Polietilena dibentuk melalui proses polimerisasi dari etena. Bisa diproduksi melalui proses polimerisasi radikal, adisi ionik, adisi anionik, adisi
kationik dan ion koordinasi. Setiap metode menghasilkan PE yang berbeda.
Gambar 2.7 Struktur Etilen dan Polietilena Polietilena pertama kali disintesis oleh ahli kimia Jerman bernama Hans
von Pechmann yang melakukannya secara tidak sengaja pada tahun 1989 ketika sedang memanaskan diazometana. Ketika koleganya, Euger Bamberger dan
Friedrich Tschirner mencari tahu tentang substansi putih, berlilin, mereka mengetahui bahwa yang ia buat mengandung rantai panjang -CH
2
- dan menamakannya polimetilena.
Kegiatan sintesis polietilena secara industri pertama kali dilakukan, lagi- lagi, secara tidak sengaja, oleh Eric Fawcett dan Reignald Gibson pada tahun
1993 di fasilitas ICI di Northwich, Inggris. Ketika memperlakukan campuran etilena dan benzaldehida pada tekanan yang sangat tinggi, mereka mendapatkan
substansi yang sama seperti yang didapatkan oleh Pechmann. Reaksi di inisiasi oleh keberadaan oksigen dalam reaksi sehingga sulit mereproduksinya pada saat
itu. Namun, Micheal Perrin, ahli kimia ICI lainnya, berhasil mensintesisnya sesuai harapan pada tahun 1935, dan pada tahun 1939 industri LDPE pertama dimulai.
2.6.1 Sifat – Sifat Polietilena
Berdasarkan kristalinitas dan massa molekul, titik leleh, dan transisi gelas sulit melihat sifat fisik polietilena. Temperatur titik tersebut sangat bervariasi
bergantung pada tipe polietilena. Pada tingkat komersil, polietilena berdensitas menengah dan tinggi, titik lelehnya berkisar 120
o
C hingga 135
o
C. Titik leleh polietilena berdensitas rendah berkisar 105
o
C hingga 115
o
C. Kebanyakan LDPE, MDPE, dan HDPE mempunyai tingkat resistansi kimia yang sangat baik dan tidak
Universitas Sumatera Utara
larut pada temperatur ruang karena sifat kristalinitas mereka. Polietilena umumnya bisa dilarutkan pada temperatur yang tinggi dalam hidrokarbon
aromatik seperti toluena, xilena, atau larutan terklorinasi seperti triklorometana atau triklorobenzena.
2.6.2 Jenis Polietilena
Polietilena terdiri dari berbagai jenis berdasarkan kepadatan dan percabangan molekul. Sifat mekanis dari polietilena bergantung pada tipe
percabangan, struktur kristal, dan berat molekulnya. 1.
Polietilena bermassa molekul sangat tinggi Ultra High Molecular Weight Polyethylene atau UHMWPE
2. Polietilena bermassa molekul sangat rendah Ultra Low Molecular Weight
Polyethylene atau ULMWPE 3.
Polietilena bermassa molekul tinggi High Molecular Weight Polyethylene atau HMWPE
4. Polietilena berdensitas tinggi High Density Polyethylene atau HDPE
5. Polietilena cross-linked berdensitas tinggi High Density Cross-Linked
Polyethylene atau HDXLPE 6.
Polietilena cross-linked Cross-Linked Polyethylene atau XLPE 7.
Polietilena berdensitas menengah Medium Density Polyethylene atau MDPE
8. Polietilena berdensitas rendah Low Density Polyethylene atau LDPE
9. Polietilena linier berdensitas rendah Linear Low Density Polyethylene
atau LLDPE 10.
Polietilena berdensitas sangat rendah Very Low Density Polyethylene atau VLDPE.
2.6.3 Polietilena Berdensitas Rendah atau LDPE
Polietilena berdensitas rendah low density polyethylene, LDPE adalah termoplastik yang terbuat dari minyak bumi. Pertama kali diproduksi oleh
Imperial Chemical Industries ICI pada tahun 1933 menggunakan tekanan tinggi dan polimerisasi radikal. LDPE dapat didaur ulang, dan memiliki nomor 4 pada
simbol daur ulang.
Universitas Sumatera Utara
LDPE dicirikan dengan densitas antara 0.910 - 0.940 gcm
3
dan tidak reaktif pada temperatur kamar, kecuali oleh oksidator kuat dan beberapa jenis pelarut
dapat menyebabkan kerusakan. LDPE dapat bertahan pada temperatur 90
o
C dalam waktu yang tidak terlalu lama. LDPE memiliki percabangan yang banyak,
lebih banyak dari pada HDPE sehingga gaya antar molekulnya rendah. LDPE dapat didaur ulang, dan memiliki nomor 4 pada simbol daur ulang.
LDPE dicirikan dengan densitas antara 0.910 – 0.940 gcm
3
dan tidak reaktif pada suhu kamar, kecuali oleh oksidator kuat dan beberapa jenis pelarut dapat
menyebabkan kerusakan. LDPE dapat bertahan pada temperatur 90
o
C dalam waktu yang tidak terlalu lama.
LDPE memiliki percabangan yang banyak, lebih banyak dari pada HDPE sehingga gaya antar molekulnya rendah. Ketahanan LDPE terhadap bahan kimia
diantaranya: 1.
Tak ada kerusakan dari asam, basa, alkohol, dan ester 2.
Kerusakan kecil dari keton, aldehida, dan minyak tumbuh-tumbuhan 3.
Kerusakan menengah dari hidrokarbon alifatik, aromatik dan oksidator. 4.
Kerusakan tinggi pada hidrokarbon terhalogenisasi. Ketahanan LDPE terhadap bahan kimia diantaranya:
1. Tak ada kerusakan dari asam, basa, alkohol, dan ester.
2. Kerusakan kecil dari keton, aldehida, dan minyak tumbuh-tumbuhan.
3. Kerusakan menengah dari hidrokarbon alifatik dan aromatik dan
oksidator. 4.
Kerusakan tinggi pada hidrokarbon terhalogenisasi. LDPE memiliki aplikasi yang cukup luas, terutama sebagai wadah pembungkus.
Produk lainnya dari LDPE meliputi: 1.
Wadah makanan dan wadah di laboratorium 2.
Permukaan anti korosi 3.
Bagian yang membutuhkan fleksibilitas 4.
Kontong plastik 5.
Bagian elektronik Jenis kode plastik yang umum beredar diantaranya:
Universitas Sumatera Utara
1. PET
Polietilena tereftalat
. Umumnya terdapat pada botol minuman atau bahan konsumsi lainnya yang cair.
2. HDPE High Density Polyethylene,
Polietilena berdensitas tinggi
biasanya terdapat pada botol deterjen.
3. PVC
polivinil klorida
yang biasa terdapat pada
pipa
, rnitur, dan sebagainya.
4. LDPE Low Density Polyethylene,
Polietilena berdensitas rendah
biasa terdapat pada pembungkus makanan.
5. PP
polipropilena
umumnya terdapat pada tutup botol minuman, sedotan, dan beberapa jenis mainan.
6. PS
polistirena
umum terdapat pada kotak makanan, kotak pembungkus daging, cangkir, dan peralatan dapur lainnya.
2.7 Elemen Pemanas Listrik