BAB II PENGELOLAAN KASUS
2.1 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Oksigenasi
1. Defenisi oksigenasi
Oksigen memegang peranan penting dalam semua proses tubuh secara fungsional. Tidak adanya oksigen akan menyebabkan tubuh, secara
fungsional, mengalami kemunduran atau bahkan kematian. Oleh karena itu, kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan yang paling utama dan
sangat vital bagi tubuh Mubarak, 2007. Oksigenasi adalah penambahan O
2
ke dalam sistem kimia atau fisika. Oksigen merupakan gas yang tidak berwarna dan tidak berbau
yang sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Mubarak, 2007.
2. Faktor Fisiologi a.
Menurunnya kapasitas pengingatan O
2
seperti pada anemia. b.
Menurunnya konsentrasi O
2
yang diinspirasi seperti pada obstruksi
saluran nafas bagian atas c.
Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun mengakibatkan transpor O
2
terganggu. d.
Kondisi yang mempengaruhi pergerakan dinding dada seperti pada kehamilan, obesitas, muskulus skeleton yang abnormal, penyakit
kronik seperti TBC paru. 3. Faktor lingkungan
a. Tempat kerja polusi
b. Suhu lingkungan
c. Ketinggian tempat dari permukaan laut
4. Perubahan Fungsi Pernafasan a.
Hiperventilasi
Hiperventilasi dapat disebabkan karena kecemasan, infeksisepsis, keracunan obat-obatan. Tanda dan gejala hiperventilasi adalah
Universitas Sumatera Utara
tatikardia, nafas pendek, nyeri dada, menurunya konsentrasi, disorientasi.
b. Hipoventilasi
Tanda-tanda dan gejala pada keadaan hipoventilasi adalah nyeri kepala, penurunan kesadaran, disoreitasi, ketidakseimbangan
elektrolit, kejang.
c. Hipoksia
Hipoksia disebabkan oleh menurunya hemoglobin, berkurangnya konsentrasi O
2
jika berada di puncak gunung, menurunya perfusi jaringan seperti syok, kerusakangangguan ventilasi. Tanda
hipoksia adalah nadi meningkat, pernafasan cepat dan dalam, sesak nafas dan clubbing Tarwoto, 2006.
2.1.1 Pengkajian a. Riwayat Keperawatan
Riwayat keperawatan untuk status oksigenasi meliputi pengkajian tentang masalah pernafasan dulu dan sekarang ; gaya hidup ;adanya
batuk, sputum, nyeri dan adanya faktor resiko untuk gangguan status oksigenasi.
1. Masalah pada pernafasan dulu dan sekarang
2. Riwayat penyakit atau masalah pernafasan
a. Nyeri
b. Paparan lingkungan atau geografi
c. Batuk
d. Bunyi nafas mengi
e. Faktor risiko penyakit paru mis perokok aktifpasif
f. Frekuensi infeksi pernafasan
g. Masalah penyakit masa lalu
h. Penggunaan obat
3. Adanya batuk dan penanganan
4. Kebiasaan merokok
5. Masalah pada fungsi sistem kardiovaskular
Universitas Sumatera Utara
6. Faktor risiko yang memperberat masalah oksigenasi
a. Riwayat hipertensi, penyakit jantung,.
b. Merokok
c. Usia paruh baya atau lanjut
d. Obesitas
e. Diet tinggi-lemak
f. Peningkatan kolesterol
7. Riwayat penggunaan medikasi
8. Stresor yang dialami
9. Status atau kondisi kesehatan Mubarak, 2007
b. Pengkajian fisik Inspeksi
Mengamati dari kepala sampai ujung kaki klien untuk mengkaji kulit dan warna membran mukosa, penampilan umum, tingkat
kesadaran, keadekuatan sirkulasi sistemik, pola pernafasan, dan gerak dinding dada.
Palpasi
Dilakukan dengan meletakkan tumit tangan pemeriksa mendatar di atas dada klien. Saat palpasi, perawat menilai adanya fremitus
taktil pada dada dan punggung klien dengan memintanya menyebutkan “ tujuh-tujuh” secara berulang. Jika klien
mengikuti instruksi tersebut secara tepat, perawat akan merasakan adanya getaran pada telapak tanggannya Selain itu
palpasi dilakukan untuk meraba adanya benjolan di aksila dan jaringan payudara. Palpasi pada ekstermitas menghasilkan data
tentang sirkulasi perifer, adanya nadi perifer, temperatur kulit, warna dan pengisian kapiler.
Universitas Sumatera Utara
Perkusi
Perkusi dilakukan untuk menentukan ukuran dan bentuk organ dalam serta untuk mengkaji adanya abnormalitas, cairan, atau
udara dalam paru. Perkusi sendiri dilakukan dengan menekan jari tengah pemeriksa mendatar di atas dada klien.Kemudian
jari tersebut diketuk-ketuk dengan menggunakan ujung jari tengah atau jari telunjuk tengah sebelahnya. Normalnya, dada
menghasilkan bunyi resonan.Pada penyakit tertentu mis; pneumotoraks, emfisema , adanya udara pada dada atau paru-
paru menimbulkan bunyi hipersonan atau bunyi drum.
Auskultasi
Auskultasi adalah proses mendengarkan suara yang dihasilkan dalam tubuh. Auskultasi dapat dilakukan langsung atau dengan
menggunakan stetoskop. Bunyi yang terdengar digambarkan berdasarkan nada, intensitas, durasi, dan kualitasnya. Untuk
mendapatkan hasil yang lebih valid dan akurat, auskultasi sebaiknya dilakukan lebih dari satu kali. Pada pemeriksaan
fisik paru, auskultasi dilakukan untuk mendengarkan bunyi nafas vesikuler, bronkial, bronkuvesikuler, ronkhi; juga untuk
mengetahui adanya perubahan bunyi nafas serta lokasi dan waktu terjadinya PotterPerry, 2005.
c. Pemeriksaan diagnostik