan, lutut kiri, lutu kanan, kaki kiri dan kaki kanan. Sedangkan pekerja 2 merasa sakit pada lengan atas kiri, lengan atas kanan, bokong, pergelangan tangan kiri, pergelangan tangan kanan, paha kiri, paha kanan, lutut kiri, lutu kanan, pergelangan kaki kiri dan pergelangan kaki kanan. Hal ini dapat terjadi karena sikap kerja yang tidak baik dan alat kerja yang tidak ergonomis. Universitas Sumatera Utara