Konsep Modal TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Modal

1. Pengertian modal Dibawah ini merupakan beberapa definisi mengenai modal yang dikemukakan oleh beberapa orang ahli: Menurut Prof. Meij dalam Riyanto 2001:18 “Modal sebagai kolektivitas dari barang-barang modal yang terdapat dalam neraca sebelah debet, sedangkan yang dimaksud dengan barang-barang modal adalah semua barang yang ada dalam rumah tangga perusahaan dengan dalam fungsi produktifnya untuk membentuk pendapatan. Yang dimaksudkan dengan kekayaan adalah daya beli yang terdapat dalam barang-barang modal. Dengan demikian maka kekayaan terdapat dalam neraca sebelah kredit”. Menurut Thomas Copeland 1989 dalam Prawirosentono 2002, “Modal adalah suatu aktiva dengan umur lebih dari satu tahun yang tidak diperdagangkan dalam kegiatan bisnis sehari hari”. Menurut Atmaja 2002 : 115, “Modal adalah dana yang digunakan untuk membiayai pengadaan aktiva dan operasi perusahaan. Modal terdiri dari item-item yang ada di sisi kanan suatu neraca, yaitu utang, saham biasa, saham preferen dan laba ditahan”. Berdasarkan beberapa definisi para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa modal adalah item-item yang berada pada sisi kanan kredit neraca yang terdiri dari utang, saham biasa, saham preferen dan laba ditahan yang digunakan untuk membiayai pengadaan aktiva dan operasi perusahaan sehari-hari. 2. Jenis modal Menurut Prawirosentono 2002 secara umum jenis modal yang dapat diperoleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan modalnya terdiri atas : a. Modal sendiri Equity capital Modal sendiri adalah modal permanen, karena diinvestasikan dalam waktu yang lamanya tidak tentu, sepanjang perusahaannya masih beroperasi. Modal sendiri dalam suatu bisnis berbentuk : 1 Saham stock Saham adalah surat berharga berupa tanda bukti penyertaan modal dalam perusahaan. 2 Cadangan penyusutan depreciation allowance Cadangan penyusutan merupakan dana penyusutan yang harus dicadangkan dari nilai mesin dan peralatan yang dimiliki perusahaan. 3 Laba yang ditahan retained earning FASB Statement mendefinisikan laba akuntansi sebagai perubahan dalam net asset dari suatu entitas selama suatu periode tertentu yang diakibatkan oleh transaksi dan kejadian atau peristiwa yang berasal bukan dari pemilik Harahap, 1999:132. Secara umum, laba adalah keuntungan yang diperoleh perusahaan atas usahanya. Laba yang dibagikan kepada para pemegang saham disebut deviden, sedangkan laba ditahan merupakan bagian dari keuntungan perusahaan yang tidak dibagikan sebagai deviden tetapi untuk ditanam kembali reinvestment dalam perusahaan. Riyanto 2001 menambahkan bahwa modal inilah yang menjadi tanggungan terhadap keseluruhan resiko perusahaan dan secara yuridis modal inilah yang merupakan jaminan bagi para kreditur. b. Modal pinjaman Debt capital Modal pinjaman adalah modal yang berasal dari luar perusahaan yang merupakan utang payable yang harus dibayar kembali pada saat jatuh tempo nanti. Alasan perusahaan menggunakan modal pinjaman adalah karena modal sendiri yang dimiliki perusahaan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh modal yang diperlukan. Berdasarkan periodenya, modal pinjaman dibagi dalam tiga golongan yaitu : 1 Modal utang jangka pendek short term debt capital Modal utang jangka pendek merupakan utang berjangka kurang dari satu tahun. Umumnya sebagian utang jangka pendek merupakan kredit perdagangan commercial credit. 2 Modal utang jangka menengah intermediate term debt capital Modal pinjaman jangka menengah merupakan modal utang yang jangka waktunya antara 1 sampai 10 tahun. 3 Modal utang jangka panjang long term debt capital Modal utang jangka panjang adalah utang yang jangka waktu pelunasannya lebih dari 10 tahun. c. Pengertian Hutang jangka panjang Hutang jangka panjang adalah hutang perusahaan kepada pihak ketiga yang harus dilunasi dalam waktu lebih dari satu tahun atau lebih dari periode akuntansi. Hutang jangka panjang dapat berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Hutang pinjaman jangka panjang hanya dapat digunakan untuk membiayai pembangunan prasarana yang merupakan asset daerah dan dapat menghasilkan penerimaan bai langsung maupun tidak langsung untuk pembayaran kembali pinjaman, serta memberikan manfaat bagi pelayanan masyarakat. Hutang pinjaman jangka panjang tidak dapat digunakan untuk membiayai belanja administrasi umum serta belanja operasional dan pemeliharaan. Hutang jangka panjang terdiri dari: 1 Obligasi Obligasi bonds payable merupakan salah satu instrumen utang jangka panjang. Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak antara pemberi dana dalam hal ini pemodal dengan yang diberi dana emiten. Jadi surat obligasi adalah selembar kertas yang menyatakan bahwa pemilik kertas tersebut telah membeli hutang perusahaan yang menerbitkan obligasi. Penerbit membayar bunga atas obligasi tersebut pada tanggal-tanggal yang telah ditentukan secara periodik, dan pada akhirnya menebus nilai utang tersebut pada saat jatuh tempo dengan mengembalikan jumlah pokok pinjaman ditambah bunga yang terutang. Pada umumnya, instrumen ini memberikan bunga yang tetap secara periodik. Bila bunga dalam sistem ekonomi menurun, nilai obligasi naik. Sebaliknya jika bunga meningkat, nilai obligasi turun. Suwarno : 2003. 2 Wesel bayar hipotek mortgage notes payable Wesel bayar hipotek mortgage notes payable adalah wesel yang dijamin oleh suatu dokumen yang disebut hipotek. Hipotek mortgage adalah hak yang diberikan kepada kreditor terhadap harta tidak bergerak atau properti sebagai jaminan. Pada perseroan, wesel bayar hipotek jarang digunakan daripada obligasi karena obligasi lebih memberikan keuntungan dalam mendapatkan pinjaman berjumlah besar. 3 Kredit investasi long term loan Pinjaman dari bank atau lembaga keuangan bukan bank yang dapat digunakan untuk pembelian aktiva tetap. a. Ekuitas pemegang saham Ekuitas pemilik dalam perseroan didefinisikan sebagai ekuitas pemegang saham atau modal perseroan. Ada tiga kategori yang biasanya muncul sebagai bagian dari ekuitas pemegang saham : 1 Modal saham Saham adalah tanda bukti pengambilan bagian atau peserta dalam suatu perseroan. Saham pada dasarnya adalah bukti pemilikan atas suatu perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas PT. Setiap unit usaha berbentuk PT wajib memiliki saham. Anggaran dasar sebuah PT menetapkan modal dasar authorized capital perusahaan dengan ketentuan tidak boleh lebih kecil dari Rp 20 juta. Pada saat pengesahan pendirian PT, sekurang-kurangya 25 dari modal dasar, yang ditetapkan dalam anggaran dasar tersebut, telah disetor penuh. Bukti penyetoran itulah yang disebut saham. Suwarno : 2003. Adapun jenis dari saham adalah sebagai berikut: a Saham biasa common stock Pemegang saham biasa akan mendapatkan deviden jika perusahaan mendapatkan keuntungan, namun jika perusahaan mengalami kerugian, maka pemegang saham tidak mendapatkan deviden. Pemegang saham biasa memiliki hak suara dalam rapat umum pemegang saham. Riyanto, 2001 : 241 b Saham preferen preferred stock Pemegang saham preferen juga berhak mendapatkan deviden jika pada saat perusahaan mendapatkan keuntungan dan tidak mendapatkan deviden jika perusahaan mengalami kerugian. Pemegang saham preferen memiliki beberapa preferensi yaitu : 1 Deviden dari saham preferen dibagikan terlebih dahulu daripada saham biasa. 2 Apabila perusahaan dilikuidasi, maka dalam pembagian kekayaan saham preferen didahulukan daripada saham biasa. Riyanto, 2001 : 241 c Saham kumulatif preferen Cummulative preferred stock Pemegang saham ini memiliki hak kumulatif atas deviden yang didapatkan. Artinya, jika perusahaan mengalami kerugian maka deviden yang didapat dikumulatifkan dengan deviden yang akan diterima jika perusahaan mendapatkan keuntungan. Riyanto, 2001 : 242 2 Tambahan modal disetor Tambahan modal disetor berasal dari penerbitan modal saham. Nilai saham di dalam neraca selalu tercantum dalam nilai nominalnya. Jika pada saat emisi saham, nilai kurs di atas nilai pari, maka selisih nilai kurs dengan nilai nominal yang disebut agio saham ditambahkan sehingga akan memperbesar nilai saham dan dengan sendirinya akan memperbesar modal sendiri. Namun, jika pada saat emisi saham, nilai kurs di bawah nilai pari, maka selisih nilai kurs dengan nilai nominal yang disebut disagio saham dikurangkan sehingga akan memperkecil nilai saham dan dengan sendirinya akan memperkecil pula modal sendiri. Riyanto, 2001 : 242 3 Laba ditahan Laba ditahan adalah modal yang dikembangkan jika bisnis berjalan dengan menguntungkan. Modal ini terdiri dari semua laba yang tidak dibagikan kepada pemegang saham deviden dan tetap diinvestasikan dalam perusahaan.

B. Perpajakan