52 Pada WiMAX, ada empat prosedur ranging yang diterapkan, berupa initial
ranging, periodic ranging, bandwidth request, dan handover ranging. Ranging dilaksanakan selama dua atau empat simbol yang berturut-turut tanpa fase yang
terputus, yang memungkinkan BS memperhatikan MS yang memiliki waktu sinkronisasi yang salah, dengan waktu missmatch ketidaksesuian lebih besar dari
Cyclic Prefix. Jika prosedur ranging berhasil, maka BS akan mengirim sebuah pesan ranging response RNG-RES yang menginstruksikan MS mengulang lagi
perhitungan waktu pada tempo yang sesuai, koreksi terhadap frekuensi offset, dan setting daya. Jika ranging tidak berhasil, maka MS akan meningkatkan level daya dan
mengirimkan pesan ranging yang baru, dan mengulang proses ini hingga berhasil.
3.6 Penugasan Bit
Untuk alokasi bit, akan diadopsi metode modulasi adaptif nilai diskrit, yaitu pertama adalah membagi nilai SNR yang diterima kedalam beberapa daerah yang
tidak saling terhubung dan menentukan batasan dari
{ }
4 3
2 1
, ,
, ,
b b
b b
b b
=
seperti ditunjukkan pada Gambar 3.19 hanya modulasi kuadrat M-QAM yang akan
dipergunakan 4-,16-,64-, dan 256- QAM. Baik OFDM-TDMA maupun OFDMA menentukan nilai SNR yang diterima untuk setiap wilayah dan menentukan metode
modulasi yang sesuai. Nilai dari batasan-batasan b ditentukan sebagai berikut
−
− =
1 2
3 exp
2 .
M P
b
β 3.12
Dimana β adalah nilai SNR kanal. Karena
r
M 2
= , nilai dari β yang diperlukan
untuk mengirimkan r bit dengan nilai
b
P adalah sama dengan
1 2
5 ln
3 2
− −
=
r b
P
β 3.13
53
2-QAM 1 bits
4-QAM 2 bits
64-QAM 6 bits
16-QAM 4 bits
256-QAM 8 bits
Received SNR
β
1
β
2
β
3
β
4
β
Gambar 3.19 Batas Nilai SNR Kanal
3.7 Perbandingan nilai Bit Rate dan Total Bit Rate antara OFDM-TDMA dan OFDMA
Untuk OFDM-TDMA, nilai bit rate diberikan oleh persamaan berikut:
bit rate bitssubcarrier =
− +
5 ln
5 .
1 1
lg
γ
b
P
3.14
dimana telah dijelaskan sebelumnya
b
P adalah nilai dari Bit Error Rate yang diinginkan, sedangkan
γ nilai dari gain penguatan. Dengan memasukkan nilai variabel bebas berupa jumlah dari subcarrier dan waktu dari masing-masing timeslot,
maka akan diperoleh nilai dari total bit rate.
total bit rate bitssec 5
ln 5
. 1
1 lg
γ
b s
FFT
P T
N −
+ ≤
3.15 sebagai perbandingan bit rate yang bisa diperoleh dari sistem OFDMA diperoleh
dengan rumus:
bit rate bitssubcarrier =
− +
∑
= K
k b
k P
1
1 5
ln 5
. 1
1 lg
γ 3.16
54 dimana K adalah jumlah dari user yang berada di lokasi,
b
P adalah nilai dari bit error rate yang diinginkan, sedangkan
γ nilai dari gain penguatan. Dengan memasukkan
jumlah dari subcarrier dan panjang dari tiap-tiap frame, maka akan diperoleh nilai dari
total bit rate yang bisa diperoleh melalui sistem OFDMA.
total bit rate bitssec
− +
≤
∑
= K
k b
s FFT
k P
T N
1
1 5
ln 5
. 1
1 lg
γ 3.17
55
BAB IV PERHITUNGAN ANALISIS
PERBANDINGAN BIT RATE ANTARA OFDM-TDMA OFDMA
4.1 Pendahuluan
Pada sebuah sistem multicarrier, alokasi sumber daya pada lapis fisik dilaksanakan dengan alokasi subcarrier dan alokasi bit. Sistem bisa ataupun tidak bisa
memiliki fleksibilitas dalam pengalokasian subcarrier kepada pengguna berdasarkan kondisi dari kanal. Lebih jauh lagi, jika teknik modulasi adaptif diterapkan, jumlah
dari bit yang diisi kepada subcarrier bisa ditentukan secara dinamis. Ide utama dari modulasi adaptif ini adalah untuk mengimplementasikan skema modulasi tingkat
tinggi pada subcarrier dengan nilai SNR yang tinggi, dan sebaliknya. Dengan modulasi adaptif, performansi dari sistem OFDM-TDMA dapat ditingkatkan secara
signifikan. Beberapa skema yang berbeda akan dideskripsikan pada bagian ini berdasarkan skema penugasan subcarrier dan alokasi bit.
4.2 Penugasan Subcarrier
TDMA dan FDMA melaksanakan akses jamak pada masing-masing domain waktu dan domain frekuensi. OFDM-TDMA mengalokasikan simbol OFDM-TDMA
kepada pengguna. Disini, kita mengasumsikan ada banyak frame dengan masing- masing frame berisi beberapa simbol OFDM-TDMA seperti diperlihatkan pada
Gambar 4.1.