Dengan demikian dapat memudahkan pemilik stasiun radio siaran dalam menentukan pola penyiaran yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan anak
muda kota Kisaran. Meskipun pada akhirnya BaSS FM tidak hanya dikomsumsi oleh kalangan anak muda tetapi juga dikonsumsi oleh kalangan ibu rumah tangga, buruh,
dan lain-lain. Dengan kespesifikan tersebut BaSS FM dapat terus diingat dan mendapat
tempat dihati khalayak Kisaran selama 25 tahun. Selain itu, BaSS FM memiliki ciri khas lain yang dapat menarik minat dengar khalayak Kisaran, yaitu BaSS FM selalu
menyajikan informasi seputar tanah Asahan setiap paginya. Oleh sebab itu, peneliti merasa tertarik untuk meneliti tentang pola penyiaran
BaSS FM yang berada pada frekuensi 93,2 MHz di kota Kisaran, dalam menarik minat dengar anak muda kota Kisaran.
I.2 Perumusan Masalah
Beranjak dari latar belakang masalah yang tertera diatas, maka dapat dikemukakan perumusan masalah sebagai berikut:
“Bagaimana pola penyiaran radio Bathara Suara Sakti FM dalam menarik minat dengar anak muda kota Kisaran?”
I.3 Pembatasan Masalah
1. Penelitian ini bersifat deskriptif yang menggambarkan tentang pola penyiaran
radio Bathara Suara Sakti FM93,2 MHz, dalam menarik minat dengar khalayak kota Kisaran.
2. Penelitian ini dilakukan dari November 2015, sampai dengan selesai.
I.4 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Untuk mengetahui strategi penyusunan pola penyiaran radio Bathara Suara Sakti FM, Kisaran
Universitas Sumatera Utara
2. Untuk mengetahui minat dan motif pendengar siaran radio Bathara Suara Sakti
FM. 3.
Untuk mengetahui manfaat dan kepuasan yang diperoleh pendengar Radio Bathara Suara Sakti FM.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Secara akademis, penelitian ini diharapkan memperkaya khasanah penelitian di bidang ilmu komunikasi, khususnya mengenai dunia penyiaran radio.
2. Secara Teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan
penulis mengenai ilmu komunikasi, khususnya di bidang media massa. 3.
Secara Praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam menyusun pola penyiaran radio.
1. Komunikasi
Menurut Effendi, 2004:9 Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris Communication berasal dari kata latin Communication, dan bersumber dari kata
Communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna. Akan tetapi, pengertian komunikasi yang dipaparkan diatas sifatnya dasariah, dalam arti
kata bahwa komunikasi itu minimal harus mengandung kesamaan makna antara dua pihak yang terlibat.
Dikatakan minimal karena kegiatan komunikasi tidak hanya informatif, yakni agar orang lain mengerti dan tahu, tetapi juga persuasif, yaitu agar orang lain bersedia
menerima suatu paham, melakukan sesuatu perbuatan, dan lain-lain. Selanjutnya menurut Muhammad Arni 2005:5 dalam bukunya “Komunikasi
Organisasi“, disebutkan bahwa komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan atau pengoperan lambang-lambang dalam bentuk informasi, sehingga terjadi
perubahan pada diri si komunikan. Untuk memahami pengertian komunikasi sehingga dapat dilangsungkan secara
efektif, para peminat komunikasi sering kali mengutip paradigma yang dikemukakan
Universitas Sumatera Utara
oleh Harold Lasswell dalam karyanya, The structure And Function Of Communication In Society. Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk
menjelaskan komunikasi adalah menjawab pertanyaan sebagai berikut: “ Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect “.
Paradigma Lasswell diatas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi 5 unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni:Effendi, 2004:10.
a. Komunikator Communicator, Source, Sender.
b. Pesan Message
c. Media Channel
d. Komunikan Communicant, Communicate
e. Efek Impact, Influence
2. Komunikasi Massa
Komunikasi Massa sebagai bagian dari komunikasi memiliki definisi sederhana dikemukakan oleh Brittner, yakni; komunikasi massa adalah pesan yang
dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang Ardianto, 2004:3. Definisi komunikasi yang lebih rinci dikemukakan oleh Gerbner. Komunikasi massa
adalah produksi dan distribusi yang berdasarkan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri
Dalam Ardianto, 2004:4. Joseph A. Devito dalam bukunya, Communicology: An Introduction To The
Study Of Communication, menampilkan definisinya mengenai komunikasi massa dengan lebih tegas, yakni sebagai berikut: Dalam Ardianto, 2004:3
Pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak
meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang mebaca atau semua orang yang menonton TV, agaknya ini berarti bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak
sukar untuk didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-
pemancar yang audio atau visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah
Universitas Sumatera Utara
dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya: TV, radio, surat kabar, majalah, film, buku, dan pita.
Seperti yang dikatakan oleh Severin dan Tankard, Jr, komunikasi massa adalah keterampilan, seni, dan ilmu, dikaitkan dengan pendapat Devito bahwa komunikasi
massa itu ditujukan kepada massa dengan melalui media massa dibandingkan dengan jenis komunikasi lainnya, maka komunikasi massa mempunyai ciri-ciri khusus yang
disebabkan oleh sifat-sifat komponennya. Ciri-cirinya adalah sebagai berikutDalam Effendi, 2004:22-25:
a Komunikasi massa berlangsung satu arah
Berbeda dengan komunikasi antarpersonal yang berlangsung dua arah two-way traffic communication, komunikasi massa berlangsung satu arah one-way
communication. Ini berarti bahwa tidak tidak terdapat arus balik dari komunikan kepada komunikator. Setidaknya komunikator tidak mengetahui tanggapan
komunikannya secara langsung. b
Komunikator melembaga Media massa sebagai saluran komunikasi massa merupakan lembaga, yakni suatu
institusi atau organisasi. Oleh karena itu, komunikatornya melembaga. c
Pesan yang bersifat umum Pesan yang disalurkan melalui media massa bersifat umum karena ditujukan
kepada umum dan mengenai kepentingan umum. Jadi tidak ditujukan kepada perseorangan atau kepada sekelompok orang tertentu.
d Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan.
Ciri lain dari media massa adalah kemampuannya untuk menimbulkan keserempakan pada pihak khalayak dalam menerima pesan-pesan yang
disebarkan. Hal inilah yang merupakan ciri yang paling hakiki dibandingkan dengan media komunikasi lainnya.
e Komunikan komunikasi massa bersifat heterogen
Komunikan atau khalayak yang merupakan kumpulan anggota masyarakat yang terlibat dalam proses komunikasi massa sebagai sasaran yang dituju komunikator
bersifat heterogen. Dalam keberadaannya secara terpencar-pencar dimana satu sama
Universitas Sumatera Utara
lainnya tidak saling mengenal dan tidak memiliki kontak pribadi, masing-masing berbeda dalam berbagai hal: jenis kelamin, usia, agama, ideologi, pekerjaan,
pendidikan, pengalaman, kebudayaan, pandangan hidup, keinginan, cita-cita, dan sebagainya. Heterogenitas khalayak seperti itulah yang menjadi kesulitan seorang
komunikator dalam menyebarkan pesannya melalui media massa karena setiap individu dari khalayak itu menghendaki agar keinginannya dipenuhi.
Media massa atau pers adalah suatu istilah yang mulai dipergunakan pada tahun 1920-an untuk mengistilahkan jenis media massa yang secara khusus didesain untuk
mencapai masyarakat yang sangat luas.dalam pembicaraan sehari-hari istilah ini sering disingkat menjadi media.
Masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah memiliki ketergantungan dan kebutuhan terhadap media massa yang lebih tinggi daripada masyarakat dengan
tingkat ekonomi tinggi karena pilihan mereka yang terbatas. Masyarakat dengan tingkat ekonomi lebih tinggi memiliki lebih banyak pilihan dan akses banyak media
massa, termasuk bertanya langsung pada sumberahli dibandingkan mengandalkan informasi yang mereka dapat dari media massa tertentu.
A. Media Massa
Media massa yang pertama kali muncul adalah surat kabar. Oleh sebab itu surat kabar merupakan media massa yang paling tua dibandingkan dengan jenis media
massa lainnya. Untuk pertama kalinya surat kabar diterbitkan di Bremen Jerman pada tahun 1609. di Inggris juga terbit surat kabar pada tahun 1621. sedangkan di Amerika
Serikat terbit surat kabar Pensylvania Evening Post dan Daily Advertiser pada tahun 1783. Diikuti pula oleh surat kabar yang terbit di Indonesia yang ditandai dengan
perjalanan panjang melalui lima periode yakni pada masa penjajahan Belanda pada tahun 1828, terbit Javasche Courant di Jakarta. Pada zaman Jepang, zaman
kemerdekaan, zaman orde lama, dan zaman orde baru. Antonio Gramsci, 1992 Untuk selanjutnya terbitlah media massa majalah. Edisi perdana majalah
diluncurkan di Amerika pada pertengahan 1930-an memperoleh kesuksesan besar. Sebagaimana surat kabar, sejarah majalah diawali dari negara-negara Eropa dan
Universitas Sumatera Utara
Amerika. Di Inggris terbit majalah review yang diterbitkan oleh Daniel Depoe pada tahun 1704. Di Amerika, Benjamin Franklin telah mempelopori penerbitan majalah di
Amerika tahun 1740, yakni General Magazine dan Historical Chronicle. Tahun 1820- an sampai 1840-an merupakan zamannya majalah the age of magazines. Di
Indonesia keberadaan majalah sebagai media massa dimulai pada massa menjelang dan awal kemerdekaan Indonesia. a. Awal kemerdekaan, Soemanang, SH. yang
menerbitkan majalah Revue Indonesia, dalam salah satu edisinya pernah mengemukakan gagasan perlunya koordinasi penerbitan surat kabar, yang jumlahnya
sudah mencapai ratusan. b. Zaman Orde Lama, pada masa ini perkembangan majalah tidak begitu baik, karena relatif sedikit majalah yang terbit. c. Zaman Orde
Baru, awal orde baru 1966 banyak majalah yang terbit dan cukup beragam jenis, diantaranya adalah majalah Selecta pimpinan Sjamsudin Lubis. Efendi, 2004 : 10
Setelah surat kabar dan majalah, berkembanglah radio siaran di Indonesia dimulai dari masa penjajahan Belanda, penjajahan Jepang, zaman kemerdekaan dan zaman
Orde Baru. a. Zaman Belanda, radio siaran yang pertama di Indonesia Nederland Indie – Hindia Belanda, ialah Bataviase radio siaran Vereniging BRV di Batavia
Jakarta tempo dulu yang resminya didirikan pada tanggal 16 Juni 1925 pada saat Indonesia masih dijajah Belanda, dan berstatus swasta. b. Jaman Jepang, ketika
Belanda menyerah pada Jepang tanggal 8 Maret 1942, sebagai konsekuensinya, radio siaran yang tadinya berstatus perkumpulan swasta dinonaktifkan dan diurus oleh
jawatan khusus bernama Hoso Kanri Kyoku.n c. Jaman kemerdekaan, Dibuat pemancar gelap dan berhasil berkumandang di udara radio siaran dengan stasiun call
“Radio Indonesia Merdeka” pada tanggal 11 September 1945 diperoleh kesepakatan dari hasil pertemuan antara para pemimpin radio siaran untuk mendirikan sebuah
organisasi radio siaran. d. Jaman Orde Baru, sampai akhir tahun 1966 RRI adalah satu-satunya radio siaran di Indonesia yang dikuasai dan dimiliki oleh pemerintah.
Selain berfungsi sebagai media informasi dan hiburan, pada masa orde baru, radio siaran melalui RRI menyajikan acara pendidikan dan persuasi. Ardianto, 2004 : 104-
145
Universitas Sumatera Utara
Selanjutnya Televisi, pada tahun 1928 General Electronic Company mulai menyelenggarakan acara siaran televisi secara regular. Pada tahun 1939 Presiden
Franklin D. Roosevelt tampil di layar televisi. Sedangkan siaran televisi komersial di Amerika dimulai pada tanggal 1 September 1940. Kegiatan penyiaran televisi di
Indonesia dimulai pada tanggal 24 Agustus 1962. Ardianto, 2004:104 Media massa film juga muncul pada tahun 1903. Film yang pertama kali
diperkenalkan kepada publik Amerika Serikat adalah The Life of an American Fireman dan film The Grent Train Robbery yang dibuat oleh Edwin S. Porter pada
tahun 1903. Dari catatan sejarah perfilman di Indonesia, film pertama yang diputar berjudul Lady Van Java yang diproduksi di Bandung pada tahun 1926 oleh David.
Pertumbuhan dan kelarisan internet juga perlu dipahami. Di satu sisi internet dapat dibandingkan dengan perkembangan mesin faksimili pada akhir dasawarsa –an.
Sistem faksimili yang mendunia itu tidaklah dibangun dalam waktu semalam, ia berkembang dari beberapa mesin faksimili di sini dan di sana.
Media massa terdiri dari media massa cetak, elektronik, dan media online seperti dibawah ini Ardianto, 2004 : 104-144:
1. Surat Kabar Secara kontemporer surat kabar memiliki tiga fungsi utama dan fungsi
sekunder. Fungsi utama media adalah : 1 to inform, 2 to Comment, dan 3 to provide. Sedangkan fungsi sekunder media adalah : 1 untuk kampanye proyek-
proyek yang bersifat kemasyarakatan, yang diperlukan sekali untuk membantu kondisi-kondisi tertentu, 2 memberikan hiburan kepada pembaca dengan sajian
cerita komik, kartun, dan cerita-cerita khusus, dan 3 melayani pembaca sebagai konselor yang ramah, menjadi agen informasi dan memperjuangkan hak.
Surat kabar sebagai media massa memiliki lima karakteristik, yaitu: publisitas, periodisitas, universalitas, aktualitas, dan terdokumentasikan dalam
Suprapto, 2006 : 13 2. Majalah
Mengacu pada sasaran khalayaknya yang spesifik, maka fungsi utama media berbeda satu dengan yang lainnya. Majalah berita lebih berfungsi sebagai media
Universitas Sumatera Utara
informasi. Majalah wanita lebih bersifat menghibur, majalah pertanian fungsi utamanya adalah memberi pendidikan mengenai cara bercocok tanam.
Majalah memiliki karakteristik tersendiri sebagai media cetak, yaitu: penyajian lebih dalam, nilai aktualitas lebih lama, gambarfoto lebih banyak, dan cover sebagai daya
tarik. 3. Radio siaran
Keunggulan radio siaran adalah berada dimana saja. Selain itu, radio memiliki kemampuan menjual pada khalayak bagi pengiklan yang produknya dirancang khusus
untuk khalayak tertentu. Radio siaran juga memiliki beberapa karakteristik, yaitu: imaginatif, auditori, dan
gaya percakapan yang akrab. 4. Televisi
Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya, yakni memberikan informasi , mendidik, menghibur , dan membujuk. Tetapi fungsi menghibur lebih
dominan. Televisi memiliki beberapa karakteristik, yaitu: audiovisual, berpikir dalam gambar, dan pengoperasian yang lebih kompleks.
5. Film Seperti halnya televisi siaran, tujuan khalayak menonton film terutama adalah
ingin memperoleh hiburan. Akan tetapi dalam film dapat terkandung fungsi informatif, maupun edukatif, bahkan persuasif.
Faktor-faktor yang dapat menunjukkan karakteristik film adalah layar lebar, pengambilan gambar, konsentrasi penuh, dan identifikasi psikologis.
6. Komputer dan Internet Internet adalah perkakas sempurna untuk menyiagakan dan mengumpulkan
sejumlah besar orang secara elektronis. Informasi menenai suatu peristiwa tertentu dapat ditransisikan secara langsung, sehingga membuatnya menjadi piranti meriah
yang sangat efektif.
Universitas Sumatera Utara
B. Fungsi Media Massa
a. Surveillance pengawasan Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam bentuk utama : 1
warning or beware surveillance pengawasan peringatan ; 2 instrumental surveillance pengawasan instrumental
b. Interpretation penafsiran Fungsi penafsiran hampir mirip dengan fungsi pengawasan. Media massa
tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting.
c. Linkage pertalian Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga
membentuk linkage pertalian berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu.
d. Transmission Fungsi ini juga disebut socialization sosialisasi. Sosialisasi kepada cara, di
mana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. e. Entertainment
Sulit dibantah lagi bahwa pada kenyataannya hampir semua media menjalankan fungsi hiburan. Tujuannya adalah untuk mengurangi ketegangan pikiran
khalayak.
C. Proses Komunikasi Massa
Gejala umum yang dapat dilihat dari suatu proses adalah bahwa proses merupakan suatu peristiwa yang berlangsung secara kontinyu, tidak diketahui kapan
mulainya dan kapan akan berakhirnya. Dalam operasionalnya, proses memerlukan berbagai komponen elemen penunjang. Demikian pula dengan komunikasi yang
pada hakikatnya merupakan suatu proses, berlangsungnya komunikasi sudah pasti memerlukan berbagai komponen elemen. Pengertian komponen di sini adalah
bagian-bagian yang terpenting dan mutlak harus ada pada suatu keseluruhan atau kesatuan. Ardianto, 2004 : 32.
Universitas Sumatera Utara
Willbur Schramm, dimulai dengan komunikasi yang sederhana 1954 mengatakan bahwa untuk berlangsungnya suatu kegiatan komunikasi, minimal diperlukan tiga
komponen yaitu source, message, destination atau komunikator, pesan, komunikan. Apabila salah satu dari ketiga komponen tersebut tidak ada, maka komunikasi tidak
dapat berlangsung. Namun demikian, selain ketiga komponen tersebut masih terdapat komponen lainnya yang berfungsi sebagai pelengkap. Artinya, jika komponen
tersebut tidak ada, maka tidak berpengaruh terhadap komponen lainnya. Oleh karena itu, komponen-komponen utama komunikator – pesan – komunikan mutlak harus
ada pada proses komunikasi. Pengertian proses komunikasi massa pada hakikatnya merupakan proses pengoperan
lambang-lambang yang berarti, yang dilakukan melalui saluran channel, biasanya dikenal dengan media printed press, media auditif radio, media visual gambar,
lukisan atau media audio visual televisi dan film. Yang dimaksud dengan media di sini adalah alat yang digunakan untuk mencapai massa sejumlah orang yang tidak
terbatas. Dari uraian tersebut dapat dijelaskan bahwa komunikasi massa merupakan suatu proses yang melukiskan bagaimana komunikator menggunakan teknologi
media massa secara proporsional guna menyebarluaskan pesannya melampaui jarak untuk mempengaruhi khalayak dalam jumlah yang banyak. Ardianto, 2004 : 32
Harold D. Lasswell, seorang ahli politik di Amerika Serikat mengemukakan suatu ungkapan yang sangat terkenal dalam teori dan penelitian komunikasi massa.
Ungkapan tersebut merupakan suatu formula dalam menentukan scientific study dari suatu proses komunikasi massa dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai
berikut: who siapa, says what berkata apa, in which channel melalui saluran apa, to whom kepada siapa, with what effect dengan efek apa?
Masing –masing unsur dalam Formula Lasswell mengandung problema tertentu. Formula tersebut, meskipun sangat sederhana telah membantu mengorganisasikan
dan memberikan struktur kajian bidang komunikasi massa. Selain dapat menggambarkan komponen dalam proses komunikasi massa, Laswell sendiri
menggunakan formula ini dengan tujuan untuk membedakan berbagai jenis penelitian komunikasi.
Universitas Sumatera Utara
3. Media Massa Radio
Radio adalah media elektronik yang bersifat khas sebagai media audio Riswandi, 2009:2. Radio siaran adalah suatu media massa yang menyampaikan
pesan dalam bentuk modulasi berupa tanda-tanda morse, suara voice, kalimat talk, bunyi-bunyian sounds, dan sebagainya, yang dipancarkan melalui gelombang
elektromagnetik dengan frekwensi tinggi ke udara melalui antena, yang kemudian disebut dengan pemancar transmiter. Sinyal-sinyal modulasi tersebut kemudian
diterima oleh suatu alat penerima yang disebut radio penerima receive. Djuroto, 2007 : 3.
Radio siaran mendapat julukan “kekuasaan ke lima” atau “the fifth estate” setelah pers dianggap sebagai kekuasaan ke empat. Radio dijuluki sebagai kekuasaan
ke lima karena tiga faktor yang mendukung. Ardianto, 2004:119 1.
Radio Siaran Bersifat Langsung. Sifat langsung radio siaran adalah bahwa suatu pesan yang akan disiarkan dapat
dilakukan tanpa melalui proses yang rumit. 2.
Radio Siaran Tidak Mengenal Jarak Dan Rintangan. Bagi radio tidak ada jarak waktu, begitu suatu pesan diucapkan oleh penyiar pada
saat itu juga dapat diterima oleh khalayak. Bagi radio tidak ada pula jarak ruang. Suatu pesan yang disiarkan dari satu tempat dapat sampai seketika dengan baik
3. Radio Siaran Memiliki Daya Tarik Radio memiliki daya tarik disebabkan oleh tiga unsur yang melekat padanya,
yakni: a.
Kata-kata lisan Spoken Words b.
Musik music c.
Efek suara Sound Effect Dengan adanya musik ataupun sound effect, siaran radio dapat lebih hidup dan
menarik. Meskipun setelah munculnya TV, radio masih tetap diminati. Selain dari segi ekonomis, khalayak juga dapat lebih santai, tidak seperti halnya ketika menonton
TV. Siaran radio dapat dinikmati sambil santai, bekerja, maupun saat mengemudi.
Universitas Sumatera Utara
A. Sejarah Perkembangan Radio
Sejarah ditemukannya radio dimulai di Inggris dan Amerika Serikat. Donald Mc. Nicol dalam bukunya Radio’s Conquest of Space menyatakan bahwa
terkalahkannya ruang angkasa oleh radio dimulai tahun 1802 oleh Dane, yaitu dengan ditemukannya suatu pesan dalam jarak pendek dengan menggunakan alat sederhana
berupa kawat beraliran listrik. Penemuan berikutnya adalah oleh tiga orang cendikiawan muda, diantaranya
adalah James Maxwell berkebangsaan Inggris pada tahun 1865. ia dijuluki scientific father of wireless, karena berhasil menemukan rumus-rumus yang diduga
mewujudkan gelombang elegtromagnetik, yakni gelombang yang digunakan radio dan televisi.
Radio yang digunakan sebagai alat atau media komunikasi massa mula-mula diperkenalkan oleh David Sarnoff pada tahun 1915. kemudian Le De Forrest melalui
eksperimen siaran radionya telah menyiarkan kampanye pemilihan presiden Amerika Serikat tahun 1916, sehingga Ia dikenal sebagai pelopor radio siaran.
Perkembangan radio siaran di Indonesia dimulai dari masa penjajahan Belanda, Penjajahan Jepang, zaman kemerdekaan, dan zaman orde baru. Ardianto, 2004:117-
119 a. Zaman Belanda
Radio siaran yang pertama di Indonesia waktu itu bernama Nederlands Indie – Hindia Belanda, ialah Bataviase radio siaran Vereniging BRV di Batavia, yang
resminya didirikan pada tanggal 16 Juni 1925, pada saat Indonesia masih dijajah Belanda, dan berstatus swasta.
b. Zaman Jepang Ketika Belanda menyerah pada Jepang pada tanggal 8 Maret 1942, sebagai
konsekuensinya, radio siaran yang tadinya berstatus perkumpulan swasta dinonaktifkan dan diurus oleh jawatan khusus bernama Hoso Kanri Kyoku,
merupakan pusat radio siaran yang berkedudukan di Jakarta, serta mempunyai cabang-cabang yang dinamakan Hoso Kyoku di Bandung, Purwakarta, Yogyakarta,
Universitas Sumatera Utara
Surakarta, Semarang, Surabaya, dan Malang. Rakyat Indonesia pada masa ini hanya boleh mendengarkan siaran dari Hoso Kyoku saja
c. Zaman Kemerdekaan. Dengan demikian, ketika Bung Karno dan Bung Hatta memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia, tidak dapat disiarkan langsung melalui radio siaran karena radio siaran masih dikuasai oleh Jepang. Tak lama kemudian dibuat pemancar gelap
yang berhasil berkumandang di udara radio siaran denagn stasiun call “Radio Indonesia Merdeka”.
d. Zaman Orde Baru Sampai akhir tahun 1966 RRI adalah satu-satunya radio siaran di Indonesia
yang dikuasai dan dimiliki oleh pemerintah. Peran dan fungsi radio siaran ditingkatkan. Selain berfungsi sebagai media informasi dan hiburan, pada masa orde
baru, radio siaran melalui RRI menyajikan acara pendidikan dan persuasi. Pada saat ini stasiun radio sudah sangat tumbuh pesat. Di kota Kisaran pun
telah terdapat tujuh stasiun radio, yaitu Radio Suara Asahan FMSAS FM, KISS FM, Citra Kisarannada FM, dan BaSS Bathara Suara Sakti FM.
BaSS FM atau Radio Bathara Suara Sakti FM sudah bersiaran selama 19 tahun. Radio ini sudah cukup dikenal dan diingat di hati pendengar di Tanah Kisaran
Asahan, dan sudah mempunyai bangsa pasar tersendiri. Radio Bathara Suara Sakti memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan stasiun radio lainnya yang ada di tanah
Kisaran. Radio BaSS FM menghadirkan informasi seputar Asahan setiap pagi.
B. Keunggulan dan Kelemahan Radio
Radio memiliki keunggulan sebagai media penyiaran. Adapun keunggulannya sebagai berikut: Brandt, 2001:4-13
1.Langsung Radio adalah satu-satunya media yang memiliki kemampuan untuk
menyampaikan isikandungan programnya secara langsung ke hadapan pendengar. Begitu suara dipancarkan, telinga pendengar langsung menangkap dan mencernanya.
2. Cepat
Universitas Sumatera Utara
Radio juga memiliki kecepatan yang sulit ditandingi oleh media jenis lain. Suatu peristiwa yang terjadi di sebuah tempat, bisa dengan cepat disiarkan oleh
sebuah stasiun radio. 3. Menciptakan gambar dalam ruang imajinasi pendengar
Radio makes pictures. Radio menciptakan gambar. Inilah salah satu ungkapan paling terkenal mengenai radio. Tidak salah memang untuk mengatakan bahwa hanya
radiolah satu-satunya media komunikasi modern yang memiliki kemampuan istimewa dalam menciptakan “gambar” atau rekaan di ruang imajinasi pendengarnya.
Memang, radio memiliki kekuranglengkapannya dibandingkan televisi, yaitu dari aspek visualnya.
4. Tanpa Batas Radio praktis tidak memiliki batas, baik batas geografis maupun batas-batas
usia, ras, tingkat ekonomi-sosial-pendidikan ingat, orang buta huruf pun bisa menikmati radio. Hanya orang tuna rungu yang tidak bisa menikmati radio.
5. Tak banyak pernik Menurut Guglielmo Marconi Karl Braun 1909 Radio adalah media yang tak
memerlukan banyak pernik, paling tidak jika dibandingkan dengan televisi. Untuk meliput sebuah peristiwa, televisi memerlukan setidaknya dua orang kru, satu
kamerawan dan seorang reporter. 1.
Murah Radio jelaslah media yang relatif murah, dibandingkan dengan televisi dan
bahkan media cetak. Murah dari segi investasi awal hanya butuh peralatan audio, transmitter atau pemancar, menara dan antene, maupun dari segi biaya produksi.
2. Bisa dinikmati sambil mengerjakan hal lain
Radio bisa dinikmati sambil sang pendengar melakukan aktivitas lain, entah itu membaca, menyetrika, memasak, menyusui anak, menyetir mobil, dan berbagai
kegiatan lainnya. Keistimewaan ini tidak dimiliki media cetak dan televisi. 3.
Hangat dan dekat Sampai saat ini, rasanya tidak ada media selain radio yang memiliki kemampuan
untuk selalu hangat dan dekat dengan penikmatnya. Suratkabar jelas tidak
Universitas Sumatera Utara
bisaberakrab-akrab dengan pembaca, karena yang hadir di hadapan pembaca adalah benda mati, berupa tumpukan kertas dan deretan huruf.
4. Mendidik
Radio sangat efektif untuk dipakai sebagai media pendidikan. Apalagi jika diingat jangkauan pendengarnya yang luas dan sebagian besar pendengar radio di Indonesia
bermukim di wilayah-wilayah pinggiran yang mungkin belum memiliki sarana pendidikan formal yang memadai.
5. Tempat mendengar musik
Radio adalah media yang paling andal untuk menikmati musik. Hampir tidak ada radio di dunia ini yang tidak menyiarkan musik sama sekali dalam programya. Radio
merupakan salah satu media yang memegang peran terpenting dalam perjalanan musik dunia.
6. Memberi kejutan
Radio mampu menyuguhkan kejutan-kejutan lewat program-programnya. Program musik, misalnya, bisa membawa kejutan-kejutan ini, karena perndengar
tidak tahu sebelumya musik apa yang disuguhkan oleh penyiar yang sedang bertugas di studio pada saat itu.
7. Memberi manfaat bagi individu
Karena karakternya yang intim dan hangat, radio memiliki kemampuan untuk lekas diakrabi oleh pribadi-pribadi atau individu pendengarnya. Radio pun kemudian
menjadi tumpuan bagi pribadi-pribadi pendengarnya untuk mencari berbagai informasi yang dapat berharga bagi mereka.
8. Memberi manfaat bagi masyarakat
Selain berfungsi sebagai media pribadi yang hangat dan intim, radio tetaplah media yang menjangkau massa. Dengan demikian, radio juga memiliki potensi untuk
menyumbang manfaat bagi masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Selain memiliki keunggulan, radio sebagai media penyiaran juga memiliki kelemahan, yaitu: Brandt, 2001:13-16
1.Cepat hilang Radio adalah media yang sifatnya “selintas”. Apa yang disiarkan menit ini, akan
gampang dilupakan orang pada menit berkutnya. Penyebabnya jelas. Pertama, sebagaimana yang sudah dijelaskan di atas, pendengar radio biasanya mendengarkan
radio sambil mengerjakan kegiatan lain, sehingga konsentrasinya tidak penuh. Dan kedua, siaran yang sudah berlalu, tak bisa dirujuk kembali. Karakter radio yang serba
selintas ini sering diibaratkan sebagai “tulisan di atas pasir pantai”. 2. Ruang yang relatif terbatas
Radio adalah medium dengan ruangan yang relatif terbatas. Sebuah stasiun radio swasta rata-rata mengudara selama 18 jam setiap hari. Jumlah jam siaran maksimal
tentu saja hanya 24 jam, sebuah pembatas alamiah yang tak mungkin lagi diakali oleh pengelola radio.
3. Beralur Liner Kelemahan lainnya yang melekat pada karakter radio adalah sifatnya yang
liner. Maksudnya adalah: program yang disiarkan oleh radio mengikuti perjalanan waktu, di mana program B yang disiarkan pukul 10.00 WIB misalnya, muncul setelah
program A yang disiarkan antara pukul 09.00-10.00 WIB. Ibarat urutan abjad, pendengar radio hanya bisa mendengarkan program-program yang disuguhkan
dengan mengikuti program urutan A sampai Z. Lembaga penyiaran radio di Indonesia sesuai Undang-undang No. 32 tahun
2002 tentang penyiaran, terdiri atas lembaga penyiaran publik, lembaga penyiaran komersial, lembaga penyiaran komunitas, dan lembaga penyiaran berlangganan.
a. Lembaga penyiaran Publik Lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum yang didirikan oleh negara,
bersifat independent, netral, tidak komersial, dan berfungsi memberikan pelayanan untuk kepentingan masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
b. Lembaga Penyiaran Komersial Lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum Indonesia, yang bidang
usahanya khusus menyelenggarakan siaran radio. c. Lembaga Penyiaran Komunitas
Lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum Indonesia, didirikan oleh komunitas tertentu, bersifat independen, dan tidak komersial, dengan daya pencar
rendah, luas wilayah jangkauan terbatas, serta untuk melayani kepentingan komunitasnya.
d. Lembaga Penyiaran Berlangganan Merupakan lembaga penyiaran berbentuk badan hukum Indonesia,yang
bidang usahanya menyelenggarakan jasa penyiaran berlangganan melalui satelit, melalui kabel dan melalui terrestrial Djuroto, 2007: 64-66.
Berdasarkan hal di atas BaSS FM termasuk ke dalam kategori lembaga penyiaran komersial. Oleh karena itu BaSS FM juga menerima pemasangan iklan
guna mencari pemasukan guna mengembangkan BaSS FM agar dapat terus bersaing dengan stasiun radio baru.
Siaran radio mempunyai tiga sasaran untuk membidik atau memancing pendengar agar mendengarkan dengan seksama, mengerti, dan menyetujui. Ketiga
sasaran kesediaan pendengar ini disebut sebagai acceptance. Acceptance dalam konteks komunikasi melalui radio, merupakan faktor terpenting. Karena jika faktor
itu bisa dicapai, maka pesan yang disampaikan oleh penyiar radio dapat berjalan lancar. Ini biasanya mudah karena pendengar radio mempunyai rasa percaya diri dan
hormat sekali kepada penyiarnya. Sifat ini disebut mutual truth and respect. Jika mutual truth and respect pendengar siaran radio amat tinggi, maka tingkat
acceptance-nya pun menjadi tebal, ini berarti mudah bagi penyiar unuk menyampaikan pesan-pesan yang diinginkannya. Demikian juga sebaliknya,bila
mutual truth and respect-nya rendah, otomatis acceptance pendengarnya pun menjadi tipis pula.
Universitas Sumatera Utara
4.Pola Penyiaran Radio
Radio merupakan media komunikasi massa periodik yang memiliki kemampuan menjangkau khalayak yang luas dalam waktu bersamaan. Disamping itu,
harga pesawatnya yang relatif murah sehingga khalayak banyak yang memilikinya. Berdasarkan data pemilikan radio, selama dua dasawarsa terakhir ini terus
berkembang. Dengan jumlah yang cukup besar itu radio akan memiliki potensi yang besar dalam
menyebarluaskan informasi. Persoalannya adalah bagaimana memanfaatkan semaksimal mungkin kemampuan yang dimiliki radio, agar setiap program yang
disajikan memberikan manfaat. Salah satu aspek yang dapat menentukan keberhasilan radio adalah berkaitan
dengan program-program acara yang disiarkan. Rangkaian acara yang menarik diformulasikan kedalam program yang meliputi waktu pagi, siang dan malam.
Program tersebut merupakan suatu rangkaian yang dikemas dalam satu format. Setiap stasiun pada pada dasarnya harus mempunyai format yang jelas. Format setiap stasiun
dapat menjadi ciri khas dari stasiun yang bersangkutan. Dengan demikian format menjadi penting bagi suatu stasiun pemancar radio, karena
akan berkaitan juga dengan segmentasi khalayak. Dalam hal ini radio Bahana Kusumamengkhususkan target pendengarnya pada anak muda, namun pada
prakteknya radio ini juga dikonsumsi oleh khalayak yang heterogen, yaitu: a. Kalangan dunia usaha
b. Ibu rumah tangga c. MahasiswaPelajar
Redaksi BaSS FM Dari pernyataan diatas, dalam upaya pencapaian target pendengar tersebut,
diperlukan suatu strategi penyusunan pola penyiaran radio. Adapun pola penyiaran radio Bathara Suara Sakti FM adalah;
Pendidikan 25 Hiburan 60
Informasi 15
Redaksi BaSS FM
Universitas Sumatera Utara
Acara Siaran Radio Pendengar radio selektif memilih acara. Hanya acara yang menurut pilihannya baik
yang dinikmati, sementara acara yang menurutnya tidak baik akan dilewatkan begitu saja.
Agar acara yang disiarkan menarik, ada beberapa petunjuk yang dapat dijadikan sebagai patokan yaitu Munthe, 1996: 58-61:
1. Acara harus sesuai sasaran Pastikanlah siapa sasaran yang akan dituju. Hal ini penting untuk memudahkan
pengelola siaran dalam mengolah bahan siaran. Acara-acara yang tidak mempinyai sasaran yang konkrit tidak pernah populer dan biasanya akan turun dengan
sendirinya. 2. Acara harus spesifik
Isi acara hendaknya membahas materi yang khusus. Umpama saja bidang masalahnya olahraga, maka isinya hanya mempersoalkan salah satu cabang
olahraga, misalnya sepakbola. Jadi hanya satu topik yang dibahas secara menyeluruh. Artinya, dalam membahas harus diperhatikan aaspek yang terkait
dengan bidang olahraga sepakbola. 3. Acara harus utuh
Pembahasan materi harus terjaga. Tidak keluar dari konsep yang telah dipatok. Mulai dari pengantar, permasalahan, pembahasan, dan penyelesaian masalah
secara sistematis. 4. Kemasan harus bervariasi
Acara dikemas dalam bentuk yang bervariasi. Variasi dapat ditampilkan dalam dua bentuk yaitu dialog dan monolog. Dalam dialog dapat ditampilkan dua orang atau
lebih yang memiliki warna suara berbeda. Kontras warna suara ini sangat mendukung acara karena radio merupakan media audio yang hanya mampu
menstimuli indera pendengaran. Dengan warna suara yang berbeda memudahkan pendengar untk mengenali tokoh-tokoh yang terlibat dalam dialog tersebut.
5. Acara harus ditempatkan pada waktu yang tepat
Universitas Sumatera Utara
Pengelola program harus yakin bahwa waktu yang dipilih untuk penyiaran suatu acara sudah tepat. Ketepatan ini didasari pada kebiasaan mendengar dari khalayak.
Dengan demikian, acara tersebut akan efektif. 6. Acara harus orisinil
Penyelenggara siaranharus menyajikan acara yang benar-benar hasilkerja tim kreatif studio tersebut. Bukan tiruan, dalam arti acara seperti ini pernah disajikan
stasiun lain yang kemudian dimodifikasi di sana-sini sehingga tampaknya orisinil. Bukan juga acara jiplakan. Acara tiruandan jiplakan tidak akan membawa banyak
keuntungan bagi stasiun penyelenggara, malahan sebaliknya, acapkali menjadi bumerang.
7. Acara harus disajikan dengan kualitas baik Mutu tekhnik suatu acara ikut menentukan sukses tidaknya acara di pasar.
Pendengar selalu menuntut hasil yang prima tanpa noise gangguan. Sebab pendengar sangat mendambakan kenyamanan dalam mendengarkan suatu acara
siaran. 8. Acara harus disajikan dengan bahasa sederhana
Gunakan bahasa sederhana, artinya bahasa yang dipakai sehari-hari atau bahasa pergaulan. Jangan disajikan acara dengan bahasa ilmiah, kata-kata asing, atau
kata-kata baru. Pendengar akan mengalami kesulitan mencerna isi acara. Sebab tidak semua pendengar memiliki kemampuan yang merata sehingga kemudahan
menangkap isi acara berbeda-beda. Pada umumnya terdapat dua metode penggolongan bahan siaran yang dianut oleh
badan-badan radio siaran di dunia. Yang pertama adalah metode menurut “unsur acara siaran”, yang kedua menurut “tujuan acara siaran”. Effendy, 1990: 114-
117. Katz, Blumler dan Gurevitch menjelaskan mengenai asumsi dasar dari Teori Uses
And Gratification, yaitu: Ardianto, 2004:71 1.
Khalayak dianggap aktif, artinya khalayak dianggap sebagai bagian penting dari penggunaan media massa diasumsikan mempunyai tujuan.
Universitas Sumatera Utara
2. Dalam proses komunikasi massa, inisiatif untuk mengaitkan pemuasan
kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada khalayak. 3.
Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media lebih luas, bergantung kepada
khalayak yang bersangkutan. 4.
Tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak. Artinya, orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan
kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu. 5.
Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus dipertangguhkan sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayak.
Katz dan Dennis McQuail, menggambarkan logika yang mendasari kepentingan Uses And Gratification sebagai berikut: Dalam Ardianto, 2004:72
Setiap individu memilih media yang mampu memenuhi kebutuhannya. Adapun yang menjadi kebutuhan individu atau individual needs adalah:
1. Kebutuhan Kognitif Cognitive Needs
Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan, dan pemahaman mengenai lingkungan; juga memuaskan rasa penasaran kita dan
dorongan penyelidikan. 2.
Kebutuhan Afektif Afektive Needs Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman-pengalaman
yang estetis, menyenangkan dan emosional.
Faktor sosial
psikol ogis
yang meni
m bulka
n 1 Kebutu
han yang
melahi rkan
2 Berbagai
pola penghada
pan media 5
Harapan- harapan
terhadap media massa
atau sumber lain yang
mengarah pada 3-4
Konsekuensi lain yang tidak
diinginkan 7 Menghasilkan
gratifikasi kebutuhan 6
Universitas Sumatera Utara
3. Kebutuhan Pribadi Secara Integratif Personal Integrative Needs
Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas, dan status individual. Hal-hal tersebut diperoleh dari hasrat dan harga diri.
4. Kebutuhan Sosial Secara Integratif Social Integrative Needs
Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman, dan dunia. Hal-hal tersebut didasarkan pada hasrat untuk berafiliasi.
5. Kebutuhan Pelepasan Escapist Needs Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan upaya
menghindari tekanan, ketegangan, dan hasrat akan keanekaragaman.Effendy, 2004:294
I.6 Kerangka Konsep