Subkanalisasi Mapping message Ranging

50 ditambah juga dapat mengatasi masalah latensi. Tabel 3.2 memberikan perbandingan karakteristik antara metode MSR, MF, PRC, dan PF. Tabel 3.2 Perbandingan Karakteristik Algoritma Algorithm Sum Capacity Fairness Complexity Simple Algorithm? Maximum sum rate MSR Best Poor and inflexible Low Not necessary [18] Maximum fairness MF Poor Best and inflexible Medium Available [29] Proportional rate constraints PRC Good Most flexible High Available [33] Proportional fairness PF Good Flexible Low Available [38]

3.5.3 Protokal OFDMA pada WiMAX

Walaupun algoritma Scheduling tidak perlu dispesifikasikan oleh standar WiMAX, dan karenanya tidak dispesifikasi, namun ada beberapa hal penting yang perlu distandarisasi, berupa: subkanalisasi, pesan mapping, dan ranging.

3.5.3.1 Subkanalisasi

Pada WiMAX, pengguna lebih cenderung dialokasikan blok subcarrier daripada subcarrier individual, dengan tujuan untuk memperkecil kompleksitas dari algoritma alokasi subcarrier dan penyederhanaan dari mapping message. Asumsikan bahwa ada user sebanyak k yang dialokasikan pada sebuah blok dari k L , subcarrier k L ini bisa dibagikan merata sepanjang bandwidth Distributed Subcarrier Permutation, atau seluruhnya berada pada satu jangkauan frekuensi tertentu Adjacent Subcarrier Permutation. Keuntungan utama yang diperoleh dari sistem Distributed Subcarrier Permutation ini adalah diversitas frekuensi yang meningkat dan ketahanan dari sistem; kelebihan dari Adjacent Subcarrier Permutation adalah diversitas multiuser yang meningkat. 51

3.5.3.2 Mapping message

Agar Mobile Station MS dapat mengetahui subcarrier mana yang tersedia untuknya, maka Base Station BS harus membroadcast informasi ini pada pesan DL MAP. Sama halnya, BS menginformasikan kepada setiap MS subcarrier mana yang bisa digunakan melalui pesan UL MAP. Sebagai tambahan mengkomunikasikan alokasi subcarrier DL dan UL kepada MS, MS juga harus diinformasikan tentang burst profile yang digunakan pada DL dan UL. Burst Profile berdasar pada nilai SINR dan BLER yang diukur pada kedua link dan mengidentifikasi level modulasi dan coding yang cocok untuk digunakan.

3.5.3.3 Ranging

Setiap MS memiliki jarak yang unik dari Base Station, karena itu sangatlah penting pada uplink dilakukan sinkronisasi simbol dan equlisasi level daya yang diterima diantara MS yang aktif. Proses ini dikenal sebagai ranging; ketika dimulai, ranging meminta BS untuk mengestimasi kekuatan dari kanal dan waktu kedatangan dari MS yang sedang dipertanyakan. Sinkronisasi dari downlink tidak diperlukan, karena link ini telah disinkronisasi, namun untuk uplink, user pengguna yang aktif perlu disinkronisasi paling tidak dalam rentang waktu jaga cyclic prefix. Jika tidak, ISI Inter Symbol Interference dapat timbul. Sama halnya, walaupun kontrol terhadap daya downlink direkomendasikan penggunaannya untuk mencegah interferensi dari sel yang bersebelahan, namun penggunaannya bisa dihapuskan. Kontrol terhadap daya Uplink penting untuk: 1. meningkatkan waktu hidup baterai 2. mengurangi interferensi daya dari sel yang bersebelahan 3. mencegah diabaikannya pengguna yang berada pada jarak yang sangat jauh dari sel 52 Pada WiMAX, ada empat prosedur ranging yang diterapkan, berupa initial ranging, periodic ranging, bandwidth request, dan handover ranging. Ranging dilaksanakan selama dua atau empat simbol yang berturut-turut tanpa fase yang terputus, yang memungkinkan BS memperhatikan MS yang memiliki waktu sinkronisasi yang salah, dengan waktu missmatch ketidaksesuian lebih besar dari Cyclic Prefix. Jika prosedur ranging berhasil, maka BS akan mengirim sebuah pesan ranging response RNG-RES yang menginstruksikan MS mengulang lagi perhitungan waktu pada tempo yang sesuai, koreksi terhadap frekuensi offset, dan setting daya. Jika ranging tidak berhasil, maka MS akan meningkatkan level daya dan mengirimkan pesan ranging yang baru, dan mengulang proses ini hingga berhasil.

3.6 Penugasan Bit

Untuk alokasi bit, akan diadopsi metode modulasi adaptif nilai diskrit, yaitu pertama adalah membagi nilai SNR yang diterima kedalam beberapa daerah yang tidak saling terhubung dan menentukan batasan dari { } 4 3 2 1 , , , , b b b b b b = seperti ditunjukkan pada Gambar 3.19 hanya modulasi kuadrat M-QAM yang akan dipergunakan 4-,16-,64-, dan 256- QAM. Baik OFDM-TDMA maupun OFDMA menentukan nilai SNR yang diterima untuk setiap wilayah dan menentukan metode modulasi yang sesuai. Nilai dari batasan-batasan b ditentukan sebagai berikut     − − = 1 2 3 exp 2 . M P b β 3.12 Dimana β adalah nilai SNR kanal. Karena r M 2 = , nilai dari β yang diperlukan untuk mengirimkan r bit dengan nilai b P adalah sama dengan 1 2 5 ln 3 2 − − = r b P β 3.13