lxiv
F. Pemasaran Minyak Pala di PT. Perkebunan Nusantara IX Persero
Minyak pala yang dihasilkan oleh pabrik pengolahan di Afdeling Gebugan kemudian dikirim ke kantor induk Ngobo dan kantor direksi yang
berada di Semarang untuk dipasarkan. Kantor Direksi PT. Perkebunan Nusantara IX Persero bekerjasama dengan PT. Tujuh Bintang Lestari
Semarang yang merupakan pembeli tunggal yang secara konstan melakukan transaksi pembelian minyak pala.
PT. Tujuh Bintang Lestari merupakan distributor minyak atsiri dari berbagai perusahaan di pulau Jawa. Semua hasil pembelian yang didapat oleh
PT. Tujuh Bintang kemudian dikirim ke Medan dan nantinya diekspor ke luar negeri. Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa minyak pala hasil
pengolahan dari PT. Perkebunan Nusantara IX Persero tidak ditujukan untuk konsumsi dalam negeri tetapi untuk di ekspor meskipun melalui perantara
perusahaan lain. PT. Perkebunan Nusantara IX Persero tidak melakukan ekspor secara langsung dikarenakan jumlah atau kuantitasnya belum
memenuhi standar ekspor. Penentuan harga dari minyak pala ditentukan oleh pihak penjual yaitu
PT. Perkebunan Nusantara IX Persero yang didasarkan pada RKAP Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan dan pertimbangan harga minyak
pala dunia. Sedangkan volume penjualan kuantitasnya didasarkan pada stokpersediaan yang terdapat di pabrik. Sistem pendistribusian minyak pala
dilakukan dengan cara pihak pembeli mendatangimelakukan pengambilan langsung dari kantor direksi.
G. Penanganan Limbah
Limbah yang dihasilkan dari proses pengolahan minyak pala dapat dibedakan menjadi tiga bentuk yaitu limbah padat, gas dan cair. Limbah padat
yang berupa kulit beserta daging buah pala, ampas biji dan fuli pala sisa penyulingan, dapat digunakan sebagai pupuk kompos untuk tanaman pala.
Limbah padat yang berupa daging buah pala sebenarnya berpotensi untuk dilakukan diversifikasi produk olahan, seperti sirup pala, manisan pala, dan
lxv lain sebagainya. Pihak perusahaan PT. Perkebunan Nusantara IX Persero
saat ini sedang melaksanakan uji coba untuk memanfaatkan daging buah pala menjadi sirup pala. Pembuatan sirup pala ini memanfaatkan sebagian kecil
dari keseluruhan daging buah yang ada. Sedangkan sebagian besar dari daging buah pala masih tetap digunakan sebagai pupuk kompos. Daging buah yang
digunakan sebagai sirup pala hanya sekitar 0,03 dari daging buah yang ada, sedangkan sisanya yaitu 99,97 masih dijadikan sebagai pupuk kompos.
Pemasaran sirup pala belum dilakukan secara meluas di pasaran tetapi hanya dilakukan pada koperasi-koperasi yang ada pada masing-masing unit usaha
pada perusahaan tersebut. Selain itu pemasaran sirup pala juga dilakukan pada masing-masing agrowisata PT.Perkebunan Nusantara IX Persero.
Limbah cair yang berupa air sisa penyulingan yang mengandung sedikit minyak dibuang ke tempat pembuangan limbah yang berada di
belakang pabrik. Sedangkan limbah gas yang ditimbulkan oleh mesin pemanas mesin uap ditangani dengan dibuang melalui cerobong asap. Limbah gas
tersebut tidak menimbulkan polusi yang berarti karena asap yang ditimbulkan relatif sedikit. Sehingga dapat dikatakan bahwa adanya asap pengolahan
tersebut tidak mengganggu, baik bagi pihak PT. Perkebunan Nusantara IX maupun bagi masyarakat sekitar.
H. Permasalahan yang dihadapi dalam Produksi Minyak Pala