commit to user 1
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seiring  dengan  perkembangan  jaman  dan  teknologi  saat  ini,  tingkat permasalahan  sosial  dan  kriminalitas  juga  semakin  meningkat  dan  hal  ini  tentu
juga  telah  menuntut  agar  hukum  sendiripun  kian  berkembang  dan  berubah mengikutinya. Perkembangan teknologi misalnya telah mempermudah masyarakat
untuk mendapatkan informasi lebih cepat, akurat dan detail. Banyak  kemudahan  dan  kebaikan  dari  perkembangan  teknologi  yang
terjadi  saat  ini,  akan  tetapi  dampak  negatif  yang  dihasilkannya  juga  tak  kalah besar.  Diantara  dampak  negatif  dari  perkembangan  teknologi  saat  ini  dan
diantaranya adalah timbulnya kejahatan dikarenakan dorongan atau inspirasi yang didapat  dari  menonton  televisi.  Ini  terbukti  dengan  banyaknya  kasus  kejahatan
yang  terjadi  dimana  sang  pelaku  mengaku  melakukan  kejahatan  karena terinspirasi dari acara televisi. Seseorang menjadi tahu cara membunuh dari reka
adegan  kejahatan  yang  disiarkan  di  televisi,  orang  memperkosa  atau  mencabuli juga karena terdorong dari apa yang dipertontonkan televisi.
Sebagai generasi penerus bangsa anak merupakan tunas bangsa yang akan melanjutkan  eksistensi  suatu  bangsa,  dalam  hal  ini  adalah  bangsa  Indonesia.
Namun  pada  akhir-akhir  ini  sering  terdapat  suatu  tindak  pidana  mengenai persetubuhan anak dibawah umur yang dilakukan oleh orang dewasa maupun oleh
anak di bawah umur, dan hal ini merupaka suatu ancaman yang sangat besar dan berbahaya bagi anak yang notabene adalah generasi penerus bangsa.
Salah  satu  sebab  terjadinya  tindak  pidana  anak  di  bawah  umur  yang  di lakukan  oleh  anak  di  bawah  umur  tidak  lain  adalah  kemajuan  teknologi  yang
sangat pesat dan ketara yang terjadi selama ini dan hal ini justru di salah gunakan oleh anak di bawah umur, misalkan akses internet yang telah berkembang dimana
hal ini justru di salah gunakan oleh sebagian anak di bawah umur untuk membuka
commit to user 2
situs-situs  porno  di  mana  hal  tersebut  berpengaruh  terhadap  perilaku  seorang anak. Yang lebih memprihatinkan adalah bila seorang anak ketagihan pornografi
di  Internet. Dalam seminggu ada lebih dari 4000 situs porno dibuat. Benar-benar angka  yang  memprihatinkan.  Ini  tidak  hanya  melanda  anak-anak,  kerena  banyak
orang  dewasa  yang  juga  ketagihan  pornografi  di  Internet  karena  dengan  mudah dan  tanpa  malu,  seseorang  dapat  mengakses  dan  melihat  gambar-gambar  porno
bahkan melalui telepon genggam. Awalnya,  mungkin  seorang  anak  tidak  berniat  untuk  melihat  pornografi
dan  akan  memanfaatkan  Internet  untuk  tujuan  yang  baik.  Tetapi,  situs  porno  ini dapat  muncul  secara  tiba-tiba  saat  seorang  anak  mencari  bahan  informasi  untuk
tugas  sekolahnya  atau  untuk  keperluan  lainnya.  Seorang  anak  yang  masih  lugu belum dapat  menilai baik  atau buruknya suatu hal,  maka seorang  anak usia 8-12
tahun sering menjadi sasaran. Seorang  anak  yang  kecanduan  akan  sulit  menghentikan  kebiasaannya
sehingga  dia  akan  melakukan  hal  tersebut  berulang  kali.  Anak  dapat  merasa bersalah  tetapi  tidak  berani  mengutarakan  perasaannya  kepada  orang-tuanya
karena  takut  atau  kesibukan  ayah  dan  ibunya.  Dalam  keadaan  cemas,  otak berputar  2,5  kali  lebih  cepat  dari  putaran  biasa  pada  saat  normal.  Akibat
perputaran  yang  terlalu  cepat  ini,  otak  seorang  anak  dapat  menciut  secara  fisik sehingga otak tidak berkembang dengan baik. Suatu keadaan yang dapat merusak
masa depan seorang anak. Selain itu, gambar-gambar cabul yang ada di situs web porno,  biasanya  akan  melekat  dan  sulit  untuk  dihilangkan  dalam  pikiran  anak
dalam jangka waktu yang cukup lama. Berdasarkan  berbagai  tindak  pidana  pemerkosaan  atau  tindak  pidana
persetubuhan,  atau  kejahatan  seksual  yang  pada  umumnya  dialami  oleh  para wanita  khususnya  anak-anak  yang  masih  muda  remaja.  Kejadian  ini  timbul
dalam  masyarakat  tanpa  melihat  stratifikasi  sosial  pelaku  maupun  korbannya. Kejahatan  tersebut  dapat  timbul  karena  pengaruh  lingkungan  maupun  latar
belakang kejiwaan yang mempengaruhi tindak tanduk pelaku dimasa lalu maupun karena  gunjangan  psikis  spontannitas  akibat  adanya  rangsangan  seksual  Gerson
Bangewan, 1977:22.
commit to user 3
Rangsangan  seksual  yang  tidak  terkendali  inilah  yang  pada  gilirannya melahirkan  tindak  pidana  kesusilaan  khususnya  kejahatan  perkosaan  atau  tindak
pidana persetubuhan. Tindak pidana persetubuhan yang dilakukan terhadap anak- anak diatur secara lebih khusus dalam Pasal 81 Undang-undang Nomor 23 tahun
2002 tentang perlindungan anak yang dirumuskan sebagai berikut : 1
Setiap  orang  yang  dengan  sengaja  melakukan  kekerasan  atau  ancaman kekerasan memaksa anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan
orang  lain,  dipidana  dengan  pidana  penjara  paling  lama  15  lima  belas tahun  dan  paling  singkat  3  tiga  tahun  dan  denda  paling  banyak  Rp
300.000.000,00  tiga  ratus  juta  rupiah  dan  paling  sedikit  Rp 60.000.000,00 enam puluh juta rupiah.
2 Ketentuan pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 berlaku pula bagi
setiap  orang  yang  dengan  sengaja  melakukan  tipu  muslihat,  serangkaian kebohongan,  atau  membujuk  anak  melakukan  persetubuhan  dengannya
atau dengan orang lain.
Mencermati  kasus  Nomor  Reg.Perkara:  PDM-72SRAGENEP.22010 dengan terdakwa SURYA JULIANDY alias ANDI bin EFFENDI, pada hari Rabu
tanggal  04  Agustus  2010  sekitar  jam  23.00  WIB  atau  pada  sekitar  waktu  itu didalam  bulan  Agustus  2010  atau  setidak-tidaknya  pada  suatu  waktu  tertentu
didalam tahun 2010, bertempat di Dukuh Balu, Kelurahan Bendungan, Kecamatan Kedawung,  Kabupaten  Sragen  atau  ditempat  lain  didalam  daerah  Kabupaten
Sragen  atau  setidak-tidaknya  disuatu  tempat  tertentu  yang  masuk  dalam  daerah hukum  Pengadilan  Negeri  Sragen.  Telah  terbukti  bersalah  dengan  sengaja
melakukan  tipu  muslihat,  serangkaian  kebohongan,  atau  membujuk  anak perempuan bernama CITRA AYU SAPUTRI, umur 15 tahun 4 bulan, melakukan
persetubuhan dengan terdakwa atau dengan orang lain.
commit to user 4
Untuk  menyatakan  seseorang  telah  melakukan  suatu  tindak  pidana,  maka perbuatannya  haruslah  memenuhi  seluruh  unsur-unsur  tindak  pidana  yang
didakwakan  kepadanya.  Mencermati  kasus  tersebut,  apabila  kasus  tersebut  tidak dibahas  maka  tindak  pidana  Pemerkosaan  atau  tindak  pidana  persetubuhan  yang
dilakukan terhadap anak di bawah umur tentunya akan berdampak pada psikologis maupun  perkembangan  lainnya  terhadap  anak  tersebut.  Dampak  psikologis  pada
anak-anak  akan  melahirkan  trauma  berkepanjangan  yang  kemudian  dapat melahirkan  sikap  tidak  sehat,  seperti  minder,  takut  yang  berlebihan,
perkembangan  jiwa  terganggu,  dan  akhirnya  berakibat  pada  keterbelakangan mental. Keadaan tersebut kemungkinan dapat menjadi suatu kenangan buruk bagi
anak  korban  persetubuhan  tersebut.  Peran  aktif  dari  para  aparat  penegak  hukum dalam menanggulangi kejahatan kesusilaan sangat diperlukan. Eskalasi kekerasan
terhadap  anak  setiap  hari  terus  meningkat,  padahal  di  dalam  KUHP  Kitab Undang-Undang  Hukum  Pidana  telah  termaktub  aturan  hukum  tentang  tindak
pidana pemerkosaan atau tindak pidana persetubuhan dan kejahatan seksual. Penulis  tertarik  untuk  mengkaji  kesesuaian  argumentasi  hukum  penuntut
umum  dalam  dakwaan  dan  requisitoir  terhadap  kasus  perkara  tindak  pidana persetubuhan  Nomor  Reg.Perkara:  PDM-72SragenEp.21010  terhadap  putusan
Nomor  230Pid.Sus2010PN.Srg.Karena  penulis  ingin  mengetahui  kesesuaian
argumentasi hukum yang dipraktekan oleh jaksa penuntut umum, apakah nantinya sesuai  dakwaan,  atau  sesuai  requisioir  maupun  sesuai  dengan  putusan  hal  inilah
nantinya akan dibahas oleh penulis.
Berdasarkan hal di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dalam  rangka  mengajukan  skripsi  dengan  judul
“KAJIAN  KESESUAIAN ARGUMENTASI  HUKUM  PENUNTUT  UMUM  DALAM  DAKWAAN
DAN    REQUISITOIR  TERHADAP  PUTUSAN  HAKIM  STUDI  KASUS NOMOR  REG.PERKARA:  PDM-72SRAGENEP.21010  TERHADAP
PUTUSAN NOMOR 230Pid.SUS2010PN.Srg ”.
commit to user 5
B. Perumusan Masalah