Pengertian Industri Pariwisata Pengertian Objek Wisata

Pariwisata adalah suatu proses kepergiaan sementara dari seseorang atau lebih menuju tempat lain dari luar tempat tinggalnya karena suatu alasan dan bukan untuk melakukan kepergian yang menghasilkan uang.  Kusdianto 1996 Pariwisata adalah suatu susunan organisasi, baik pemerintah maupun swasta yang terkait dalam pengembangan, produksi dan pemasaran produk suatu layanan yang memenuhi kebutuhan dari orang yang sedang bepergian.  Gamal 2002 Pariwisata difenisikan sebagai bentuk. Suatu proses kepergian sementara dari seorang, lebih menuju ke tempat lain di luar tempat tinggalnya. Dorongan kepergiaanya adalah karena berbagai kepentingan ekonomi, sosial, budaya, politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lain.  Anonymous, ahli yang tidak teridentifikasi 1986 Pariwisata adalah kegiatan seseorang dari tempat tinggalnya untuk berkunjung ke tempat lain dengan perbedaan pada waktu kunjungan dan motivasi kunjungan.

2.2 Pengertian Industri Pariwisata

Menurut Hunzieker industri pariwisata adalah semua kegiatan usaha yang terdiri dari bermacam-macam kegiatan produksi barang dan jasa yang diperlukan para wisatawan. Sedangkan menurut Frayer 1993:121 Industri pariwisata artinya semua usaha yang menghasilkan barang dan jasa bagi pariwisata. Dalam UU Pariwsata No.10 Tahun 2009 mengatakan industri pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka menghasilkan barang atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata. Ada dua kelompok penyedia industri pariwisata, di antaranya : 1. Pelaku langsung, yaitu usaha-usaha wisata yang menawarkan jasa secara langsung kepada wisatawan atau jasa langsung dibutuhkan oleh wisatawan. Termasuk dalam kategori ini adalah hotel, restoran, biro perjalanan, pusat informasi pariwisata, atraksi hiburan, dan lain-lain. Secara faktual hotel menjadi pihak paling utama yang bersentuhan langsung dengan wisatawan, kemudian diikuti oleh biro perjalanan. 2. Pelaku tidak langsung, yaitu usaha yang mengkhususkan diri pada produk- produk yang secara tidak langsung mendukung pariwisata, misalnya usaha kerajinan tangan, penerbit buku atau lembar panduan wisata, penjual roti, dan sebagainya. Sesungguhnya pelaku terdepan dalam kedua kelompok ini adalah tenaga kerja, karena mereka yang akan menjadi penanggungjawab kualitas layanan di hotel, biro perjalanan, restoran, maupun usaha kerajinan. Oleh sebab itu optimalisasi fungsi dan kompetensi mereka merupakan suatu keharusan dan menjadi titik perhatian dalam perencanaan wisata.

2.3 Pengertian Objek Wisata

Menurut undang-undang Republik Indonesia Nomor 9 tahun 1990 tentang kepariwisataan, ada dua jenis objek dan daya tarik wisata, yaitu :  Objek dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang berwujud keadaan alam, flora, dan fauna.  Objek dan daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum, peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya, wisata argo, wisata tirta, wisata buru, wisata petualangan alam, taman rekreasi, dan tempat hiburan. Menurut Spilanne 2002, daya tarik pariwisata adalah hal-hal yang menarik perhatian wisatawan yang dimiliki oleh suatu daerah tujuan wisata. Ada lima unsur penting dalam suatu objek wisata, yaitu :  Attraction atau hal-hal yang menarik perhatian wisatawan.  Facilities atau fasilitas-fasilitas yang diperlukan.  Infrastructure atau infrastruktur dari objek wisata.  Transportation atau jasa-jasa pengangkutan  Hospitality atau keramahtamahan. Menurut Karyono 1997 suatu objek pariwisata harus memenuhi tiga kriteria agar objek tersebut diminati pengunjung, yaitu :  Something to see adalah obyek wisata tersebut harus mempunyai sesuatu yang bisa di lihat atau di jadikan tontonan oleh pengunjung wisata. Dengan kata lain obyek tersebut harus mempunyai daya tarik khusus yang mampu untuk menyedot minat dari wisatawan untuk berkunjung di obyek tersebut.  Something to do adalah agar wisatawan yang melakukan pariwisata di sana bisa melakukan sesuatu yang berguna untuk memberikan perasaan senang, bahagia, relax berupa fasilitas rekreasi baik itu arena bermain ataupun tempat makan, terutama makanan khas dari tempat tersebut sehingga mampu membuat wisatawan lebih betah untuk tinggal di sana.  Something to buy adalah fasilitas untuk wisatawan berbelanja yang pada umumnya adalah ciri khas atau ikon dari daerah tersebut, sehingga bisa dijadikan sebagai oleh-oleh. Yoeti, 1985, p.164. Dalam pengembangan pariwisata perlu ditingkatkan langkah-langkah yang terarah dan terpadu terutama mengenai pendidikan tenaga-tenaga kerja dan perencanaan pengembangan fisik. Kedua hal tersebut hendaknya saling terkait sehingga pengembangan tersebut menjadi realistis dan proporsional. Agar suatu obyek wisata dapat dijadikan sebagai salah satu obyek wisata yang menarik, maka faktor yang sangat menunjang adalah kelengkapan dari sarana dan prasarana obyek wisata tersebut. Karena sarana dan prasarana juga sangat diperlukan untuk mendukung dari pengembangan obyek wisata. Menurut Yoeti dalam bukunya Pengantar Ilm u Pariwisata 1985, p.181, mengatakan : “Prasarana kepariwisataan adalah semua fasilitas yang memungkinkan agar sarana kepariwisataan dapat hidup dan berkembang sehingga dapat memberikan pelayanan untuk memuaskan kebutuhan wisatawan yang beraneka ragam”. Terkait dengan lingkungan kepariwisataan, menurut Dwyer dan Forsyth 1996 dalam Mudana 2002:24 terdapat tiga jenis sumber daya, yaitu :  Natural Resources sumber daya alamiah seperti gunung, pantai, wilayah liar, gurun, lautan, danau, flora dan fauna, iklim, sinar matahari, dan sebagainya.  Man Made Resources sumber daya buatan manusia seperti kota historis dan modern, desa, hiburan, campuran antara rekreasi dan olahraga, monumen, situs, bangunan dan relief, museum dan sebagainya.  Human Resources sumber daya manusia seperti populasi penduduk suatu destinasi.

2.4 Pengertian Wisatawan

Dokumen yang terkait

Ekowisata Mangrove (Studi Etnografi Tentang Pengelolaan Ekowisata Mangrove Berbasis Masyarakat Di Kampoeng Nipah, Desa Sei Nagalawan, Kecamatan Perbaungan, Serdang Bedagai)

20 256 138

Potensi Hutan Mangrove Bagi Pengembangan Ekowisata Di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang

6 95 53

Potensi Sumberdaya Nipah Dan Mangrove Sebagai Penunjang Ekowisata Di Desa Muara Maimbai Kecamatan Sei Nagalawan Kabupaten Deli Serdang

0 0 9

Potensi Sumberdaya Nipah Dan Mangrove Sebagai Penunjang Ekowisata Di Desa Muara Maimbai Kecamatan Sei Nagalawan Kabupaten Deli Serdang

0 0 1

Potensi Sumberdaya Nipah Dan Mangrove Sebagai Penunjang Ekowisata Di Desa Muara Maimbai Kecamatan Sei Nagalawan Kabupaten Deli Serdang

0 0 5

Potensi Sumberdaya Nipah Dan Mangrove Sebagai Penunjang Ekowisata Di Desa Muara Maimbai Kecamatan Sei Nagalawan Kabupaten Deli Serdang

0 0 18

Potensi Sumberdaya Nipah Dan Mangrove Sebagai Penunjang Ekowisata Di Desa Muara Maimbai Kecamatan Sei Nagalawan Kabupaten Deli Serdang

0 0 1

Potensi Sumberdaya Nipah Dan Mangrove Sebagai Penunjang Ekowisata Di Desa Muara Maimbai Kecamatan Sei Nagalawan Kabupaten Deli Serdang

0 0 2

BAB II GAMBARAN UMUM SEI NAGALAWAN 2.1 Sekilas Tentang Desa Sei Nagalawan - Ekowisata Mangrove (Studi Etnografi Tentang Pengelolaan Ekowisata Mangrove Berbasis Masyarakat Di Kampoeng Nipah, Desa Sei Nagalawan, Kecamatan Perbaungan, Serdang Bedagai)

0 0 15

Ekowisata Mangrove (Studi Etnografi Tentang Pengelolaan Ekowisata Mangrove Berbasis Masyarakat Di Kampoeng Nipah, Desa Sei Nagalawan, Kecamatan Perbaungan, Serdang Bedagai)

1 1 17