Kendala-kendala Penegakan Hukum Keimigrasian terhadap Overstay

C. Kendala-kendala Penegakan Hukum Keimigrasian terhadap Overstay

Beberapa permasalahan dalam penegakan hukum terletak pada beberapa faktor yang dominan antara lain, hukumnya dan peraturan itu sendiri selain dari pada itu adalah komponen aparat pelaksana penegakan hukum. Hukum keimigrasian mengatur mengenai dua bentuk penegakan hukum, yaitu penegakan hukum secara administratif melalui Tindakan Keimigrasian dan penegakan hukum melalui proses peradilan proyustisia. Dalam tindakan keimigrasian kewenangan dimiliki oleh Pejabat imigrasi Penyidik Pegawai Negeri Sipil Imigrasi, demikian luasnya sehingga penafsiran apakah suatu kasus perlu dilakukan tindakan pro yustisia melalui proses peradilan, sepenuhnya ditentukan oleh Pejabat Imigrasi PPNS Imigrasi. Disebutkan Tindakan Keimigrasian adalah suatu tindakan administratif dalam bidang keimigrasian di luar proses peradilan, 113 walaupun langkah tersebut adalah suatu bentuk penegakan hukum, disatu sisi hal ini bukanlah termasuk sub sistem daripada Sistem Peradilan Pidana Criminal Justice System, ini adalah suatu bentuk dari tindakan administratif yang berdasarkan hukum administratif. Undang-Undang Keimigrasian yang mengatur tentang orang asing yang masuk dan keluar di wilayah Indonesia, pengawasan yang dilakukan kantor imigrasi yang bekerjasama dengan aparat penegak hukum yang ada tersebut di atas diartikan sebagai “Ultimum Remedium” yang menempatkan fungsi undang-undang sebagai sarana untuk mempertahankan ketertiban dalam masyarakat dan merupakan politik 113 Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian. pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA kriminal dari pemerintah. 114 Oleh karenanya perkembangan produk perundang- undangan harus mengikuti perkembangan masyarakat, di mana dengan perkembangan masyarakat ini jenis kejahatan juga semakin meningkat. 115 Tabel 3.1. Data Pelanggaran Keimigrasian 2005-2008 di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Medan Tahun Tindakan Administratif Pro Justitia Dan Lain-Lain Jumlah Over Stay Penyalah Gunaan Ijin Tinggal Pemalsuan Dokumen 2005 2006 2007 2008 12 4 1 4 3 6 5 1 2 3 5 17 13 7 9 Sumber: Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Medan Dari data ini dapat dianalisis bahwa adanya penurunan angka pelanggaran keimigrasian dari kasus tahun 2005 berjumlah 17 kasus, tahun 2006 berjumlah 13 kasus, tahun 2007 berjumlah 7 kasus, sehingga pada tahun 2008 berjumlah 9. Jika dijumlahkan dari 4 tahun tersebut semua berjumlah 46 kasus keimigrasian yang terjadi, yang dapat rinci lagi yaitu 45 kasus keimigrasian hanya tindakan administratif sedangkan 1 kasus keimigrasian di proses secara pro justitia di Proses Pengadilan. 114 Sudarto, Hukum dan Hukum Pidana, Bandung: Alumni, 1986, hal. 31, bahwa sifat hukum pidana sebagai ultimum remedium menghendaki apabila tidak perlu sekali hendaknya jangan menggunakan hukum pidana sebagai sarana. 115 Muladi dan Barda Nawawi Arief, Teori-Teori dan Kebijakan Pidana, Bandung: Alumni, 1984, hal. 89, bahwa keharusan untuk memperbaharui hukum pidana disebabkan oleh perkembangan kriminalitas yang berkaitan erat dengan perubahan dan perkembangan masyarakat Indonesia secara keseluruhan yang sedang mengalami proses modernisasi. pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Adapun kasus keimigrasian yang diproses secara pro justitia di mana seorang Warga Negara Korea Selatan, yang bernama Cho Won Bok datang ke negara Indonesia untuk bekerja di perusahaan PT. Karya Iktikad Mulia di Medan, sebagai Quality Control Tehnicial, dengan menggunakan visa tinggal terbatas tanggal 20 September 2002, selama terdakwa tinggal dan bekerja di Indonesia terdakwa tidak melakukan perpanjangan paspor hingga terdakwa mendapat surat keputusan untuk segara meninggalkan wilayah Indonesia Exit Permit Only – EPO pada tanggal 16 September 2005 yang dikeluarkan oleh Kantor Imigrasi Polonia yang berlaku selama 7 tujuh hari, namun karena saat itu terdakwa mengalami kesulitan biaya untuk kembali ke negaranya, sehingga terdakwa mengabaikan perintah untuk segera meninggalkan wilayah Indonesia, selanjutnya sekitar bulan Oktober 2005 setelah jangka waktu untuk segera meninggalkan wilayah Indonesia Exit Permit Only - EPO berakhir terdakwa mengubah izin keimigrasian KITAS milik terdakwa dengan cara menghapus tipe-ex data yang asli dan menggantikan dengan data yang baru melalui tempelan tanggal dari guntingan foto copy lainnya yang selanjutnya hasil penempelan tersebut difoto copy ulang oleh terdakwa, sehingga seolah-oleh terlihat seperti asli, dalam kasus ini dapat disimpulkan bahwa tersangka Chow Won Bok melakukan tindak pidana keimigrasian sebagaimana yang dirumuskan dalam Pasal 52 jo Pasal 58 UU Keimigrasian Nomor 9 Tahun 1992 di mana tinggal di Indonesia melebihi batas waktu yang diberikan overstay dan telah merubah data masa berlaku izin keimigrasian dengan sengaja dan secara melawan hukum untuk pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA kepentingan dirinya sendiri, oleh karena itu Hakim Pengadilan Negeri di Medan, telah memutuskan Demi Keadilan Berdsarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, mengadili terdakwa bernama Cho Won Bok, dengan hukuman Pidana Penjara selama 3 bulan dipotong selama tahanan dan membebankan kepada terdakwa biaya perkara sebesar Rp 1.000 seribu rupiah. 116 Sering tindakan administratif dilakukan dari pada tindakan pro justitia karena untuk tidak memakan waktu terkait dengan pihak lain, sulit pembuktikan, biaya besar dan lebih cepat orang asing tersebut meninggalkan wilayah Indonesia sehingga tidak membahayakan bagi kepentingan rakyat dan negara. 117 Dikaitkan dengan proses penegakan hukum keimigrasian yang kedua adalah proses pro yustisia proses melalui peradilan dalam hal ini Pejabat Imigrasi PPNS Imigrasi adalah sebagai Penyldik PNS Keimigrasian yang memberkas perkara melalui Pengawasan Penyidik POLRI Koordinator Pengawasan - KORWAS dengan segala atribut birokrasi yang dirasakan cukup berbelit-belit, namun karena hal ini menjadi ketentuan Hukum Formal Hukum Acara sesuai UU No. 8 Tahun 1981 tentang KUHAP, maka liku-liku birokrasi tersebut tetap harus dilalui, kemudian waktu yang cukup lama untuk sampai pada vonis peradilan yang pada akhirnya vonis peradilan tidak dapat menjawab rasa keadilan dari aparat penegak hukum, karena 116 Kutipan Putusan Nomor 596PidB2007PN-MDN. 117 Wawancara dengan Kepala Bidang Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Medan. Tanggal, 22 – November 2008. pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA vonisnya selalu ringan dibandingkan dengan sanksi pidana yang tercantum dalam Undang-Undang Undang-Undang No. 9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian. Jadi tuntutan peradilan yang cepat, sederhana dan murah merupakan suatu hal yang sulit dicapai. Dihadapkan dengan sulitnya proses berperkara, kehilangan tenaga, waktu dan biaya yang akhirnya hasilnya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan mengakibatkan banyak energi yang terbuang percuma, maka pilihan terbanyak dilakukan adalah lebih banyak dengan cara Tindakan Keimigrasian. Kalau suasana saling curiga antara aparat penegak hukum telah timbul, apalagi yang diharapkan oleh masyarakat, akibatnya adalah kepercayaan masyarakat terhadap penegak hukum menjadi hilang. Selain itu hukum keimigrasian yang ada saat ini dalam hal ini Undang- Undang Nomor 9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian dapat dikatakan melanggar ketentuan mengenai Hak Asasi Manusia, yaitu dengan diaturnya suatu klausul penangkalan terhadap warga negara Indonesia sendiri, hal ini sangat bertentangan dengan esensi hak asasi manusia dan pandangan dan sikap bangsa Indonesia terhadap hak asasi manusia, disebutkan bahwa setiap orang bebas untuk bertempat tinggal di wilayah negara, meninggalkannya dan berhak untuk kembali. Hak untuk kembali pada dasarnya adalah hak setiap warga negara untuk dapat masuk kembali ke negara asalnya secara bebas, apapun kesalahannya terhadap yang bersangkutan dapat diajukan ke muka pengadilan dengan tidak menghilangkan haknya. pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Dalam Konvensi Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik 1996, suatu negara tidak boleh menolak menerima kembali warga negaranya sendiri di wilayahnya, dan ditentukan tidak seorangpun boleh dicabut haknya secara sewenang-wenang untuk memasuki wilayahnya sendiri. Klausul yang melarang warganya sendiri untuk masuk ke Indonesia adalah menunjukkan bahwa pada masa tertentu hukum keimigrasian sangat dipengaruhi oleh political will dari penguasa yang menentukan, suatu kondisi yang jelas bertentangan dengan hak asasi manusia, namun tetap dijalankan karena kepentingan politik penguasa tanpa memperhatikan kondisi hak asasi manusia yang berlaku universal. Dalam uraian yang terdahulu telah disinggung walaupun keimigrasian bersifat termasuk hak ikhwal bagian dari hukum administratif namun karena beberapa hal yang sifatnya strategis maka sanksi pidana keimigrasian juga cukup berat ancamannya, dari 19 sembilan belas pasal sanksi pidana, 16 enam belas pasal masuk kategori kejahatan dengan ancaman pidana 3 sampai 8 tahun penjara, sedangkan 3 tiga pasal lainnya hanya masuk kategori pelanggaran yaitu dikenakan ancaman denda.

D. Perbandingan Penegakan Hukum Keimigrasian Australia terhadap

Dokumen yang terkait

Pengawasan Keimigrasian Terhadap Orang Asing dalam Rangka Pendoportasian Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian (Studi di Kantor Imigrasi Kelas I Polonia Medan)

1 144 148

PERAN DAN FUNGSI KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM JAWA TENGAH DALAM MELAKSANAKAN PENGAWASAN DAN PENINDAKAN KEIMIGRASIAN TERHADAP ORANG ASING DI INDONESIA

0 12 113

PENEGAKAN HUKUM UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN OLEH PPNS KEIMIGRASIAN TERHADAP WARGA NEGARA ASING YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN IZIN TINGGAL ( Studi Kasus Di Wilayah Hukum Kantor Imigrasi Kelas I Padang ).

0 0 24

PEMBERIAN IZIN TINGGAL TERHADAP WARGA NEGARA ASING DAN PENGAWASAN KEBERADAANNYA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 1992 TENTANG KEIMIGRASIAN (STUDI KASUS DI KANTOR IMIGRASI KLAS I PADANG).

0 1 9

PELAKSANAAN PENGAWASAN ORANG ASING SEBAGAI BENTUK ANTISIPASI TERHADAP PELANGGARAN DAN PENYALAHGUNAAN IZIN KEIMIGRASIAN (KANTOR IMIGRASI PADANG).

0 1 10

PROSEDUR PENGAWASAN DAN PENINDAKAN KEIMIGRASIAN TERHADAP PELANGGARAN IZIN TINGGAL WARGA NEGARA ASING DI SEKSI PENGAWASAN DAN PENINDAKAN KEIMIGRASIAN KANTOR IMIGRASI KELAS I YOGYAKARTA.

0 0 18

Mekanisme pengawasan dan penindakan keimigrasian di kantor imigrasi Surakarta 962

1 3 53

PENGAWASAN KEIMIGRASIAN TERHADAP ORANG ASING DALAM RANGKA PENDEPORTASIAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN (STUDI DI KANTOR IMIGRASI KELAS I POLONIA MEDAN) TESIS

0 0 14

PERAN KANTOR IMIGRASI KELAS I SEMARANG DALAM MELAKSANAKAN PENGAWASAN DAN PENINDAKAN KEIMIGRASIAN TERHADAP ORANG ASING DI SEMARANG - Unissula Repository

0 1 10

PERAN KANTOR IMIGRASI KELAS I SEMARANG DALAM MELAKSANAKAN PENGAWASAN DAN PENINDAKAN KEIMIGRASIAN TERHADAP ORANG ASING DI SEMARANG - Unissula Repository

0 9 17