Pengertian Anak di bawah umur

commit to user 39 itu akibat perbuatan laki-laki itu maka tindak pidana tersebut termasuk pemerkosaan, bukan persetubuhan dengan wanita yang tidak berdaya.

c. Pengertian Anak di bawah umur

Tentang istilah belum cukup umur ini Soepomo mengemukakan pendapatnya yaitu: “Bahwa penggunaan istilah belum cukup umur adalah terhadap seseorang, berhubungan dengan rendahnya umur, belum sanggup untuk memelihara kepentingannya sendiri, yang akhirnya disimpulkan bahwa kedewasaan seseorang ditentukan apabila dia sudah kuat bekerja sendiri, sudah kuat mengurus harta benda dan keperluan lainnya”. Sistem perundang-undangan Indonesia bersifat pruralisme sehingga pengertian mengenai anak di bawah umur mempunyai pengertian dan batasan yang berbeda-beda antara satu perundang-undangan dengan perundang-undangan yang lain. Berikut ini akan diuraikan pengertian anak menurut beberapa peraturan perundang-undangan: 1 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata KUHPerdata Pengertian anak menurut KUHPerdata dicantumkan dalam Pasal 330 ayat 1 yang menyatakan bahwa: “Orang yang belum dewasa adalah mereka yang belum mampu mencapai usia 21 tahun dan tidak lebih dahulu kawin”. Pengertian dalam Pasal 330 ayat 1 KUHPerdata tersebut diletakkan sama dengan mereka yang belum dewasa dari seseorang yang belum mencapai batas usia legitimasi hukum sebagai subyek hukum seperti yang ditentukan oleh perundang-undangan perdata. Kedudukan seseorang anak akibat belum dewasa menimbulkan hak-hak yang perlu direalisasikan dengan ketentuan hukum khusus yang menyangkut hak-hak keperdataan tersebut. Anak dalam hukum perdata mempunyai kedudukan hukum yang luas dan majemuk karena tergantung pada peristiwa hukum yang meletakkan hak-hak anak dalam hubungan dengan lingkungan hukum, sosial, agama, adatistiadat dan lain-lain. commit to user 40 Kedudukan dan pengertian anak dalam hukum perdata ini menunjuk pada kewajiban anak yang memiliki kekuatan hukum secara formil maupun materiil. 2 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP Pengertian kedudukan anak dalam hukum pidana diletakkan dalam pengertian seorang anak yang belum dewasa, sebagai orang yang mempunyai hak-hak khusus dan perlu mendapatkan perlindungan menurut ketentuan hukum yang berlaku. Pengertian anak dalam KUHP dapat kita ambil contoh dalam Pasal 287 KUHP, dalam pasal disebutkan bahwa anak di bawah umur adalah apabaila anak tersebut belum mencapai usia 15 lima belas tahun. 3 Undang-Undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974 Pada Pasal 7 ayat 1 menyebutkan bahwa seorang pria hanya diizinkan kawin apabila telah mencapai usia 19 tahun dan bagi pihak wanita telah mencapai usia 16 tahun. Penyimpangan atas ketentuan yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 hanya dapat dimintakan dispensasi kepada Pengadilan Negeri. Apabila melihat Undang-undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974 tersebut maka batas kedewasaan seorang pria adalah 19 tahun sehingga seorang pria yang berumur dibawah 19 tahun dikategorikan sebagai anak di bawah umur. Sedang untuk wanita dikategorikan sebagai anak adalah untuk wanita yang berumur kurang dari 16 tahun. 4 Undang-Undang Kesejahteraan Anak Nomor 4 Tahun 1979 Pengertian anak menurut Undang-Undang Kesejahteraan Anak Nomor 4 Tahun 1979 diatur dalam Pasal 1 ayat 2 yang commit to user 41 menyebutkan bahwa: “Anak adalah seorang yang berusia belum mencapai 21 tahun dan belum pernah menikah”. Penjelasan dari Pasal 1 ayat 2 menyebutkan batas usia 21 tahun ditetapkan karena berdasarkan kepentingan usaha sosial, tahap kematangan sosial, kematangan pribadi dan kematangan mental seorang anak dicapai pada usia tersebut. Selanjutnya dijelaskan pula batas usia 21 tahun tidak mengurangi ketentuan batas usia dalam peraturan perundang-undangan lainnya dan tidak pula mengurangi kemungkinan anak melakukan perbuatan sejauh ia mempunyai kemampuan itu berdasarkan hukum yang berlaku. 5 Undang-Undang Pengadilan Anak Nomor 3 Tahun 1997 Pengertian anak menurut Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak terdapat dalam Bab I ketentuan Umum Pasal 1 angka 1 yang menyebutkan: “Anak adalah orang yang dalam perkara anak nakal telah mencapai umur 8 delapan tahun tetapi belum mencapai 18 delapan belas tahun dan belum pernah kawin”. Anak yang belum dewasa diberi batasan antara 8 tahun sampai 18 tahun dan juga anak tersebut belum pernah kawin. Apabila seorang anak pernah mengalami perceraian walaupun belum genap 18 tahun, maka ia tetap dianggap telah dewasa. 6 Undang-Undang Perlindungan Anak Nomor 23 Tahun 2002 Pengertian anak menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak disebutkan dalam Bab I ketentuan Umum Pasal 1 angka 1 yang menyebutkan: “Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 delapan belas tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan”. Sehingga anak yang belum dilahirkan dan masih di dalam kandungan ibu menurut Undang-Undang ini telah mendapatkan suatu perlindungan hukum. Selain terdapat pengertian anak, dalam Undang-Undang ini terdapat pengertian mengenai anak telantar, commit to user 42 anak yang menyandang cacat, anak yang memiliki keunggulan, anak angkat dan anak asuh. Pengertian anak memiliki arti yang sangat luas, namun menurut Dr. Zakiah Darajat anak merupakan suatu generasi muda, dimana dalam generasi muda tersebut dikategorikan menjadi beberapa kelompok usia, yaitu masa anak-anak berumur 0-12 tahun, masa remaja berumur 13-20 tahun, dan masa dewasa berumur 21-25 tahun. Pada masa anak-anak sendiri anak cenderung memiliki sifat yang suka meniru apa yang dilakukan orang lain dan emosinya sangat tajam. Pada masa ini pula anak mulai mencari teman sebaya dan memulai berhubungan dengan orang-orang dalam lingkungannya, lalu mulai terbentuk pemikiran mengenai dirinya sendiri. Selanjutnya pada masa ini pula perkembangan anak dapat berkembang dengan cepat dalam segala bidang baik itu perubahan tubuh, perasaan, kecerdasan, sikap sosial dan kepribadian. Maka tidak heran anak dalam perkembangan selama ini cenderung tidak terkontrol, misalnya meniru perilaku orang-orang dewasa di sekitarnya, karena sifat seorang anak juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan tempat di tumbuh dan berkembang. commit to user 43

B. Kerangka Pemikiran

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Tindak Pidana Persetubuhan Nomor Reg.Perkara: PDM -72SragenEp.21010 Putusan Hakim Pengaturan Tindak Pidana Persetubuhan Pasal 81 ayat 1 dan Pasal 81 ayat 2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Nomor 2002 tentang Pasal 286 KUHP Penuntutan Kesesuaian Argumentasi Hukum Penuntut Umum REQUISITOIR DAKWAAN

Dokumen yang terkait

ANALISIS YURIDIS PUTUSAN HAKIM DI LUAR DAKWAAN JAKSA PENUNTUT UMUM DALAM TINDAK PIDANA PERSETUBUHAN TERHADAP ANAK

0 3 16

ANALISIS PERTIMBANGAN HAKIM PENGADILAN NEGERI BOYOLALI DALAM MENJATUHKAN PUTUSAN BEBAS DAN UPAYA HUKUM JAKSA PENUNTUT UMUM

0 6 96

pengaruh ketidaktepatan penerapan undang-undang oleh jaksa penuntut umum dalam penyusunan surat dakwaan terhadap pelaku tindak pidana narkotika dihubungkan dengan putusan hakim dan kepastian hukum.

0 0 1

ARGUMENTASI HUKUM HAKIM DALAM MENGABULKAN PERMOHONAN KASASI PENUNTUT UMUM DENGAN ALASAN JUDEX FACTIE TIDAK MENERAPKAN HUKUM DALAM PERKARA PENCUCIAN UANG.

0 0 15

ARGUMENTASI HUKUM HAKIM MENJATUHKAN PUTUSAN LEPAS DARI SEGALA TUNTUTAN HUKUM DAN UPAYA HUKUM PENUNTUT UMUM DALAM PERKARA TINDAK PIDANA EKONOMI.

0 1 10

ARGUMENTASI HAKIM PENGADILAN TINGGI MENERIMA PENGAJUAN PERLAWANAN PENUNTUT UMUM TERHADAP SURAT DAKWAAN TIDAK DAPAT DITERIMA OLEH HAKIM DALAM PERKARA KORUPSI (Studi Putusan Nomor: 12/Pid.Sus/2012/ PT.TPK.Smg).

0 0 12

TELAAH NORMATIF ARGUMENTASI HUKUM HAKIM PENGADILAN TINGGI BANDUNG DALAM MENOLAK DAKWAAN BERBENTUK ALTERNATIF DAN RESPON NORMATIF PENUNTUT UMUM UNTUK MENEGAKKAN KEADILAN DALAM PERKARA PENCUCIAN UANG (STUDI KASUS DALAM PUTUSAN NOMOR 295/PID/2009/PT.BDG).

0 1 14

ARGUMENTASI KASASI PENUNTUT UMUM TERHADAPPUTUSAN SURAT DAKWAAN BATAL DEMI HUKUM DAN PERTIMBANGAN HAKIM MEMUTUS PERKARA PENAMBANGAN DI CAGAR ALAM (Studi Putusan Mahkamah AgungNomor 2553K / Pid.Sus / 2015) - UNS Institutional Repository

0 0 12

ARGUMENTASI ALASAN KASASI PENUNTUT UMUM TERHADAP KESALAHAN HAKIM MENILAI JENIS SURAT DAKWAAN DAN PERTIMBANGAN HAKIM MEMUTUS PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor 2874 K/Pid.Sus/2015) - UNS Institutional Repository

0 0 13

PENYUSUNAN DAKWAAN PENUNTUT UMUM SECARA ALTERNATIF DAN PUTUSAN HAKIM MELEBIHI TUNTUTAN PENUNTUT UMUM DALAM TINDAK PIDANA NARKOTIKA (Studi Putusan Pengadilan Negeri Magelang Nomor : 140/PID.SUS/2015/PN.MGG) - UNS Institutional Repository

0 0 14