Proses pemasaran merupakan salah satu faktor penting dalam menjalankan sebuah usaha. Kualitas produk yang baik harus di dukung dengan strategi pemasaran
yang baik pula, agar konsumen mengetahui bahwa produk yang di tawarkan layak untuk di konsumsi. Pasar jamur terbuka lebar, hal ini dibuktikan pada permintaan
masyarakat terhadap produk jamur yang selalu mengalami peningkatan, bahkan di beberapa wilayah suplay jamur masih sangat kurang dan harus di pasok dari
wilayah lain. Selain kandungan gizinya, jamur juga sangat enak dan cocok di proses menjadi aneka olahan jamur, inilah yang membuat permintaan jamur
semakin hari semakin bertambah. Dalam menjalankan usaha jamur tiram putih, jika tidak dijalankan dengan pemasaran yang tepat maka sudah dipastikan bahwa
jamur tiram putih tersebut akan sulit diketahui pasar dan secara otomatis akan mengalami kerugian bahkan kegagalan dalam menjalankan usaha tersebut.
Adanya perumusan strategi pemasaran didasarkan pada analisis yang menyeluruh terhadap pengaruh faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal perusahaan.
Lingkungan eksternal perusahaan setiap saat berubah dengan cepat sehingga melahirkan berbagai peluang dan ancaman baik yang datang dari pesaing utama
maupun dari iklim bisnis yang senantiasa berubah. Konsekuensi perubahan faktor eksternal tersebut juga mengakibatkan perubahan faktor internal perusahaan,
seperti perubahan terhadap kekuatan maupun kelemahan yang dimiliki perusahaan tersebut Rangkuti, 1997.
Untuk mengetahui lebih jauh bagaimana strategi pemasaran jamur tiram putih maka perlu dilakukan penelitian secara ilmiah.
1.2 Identifikasi Masalah
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan, maka masalah penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
1. Apa sajakah faktor-faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman pada pemasaran jamur tiram putih di daerah penelitian ? 2.
Bagaimana strategi untuk meningkatkan pemasaran jamur tiram putih di daerah penelitian ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman pada pemasaran jamur tiram putih di daerah penelitian. 2.
Untuk menentukan strategi pemasaran jamur tiram putih di daerah penelitian.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah : 1.
Sebagai bahan informasi bagi para petani jamur tiram putih dalam memasarkan produknya.
2. Sebagai bahan informasi bagi pemeritahan dan pihak terkait yang
membutuhkan nya. 3.
Sebagai bahan informasi dan referensi bagi peneliti selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA
PEMIKIRAN
2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Jamur Tiram
Jamur tiram memiliki banyak jenis, dan masing-masing jenis memiliki manfaat dan konsumen yang berbeda. Jamur tiram putih atau
white mushroom
atau
shimeji
, merupakan jenis jamur tiram yang paling banyak dibudidayakan di Indonesia. Dicirikan dengan tudung dan tubuh tanaman yang berwarna putih susu.
Jamur tiram merupakan salah satu sumber protein yang cukup tinggi dengan kandungan asam amino yang lengkap, termasuk asam amino esensial yang
dibutuhkan manusia. Kandungan gizi dari jamur tiram yang sangat beragam ini membuat jamur tiram sangat bagus untuk kesehatan, sehingga jamur tiram banyak
dibutuhkan dan disukai oleh masyarat, baik untuk kalangan menengah atas maupun masyarakat kalangan bawah Warisno, 2010.
Bentuk jamur tiram memiliki tudung agak membulat dan melengkung seperti cangkang tiram dengan diameter 6-14 cm. daging buahnya berwarna putih dan
semakin tua akan semakin keras. Saat mudah, bilahnya berwarna putih. Sebaliknya, saat menua, warna bilah berubah menjadi krem kekuningan dan
menyusut menjadi berukuran 1-3 cm Asegab, 2011. Jamur tiram bisa hidup pada suhu 10-32º C. artinya jika suhu kurang dari 10º C
atau lebih dari 32º C maka pertumbuhan jamur tiram kurang baik. Pertumbuhan jamur tiram akan optimum pada suhu 25-26º C. Secara alamiah di Indonesia, suhu
seperti itu dapat ditemui pada ketinggian 500-1.000 meter dpl Asegab, 2011.
Universitas Sumatera Utara
Diperkirakan dalam 100 gram jamur tiram segar mengandung 45,65 kj kalori; 8,9 mg kalsium; 1,9 mg besi; 17 mg fosfor; 0,15 mg vitamin B1; 0,75 mg vitamin B2
dan 12,4 mg vitamin C. Dibandingkan dengan daging ayam, kandungan jamur tiram masih lebih komplit sehingga tidak salah bila jamur tiram menjadi bahan
pangan masa depan Chazali, 2009. Adapun kelebihan dari jamur tiram ini adalah relatif mudah untuk dibudidayakan,
produktif dan tidak memerlukan lahan yang luas untuk budidayanya. Kelemahan jamur tiram adalah mudah diserang hama
scariad
lalat jamur, daya simpan pasca panen tidak tahan lama, sulit dikirim jauh karena tudungnya mudah hancur
Anonimus, 2013.
Gambar 1. Jamur Tiram Putih 2.1.2 Potensi Usaha Jamur Tiram
Peluang usaha jamur tiram baik pada subsektor budidaya, pemasaran, maupun pengolahan hasil dapat dilakukan dengan fleksibel dan tidak menyita banyak
waktu maupun tenaga. Sehingga peluang usaha ini dapat dijalankan oleh siapapun baik sebagai usaha utama maupun usaha sampingan di rumah. Keuntungan lain
Universitas Sumatera Utara
membidik peluang usaha jamur tiram ini adalah terbukanya pangsa pasar, baik pasar dalam negeri maupun pasar internasional. Peluang pasar yang besar tersebut
tentu akan memberikan peluang yang besar pula untuk pertumbuhan dan perkembangan usaha jamur tiram. Kelebihan peluang usaha jamur tiram ini belum
tentu terdapat pada peluang usaha yang lain. Ditambah lagi respon masyarakat yang sangat besar terhadap produk jamur tiram, baik dalam bentuk segar maupun
olahan Anonimus, 2013.
2.2 Landasan Teori 2.2.1 Teori Pemasaran