Stigma Eksternal Tipe-tipe dan DimensiStigma

20

2.7.3 Stigma Eksternal

Dikenal juga sebagai enacted stigma merupakan bentuk lain daristigma. Stigma eksternal dideskripsikan sebagai proses yang bergerakmelebihi sekedar persepsi dan sikap sehingga mencapai bentuk tindakan.Stigma eksternal secara konsisten mengikuti pola tiga langkah yaitu : 1Mengidentifikasi orang yang terinfeksi HIV, 2 Membuat jarak denganorang-orang tersebut, dan 3 membatasi atau tidak mengikutsertakanorang-orang tersebut. Detail pola tersebut mungkin berbeda dalam tiap-tiapkasus di tiap-tiap negara namun pola keseluruhannya tetap sama. Tes HIVyang diikuti pelanggaran hak kerahasiaan merupakan suatu bentuk enactedstigma begitu juga dengan tindak labeling, penghindaran,isolasi dan segrerasi ODHAMorrison, 2006.Enacted stigma merujuk pada sanksi yang secara individual maupunkolektif diberikan kepada seseorang berdasarkan keanggotaan atauanggapan sebagai anggota dari kelompok tertentu Morris, 2003. Enactedstigma dapat mengambil bentuk diskriminasi halus seperti gosip, tidakmemperlakukan ODHA dengan hormat, atau menjauhi mereka Visser,Makin, Vandormael, Sikkema, Forsyth, 2009. Sedangkan Bunn,Solomon, Miller, dan Forehand 2007 menyatakan bahwa enacted stigmamerujuk pada pengalaman aktual berkaitan dengan prasangka, pemberianstereotip, maupun diskriminasi misalnya kehilangan hubungan pertemanansetelah memberitahukan status HIV atau mengalami penghinaan dalamkehidupan sehari-hari berkaitan dengan status HIV mereka. Universitas Sumatera Utara 21

2.7.4 Tipe-tipe dan DimensiStigma

Menurut Goffman dalam Heatherton; 2003 membedakan tigajenis stigma, atau kondisi stigmatisasi,diantaranya: 1 Kebencian terhadap tubuh seperti, cacattubuh 2 Mencelakarakterindividugangguanmental,pecandu,pengangguran 3 Identitas kesukuan seperti ras, jenis kelamin, agama dan kewarganegaraan Sedangkan Jones, dkk dalam Heatherton; 2003 membagi enam dimensi kondisi stigmatisasi: 1 “penyembunyian” yang mencakup keluasan karakteristik stigmatisasi sedapat mungkin bisa dilihat seperti cacat wajah vs. homoseksualitas. 2 “rangkaian penandaan” berhubungan dengan apakah tanda tersebut sangat mencolok mata atau makin melemah dari waktu ke waktu seperti multiple sclerosis vs. kebutaan. 3 “kekacauan” yang mengacu pada tingkat stigmatisasi dalam menggangguinteraksi interpersonal seperti gagap dalam berbicara. 4 “estetika” yang behubungan denga reaksi subjektif yang dapat memunculkan stigma karena suatu hal yang kurang menarik. 5 “asal-usul” tanda stigmatisasi seperti cacat bawaan, kecelakaan, atau kesengajaan yang juga terkait dengan tanggung jawab seseorang dalam membentuk stigma. 6 “resiko” yang mencakup perasaan berbahaya dari stigmatisasi dari orang lain seperti memilki penyakit yang mematikan atau membahayakan vs. memilki kelebihan berat badan. Lain halnya menurut Crocker dkk dalam Heatherton; 2003 bahwa “keterlihatan” dan “keterkendalian” merupakan dimensi stigma yang sangat penting bagi mereka Universitas Sumatera Utara 22 yang melakukan stigma dan mengalami stigma.

2.7.5 AkibatStigma