Apakah komposisinya sama antara kata, musik, dan efek suara bergantung keinginan pendengar, format programnya, jenis masalahnya, dan waktu siaran.
2.1.7 Sejarah Perkembangan Radio
Perkembangan radio siaran di Indonesia dimulai dari masa penjajahan Belanda, Penjajahan Jepang, zaman kemerdekaan, dan zaman orde baru. Ardianto, 2004:117-
119 a. Jaman Belanda
Radio siaran yang pertama di Indonesia waktu itu bernama Nederlands Indie – Hindia Belanda, ialah Bataviase radi siaran Vereniging BRV di Batavia, yang
resminya didirikan pada tanggal 16 Juni 1925, pada saat Indonesia masih dijajah Belanda, dan berstatus swasta.
b. Jaman Jepang Ketika Belanda menyerah pada Jepang pada tanggal 8 Maret 1942, sebagai
konsekuensinya, radio siaran yang tadinya berstatus perkumpulan swasta dinonaktifkan dan diurus oleh jawatan khusus bernama Hoso Kanri Kyoku,
merupakan pusat radio siaran yang berkedudukan di Jakarta, serta mempunyai cabang-cabang yang dinamakan Hoso Kyoku di Bandung, Purwakarta, Yogyakarta,
Surakarta, Semarang, Surabaya, dan Malang. Rakyat Indonesia pada masa ini hanya boleh mendengarkan siaran dari Hoso Kyoku saja.
c. Jaman Kemerdekaan. Dengan demikian, ketika Bung Karno dan Bung Hatta memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia, tidak dapat disiarkan langsung melalui radio siaran karena radio siaran masih dikuasai oleh Jepang. Tak lama kemudian dibuat pemancar gelap
yang berhasil berkumandang di udara radio siaran denagn stasiun call “Radio Indonesia Merdeka”.
d. Jaman Orde Baru Sampai akhir tahun 1966 RRI adalah satu-satunya radio siaran di Indonesia
yang dikuasai dan dimiliki oleh pemerintah. Peran dan fungsi radio siaran
Universitas Sumatera Utara
ditingkatkan. Selain berfungsi sebagai media informasi dan hiburan, pada masa orde baru, radio siaran melalui RRI menyajikan acara pendidikan dan persuasi.
Lembaga penyiaran radio Indonesia sesuai Undang-undang No.32 tahun 2002 tentang penyiaran, terdiri atas lembaga penyiaran publik, lembaga penyiaran komersial,
lembaga penyiaran komunitas, dan lembaga penyiaran berlangganan. a. Lembaga Penyiaran Publik
Lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum yang didirikan oleh negara, bersifat independent, netral, tidak komersial, dan berfungsi memberikan pelayanan
untuk kepentingan masyarakat. b. Lembaga Penyiaran Komersial
Lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum Indonesia, yang bidang usahanya khusus menyelenggarakan siaran radio.
a. Lembaga Penyiaran Komunitas
Lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum Indonesia, didirikan oleh komunitas tertentu, bersifat independen, dan tidak komersial, dengan daya pencar
rendah, luas wilayah jangkauan terbatas, serta untuk melayani kepentingan komunitasnya.
d. Lembaga Penyiaran Berlangganan Merupakan lembaga penyiaran berbentuk badan hukum Indonesia,yang bidang
usahanya menyelenggarakan jasa penyiaran berlangganan melalui satelit, melalui kabel dan melalui terrestrial Djuroto, 2007: 64-66.
2.1.8 Pola Penyiaran Radio