BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman dalam Pemasaran Usaha Jamur Tiram Putih
5.1.1 Kekuatan Usaha dalam Pemasaran Jamur Tiram Putih
Adapun kekuatan dalam pemasaran jamur tiram putih di daerah penelitian adalah: 1.
Ketersediaan modal yang cukup Modal usaha bagi pengusaha skala besar ataupun kecil merupakan unsur yang
utama dalam mendirikan suatu usaha yang bertujuan untuk mendukung peningkatan pendapatan
profit
yang pada akhirnya meningkatkan taraf hidup pengusaha itu sendiri. Setiap perusahaan membutuhkan modal yang besar untuk
biaya investasi dan operasi. Terkadang modal dapat menjadi ancaman bagi para pengusaha. Namun, di daerah penelitian modal merupakan sesuatu kekuatan bagi
mereka dalam menjalankan usahanya. Berdasarkan hasil wawancara dengan para petani jamur tiram putih di daerah
penelitian, rata-rata modal yang digunakan adalah modal sendiri. Modal yang digunakan pada usaha jamur tiram putih tersebut rata-rata adalah Rp. 68.000.000
dengan rentang antara Rp. 25.000.000 – Rp. 350.000.000. Hal ini memberikan
kekuatan bagi usaha di karenakan memiliki modal yang tersedia untuk mengembangkan usaha jamur tiram putih di Kota Medan.
2. Ketersediaan tenaga kerja
Tenaga kerja merupakan salah satu faktor penting dalam suatu kegiatan produksi. Usaha jamur tiram putih ini tidak membutuhkan tenaga kerja yang berpendidikan
formal atau pengetahuan khusus, tetapi lebih memerlukan keterampilan dan
Universitas Sumatera Utara
ketekunan. Pada tahun 2013, penduduk Kecamatan Medan Helvetia, Medan Johor, Medan Polonia, Medan Tuntungan dan Medan Marelan relatif lebih banyak
pada usia produktif 15 – 44 tahun. Untuk lebih jelasnya, data jumlah tenaga kerja
yang tersedia pada usia produktif menurut jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 11
Tabel 11. Jumlah Tenaga Kerja Yang Tersedia Pada Usia Produktif 15 - 44 Tahun Menurut Jenis Kelamin Tahun 2013
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Medan 2013
Berdasarkan tabel 11, jumlah tenaga kerja pada usia produktif banyak tersedia. Hal ini merupakan kekuatan bagi usaha jamur tiram putih karena apabila terjadi
peningkatan skala usaha, petani tidak mengalami kesulitan untuk mencari tenaga kerja. Kebutuhan tenaga kerja juga dapat dipenuhi dari dalam keluarga atau dari
luar keluarga. Berdasarkan hasil wawancara dengan petani jamur tiram putih di daerah
penelitian, tenaga kerja yang digunakan dalam usaha jamur tiram putih antara lain mengerjakan berbagai kegiatan seperti pembuatan bibit, penyiraman, pemanenan.
Jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam usaha jamur tiram rata-rata adalah 3 orang dengan rentang antara 1
– 8 dengan jam kerja kurang lebih 8 jamhari. Upah rata-rata tenaga kerja pada usaha jamur tiram putih adalah sebesar Rp.
40.000hari.
Kecamatan Usia
produktif tahun
Laki- laki
jiwa Perempuan
jiwa Jumlah
Medan helvetia 15-44
37.669 39.993
77.662 Medan johor
15-44 36.359
38.126 74.485
Medan polonia 15-44
14.655 28.578
43.233 Medan tuntungan
15-44 21.100
22.688 43.788
Medan marelan 15-44
39.500 39.099
78.599
Universitas Sumatera Utara
3. Harga jual jamur tiram putih yang stabil
Dalam menetapkan harga produk, perusahaan tidak hanya menetapkan harga berdasarkan kehendak perusahaan. Penetapan harga harus melihat penetapan
harga pesaing, sehingga perusahaan dapat mempertahankan pelanggan dan memperoleh keuntungan yang memuaskan. Penetapan harga yang terlalu tinggi
menyebabkan kehilangan pelanggan karena berpindah menjadi pelanggan perusahaan pesaing. Penetapan harga yang terlalu rendah juga menyebabkan
berkurangnya keuntungan
profit
yang diperoleh perusahaan dan akan berpengaruh pada kelangsungan usaha.
Berdasarkan hasil wawancara dengan petani jamur tiram putih di daerah penelitian, Rata-rata harga jual jamur tiram putih adalah Rp. 21.000kg dengan
rentang harga antara Rp. 18.000kg - Rp. 25.000kg. Petani memperoleh keuntungan sebesar Rp. 2.440kg. Hal ini menjadi kekuatan usaha jamur tiram
putih karena harga jual ditentukan oleh petani jamur tiram putih dan harga yang diberikan relatif stabil karena petani yang membudidayakan masih sedikit, jumlah
produksi jamur tiram putih tidak terlalu banyak sehingga jamur tiram di pasaran masih terbatas.
4. Kemudahan sarana transportasi
Tranportasi yang digunakan dalam pemasaran jamur tiram putih digunakan sebagai alat angkut untuk mengantarkan jamur tiram putih kepada konsumen.
Berdasarkan hasil wawancara dengan petani jamur tiram putih di daerah penelitian, hal ini menjadi kekuatan dalam proses pemasaran jamur tiram putih.
Dengan adanya transportasi, penjual bisa leluasa berjualan keliling dan
Universitas Sumatera Utara
mengantarkan jamur tiram putih secara tepat waktu kepada konsumen. Rata-rata sampel memiliki transportasi milik pribadi berupa sepeda motor yang
dipergunakan untuk membantu proses pemasaran.
5.1.2 Kelemahan Usaha dalam Pemasaran Jamur Tiram Putih