Permasalahan yang dihadapi dalam Produksi Minyak Pala

lxv lain sebagainya. Pihak perusahaan PT. Perkebunan Nusantara IX Persero saat ini sedang melaksanakan uji coba untuk memanfaatkan daging buah pala menjadi sirup pala. Pembuatan sirup pala ini memanfaatkan sebagian kecil dari keseluruhan daging buah yang ada. Sedangkan sebagian besar dari daging buah pala masih tetap digunakan sebagai pupuk kompos. Daging buah yang digunakan sebagai sirup pala hanya sekitar 0,03 dari daging buah yang ada, sedangkan sisanya yaitu 99,97 masih dijadikan sebagai pupuk kompos. Pemasaran sirup pala belum dilakukan secara meluas di pasaran tetapi hanya dilakukan pada koperasi-koperasi yang ada pada masing-masing unit usaha pada perusahaan tersebut. Selain itu pemasaran sirup pala juga dilakukan pada masing-masing agrowisata PT.Perkebunan Nusantara IX Persero. Limbah cair yang berupa air sisa penyulingan yang mengandung sedikit minyak dibuang ke tempat pembuangan limbah yang berada di belakang pabrik. Sedangkan limbah gas yang ditimbulkan oleh mesin pemanas mesin uap ditangani dengan dibuang melalui cerobong asap. Limbah gas tersebut tidak menimbulkan polusi yang berarti karena asap yang ditimbulkan relatif sedikit. Sehingga dapat dikatakan bahwa adanya asap pengolahan tersebut tidak mengganggu, baik bagi pihak PT. Perkebunan Nusantara IX maupun bagi masyarakat sekitar.

H. Permasalahan yang dihadapi dalam Produksi Minyak Pala

PT. Perkebunan Nusantara IX Persero mengalami beberapa permasalahan dalam menjalankan kegiatan produksi minyak pala. Permasalahan yang dihadapi mulai dari aspek budidaya sampai aspek pengolahan. Beberapa diantaranya yaitu: 1. Pemeliharaan tanaman kurang baik Pemeliharaan tanaman yang meliputi kegiatan penyiangan, pemupukan dan pemberantasan hama penyakit kurang mendapat perhatian yang serius dari pihak perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari kondisi kebun yang tidak terawat, gulma rumput yang tumbuh dengan lebat, pemupukan tanaman pala yang utamanya hanya mengandalkan kompos dari daging lxvi buah pala, serta adanya beberapa tanaman terserang hama penyakit. Rendahnya pemeliharaan tanaman tentunya akan mengurangi produksi dari tanaman pala tersebut. Selain itu, dengan kondisi kebun yang tidak terawat menyebabkan kesulitan dalam proses pengawasan. Padahal yang terjadi, PT. Perkebunan Nusantara IX juga harus menghadapi gangguan eksternal yaitu berupa gangguan oleh pencurian yang dilakukan masyarakat sekitar perkebunan tersebut. Kondisi ini tidak didukung oleh sistem keamanan yang memadai, diantaranya yaitu sedikitnya tenaga keamanan. 2. Produktivitas menurun Hasil biji pala yang didapat setiap tahunnya mengalami penurunan yang nantinya juga akan menurunkan jumlah minyak pala yang didapat. Penurunan produksi biji pala terjadi karena umur tanaman pala banyak yang sudah tua sehingga produktivitas tiap pohon mengalami penurunan. Tanaman pala dikatakan produktif yaitu ketika berumur 10-60 tahun. Sedangkan tanaman pala yang terdapat di PT. Perkebunan Nusantara IX sebagian besar lahannya yaitu 78 Ha dari 162,37 Ha ditumbuhi tanaman pala dengan umur sekitar 90 tahun. 3. Pengeringan kurang sempurna Proses pengeringan yang kurang sempurna menyebabkan banyak biji pala yang berjamur. Berjamurnya biji pala akan menurunkan kuantitas dan kualitas minyak pala yang dihasilkan. Hal ini biasa terjadi pada saat musim penghujan dimana intensitas matahari relatif kecil sehingga proses pengeringan tidak bisa hanya mengandalkan panas matahari saja tetapi lebih utamanya dilakukan dengan penggarangan. V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Produksi Minyak Pala di PT. Perkebunan Nusantara IX