PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL Hari

2.2.4 PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL Hari

Tanggal No. Dx Perencanaan keperawatan Senin, 17juni 2013 1. Tujuan: − Mempertahankan memperbaiki fungsi pernapasan. − Oksigenasi ventilasi adekuat memenuhi kebutuhan aktivitas pasien. Kriteria hasil: − Menunjukkan patensi jalan napas − Cairansecret mudah dikeluarkan − Bunyi napas jelas − Pernapasan tidak bising Rencana tindakan Rasional 1. Kaji fungsi pernafasan, contoh bunyi nafas, kecepatan, irama dan kedalaman dan penggunaan otot aksesoris. 2. Catat kemampuan untuk mengeluarkan mukosabatuk efektif ; catat karakter, jumlah sputum, adanya hemoptisis 3. Beri klien posisi semi fowler atau fowler tinggi. Bantu klen yntuk batukdan latihan nafas dalam 4. Bersihkan sekret dari mulut dan trakea ; penghisapan sesuai keperluan 1. Penurunan bunyi nafas dapat menunjukkan atelektesis. Ronki, mengi menunjukkan akumulasi sekretketidakmampuan untuk membersihkan jalan nafas yang dapat menimbulkan penggunan otot aksesoris pernafasan dan peningkatan kerja nafas 2. Pengeluaran sulit bila sekret sangat tebal. Sputum berdarah kental atau darah cerah diakibatkan oleh kerusakan paru atau luka bronkial dan dapat memerlukan evaluasi 3. Posisi memebantu memaksimalkan ekspansi paru dan menurunkan upaya pernafasan. Ventilasi maksimal membuka area atelektasis dan meningkatkan gerakan sekret kedalam jalan nafas besar untuk di keluarkan 4. Mencegah obstruksispirasi. Penghisapan dapat dilakukan bila klien tidak mampu mengeluarkan sekret Universitas Sumatera Utara 5. Pertahankan masukan cairan sedikitnya 2500 mlhari kecuali kontraindikasi Kolaborasi 6. Lembabkan udara atau oksigen inspirasi 7. Pemberian obat-obatan sesuai indikasi 5. Pemasukan tinggi cairan membantu untuk mengencerkan sekret, membuatnya mudah dikeluarkan 6. Mencegah pengeringan membran mukosa ;membantu pengenceran sekret 7. Menurunkan kekentalan dan perlengketan sekret paru untuk memudahkan pembersihan Hari Tanggal No. Dx Perencanaan keperawatan Senin, 17 juni 2013 2. Tujuan: − Pola nafas kembali normal. Kriteria hasil: − Mempertahankan pola nafas normalefektif − Irama, frekuensi, kedalaman pernafasan berada dalam batas normal Rencana tindakan Rasional 1. Evaluasi frekuensi pernafasan dan kedalaman.catat upaya pernafasan,contoh adanya dispnea, penggunaan otot bantu nafas. 2. Auskultasi bunyi nafas. Catat area yang menuruntak ada bunyi nafas dan adanya bunyi tambahan, contoh, krekels atau ronki 3. Observasi penyimpangan dada selidiki penurunan 1. Distres pernafasan dan perubahan tanda vital dapat terjadi sebagai akibat stres fisiologis atau dapat menunjukkan syok akibat hipoksia. 2. Bunyi nafas sering menurun pada dasar paru selama periode pembedahan sehubungan dengan terjadinya atelektasis. 3. Udara atua cairan pada area pleura mencegah ekspansi lengkap dan Universitas Sumatera Utara ekspansi atau ketidaksimetrisan gerakan dada. 4. Observasi karakter batuk dan produksi sputum. 5. Tinggikan kepala tempat tidur letakkan pada posisi duduk tinggi atau semi fowler. Kolaborasi 6. Kaji ulang laporan foto dada dan pemeriksaan laboratorium ssuai indikasi 7. Berikan tambahan oksigen dengan kanula atau masker memerlukan pengkajian lanjut status ventilasi. 4. Batuk sering dapat mempengaruhi iritasi dari selang. Sputum purulen menunjukkan timbulnya infeksi paru. 5. Merangsang fungsi pernafasanekpansi paru. Efektif pada pencegahan dan perbaikan kongesti paru 6. Pantau keefektifan terapi pernafasan danatau catat terjadinya komplikasi 7. Meningkatkan pengiriman oksigen ke paru untuk kebutuhan sirkulasi Universitas Sumatera Utara Hari Tanggal No. Dx Perencanaan keperawatan Senin, 17 juni 2013 3. Tujuan: − Berat badan meningkat. − Nutrisi klien terpenuhi Kriteria hasil: − Klien dapat mempertahankan status gizinya dari yang semula kurang menjadi adekuat -Pernyataan motivasi kuat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi Rencana tindakan Rasional 1. Pastikan pola diet biasa klien, yang disukaitak disukai. 2. Awasi masukanpengeluaran dan berat badan secara periodik 3. Selidiki anoreksia, mual, muntah dan catat kemungkinan hubungan dengan obat. Awasi frekuensi, volume, konsistensi feses. 4. Dorong dan berikan periode istirahat sering 5. Berikan perawatan mulut sebelum dan sesudah tindakan pernafasan 6. Dorong makan sedikit dan sering dengan makanan yang tinggi protein dan karbohidrat 1. Membantu dalam mengidentifikasikan kebutuhankekuatan khusus. Pertimbangkan keinginan individu dapat memperbaiki masukan diet 2. Berguna dalam mengukur keefektifan nutrisi dan dukungan cairan 3. Dapat mempengaruhi pilihan diet dan mengidentifikasi area pemecahan masalah untuk meningkatkan pemasukan penggunaan nutrien 4. Membantu menghemat energi khususnya bila kebutuhan metabolik meningkat saat demam 5. Menurunkan rasa tak enak karena sisa sputum atau obat untuk pengobatan respirasi yang merangsang pusat muntah 6. Memaksimalkan masukan nutrisi tanpa kelemahan yang tak perlukebutuhan energi dari makan makanan banyak dan menurunkan iritasi gaster Universitas Sumatera Utara Kolaborasi 7. Rujuk ke ahli diet untuk menentukan komposisi diet 8. Awasi pemeriksaan laboratorium 9. Berikan antipiretik tepat 7. Memberi bantuan dalam perencanaan diet dengan nutrisi adekuat untuk kebutuhan metabolik dan diet 8. Nilai rendah menunjukkan malnutrisi dan menunjukkan kebutuhn intervensiperubahan program yang tepat 9. Demam meningkatkan kebutuhan metabolik dan juga konsumsi kalori Universitas Sumatera Utara

2.2.5 PELAKSANAAN KEPERAWATAN Hari