Nusyuz suami mengakibatkan pelanggaran terhadap taklik talak

130 isteri atau “suami telah nusyuz kepada isteri” adalah karena melihat kedudukan, status dan derajat fitrah seorang suami yang telah digariskan lebih tinggi sebagai pemimpinimam dalam rumah tangga menurut hukum Islam, sebagaimana yang telah diuraikan di atas mulai dari proses penciptaan manusia itu sendiri. Oleh karena itu, lam h raikan di miliki perbedaan pendapat di kalangan sebagian fuqaha. lah perjanjian yang diucapkan calon mempelai pria setelah akad nikah yang dicantumkan dalam Akta Nikah berupa da al ini analisis keberatan terhadap istilah nusyuz yang dilekatkan kepada suami oleh karena ada beberapa pendapat salah satunya Ibnu Qudamah yang menyatakan bahwa : “Nusyuz suami mengandung arti pendurhakaan suami kepada Allah karena meninggalkan kewajibannya terhadap isteri”. 222 Begitu juga dengan Ibnu Hazm yang menyatakan bahwa seorang suami telah durhaka kepada Allah apabila tidak memenuhi hak isteri terutama hak biologis isteri sebagaimana yang telah diu atas sebelumnya. Pada dasarnya hukum perkawinan Islam mengenal konsep nusyuz yaitu nusyuz dari pihak isteri dan suami. Akan tetapi, dalam hukum positif tentang perkawinan yang berlaku dan menurut seluruh ahli fikih dengan tegas sepakat menyatakan adanya nusyuz isteri kepada suami, namun tidak demikian dengan nusyuz suami kepada isteri yang me

1. Nusyuz suami mengakibatkan pelanggaran terhadap taklik talak

a. Pengertian taklik talak

Pasal 1 huruf e Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam KHI menyebutkan “Taklik talak ada 222 Ibnu Qudamah, Op. Cit, hlm.235 131 janji talak yang digantungkan kepada suatu keadaan tertentu yang mungkin terjadi di masa yang akan datang.” 223 Kata taklik talak merupakan kosa kata yang akrab dan populer di Indonesia dan istilah yang kurang populer di Indonesia dan istilah yang kurang populer pemakaiannya dalam fikih Islam. Taklik talak itu sendiri merupakan kata majemuk yang terdiri dari dua kata, yaitu kata taklik dan talak. Kata taklik merupakan masdar dari kata “allaqa yang konjugasinya adalah menggantungkan atau mengaitkan. Dan kata talak berasal dari bahasa Arab dalam bentuk masdar yang konjugasinya adalah melepaskan atau mengurai tali pengikat.” Secara terminologi kata taklik talak tidak populer pemakaiannya dalam ilmu stilah yang galib dipakai dan memiliki maksud yang sama dengan taklik talak dalam rumusan yang berbeda, oleh Ahmad al-Gundur disebutkan dengan talak mengucapkannya, serta terdapatnya hubungan jatuhnya talak dengan syarat dan kan bahwa “taklik talak atau talak muallak adalah menyandarkan kan oleh suami dan dikaitkan 224 fikih, tetapi i mu’allaq, adalah setiap talak yang disertai dengan syarat oleh orang yang taklik. 225 Dalam literatur yang berbahasa Indonesia seperti yang dirumuskan oleh Moh. Anwar disebut jatuhnya talak kepada sesuatu perkara, baik ucapan, perbuatan, maupun waktu tertentu.” 226 Definisi taklik talak yang lebih bersifat praktis dikemukakan oleh Kamal Mukhtar sebagai “talak yang digantungkan dan diucap 223 Kompilasi Hukum Islam, Op.Cit, hlm.6 224 Louis Ma’luf, Al Munjid fi al Lughah, Dar al Masyruq, Libanon, Beirut, 1992, hlm.348 goro, Bandung, 1991, hlm.66 225 Ahmad Al Gundur, Al Talaq fi Syaria’ah al Islamiyah Waal Qanun, Darul Ma’rifah, Mesir, Kairo, 1977, hlm.200 226 Moh. Anwar, Dasar-dasar Hukum Islam dalam Menetapkan Keputusan di Pengadilan Agama, Dipone 132 dengan iwad sesudah aqad nikah sebagai suatu perjanjian perkawinan mengikat suaminya.” 227 Definisi yang dikemukakan Kamal Mukhtar di atas berbeda dengan tiga definisi yang telah dikemukakan sebelumnya, karena dengan penyebutan iwad dan mengkategorikannya kepada perjanjian berarti definisi taklik talak yang lebih bersifat praktis dan temporal dari pada universal konseptional. Pengertian talaq muallaq yang selanjutnya dalam tesis ini disebut taklik talak yang dikemukakannya dalam dikemu penulis Dalam persetu perkaw nempatkan suami isteri pada derajat yang sama.” lam bahwa kedua calon mempelai dapat mengadakan perjanjian perkawinan dalam bentuk: 1 taklik Beg dar Isla terj sun 3 setiap perkawinan, akan tetapi sekali taklik talak sudah diperjanjikan tidak berbagai doktrin fikih dan pengertian yang kakannya dalam berbagai doktrin fikih dan pengertian yang dikemukakan oleh Indonesia pada umumnya, menempatkan taklik talak searah dengan talak. pengertian bahwa taklik talak yang diucapkan suami tidak perlu memperoleh juan dari isteri. “Pengertian taklik talak seperti ini tidak sejalan dengan asas inan di Indonesia yang me 228 Selanjutnya dalam Pasal 45 Kompilasi Hukum Is talak dan 2 perjanjian lain yang tidak bertentangan dengan hukum Islam. itu pula yang diatur dalam Pasal 46 Kompilasi Hukum Islam yang terdiri i tiga ayat yaitu: 1 isi taklik talak tidak boleh bertentangan dengan hukum m. 2 Apabila keadaan yang disyaratkan dalam taklik talak betul-betul adi kemudian, tidak dengan sendirinya talak jatuh. Supaya talak sungguh- gguh jatuh, isteri harus mengajukan persoalannya ke Pengadilan Agama. Perjanjian taklik talak bukan suatu perjanjian yang wajib diadakan pada 227 Kamal Mukhtar, Asas-asas Hukum Islam tentang Perkawinan, Bulan Bintang, Jakarta, 1974, hlm.207 228 Mohammad Daud Ali, Hukum Islam Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Islam di Indonesia, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1999, hlm.26 133 dapat dicabut kembali. 229 1. Perkaranya belum ada, tetapi mungkin terjadi kemudian, jika perkaranya jika matahari terbit, maka engkau tertalak. Sedangkan kenyataan matahari seketika berlaku, sekalipun diucapkan dalam bentuk taklik. Jika umpamanya: jika ada onta masuk dalam lobang jarum, maka engkau 2. Hendaknya isteri ketika lahirnya aqad talak dapat dijatuhi talak, 3. Ketika terjadinya perkara yang ditaklikkan isteri berada dalam egera diucapkan setelah akad nikah itu berlangsung dan tertera dalam akta ikah, mengucapkan ikrar taklik talak tersebut setelah selesai ijab kabul dan diterima oleh isteri. Suatu tradisi yang berlaku di daerah Sumatera Timur apabila akad nikah itu berlangsung, mempelai wanita tidak turut serta hadir di majelis pernikahan. Kemudian syarat sahnya taklik talak ada tiga, yaitu: telah nyata ada sungguh-sungguh ketika diucapkan kata-kata talak, seperti: sudah nyata terbit, maka ucapan yang seperti ini digolongkan tanjiz takliknya kepada perkara yang mustahil, maka ini dipandang main-main, tertalak. umpamanya karena isteri ada di dalam pemeliharaannya. pemeliharaan suami. 230 Taklik talak merupakan suatu pernyataan kehendak sepihak dari sang suami yang s n taklik talak ini dilakukan untuk memperbaiki dan melindungi hak-hak seorang wanita yang dijunjung tinggi oleh kedatangan Islam. Akan tetapi sangat disayangkan kebanyakan isteri tidak mau memperhatikan taklik talak itu ketika diucapkan oleh sang suami. Bahkan karena bukan termasuk rukun nikah, ada suami yang tidak 229 Bahan Penyuluhan Hukum Undang-undang Nomo 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam, Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama RI, Jakarta, 2001, hlm.166 dan 174 230 Sayyid Sabiq, Op.Cit, hlm.39-40 134 M lai wanita tetap berada di dalam kamar. Untuk memperoleh keterangan- keterangan yang diperlukan dari calon isteri. Petugas Pencatat Nikah terpaksa harus masuk ke kamar. Alangkah besar faedahnya apabila mempelai wanita itu juga turut serta bersama-sama hadir di m empe ajelis pernikahan untuk mempersiapkan secara k yang akan berperan sebagai pengendali mah dimadukan dan jika dia tidak sabar, sang isteri dapat minta fasakh kepada Pengadilan Agama dan sang suami membayar sejumlah kerugian. Demikian juga dalam soal harta benda dapat diatur di dalam taklik. taklik yang boleh dan sah, ada pula taklik yang tidak boleh, yaitu yang bertentangan dengan hukum Islam, bertentangan dengan akhlak, moral dan usila, ya langsung apa yang diucapkan oleh sang suami sebagai ijab kabul pernikahan dan ia akan mengetahui cara bagaimana harus ditempuhnya apabila sang suami menyakiti hatinya atau suami tidak menghiraukan kewajibannya terhadap isteri dan lain-lain. Sudah merupakan suatu kelaziman apabila sebagai akad, akan dilangsungkan ucapan memberi nasehat oleh yang dianggap patut. Sebaiknya nasehat itu didengar dan diperhatikan oleh kedua belah piha ru tangga yang bersangkutan. Demikian taklik yang dibuat Pemerintah yang mesti diucapkan oleh sang suami setelah upacara akad nikah dilangsungkan. Taklik itu dapat ditambah, jika ada permintaan dari pihak sang isteri, umpamanya sang isteri tidak akan dimadukan, jika Di samping s itu jika di dalam taklik disebutkan, bahwa sang suami memberikan hak 135 kepada sang isteri untuk berkunjung ke tempat-tempat yang tidak sopan. Atau sang isteri s b itu tidak sah. Nam ut di atas itu tidak b itu ada dua macam bentuknya, yaitu: anji, karena mengandung pengertian melakukan pekerjaan atau meninggalkan suatu perbuatan atau menguatkan b. Taklik yang dimaksudkan untuk menjatuhkan talak bisa telah terpenuhi berpendapat bahwa dua bentuk taklik yang atuh.” 233 elama dalam perkawinan tidak dapat belanja nafkah dari sang suami. Atau jika sang suami atau isteri meninggal tidak saling pusaka mempusakai. “Semua taklik tersebut tidak diakui oleh hukum Islam dan oleh seba un, perkawinan tetap sah dengan pengertian taklik yang terseb erlaku.” 231

b. Bentuk taklik talak

Sayid Sabiq menguraikan dalam fiqih sunnah mengatakan bahwa taklik talak a. Taklik yang dimaksud sebagai j suatu kabar. Dan taklik seperti ini disebut dengan taliq qasami. syarat taliq. Taliq seperti ini disebut dengan taliq syarti. 232 Dari dua bentuk taklik di atas dapat dibedakan dengan kata-kata yang diucapkan oleh suami. Pada taliq qasamy, suami bersumpah untuk dirinya sendiri. Sedangkan pada taliq syarty suami mengajukan syarat dengan maksud jika syarat itu ada maka jatuhlah talak suami pada isterinya. “Ulama berbeda pendapat tentang jatuh atau tidaknya talak dengan dua formulasi di atas. Jumhur Ulama dikaitkan dengan talak apabila yang ditaklikkan terjadi maka talaknya j Sedangkan Ibnu Hazm dan Ibnu Qayyim Al Jauziyah berpendapat bahwa “taklik yang 231 T.Jafizham, Persentuhan Hukum di Indonesia dengan Hukum Perkawinan Islam, ercetak 8. am Al Syar’iyah li al Ahwal al Syakhsiyah, Darul ahdah 2 P an Mestika, Medan, 1977, hlm.26 232 Sayid Sabiq, Op.Cit, hlm.40 233 Zakiyuddin Sya’ban, Jurnal Al Ahk N ‘Arabiyah, Mesir, Kairo, 1967, hlm.44 136 di dalamnya terkandung maksud sumpah qasam tidak berakibat jatuhnya talak, akan tetapi wajib membayar kifarat sumpah dan taklik yang di dalamnya terkandung syarat yang dimaksudkan untuk menjatuhkan talak ketika terjadinya sesuatu yang 234 disyaratkan, maka talak itu jatuh.” Al-Gundur membagi talaq muallaq itu kepada empat bagian, yaitu: 1. Bahwa taklik dimaksudkan untuk menjatuhkan talak apabila yang sesuatu yang diperbuatnya. dirinya dalam melakukan sesuatu. 235 Dari empat macam taklik yang dikemukakan oleh Al-Gundur, Jumhur Ulama berpendapat, “taklik yang dikemukakan suami kepada isterinya dalam bentuk yang manapun akan membawa konsekuensi talak jatuh bila yang ditaklikkan terwujud, tidak terdapat perbedaan hukum antara empat macam taklik tersebut.” 236 Pendapat ya hnya pada m membawa konsekuensi apapun terhadap talak. Selanjutnya hammad Yusuf Musa mengemukakan pendapatnya bahwa kepada isteri apabila dipenuhi syarat sebagai berikut: ditaklikkan benar-benar terjadi. 2. Bahwa taklik hanya dimaksudkan untuk menakut-nakuti isterinya, bukan untuk menjatuhkan talak. 3. Bahwa taklik hanya dimaksudkan untuk menyakinkan orang lain tentang 4. Bahwa taklik hanya dimaksudkan untuk memberikan dorongan kepada ng berbeda dikemukakan oleh Ibnu Hazm bahwa talak yang dikaitkan jatu asa yang akan datang tidak Mu taklik talak yang diucapkan suami dapat membawa konsekuensi jatuhnya talak suami 234 Ibnu Hazm, Op.Cit, hlm.258-260 235 Ahmad Al Gundur, Op.Cit, hlm.201 236 Ibid, hlm.206-207 137 1. Bahwa yang ditaklikkan itu adalah sesuatu yang belum ada ketika taklik diucapkan tetapi dimungkinkan terjadi pada masa yang akan datang. h menjadi isteri sah bagi pengucap taklik. perjanj 1. T 2. T lanjut bahwa meski obyek taklik belum menjadi isterinya pada saat taklik diucapkan, tetapi kalau taklik diucapkan dan contoh seorang laki-laki berkata kepada seorang perempuan jika nanti saya mpuan tersebut menjadi isterinya di kemudian hari, maka talak suami jatuh kepada isteri i sebagai subyek talak 2. Pada saat taklik talak diucapkan taklik isteri suda 3. Pada saat taklik talak diucapkan suami isteri berada dalam majelis tersebut. 237 Selain pembagian bentuk taklik talak yang dikemukakan Sayid Sabiq di atas, ian taklik talak ini dapat juga dilihat dari waktu pengucapannya, yaitu: aklik talak diucapkan sebelum perkawinan dilangsungkan. aklik talak diucapkan setelah perkawinan dilangsungkan. Ibnu Human memberikan komentarnya tentang taklik yang diucapkan seorang laki-laki bahwa talak yang dihubungkan dengan syarat apabila di kemudian hari syarat yang ditaklikkan terpenuhi, maka talaknya jatuh. Dalam hal ini beliau memberikan komentar lebih yang ditaklikkan terjadi di kemudian hari, maka talaknya jatuh. Sebagai menikahimu, maka engkau tertalak. Kemudian ternyata pere dengan sebab adanya taklik tersebut. Pendapat yang berbeda dikemukakan oleh al-Syarbaini bahwa, lafaz taliq yang dimaksudkan untuk menjatuhkan talak haruslah diucapkan kepada seorang isteri yang masih terikat hubungan perkawinan yang sah. Dengan perkataan lain taklik yang diucapkan sebelum pernikahan berlangsung tidak memberikan konsekuensi apapun terhadap eksistensi hubungan suami isteri. 238 Terlepas dari perbedaan pendapat di kalangan fuqaha tentang bentuk taklik yang berdampak jatuhnya talak, tetapi menurut A Jamil Latif bahwa : Perbedaan yang mendasar antara taklik yang ada dalam kitab fiqih dengan yang ada di Indonesia adalah, kalau fiqh suam sedangkan taklik di Indonesia isterilah yang menjadi subyek talak. Selain itu 237 Muhammad Yusuf Musa, Al Ahkam Al Syakhsiyah Fi Al Fiqh Al Islamy, Dar Al Kutub Al Arabiyah, Mesir, Kairo, 1956, hlm.273 238 Muhammad Ibn Abdul Wahid alias Ibn Human, Fath Al Qadir, Tijarah Al Kubra, Mesir, Kairo, 1972, hlm.128 138 dalam kitab fiqh juga tidak dikenal adanya pembakuan sighat taklik, meskipun sepanjang tidak dan peraturan perundang-undangan untuk suami, lembar kedua untuk isteri, lembar ketiga untuk PPN dan c Perjanjian yang berupa taklik talak dianggap sah jika perjanjian itu dibaca d Sighat taklik talak ditetapkan Menteri Agama. 239 Permulaan taklik talak dijadikan sebagai alasan perceraian adalah sesuatu hal yang sulit memastikannya. Keadaan ini berkaitan erat dengan kesulitan menentukan secara tepat kapan pertama kali Islam masuk ke Indonesia, walaupun menurut kesimpulan seminar masuknya Islam ke Indonesia yang diselenggarakan di Medan tahun 1963 dan kemudian dikukuhkan kembali dalam Seminar Sejarah Islam di Banda Aceh sekarang: Nanggroe Aceh Darussalam tahun 1978 bahwa : “Agama Islam telah masuk ke Indonesia pada abad pertama Hijriyah, langsung dari tanah Arab. Tetapi Snouck Hurgronje mengemukakan pendapatnya bahwa yang paling memungkinkan adalah Islam masuk ke Indonesia permulaannya disebarkan oleh para taklik tersebut dikhususkan pemakaiannya kepada taklik talak. Berbeda halnya dengan taklik talak yang dikenal di Indonesia, yaitu: a Calon suami isteri dapat mengadakan perjanjian bertentangan dengan hukum Islam yang berlaku. b Perjanjian sebagaimana tersebut pada ayat 1 dibuat rangkap empat di atas kertas bermeterai menurut peraturan yang berlaku; lembar pertama lembar keempat untuk pengadilan. dan ditandatangani oleh suami setelah akad nikah dilangsungkan. e Tentang ada atau tidaknya perjanjian sebagaimana dimaksud ayat 1 dan ayat 3 dicatat di dalam daftar pemeriksaan nikah.

c. Taklik talak sebagai alasan perceraian

239 A. Jamil Latief, Aneka Hukum Perceraian di Indonesia, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1986, lm.62-6 h 3. 139 saudagar muslim dari India pada abad kedua belas.” 240 Oleh karena itu, yang paling mungkin dapat dikemukakan di sini adalah, “taklik talak sudah dilembagakan sebagai alasan perceraian oleh Sultan Agung Anyakrakusuma pada tahun 1630 Miladiyah di saat beliau sebagai raja Kerajaan 241 Mataram.” Gagasan pelembagaan perjanjian taklik talak setiap selesai akad nikah tujuan utamanya adalah sebagai alat bagi seorang perempuan untuk melepaskan diri dari kesewenang-wenangan suami pada masa itu, atau dengan perkataan lain bahwa perjanjian taklik talak ini tujuannya adalah untuk alasan perceraian. Pendapat ini dikuatkan oleh Syekh Abdul Karim Amrullah ayah kandung Hamka, tahun 1916 pada saat pertama kali taklik talak ini dicetuskannya. Setelah pemerintahan Hindia Belanda mulai mengatur Pengadilan Agama yang ditandai dengan keluarnya Keputusan Raja Belanda Nomor 24 Tahun 1882. Stb. 1882 No. 152, maka taklik talak dimaksudkan sebagai alasan perceraian. Ketentuan ini dapat dilihat dalam Pasal 2a, Stb. 1882 No. 152 yang menyebutkan bahwa: “Pengadilan Agama semata-mata hanya berkuasa memeriksa perselisihan- perselisihan antara suami isteri yang beragama Islam dan perkara-perkara lain tentang talak, rujuk dan perceraian antara orang-orang yang beragama Islam yang memerlukan perantaraan hakim agama, dan berkuasa memutuskan perceraian, dan imensi Hukum Islam dalam Sistem Hukum Nasional, Gema Insani Press, Jakarta, 1996, hlm.70 240 Amrullah Ahmad, D 241 Ibid, hlm.71 140 m akan syarat untuk jatuhnya talak yang digantungkannya taklik talak.” 242 Setelah adanya amandemen terhadap Stb.1882 No.152, yaitu dengan diberlakukannya Stb.1937 No.116 enyat dan 610 untuk Pengadilan Agama dan pemben dan 63 sebagia sebaga berbag tersebu pada pokoknya menerangkan di umpahnya bahwa Soedja waktu kawin pada Bok Nasifah betul pake Nasifah dan Betul Bok Nasifah sudah ditinggalkan delapan tahun lamanya dipimpin oleh ketua majelisnya Hadji Muhammad Iljas dan Hadji Muhammad menjatuhkan putusan yang amarnya berbunyi ‘Nama Soedja tetap jatuhkan orang lain sesoedah iddah quru’ tiga kali suci dari hel. Taklik talak sebagai atas, pada saat itu belum disertai dengan uang iwad. Penyertaan uang iwad Minangkabau telah dimulai sejak tahun 1916, sedangkan di tempat lain seperti tukan Mahkamah Agung Tinggi di Jawa dan Madura dan Stb. 1937 No.638 9 untuk pembentukan Kerapatan Qadi dan Kerapatan Qadi Besar untuk n Residensi Kalimantan Selatan dan Timur, taklik talak ini tetap dijadikan i alasan perceraian. Dalam konteks taklik talak sebagai alasan perceraian dapat dilihat dalam ai kumpulan putusan Pengadilan Agama yang telah dibukukan dan keputusan t antara lain dapat dilihat dari : Keputusan Raad Agama Majalengka tanggal 2 Januari 1910 Nomor 1 Tahun 1910 dengan posisi kasusnya adalah bahwa : Saja djadi bininja nama Soedja tidak suka tidak terima djadi bininya Soedja sebab sudah meninggalkan pada saya 8 tahun lamanya maka saya minta jatuh talak satu karena melanggar perjanjian waktu kawin. Selanjutnya dalam pemeriksaan di depan persidangan didengar keterangan empat orang saksi yang bawah s muallak 1 tahun jalan laut, 7 bulan jalan darat maka jatuh talak satu pada Bok oleh lakinya Nama Soedja. Atas dasar kesaksian tersebut Majelis Hakim yang Rafii, Hadji Muhammad Sanusi masing-masing sebagai Hakim anggota thalak satu pada Bok Nasifah maka tidak ada halangan boleh kawin pada alasan perceraian seperti tersebut dalam putusan Raad Agama Majalengka di dalam sighat taklik tidak terdapat kesatuan waktu pemberlakuannya, di daerah 242 HAMKA, Op. Cit, hlm.62 141 Jawa Barat baru dimulai pada tahun 1931. 243 Setelah Indonesia merde ka, maka dengan berdasarkan kepada Pasal II aturan sebagaimana diatur dalam Pasal 4 ayat 1 yang menyebutkan bahwa : “Pengadilan AgamaMahkamah Syari’ah memeriksa dan memutus perselisihan antara suami isteri yang beragama Islam dan memutuskan perkara perceraian dan mengesahkan bahwa syarat taklik sudah berlaku.” m etap dibenarkan oleh peraturan yang berlaku, meskipun perkaranya diajukan ke Pengadilan Agama.” Bahkan dalam rentang waktu 29 Desember 1989 pasca diberlakukan Undang-undang Peradilan Agama sampai dengan diberlakukannya Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991 tanggal 10 tahun 1991 peralihan Undang-undang Dasar 1945, taklik talak tetap diakui sebagai alasan perceraian. Bahkan dalam peraturan pembentukan Pengadilan AgamaMahkamah Syari’ah Propinsi untuk daerah Luar Jawa, Madura dan sebagian Residensi Kalimantan Selatan dan Timur, taklik talak tetap diakui sebagai alasan perceraian 244 Dalam yurisprudensi menunjukkan bahwa “perceraian dengan alasan elanggar taklik talak t 245 tentang penyebarluasan Kompilasi Hukum Islam, ternyata perceraian dengan alasan melanggar sighat taklik tetap dibenarkan oleh praktek peradilan di Indonesia, mulai 243 Direktorat Pembinaan Badan Peradilan Agama Islam Departemen Agama, Himpunan PutusanPenetapan Pengadilan Agama, Jakarta, 1977, hlm.86-87. 244 Ibid,hlm.88 245 Putusan Mahkamah Agung Nomor 37KAG1980 tanggal 3 Juni 1981, No.51KAG1980 tanggal 16 Desember 1981, No.24KAG1980 tanggal 14 April 1982 dan No. 27KAG1981 tanggal 18 Juli 1982 dalam Departemen Agama,1983, Himpunan Putusan Kasasi tentang Peradilan Agama, Jakarta, hlm.59 dan 87 142 dari peradilan tingkat pertama dan banding sampai pada tingkat kasasi.

d. Tujuan taklik talak

akan di aitu dengan melaksanakan ak me da seb saya pergauli isteri saya yang bernama……………….dengan baik menurut berikut. Sewaktu-waktu saya : 2. atau saya tidak memberi nafkah wajib kepadanya 3 tiga bulan lamanya; 4. atau saya membiarkan tidak memperdulikan isteri saya 6 enam bulan Pengadilan Agama dan pengaduannya dibenarkan serta diterima oleh sepuluh ribu rupiah sebagai iwadh pengganti kepada saya maka kuasakan untuk menerima uang iwadh dan kemudian menyerahkan pada Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam cq Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah untuk keperluan ibadah Di atas telah diuraikan mengenai dasar hukum taklik talak, pada bagian ini bicarakan pula mengenai tujuan daripada taklik talak. Hikmah dari melakukan perkawinan adalah untuk membangun rumah tangga yang damai dan teratur. Untuk mencapai hal itu, hendaklah diadakan ikatan perkawinan, y ad nikah. Apabila seseorang telah melaksanakan akad nikah, dengan demikian reka mengadakan suatu perjanjian untuk menciptakan rumah tangga yang bahagia n tentram. Adapun kutipan shighat taklik talak yang biasanya terdapat pada buku nikah agai berikut : Bahwa saya akan menepati kewajiban saya sebagai seorang suami dan akan ajaran syari’at Islam. Saya membaca sighat taklik atas isteri saya sebagai 1. meninggalkan isteri saya 2 dua tahun berturut-turut ; 3. atau saya menyakiti badanjasmani isteri saya; lamanya kemudian isteri saya tidak ridho dan mengadukan halnya kepada pengadilan tersebut dan isteri saya membayar uang sebesar Rp 10.000,- jatuhlah talak saya 1 satu kepadanya. Kepada pengadilan tersebut saya ke sosial. 246 246 Kutipan dari Buku Nikah 143 Seperti yang telah disinggung pada uraian terdahulu, bahwa selesai melakukan akad nikah, mempelai laki-laki mengucapkan janji penggantungan talak atas isterinya. Apabila terjadi hal-hal sebagaimana yang disebutkan dalam shighat talik talak tersebut dilanggar oleh suami dan isterinya tidak rela atas perbuatan suaminya itu, dan mengadukan hal tersebut kepada pengadilan atau petugas yang diberi hak, serta pengaduan itu dibenarkan dan diterima oleh pengadilan atau petugas yang diberi k ha untuk mengurus pangaduan itu, maka jatuhlah talak suami atas rinya itu. Bila dilihat tujuan taklik talak sebagaimana yang telah dirumuskan dalam bentuk perjanjian itu, jelaslah taklik talak itu ditujukan guna memperjuangkan nasib para isteri, di mana isteri dapat mengambil inisiatif untuk minta cerai dari suaminya, dengan jalan mengajukan gugatan ke pengadilan, bila ternyata suami melanggar janji taklik talak tersebut. Hal ini dijelaskan oleh Nani Soewondo dalam bukunya Kedudukan Wanita Indonesia Dalam Hukum Dan Masyarakat, sebagai berikut : “Taklik itu ternyata menguatkan kedudukan wanita, karena demikian ia dapat minta cerai bila diperlakukan dengan sewenang-wenang, misalnya dipukul dan sebagainya.” Memang dapat dipahami bahwa hak talak berada di tangan suami, yang merupakan senjata bagi suami untuk menceraikan isteri, suami dapat mentalak isteri bila ia berkehendak, apakah isterinya dalam keadaan nusyuz atau tidak. Sekalipun setelah akad nikah dilangsungkan, suami mengucapkan janji kepada isterinya, bahwa iste 247 247 Nani Soewondo, Kedudukan Wanita Indonesia dalam Hukum dan Masyarakat, Tinta Mas, Jakarta, 1995, hlm.63 144 ia akan menjalankan kewajibannya sebagai seorang suami dan akan mempergauli isterinya dengan baik menurut ajaran syariat Islam. Tapi terkadang suami lupa kepada janji y pengan perjanj dapat m sebaga kepenti Ber dilan Agama Blora dengan sebab mela an ang telah diucapkannya itu, malah sering terjadi suami melakukan iayaan terhadap isterinya. Jadi dengan adanya taklik talak yang telah dirumuskan dalam bentuk ian yang tertuang dalam Peraturan Menteri Agama Nomor 3 Tahun 1975, isteri enghindari tindakan suaminya tersebut. Hal ini dijelaskan oleh Ny. Soemiyati i berikut: “taklik talak ini diadakan dengan tujuan untuk melindungi ngan si isteri supaya tidak dianiaya oleh suami.” 248 ikut ini adalah salah satu contoh putusan Penga nggar taklik talak dengan duduk perkara sebagai berikut : Penggugat Juwar binti Jayadi, umur 21 tahun, tempat tinggal Ds. Kedungtuban. Kab. Blora, adalah istri sah dari Tergugat Sujak bin Mardi, umur 21 tahun, tempat tinggal Ds. Kedungtuban, Kec. Kedungtuban, Kab. Blora, yang menikah tanggal 5 April 1986. Setelah pelaksanaan akad nikah, Tergugat mengucapkan sigat taklik talak. Perkawinan telah berlangsung selama 4 tahun dan kedua suami-istri telah bergaul secara baik sebagaimana layaknya suami-istri selama 3 tahun dan sudah dikaruniai seorang anak. Dalam gugatannya Penggugat mengemukakan bahwa antara Penggugat dan Tergugat pada saat sekarang telah berpisah tempat tinggal selama 1 tahun lamanya disebabkan hal-hal sebagai berikut: 1. Selalu cekcok dalam rumah tangga, sebab Penggugat tidak pernah diberi nafkah oleh Tergugat, dan Penggugat ketakutan atas tindakan Tergugat, sebab Tergugat sering menganiaya Penggugat. 2. Kemudian Tergugat telah pergi meninggalkan Penggugat selama 1 tahun dengan tidak pernah meninjau, karena Tergugat sibuk merawat lembunya, sehingga tidak ada waktu lagi untuk mencari Penggugat. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Penggugat mohon kepada Pengadil 248 Soemiyati, Hukum Perkawinan Islam dan Undang-undang Perkawinan, Liberty, Yogyakarta, hlm.116 145 Agama Blora untuk memutuskan cerai antara Penggugat dan Tergugat, karena membenarkan bahwa Penggugat adalah istrinya yang sah serta menyatakan nafkah wajib kepada Penggugat selama 1 tahun. Setelah melalui proses dari Tergugat kepada Penggugat dengan iwad Rp 1000,- disebabkan Semarang membatalkan putusan Pengadilan Agama Blora tersebut, dalam Penggugat Juwartik binti Jayadi. Dengan adanya Keputusan Pengadilan dalam hubungan sebagai suami istri, tidak bercerai. Pihak Penggugat tidak itu Penggugat mengajukan permohonan kasasi ke Mahkamah Agung. Agama Semarang, dan membenarkan putusan Pengadilan Agama Blora. Tergugat telah melanggar taklik talak. Tergugat dalam jawabannya bahwa selama berpisah dengan Penggugat, Tergugat tidak pernah memberikan peradilan, maka Pengadilan Agama Blora memutuskan jatuh talak satu khulu’ pelanggaran taklik talak. Dan setelah naik banding, Pengadilan Tinggi Agama putusannya nomor 51C1990, dengan mengadili sendiri: Menolak gugatan Tinggi Agama Semarang tersebut berarti suami-istri yang berperkara tetap puas dengan Keputusan Pengadilan Tinggi Agama Semarang dan oleh karena Akhirnya Mahkamah Agung RI membatalkan putusan Pengadilan Tinggi i suami tidak emen 249 Selain penganiayaan yang dilakukan oleh suami terhadap isterinya, di dalam praktik sehari-hari di tengah-tengah masyarakat sering pula terjad m uhi kewajibannya sebagai seorang suami. Suami adalah kepala keluarga yang bertanggung jawab atas seluruh biaya yang diperlukan oleh isteri. Di samping itu sering pula terjadi suami meninggalkan isterinya tanpa sepengetahuan isterinya dan tanpa berita sama sekali. Maka untuk menghindarkan hal tersebut di atas, dengan alasan taklik talak, isteri dapat terhindar dari tindakan sewenang-wenang suaminya itu. Hal ini dijelaskan oleh H. Mahmud Yunus, sebagai berikut: “umumnya di Indonesia pada masa sekarang diadakan taklik talak sesudah akad nikah, gunanya supaya isteri jangan teraniaya bila suami berlarut-larut tidak memberikan nafkah kepada isterinya atau hilang lenyap saja dengan tak ada beritanya.” 250 an dalam Islam, Hida Karya, Bandung, hlm.129 249 A. Jamil Latief, Op.Cit, hlm.25 250 Mahmud Yunus, Hukum Perkawin 146 Kalau diperhatikan ayat Al Quran yang dijadikan sebagai dasar hukum diperbolehkan mengadakan taklik talak yang dijelaskan dalam Q.S an Nisa :128, sighat taklik talak adalah perjanjian yang mengatur agar suami dapat bagai seorang suami yang mempunyai benda-benda berharga atau mengharapkan akan memperoleh yang artinya sebagai berikut : “… kalau isteri mereka khawatir bahwa suami pada suatu waktu nanti akan bertindak nusyuz atau berpaling, maka bolehlah mereka mengadakan perjanjian dan perjanjian itu adalah baik.” 251 Berdasarkan ayat tersebut jelaslah bahwa apabila seorang isteri khawatir bahwa suaminya akan berpaling pada suatu waktu nanti, mareka boleh mengadakan perjanjian. Dengan demikian dapat dipahami bahwa ayat tersebut ditujukan untuk kepentingan wanita atas tindakan sewenang-wenang suaminya. Pada praktiknya sekalipun talik talak pada dasarnya bertujuan untuk membela nasib wanita, namun pada kenyataannya perceraian di Indonesia kebanyakan terjadi karena pelanggaran taklik talak. Jadi, melaksanakan hak dan kewajiban serta tanggung jawabnya se pada isteri dengan baik sebagaimana diperjanjikan oleh suami. Hal tersebut berbeda dengan perjanjian yang diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata yang hanya menyangkut mengenai benda-benda dan kekayaan suami isteri. Menurut Kitab Undang-undang Hukum Perdata sebelum seseorang melangsungkan perkawinan bagi kekayaan ada kalanya diadakan perjanjian perkawinan. “Perjanjian perkawinan ini dilaksanakan sebelum perkawinan dilangsungkan dan harus dibuat dalam suatu akte 251 Mahmud Junus, Op. Cit, hlm. 90 147 notaris.” 252

2. Nusyuz suami mengakibatkan putusnya perkawinan