lxxxv akan menguntungkan pihak perusahaan dikarenakan jumlah produksi
minimal yang harus dicapai untuk menutup seluruh biaya menjadi rendah. Hal ini terbukti dari nilai BEP yang rendah yaitu hanya 2.081 kg.
Meskipun produksi selama tahun 2008 tergolong rendah namun jumlah produksi tersebut masih tetap mampu melampaui titik BEP dan
menghasilkan laba bagi perusahaan.
E. Analisis Keuntungan dari Minyak Pala di PT. Perkebunan Nusantara IX
Persero Kebun Ngobo
Keuntungan merupakan hasil pengurangan antara penerimaan dengan biaya total. Penerimaan didapat dari hasil perkalian antara hasil penjualan
dengan harga. Sedangkan biaya total merupakan penjumlahan antara biaya tetap dan biaya variabel. Nilai biaya total yang lebih rendah dari penerimaan
akan mendatangkan keuntungan bagi perusahaan. Berdasarkan hasil perhitungan BEP baik atas dasar unit maupun rupiah, besarnya produksi dan
penerimaan minyak pala telah melampaui titik impasnya, sehingga mendapatkan keuntungan. Perubahan keuntungan antara tahun 2004-2008
dapat dilihat pada Tabel 10 berikut ini : Tabel 10. Penerimaan, Biaya Total dan Keuntungan dari Minyak Pala di
PT. Perkebunan Nusantara IX Persero Kebun Ngobo Tahun 2004-2008
Tahun Penerimaan Rp
Biaya total Rp Keuntungan Rp
2004 2.404.872.500
1.271.036.224 1.133.836.276
2005 2.213.680.000
1.487.560.268 726.119.732
2006 1.711.950.565
1.292.844.990 419.105.575
2007 1.158.550.000
969.425.762 189.124.238
2008 1.722.586.585
1.147.774.184 574.812.401
Sumber : Analisis Data Sekunder
lxxxvi
Keuntungan Minyak Pala di PT. Perkebunan Nusantara IX Tahun 2004-2008
200.000.000 400.000.000
600.000.000 800.000.000
1.000.000.000 1.200.000.000
1.400.000.000
2004 2005
2006 2007
2008
Tahun K
e u
n tu
n g
a n
R p
Gambar 19. Grafik Keuntungan Minyak Pala di PT. Perkebunan Nusantara IX Persero Kebun Ngobo Tahun 2004-2008
Berdasarkan Tabel 10 dapat diketahui bahwa besarnya penerimaan pada tahun 2004 sampai tahun 2008 lebih tinggi dari biaya total yang
dikeluarkan untuk memproduksi minyak pala. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa selama periode tersebut PT. Perkebunan Nusantara IX
Persero Kebun Ngobo selalu mendapatkan keuntungan. Besarnya keuntungan minyak pala selalu mengalami perubahan dengan kecenderungan
semakin menurun. Hal ini terlihat juga dari Gambar 19 yang menunjukkan bahwa grafik semakin menurun. Keuntungan tertinggi terjadi pada tahun 2004
yaitu sebesar Rp1.133.836.276,00. Sedangkan keuntungan terendah terjadi pada tahun 2007 yaitu hanya sebesar Rp 189.124.238,00 yang dikarenakan
jumlah produksi rendah dengan harga jual yang rendah sehingga penerimaan yang didapatkan menjadi rendah. Keuntungan kembali meningkat pada tahun
2008 menjadi Rp 574.812.401,00. Salah satu faktor yang menyebabkan kenaikan keuntungan ini adalah harga minyak pala yang meningkat dari
Rp 235.000,00 menjadi Rp 403.889,00. Peningkatan harga sebesar 72 ini dapat menyebabkan peningkatan keuntungan sebesar Rp 385.688.163,00.
lxxxvii
F. Analisis Sensitivitas