Plastik dibuat dengan cara polimerisasi yaitu menyusun dan membentuk secara sambung menyambung bahan-bahan dasar plastik yang disebut monomer.
Misalnya, plastik jenis Polivinil Chlorida PVC, sesungguhnya adalah monomer dari vinil klorida. Di samping bahan dasar berupa monomer, di dalam plastik juga terdapat
bahan non plastik yang disebut aditif yang diperlukan untuk memperbaiki sifat-sifat plastik itu sendiri. Bahan aditif tersebut berupa zat-zat dengan berat molekul rendah,
yang dapat berfungsi sebagai pewarna, antioksidan, penyerap sinar ultraviolet, anti lekat, dan masih banyak lagi Koswara, 2006.
Plastik dibagi menjadi dua berdasarkan sifat-sifatnya terhadap perubahan suhu, yaitu: 1 termoplastik: meleleh pada suhu tertentu, melekat mengikuti perubahan
suhu dan mempunyai sifat dapat balik reversibel kepada sifat aslinya, yaitu kembali mengeras bila didinginkan. 2 termoset: tidak dapat mengikuti perubahan suhu
irreversibel. Bila sekali pengerasan telah terjadi maka bahan tidak dapat dilunakkan kembali Simanjuntak, 2010.
2.2 Plastik Sebagai Wadah Makanan
Akhir-akhir ini banyak dibahas di berbagai media bahwa plastik itu berbahaya bagi kesehatan. Orang awam tentu saja agak sulit membedakan mana plastik yang
aman dan yang tidak aman. Namun kita tidak perlu khawatir, sebab sudah diatur dan ditetapkan secara internasional sehingga di negara manapun di dunia ini
menggunakan kode dan simbol yang sama. Namun demikian masyarakat masih banyak yang tidak mengetahui hal tersebut. Padahal sangatlah penting mengetahui
kode dan simbol tersebut sebab berkaitan dengan jenis bahan dan dampak pemakaiannya.
Universitas Sumatera Utara
The Society of Plastic Industry pada tahun 1998 di Amerika Serikat mengeluarkan kode pengenal plastik yang diadopsi oleh lembaga pengembangan
sistem kode, seperti ISO International Organization for Standardization. Secara umum tanda pengenal plastik tersebut : 1 berada atau terletak dibagian bawah. 2
berbentuk segitiga. 3 di dalam segitiga tersebut terdapat angka. 4 serta nama jenis plastik di bawah segitiga.Menurut IATP Institute for Agriculture and Trade Policy
2008 tanda pengenal plastik itu dibagi menjadi 7 buah kelompok :
Tabel 2.1. Kode dan Jenis Plastik pada Wadah Makanan Nomor Kode
Jenis Plastik Keterangan
PETE atau PET polyethylene terephthalate
Direkomendasikan hanya untuk sekali pemakaian karena dapat mengeluarkan
zat karsinogenik bila digunakan untuk menyimpan air hangat atau panas.
HDPE high density polyethylene
Direkomendasikan hanya untuk sekali pemakaian karena pelepasan senyawa
antimoni trioksida terus meningkat seiring waktu.
PVC polyvinyl chloride
Plastik jenis ini sebaiknya tidak untuk mewadahi pangan yang mengandung
lemakminyak, alkohol dan dalam kondisi panas.
LDPE low density polyethylene
Sulit dihancurkan, tetapi baik untuk tempat makanan karena sulit bereaksi
secara kimiawi dengan makanan yang dikemas dengan bahan ini.
PP polypropylene
Merupakan pilihan bahan plastik terbaik, terutama untuk tempat makanan dan
minuman seperti tempat menyimpan makanan, botol minuman dan terpenting
botol minum untuk bayi.
PS polystyrene
Plastik jenis ini harus dihindari, dapat mengeluarkan bahan styrene ke dalam
makanan ketika
makanan tersebut
bersentuhan. OTHER
SAN styrene acrylonitrile, ABS acrylonitrile butadiene
styrene, PC polycarbonate, Nylon
SAN dan ABS merupakan bahan plastik yang baik untuk digunakan sebagai
kemasan makanan ataupun minuman. PC dianjurkan
tidak digunakan
untuk mewadahi makanan dan minuman.
Sumber : IATP Institute for Agriculture and Trade Policy, 2008
Universitas Sumatera Utara
2.3 Bahaya Plastik Kresek Daur Ulang Sebagai Wadah Makanan Siap Santap