3.5.3 Menentukan Solution Solver
3.5.3.1 Menentukan Jenis Aliran
Fluida adalah suatu zat yang dapat mengalir, dapat berupa cairan, padat dan gas. Salah satu cara untuk menjelaskan gerak suatu fluida adalah dengan
membagi – bagi fluida tersebut menjadi elemen volume yang sangat kecil yang dapat dinamakan partikel fluida dan mengikuti gerak masing – masing partikel ini,
dengan istilah lain meshing pada program Ansys CFD Suatu massa fluida yang mengalir selalu dapat dibagi – bagi menjadi tabung
aliran, bila pada suatu saat berada didalam sebuah tabung akan tetap berada dalam tabung ini seterusnya. Kecepatan aliran didalam tabung aliran adalah sejajar
dengan tabung dan mempunyai besar berbanding terbalik dengan luas penampang pantar,s, 1997
Table.3.5 Standarisasi bilangan Reynold
Reynold number Jenis aliran
2000 Laminar
2000 – 4000 Transisi
4000 Turbulance
Sumber: maglevword 2012 Menentukan bilangan reynold,
�
��
= ⍴�. �
2
µ Dimana :
�
= Viskositas 915 kgm
3
D = diameter Pengaduk 0,128 m n = Putaran Pengaduk280 rpm
µ = Viscositas 2,17 x 10
-2
N.sm
2
Setelah Kecepatan linier pengaduk = 1,875 ms, Maka Bilangan reynold dapat dihitung :
Universitas Sumatera Utara
�
��
= ⍴�. �
2
µ =
915 � 0,128.280
2
217x10
−2
N
Re
= 5289,29 Sehingga dapat disimpulkan, aliran yang terjadi pada proses pengadukan adalah
aliran turbulen. Apabila bilangan reynold number 4000 maka dapat dinyatakan sebagai aliran turbulen table 3.5.
Jenis aliran Fluida yang pakai dalam simulasi adalah aliran turbulensi karena fluida yang dipakai yaitu biji plastic LDPE low Density polyethylene.
Model yang dipakai dalam simulasi ini adalah aliran tubulensi model K-epsilon 2eqn
Tabel 3.6 Penentuan jenis aliran Pada Simulasi Vicous model
K – epsilon 2eqn Radiationmodel
Rossenland
3.5.3.2 Menentukan Jenis Material
Jenis material yang digunakan adalah LDPE dengan spesikasi seperti table dibawah ini:
Tabel 3.7 Material spesfikasi Density kgm
3
828 Konstan
CP Spesific Heat jkg-k 2307
Konstan Thermal conductivity wm-k
0.135 Konstan
Viscosity kgm-s 0.01932
Konstan
3.5.3.3 Menentukan Kondisi Batas boundary conditions