xlvi
C. Hipotesis
1. Jumlah produksi dan penerimaan dari komoditas minyak pala pada PT. Perkebunan Nusantara IX Persero Kebun Ngobo Semarang telah
melampaui titik break even point selama periode 2004-2008. 2. Adanya penurunan jumlah produksi, kenaikan biaya produksi, serta
penurunan harga jual dimana besarnya persentase kenaikan atau penurunan tersebut berdasarkan data perubahan jumlah produksi, biaya
produksi dan harga selama tahun 2004-2008, PT. Perkebunan Nusantara IX Persero Kebun Ngobo Semarang masih mampu melampaui titik
break even point dan menghasilkan laba.
D. Asumsi-asumsi
Asumsi-asumsi dasar yang digunakan dalam perhitungan analisis break event point
menurut Munawir 1992 : 197-198 adalah sebagai berikut : 1. Biaya dipisahkan atau diklasifikasikan menjadi dua yaitu biaya tetap dan
biaya variable dan prinsip variabilitas biaya dapat diterapkan dengan tepat. 2. Biaya tetap secara total akan selalu konstan sampai tingkat kapasitas
penuh. Biaya tetap adalah merupakan biaya yang selalu akan terjadi walaupun perusahaan berhenti beroperasi.
3. Biaya variable akan berubah secara proporsional sebanding dengan perubahan volume penjualan dan sinkronisasi antara produksi dan
penjualan. 4. Harga jual persatuan barang tidak berubah berapapun jumlah satuan
barang yang dijual atau tidak ada perubahan harga secara umum. 5. Hanya ada satu jenis barang yang diproduksi atau dijual atau jika lebih
dari satu jenis maka kombinasi atau komposisi penjualannya sales mix akan tetap konstan.
xlvii Selain yang telah disebutkan, asumsi-asumsi yang digunakan adalah :
1. Analisis sensitivitas dilakukan dengan menaikkan atau menurunkan jumlah produksi, biaya produksi, dan harga produk, yang didasarkan pada
kenaikan atau penurunan antara tahun 2004 sampai tahun 2008. 2. Jumlah produksi selama satu tahun terjual secara keseluruhan dalam tahun
tersebut sehingga jumlah produksi sama dengan jumlah yang terjual.
E. Pembatasan Masalah