15
BAB II PENGURUSAN PERUSAHAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG
NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS
A. Perseroan Terbatas Sebagai Badan Hukum
Kegiatan usaha dapat dilakukandiusahakan melalui berbagai macam bentuk badan usaha. Berbagai macam bentuk badan usaha, yang dapat dipilih
untuk dijadikan wadah dalam melakukan kegiatan usaha terdiri dari persekutuan perdata, perkumpulan, firma, CV, Perseroan Terbatas dan koperasi. Dari
beberapa badan usaha yang melakukan kegiatan usaha tersebut, oleh hukum dibuat suatu kualifikasi hukum, perihal pengelompokan jenis-jenis badan usaha.
Pengelompokan yang dilakukan oleh hukum tersebut, melahirkan dua kategori badan usaha, yaitu badan usaha yang berbadan hukum, serta badan usaha yang
non-badan hukum.
8
Perbedaan antara badan usaha yang berbadan hukum dan badan usaha tidak berbadan hukum terletak pada masalah tanggung jawab.
9
Pada badan usaha yang berbentuk tidak badan hukum, pertanggungjawabannya tidak
hanya terbatas pada badan usahanya saja, tetapi juga kepada pribadi maupun harta pribadi dari pemilik badan usaha tersebut, tetapi bagi badan usaha yang berbentuk
badan hukum, pertanggungjawabannya hanya terbatas kepada pribadi badan usaha dan hanya menyangkut kepada harta kekayaan badan usaha tersebut, karena antara
badan usaha dengan pemilik maupun pengurusnya, merupakan dua entitas hukum
8
Kurniawan,Op.Cit ,hlm. 23.
9
Mulhadi, Hukum Perusahaan Bentuk-Bentuk Badan Usaha di Indonesia Bogor : Ghalia Indonesia,2010, hlm. 23.
Universitas Sumatera Utara
16
yang berbeda
separate entity
10
. Bentuk badan usaha yang tidak berbadan hukum adalah persekutuan perdata
11
, firma
12
, persekutan komanditer
13
, dan badan usaha yang berbentuk badan hukum terdiri dari Perseroan Terbatas
14
dan koperasi.
15
Apabila disifikasikan badan usaha tersebut dari sudut kepemilikannya, maka badan usaha tersebut digolongkan kedalam tiga kategori, yaitu Badan Usaha
Swasta, Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah.
16
Perseroan Terbatas merupakan salah satu bentuk badan usaha, yang diakui secara hukum sebagai badan usaha yang berbadan hukum. Perseroan Terbatas
muncul sebagai akibat perkembangan masyarakat menuju moderenisasi. Pada alam kehidupan manusia yang masih sederhana, kegiatan usaha dijalankan secara
perorangan. Kemudian, tumbuh kebutuhan untuk menjalankan usaha secara “patungan”, yaitu dilaksanakan dengan beberapa orang agar terhimpun modal
yang lebih banyak dan atau agar tergabungnya keterampilan, akan lebih berhasil bila dilaksanakan oleh seorang diri. Dengan cara ini mereka dapat membagi resiko
keuangan yang bisa muncul. Dalam perkembangan lebih lanjut, tidak jarang kerja sama itu hanya terdiri dari beberapa orang, melainkan juga terjadi antara beberapa
ratus atau ribu orang, seperti wujudnya sekarang, adanya Perseroan Terbatas yang menawarkan saham-saham kepada publik.
17
10
M.Yahya Harahap,Op.Cit , hlm. 36.
11
Pasal 1618 KUHPerdata.
12
Pasal 16 KUHDagang.
13
Pasal 19 KUHDagang.
14
Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
15
Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang 17 tahun 2012 tentang Perkoperasian.
16
Zaeni Asyhadie, Hukum Bisnis Prinsip Dan Pelaksanaannya Di Indonesia Jakarta: Raja Grafindo,2012, hlm.31
17
Hasbullah F. Sjawie, Direksi Perseroan Terbatas Serta Pertanggun jawbaan Pidana Korporasi
Bandung: Citra Aditya Bakti, 2013, hlm.47.
Universitas Sumatera Utara
17
Kata Perseroan Terbatas, terd iri dari dua suku kata, yaitu “persero” dan
“terbatas”, dua suku kata ini mempunyai maksudnya tersendiri. Perseroan, berasal dari kata “
sero
”, yang artinya adalah saham atau andil, sehingga perusahaan yang mengeluarkan saham, disebut perseroan
18
, atau dengan kata lain, dapat juga dikatakan bahwa perseroan adalah persekutuan sero atau saham. Sedangkan
“terbatas” menunjukan kadar tanggung jawab pemegang saham
19
, yang artinya, bahwa pemegang saham memiliki pertanggungjawaban yang terbatas, yaitu hanya
sebatas modal yang diberikannya kepada perusahaan, dan pemegang saham tidak terikat secara langsung terhadap setiap perikatan yang dibuat Perseroan Terbatas,
serta tidak dapat diminta pertanggungjawabannya, atas kerugian yang dialami Perseroan Terbatas, melebihi jumlah saham yang disetor kedalam perusahaan.
20
Perseroan Terbatas sebagai badan hukum, merupakan salah satu subjek hukum,
yang mempunyai hak dan kewajiban, dan dengan hak dan kewajiban tersebut, Perseroan Terbatas dapat melakukan berbagai perbuatan hukum. Pada
awalnya hanya ada satu subjek hukum, yaitu manusia. Jika melihat sejarahnya, mulanya status badan hukum diberikan oleh raja kepada perkumpulan orang yang
menjalankan kegiatan tertentu dengan suatu
charter
atau dekrit, dimana diakui bagi siapa yang diberi
charter
itu memiliki status yang sama dengan subjek hukum manusia. Hal itu merupakan suatu
privilage
, dan pada awalnya tidak setiap orang dapat memperoleh
privilage
untuk dianggap sebagai
corporation
yang memiliki
legal entity
yang mandiri. Apabila sudah menerima
privilage
, itu
18
V. Harlen Sinaga,Batas-Batas Tanggungjawab Perdata DireksiJakarta: Adinatha Mulia,2012, hlm. 10.
19
Mulhadi, Op.Cit,. hlm. 22.
20
Pasal 3 ayat 1 Undang-Undang 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.
Universitas Sumatera Utara
18
merupakan anugerah dari raja atau penguasa. Walau mulanya badan hukum dibentuk berdasarkan suatu dekrit raja, saat ini telah menjadi badan yang dapat
dibentuk berdasarkan ketentuan undang-undang.
21
Terdapat beberapa teori yang mejelaskan mengenai asal usul badan hukum, teori-teori tersebut yaitu
22
; 1.
Teori Konsesi
Concession Theory
Teori ini pada intinya menjelaskan bahwa kekuatan hukum
legal power
badan hukum diperoleh dari negara. Teori ini muncul karena diperlukan respon negara terhadap masalah bagaimana menjaga
power
dari badan hukum yang ada. Untuk itu badan hukum hanya akan mendapat pengakuan dan akspetasi melalui
proses validasi dari negara, baik dengan cara memperole
Royal Charter
maupun melalui pendaftaran dengan sistem yang ditentukan oleh negara.
2. Teori Perjanjian
Contract Theory
Teori perjanjian memandang badan hukum sebagai asosiasi yang dibentuk berdasarkan perjanjian oleh para pendirinya.
Corporate Structure
dari badan hukum secara substansi merupakan hasil dari perjanjian antara pendiri dan
pengelolanya. Teori ini memasalahkan mengapa diperlukan persetujuan dari negara untuk bisa mendirikan badan hukum.
Ketentuan didalam peraturan perundang-undangan Republik Indonesia tidak ada suatu penjelasan yang jelas, untuk memberikan penjelasan secara jelas
mengenai badan hukum. Istilah badan hukum selama ini diadopsi dari istilah Belanda yang menyebutnya dengan istilah
rechtpersoon
.
21
Hasbullah F. Sjawie, Op.Cit., hlm.49.
22
Ibid., hlm17.
Universitas Sumatera Utara
19
Untuk menjelaskan mengenai pengertian badan hukum, akan digunakan beberapa pendapat sarjana yang mencoba menjelaskan, tentang pengertian badan
hukum. Menurut Meijers, badan hukum meliputi sesuatu yang menjadi pendukung hak dan kewajiban. Meijers menambahkan bahwa badan hukum itu
merupakan suatu realitas konkret,
real
, walaupun tidak dapat diraba, bukan khayal atau merupakan suatu kenyataan yuridis.
23
Logeman menyatakan bahwa badan hukum sebagai suatu personifikasi atau perwujudan
bestendigheid
hak dan kewajiban. Sementara itu menurut E. Utrech, menyatakan bahwa badan hukum
adalah badan yang menurut hukum berkuasa berwenang menjadi pendukung hak. Selanjutnya, menjelaskan bahwa badan hukum itu adalah setiap pendukung
hak yang tidak berjiwa, atau yang lebih tepat bukan manusia. Sedangkan menurut R. Subekti bahwa badan hukum pada pokoknya adalah suatu badan atau
perkumpulan yang dapat memiliki hak-hak dan dapat melakukan perbuatan seperti seorang manusia, serta memiliki kekayaan manusia dan dapat digugat.
24
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat diambil beberapa unsur, yang menggambarkan mengenai badan hukum, unsur-unsur tersebut adalah ;
1. Perkumpulan orang atau perkumpulan modal
2. Dapat melakukan perbuatan hukum didalam hubungan hukum.
3. Mempunyai harta kekayaan sendiri.
4. Mempunyai pengurus.
5. Mempunyai hak dan kewajiban.
23
Mulhadi, Op.Cit,. hlm. 73.
24
Ibid, hlm. 74.
Universitas Sumatera Utara
20
6. Dapat digugat atau menggugat didepan pengadilan.
25
Perseroan Terbatas sebagai badan hukum, merupakan subjek hukum yang bersifat abstrak dan yang bersifat
artifisal,
26
yang berbeda dengan subjek hukum lainnya yaitu manusia, manusia lahir secara biologis, dan tidak melalui proses
hukum untuk menjadi subjek hukum. Perseroan Terbatas sebagai badan hukum dikatakan sebaga subjek hukum yang bersifat abstrak karena, secara fisik, badan
hukum tersebut tidak dapat dilihat maupun diraba, tetapi secara hukum, Perseroan Terbatas sebagai badan hukum diakui sebagai subjek hukum, yang dapat
melakukan perbuatan-perbuatan hukum, seperti hubungan hukum jual-beli, membuat kontrak, melakukan pinjam meminjam, bahkan dapat digugat maupun
menjadi penggugat di dalam proses peradilan. Namun, yang menjadi pertanyaan saat ini, sebagai subjek hukum yang abstrak, bagaiman cara badan hukum
melakukan setiap kegiatannya, oleh karena badan hukum tidak memiliki pikiran maupun kehendak, didalam melakukan perbuatan hukum? Atau dengan kata lain,
bagaimana status personalitas Perseroan Terbatas, sebagai badan hukum, dimuka hukum? Untuk menjawab hal tersebut, perlu dikemukakan beberapa teori-teori
tentang badan hukum, yang menjadi dasar teoristis didalam menjawab eksistensi maupun personalitasan badan hukum, sebagai subjek hukum.
Teori badan hukum yang pertama adalah teori mengenai teori fiksi. Teori Fiksi merupakan teori yang dipelopori oleh Friedrich Carl Von Savigny.
27
Teori ini berasal dari Romawi atau
Common Law
menyatakan didalam teorinya bahwa badan hukum tersebut merupakan suuatu yang abstrak, bukan merupakan sesuatu
25
Ibid.
26
M.Yahya Harahap,Op.Cit, hlm. 36.
27
Hasbullah F. Sjawie, Op.Cit, hlm15.
Universitas Sumatera Utara
21
hal yang konkret, badan hukum tersebut merupakan suatu buatan atau “ciptaan
fiksi” yang disebut entitas hukum
legal entity or juristic antuty
yang memiliki personalitas fiktif
persona ficta
. Sehingga menurut teori ini, kepribadian atau personalitas Perseroan Terbatas sebagai badan hukum merupakan suatu
pengakuan hukum terhadap kepentingan sekolompok orang tertentu untuk melakukan kegiatan perusahaan atau bisnis.
28
Teori yang kedua adalah teori organ. Teori organ adalah teori yang dikemukakan oleh Otto von Gierke seorang sarjanawan Jerman, pada tahun
1841-1921.
29
Teori ini menyatakan bahwa badan hukum itu seperti manusia, menjadi penjelmaan yang benar-benar dalam pergaulan hukum. Badan hukum
adalah badan yang membentuk kehendaknya dengan perantara alat-alat atau organ-organ badan tersebut.
30
Teori ketiga, yang berkaitan dengan personalitasan badan hukum, yaitu teori harta kekayaan bertujuan yang
doelvermogens theorie
yang disampaikan oleh Brinz. Dalam teori ini dikatakan bahwa, hanya manusia yang menjadi subjek
hukum. Namun, tidak dapat dibantah adanya hak-hak atas suatu kekayaan, sedangkan tiada satu manusia pun yang menjadi pendukung hak-hak itu. Apa
yang dinamakan hak-hak dari badan hukum, sebenarnya adalah hak-hak yang tidak ada yang mempunyainya dan sebagai penggantinya adalah suatu harta
kekayaan yang terkait oleh suatu tujuam atau kekayaan kepunyaan tujuan.
31
28
M. Yahya Harahap, Op.Cit, hlm. 55
29
Mulhadi, Op.Cit.,hlm. 77.
30
Hasbullah F. Sjawie, loc. cit.
31
Ibid ., hlm. 16.
Universitas Sumatera Utara
22
Teori keempat yang masih berkenaan dangan badan hukum yaitu teori kekayaan bersama atau
propriete collectiveI
yang disampaikan oleh Planiol atau
vermorgentheorie
dari Molengraff. Menurut teori ini, badan hukum sebagai sekumpulan manusia. Kepentingan badan hukum adalah kepentingan seluruh
anggota. Menurut teori ini badan hukum bukanlah suatu yang abstrak dan juga bukan merupakan organisme. Pada hakikatnya hak dan kewajiban badan hukum
adalah hak dan kewajiban seluruh anggotanya. Harta kekayaan badan itu adalah milik bersama seluruh anggota. Para anggota yang berhimpun adalah suatu
kesatuan dan membentuk suatu pribadi, yang disebut sebagai badan hukum. Karena itu badan hukum hanyalah suatu konstruksi yuridis belaka.
32
Teori kelima adalah teori kenyataan yuridis yang dikemukakan oleh E.M. Meijers dan Paul Scholten. Teori ini mengatakan bahwa badan hukum merupakan
suatu realitas konkret dan
real
, suatu kenyataan yuridis, walaupun tidak dapat diraba, yang keberadaan bergantung pada hukum negara. Oleh karena badan
hukum adalah suatu kenyataan yuridis, ditekankan bahwa hendaknya dalam mempersamakan badan hukum dengan manusia itu hanya terbatas sampai pada
bidang hukum saja. Artinya, badan hukum itu sekedar diperlakukan untuk hukum sehingga tidak perlu dipersolakan lagi mana tangannya, mana otaknya, dan
sebagainya.
33
Berdasarkan berbagai teori diatas, maka pada dasarnya teori mengenai badan hukum dapat dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu :
32
Ibid.
33
Hasbullah F. Sjawie, Op.Cit., hlm. 16.
Universitas Sumatera Utara
23
1. Yang menganggap badan hukum sebagi wujud nyata, artinya nyata dengan
panca indra manusia itu sendiri. Akibatnya, badan hukum tersebut disamakan dengan manusia. Badan hukum dianggap identik dengan organ-organ
pengurusnya, jadi badan hukum dianggap mempunyai panca indra sendiri seperti layaknya manusia, dan disamakan dengan manusia.
2. Yang menganggap badan hukum tidak sebagai wujud yang nyata, tetapi
hanya manusia yang berdiri dibelakang badan hukum tersebut. Akibatnya, jika badan hukum melakukan kesalahan atau kelalaian, itu adalah kesalahan
manusia-manusia yang berdiri dibelakangnya. Apabila menghubungkan antara Perseroan Terbatas dengan badan hukum,
maka hanya teori fiksi, teori organ dan teori kenyataan yuridis yang dapat diterapkan sebagai landasan teori bagi badan hukum perseroan terbatas. Hal
tersebut dikarenakan teori kekayaan bersama berlaku untuk koperasi dan badan hukum yang mempunyai anggota, tetapi untuk yayasan teori ini tidak banyak
berarti.
34
Ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai Perseroan Terbatas, diakui secara tegas dan jelas bahwa Perseoran Terbatas
sebagai salah satu badan usaha yang berbentuk badan hukum. Ketentuan yang menyebutkan bahwa Perseroan Terbatas sebagai badan usaha yang berbentuk
badan hukum dapat dilihat dari hukum positif yang mengatur mengenai Perseroan Terbatas, yaitu terdapat didalam Pasal 1 angka 1 didalam UUPT, yang
mengatakan bahwa Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut perseroan,
34
Hasbullah F. Sjawie, Op.Cit., hlm. 17.
Universitas Sumatera Utara
24
adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya
terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang- undang ini serta peraturan pelaksanaannya.
Pembentukan Perseroan Terbatas sebagai badan hukum, merupakan cara pembentukan yang bersifat campuran. Pada dasarnya ada empat cara, untuk
terbentuknya suatu badan hukum, cara-cara tersebut ialah ; 1.
Sistem pengesahan Misalnya pada masa Kitab Undnag-Undang Hukum Dagang, selanjutnya
disebut KUHD memperoleh status badan hukum setelah mendapat pengesahan dari menteri Pasal 36, dan ketentuan mengenai hal ini, juga diterapkan didalam
UUPT, yang menyatakan bahwa suatu Perseroan Terbatas memperoleh status badan hukumnya, setelah diterbitkannya keputusan menteri mengenai pengesahan
badan hukum Perseron Terbatas Pasal 7 ayat 4 UUPT. 2.
Ditentukan oleh undang-undang Misalnya Pasal 19 ayat 2 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1985 tentang
Rumah Susun menentukan bahwa perhimpunan penghuni rumah susu diberi kedudukan badan hukum.
3. Sistem campuran
Contohnya koperasi yang menurut Pasal 9 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Koperasi memperoleh status badan hukum setelah akta
pendiriannya disahkan oleh pemerintah.
Universitas Sumatera Utara
25
4. Melalui yurisprudensi
Misalnya, yayasan pada masa sebelum berlakunya Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan.
35
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas menganut sistem campuran, status badan hukum Perseroan Terbatas diperoleh
karena ditentukan oleh undang-undang itu sendiri, melalui Pasal 1 angka 1 UUPT, dan efektif menjadi badan hukum setelah ada pengesahan dari menteri, sesuai
dengan Pasal 7 ayat 4. Dari ketentuan Pasal 1 angka 1 UUPT tersebut diketahui bahwa Perseroan Terbatas merupakan badan hukum yang juga merupakan subjek
hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian.
36
Sebagai salah satu badan hukum, terdapat suatu konsekuensi dari status legal person yang dimiliki oleh Perseroan Terbatas. Pertama
,
sebagai
legal person
, perseroan dapat mempunyai harta kekayaan dan mengadakan perjanjian serta meluksanakan hak dan kewajiban atas nama sendiri. Kedua
,
karena perusahaan itu merupakan suatu badan yang terpisah dari pemegang sahamnya,
kepentinganya dan kepentingan pemegang sahamnya juga terpisah. Harta dan kewajiban yang dimiliki oleh perusahaan bukan harta dan kewajiban pemegang
sahamnya. Jika perusahaan gagal memenuhi kewajibannya, yang harus digugat adalah perusahaan itu sendiri, bukan pemegang sahamnya. Ketiga, sebagai
artificial person
, perusahaan mempunyai kehidupan yang berlangsung terus
35
Ibid., hlm. 45.
36
Ibid., hlm. 46.
Universitas Sumatera Utara
26
sampai dengan dibubarkan meskipun pemegang sahamnya dapat berubah setiap saat.
37
B. Peraturan Mengenai Perseroan Terbatas