Analisis Penerimaan dari Minyak Pala di PT. Perkebunan Nusantara IX

lxxvi sehingga jumlah biaya variabel menjadi Rp 483.409.728,00. Jumlah biaya variabel mengalami peningkatan sebesar 24,09 menjadi Rp 599.867.978,00 pada tahun 2008. Penjumlahan antara biaya tetap dan biaya variabel dalam proses produksi minyak pala menghasilkan biaya total. Besarnya biaya total antara tahun 2004-2008 selalu mengalami perubahan. Biaya total tertinggi terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar Rp 1.292.844.990,00 dan biaya total terendah terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar Rp 969.425.762,00. Biaya total mengalami peningkatan sebesar 18,40 pada tahun 2008 menjadi Rp 1.147.774.184,00.

C. Analisis Penerimaan dari Minyak Pala di PT. Perkebunan Nusantara IX

Persero Kebun Ngobo Penerimaan minyak pala didapatkan dari hasil perkalian antara produksi minyak pala selama satu tahun dengan harga. Perhitungan ini menggunakan besarnya produksi selama satu tahun yang didasarkan pada asumsi bahwa seluruh produksi selama satu tahun terjual semua pada tahun itu juga. Jadi besarnya jumlah produksi sama dengan jumlah penjualan. Harga yang digunakan dalam perhitungan ini merupakan harga rata-rata penjualan selama satu tahun. Harga maupun penerimaan minyak pala selalu mengalami perubahan dari tahun ke tahun. Perubahan penerimaan secara rinci dapat dilihat pada Tabel 7 berikut ini : lxxvii Penerimaan Minyak Pala di PT.Perkebunan Nusantara IX 500000000 1000000000 1500000000 2000000000 2500000000 3000000000 2004 2005 2006 2007 2008 tahun p e n e ri m a a n R p Tabel 7. Produksi, Harga, dan Penerimaan dari Minyak Pala di PT.Perkebunan Nusantara IX Persero Kebun Ngobo Tahun 2004-2008 Tahun Produksi Minyak Pala kg Harga rata-rata Rp Penerimaan Rp 2004 9.917 242.500 2.404.872.500 2005 9.440 234.500 2.213.680.000 2006 7.345 233.077 1.711.950.565 2007 4.930 235.000 1.158.550.000 2008 4.265 403.889 1.722.586.585 Sumber : Analisis Data Sekunder Gambar 13. Grafik Penerimaan Minyak Pala Berdasarkan Tabel 7 dan Gambar 13 dapat diketahui penerimaan dari produksi minyak pala di PT. Perkebunan Nusantara IX Persero Kebun Ngobo. Jika dilihat dari harga rata-rata minyak pala, pada tahun 2004 yaitu sebesar Rp 242.500,00 per kg. Sedangkan tiga tahun berikutnya mengalami penurunan harga yaitu Rp 234.500,00 pada tahun 2005, Rp 233.077,00 pada tahun 2006 dan Rp 235.000,00 pada tahun 2007. Harga minyak pala kembali melonjak tinggi pada tahun 2008 yaitu sebesar Rp 403.889,00 yang merupakan harga tertinggi selama tahun 2004-2008. Besarnya penerimaan dipengaruhi oleh dua komponen yaitu besarnya produksi dan harga. Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui bahwa besarnya penerimaan selalu mengalami perubahan dan cenderung mengalami penurunan. Penerimaan tertinggi selama tahun 2004-2008 yaitu terjadi pada tahun 2004 sebesar Rp 2.404.872.500,00. Pada tahun 2005 sampai tahun 2007 lxxviii penerimaan dari minyak pala terus menurun yaitu Rp 2.213.680.000,00 pada tahun 2005, Rp 1.711.950.565,00 pada tahun 2006, Rp 1.158.550.000,00 pada tahun 2007. Sedangkan pada tahun 2008 penerimaan minyak pala kembali naik yaitu sebesar Rp 1.722.586.585,00. Hal ini dikarenakan harga minyak pala yang sangat tinggi yaitu Rp 403.889,00 per kg, sehingga meskipun jumlah produksi pada tahun tersebut terendah tetapi dengan harga yang tinggi maka penerimaannya menjadi tinggi.

D. Analisis Break Even Point BEP dari Minyak Pala di PT. Perkebunan