Permasalahan Proses Recaustizing Pengaruh Konsentrasi Total Alkali Aktif Terhadap % Sulfiditas Dalam White Liquor Pada Proses Recaustisizing Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Porsea

Sebul Manullang : Pengaruh Konsentrasi Total Alkali Aktif Terhadap Sulfiditas Dalam White Liquor Pada Proses Recaustisizing Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Porsea, 2009. untuk kayu lunak. Pengaruh sulfida dalam pembuatan pulp kraft yang dibandingkan dengan pembutan pulp soda menunjukkan bahwa laju delignifikasi lebih cepat dalam pembuatan pulp kraft yang mencapai delignifikasi 90 dalam waktu setengah dari waktu yang dibutuhkan pembuatan pulp soda. Kelarutan polisakarida dalam kedua proses ini adalah mirip. Setelahpembersihan lindi hijau dengan menghilangkan bahan yang tidak larut disebut ampas ,reaksi kaustisasi dilakukan untuk mengubah natrium karbonat menjadi natrium hidroksida dengan menambahkan kalsium hidroksida batu kapur.Setelah dibersihkan ,lindi putih yang dihasilkan siap digunakan sebagai lindi pemasak segar di dalam bejana pemasak.

1.2. Permasalahan

Pada PT.Toba Pulp Lestari cairan pemasak yang digunakan untuk memasak chipsserpihan kayu adalah white liquor , yang terdiri dari natrium hidroksida natrium sulfida TAA dan juga natrium karbonat.Dimana cairan pemasak tersebutwhite liquor merupakan hasil dari kaustisasi green liquor dengan penambahan batu kapur yang terjadi di caustisizer. Proses tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti temperatur kaustisasi,waktu tinggal cairan dalam tangki dan jumlah perbandingan kapur tohor dengan green liquor. Ketiga faktor ini mempengaruhi pada kualitas white liquor yang dihasilkan. White liquor yang dihasilkan tersebut belum dapat digunakan apabila belum memenuhi standart yang ditentukan.White liquor yang dihasilkan pada proses kaustisasi dapat menimbulkan masalah seperti perusakan serat-serat kayu over cooking jika kadar sulfiditasnya diatas standart dan juga kecerahan brightnesspulp yang Sebul Manullang : Pengaruh Konsentrasi Total Alkali Aktif Terhadap Sulfiditas Dalam White Liquor Pada Proses Recaustisizing Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Porsea, 2009. dihasilkan akan rendah apabila kadar Total Aktif Alkalinya TAA di bawah standart yang diten tukan.Kualitas pemasakan dipengaruhi oleh nilai Total Aktif Alkali dan Sulfiditas yang ada pada White Liquor.

1.3. Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk mempelajari analisa total aktif alkali dan sulfiditas pada white liquor dengan metode titrimetri sehingga memenuhi kualitas white liquor yang digunakan tersebut apakah sudah memenuhi standart yang ditetapkan. 1.4.Manfaat Adapun manfaat dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk memberikan informasi tentang kadar dari total aktif alkali dan sulfiditas dari white liquor yang digunakan sebagai cairan pemasak kayu di PT.Toba Pulp Lestari,sehingga dapat digunakan sebagai acuan untuk proses selanjutnya. Sebul Manullang : Pengaruh Konsentrasi Total Alkali Aktif Terhadap Sulfiditas Dalam White Liquor Pada Proses Recaustisizing Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Porsea, 2009. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Komponen Bahan Baku Kayu merupakan bahan mentah yang sangat tua.Beribu-ribu tahun yang lau,ketika hutan lebat menutupi kawasan yang luas di permukaan bumi,orang-orang primitif menggunakan kayu untuk bahan bakar dan perkakas.Karena kayu merupakan bahan alami,berfungsi sebagai penguat batang,cabang dan akar dari pohon atau tanaman lainnya,ia akan kembali pada daur ulang alami setelah menunaikan fungsinya,dan terdegradasi menjadi unsur-unsur dasarnya.Selama periode prasejarah dan sesudahnya kayu tidak hanya digunakan untuk bahan bangunan tetapi semakin penting sebagai bahan mentah kimia untuk pembuatan arang,ter dan getah,serta kalium. Produk paling penting dari pengolahan kayu secara kimia adalah pulp.Dalam tahun1980 pulp yang dihasilkan seluruh dunia mencapai 123 ton.Dalam periode yang Sebul Manullang : Pengaruh Konsentrasi Total Alkali Aktif Terhadap Sulfiditas Dalam White Liquor Pada Proses Recaustisizing Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Porsea, 2009. sama konsumsi total kertas dan karton adalah 170 ton dan dari jumlah tersebut lebih dari 25 dihasilkan dari kertas bekas,hal ini menunjukkan bahwa daur ulang merupakan faktor yang sangan penting dalam penggunaan bahan mentah secara ekonomis.Persoalan ekonomi dan lingkungan merupakan sebab adanya perubahan proses pembuatan pulp dan pengelantangannya.Kimia kayu dan komponen-komponennya tidak dapat dipisahkan dari strukturnya.Kayu tidak hanya merupakan senyawa kimia,jaringan anatominya atau bahan tetapi merupakan gabungan ketiganya.Sepanjang menyangkut komponen kimia kayu,maka perlu dibedakan antara komponen-komponen makromolekul utama dinding sel selulosa,poliosahemiselolosa dan lignin yang terdapat pada semua kayu,dan komponen-komponen minor dengan berat molekul kecil ekstraktif dan zat-zat mineral ,yang biasanya berkaitan dengan jenis kayu tertentu dalam jenis dan jumlahnya. Perbandingan dan komposisi kimia lignin dan poliosa berbeda pada kayu lunak dan kayu keras,sedangkan selulosa merupakan komponen yang seragam pada semua kayu. Fengel,1995

2.1.1 Selulosa

Selulosa adalah karbohidrat kompleks dengan rumus empiris C 6 H 10 O 5 n .Selulosa tidak larut dalam air dan biasanya merupakan pelarut seperti halnya alkohol dan eter.Selulosa sangat bersifat resisten untuk bereaksi dengan basa tetapi dapat juga memiliki kelarutan yang baik dalam asam kuat.Bentuk murni dari selulosa berasal dari biji pohon kapas, Gossypium spp,lebih dari 90 dari beratnya adalah selulosa murni atau alpa- selulosa.Pada kayu, selulosa bersama sama dengan komponen lain seperti lignin dan Sebul Manullang : Pengaruh Konsentrasi Total Alkali Aktif Terhadap Sulfiditas Dalam White Liquor Pada Proses Recaustisizing Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Porsea, 2009. hemiselulosa .Lagi pula,selulosa kayu tidak semuanya alpa-selulosa tetapi terdapat juga selulosa lain seperti beta dan gamma selulosa.Perbedaan yang paling utama dari alpa selulosa adalah kelarutannya dalam larutan-larutan basa.Apabila selulosa tidak murni pada kayu ditambahkan dengan pereaksi seperti NaOH 17,5 akan terbentuk gelembung dan sebagian akan larut.Selulosa yang terlarut tersebut merupakan beta dan gamma selulosa.Selulosa kayu akan hilang sebesar 10-20 dari beratnya apabila direaksikan dengan basa,sekaligus pembersihan fraksi dari beta dan gamma selulosa.

2.1.2 Hemiselulosa

Hemiselulosa adalah polimer karbohidrat bercabang dan lebih pendek dibandingkan dengan selulosa.Secara teknis,hemiselulosa tidak larut dalam air,ikatannya dapat diptutuskan dengan asam encer ,atau dihedolisis menjadi gula atau asam gula dengan asam encer panas.Secara teori apabila hemiselulosa didelignifikasi ,hanya selulosa pada rantai kiri belakang yang terputushilang.Walaupun beberapa dari hemiselulosa larut dalam air,dan tidak semuanya diekstraksi dari rantai sel oleh basa.Pada proses pulp kimia,hemiselulosa dihilangkan dari pulp.Jika terjadi pemasakan oleh liquor maka hemiselulosa akan dikonversikan menjadi gula seperti galaktosa,manose dan lainnya.Kira-kira 60-75 dari gula-gula ini dapat difermentasikan menjadi alkohol.Apabila basa digunakan pada proses pulp hemiselulosa akan dikonversikan menjadi asam-asam.Fungsi dari selulosa di alam belum dapat dimengerti ,meskipun sebuah teori ada yang menyatakan bahwa hemiselulosa merupakan substansi pembentuk lignin.Kandungan hemiselosa dalam pulp akan mempermudah pelunakan dan Sebul Manullang : Pengaruh Konsentrasi Total Alkali Aktif Terhadap Sulfiditas Dalam White Liquor Pada Proses Recaustisizing Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Porsea, 2009. pembentukan fibril serat selama penggilingan.Hal ini disebabkan oleh non kristal,berat molekul yang rendah dan rantai yang bercabang .Struktur non kristal menyebabkan hemiselulosa lebih reaktif terhadap alkali dan hidroksi asam dibanding dengan selulosa.

2.1.3 Lignin

Lignin adalah bagian ketiga kandungan dinding sel kayu yang penting.Komposisinya masih belum diketahui.Lignin dapat diperoleh dari kayu melalui reaksi antara semua karbohirat dengan asam kuat dan sebagian karbohidrat akan larut dan lignin dapat dipisahkan dari larutan.Masih ada metode lain untuk melarutkan kandungan kayu yaitu dengan melarutkannya dalam formaldehid ataupun asam sulfat dan mengendapkan ligninnya dengan larutan asam encer ditambah dengan air. Karena tidak ada dua lignin yang memiliki sifat fisik yang sama ataupun reaksi kimia yang sama.Dengan kata lain,meskipun kandungan senyawa lignin sama tetapi struktur kimianya berbeda.Pulp akan mempunyai sifat fisik yang baik apabila mengandung sedikit lignin. Hal ini disebabkan karena lignin bersifat hidrofobik dan kaku sehingga menyulitkan dalam proses pendingninan.Banyaknya lignin akan mempengaruhi konsumsi bahan kimia pemasak dan pemutihan.

2.1.4 Ekstraktif

Ekstraktif kayu adalah substansi yang dapat diekstraksi dari kayu,artinya pelarut yang sesuai atau melalui destilasi steam tanpa mengganggu komposisi dinding Sebul Manullang : Pengaruh Konsentrasi Total Alkali Aktif Terhadap Sulfiditas Dalam White Liquor Pada Proses Recaustisizing Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Porsea, 2009. selnya.Ekstraktif kayu,walaupun tidak dianggap sebagai bagian dari dinding sel tetapi ekstraktif sangat banyak terdapat pada rongga sel tumbuhan.Ekstraktif kayu yang paling penting adalah minyak essensial,resin,tanin,dan lain-lain.Terdapat juga asam organik dalam jumlah kecil atau garam-garam di beberapa jenis kayu.Pada pembuatan pulp kayu,ekstrakstif akan dibuang pada saat pemasakan dengan liquor bersama-sama dengan lignin dan hemiselulosa.

2.1.5 Komponen Anorganik

Sisa setelah pembakaran lengkap dari kayu adalah abu.Di Amerika Utara kayu dianalisa oleh Laboratorium Hasil Hutan,kandungan abu pada kayu ditemukan dengan rata-rata antara 0,2 sampai 0,9.Kandungan abu yang paling banyak ditemukan pada pohon zaitun di Eropa yang mana pada getah kayu terdapat sekitar 5.Pada prinsipnya kandungan abu kayu adalah garam-garam kalsium,kalium,dan magnesium;dan terdapat dalam jumlah sedikit natrium,aluminium,besi,dan mangan sulfat,klor,dan silikat.Kemungkinan senyawa yang paling banyak terdapat pada abu adalah kalium K 2 CO 3 .Senyawa ini dapat digunakan pada pembuatan sabun.Adanya abu pada pulp akan mengganggu pada hasil ataupun kualitas kertasnya. Panshin,1962.

2.2 Proses Pembuatan Pulp

Sebul Manullang : Pengaruh Konsentrasi Total Alkali Aktif Terhadap Sulfiditas Dalam White Liquor Pada Proses Recaustisizing Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Porsea, 2009. Pulp adalah produk utama kayu,terutama digunakan untuk pembuatan kertas,tetapi ia juga diproses menjadi berbagai turunan selulosa,seperti sutera rayon dan selofan.Tujuan utama pembuatan pulp kayu adalah untuk melepaskan serat-serat yang dapat dikerjakan secara kimia atau secara mekanik atau dengan kombinasi kedua perlakuan tersebut.Pulp-pulp perdagangan yang umum dapat dikelompokkan menjadi tipe-tipe kimia,semi kimia,kimia mekanik dan mekanik.

2.2.1 Pengolahan Kayu

Kayu dibawa ke lokasi pabrik dengan menggunakan truk-truk pengangkut kayu,kayu- kayu tersebut berasal dari konsesi hutan yang dikelola oleh perusahaan kemudian kayu tersebut dibongkar dengan menggunakan sebuah Goliath Crane yang besar di wood yard,selanjutnya mengumpankan gelondongan-gelondongan kayu tersebut ke wood room atas dasar pertama datang pertama digunakan.Gelondongan-gelondongan kayu tersebut selanjutnya dikuliti,dipotong-potong,disaring dan disimpan pada tumpukan serpihan kayu yang disebut dengan chip,dipisahkan antara kayu yang berserat pendek dengan kayu yang berserat panjang.Sebuah alat pengolah kayu yang baru dengan kapasitas 250M 3 jam telah beroperasi sejak tahun 1993.

2.2.2 Pemasakan Digester

Sebul Manullang : Pengaruh Konsentrasi Total Alkali Aktif Terhadap Sulfiditas Dalam White Liquor Pada Proses Recaustisizing Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Porsea, 2009. Serpihan kayu tersebut dikirim ke tungku pemasakan kayu yang lazimnya disebut dengan Digester Batch menggunakan sebuah belt conveyor.Dirancang untuk 14 digester yang digunakan untuk memproduksi BKPDKP dan 1 digester dimanfaatkan untuk menyerap panas yang dihasilkan selama proses pemasakan kayu berlangsung.Setelah siklus pemasakan selesai pulp dihembuskan menuju tanki penampungan blow tank.Dari blow tank dipompakan melewati unit pemisahan mata kayu yang disebut dengan Pressure Knotter .Proses pemasakan berlangsung selama 2 jam pada suhu 170 C dengan menggunakan cairan pemasak yaitu sodium hidroksida dan sodium sulfida yang disebut dengan white liquor.

2.2.3 Washing Screening

Proses selanjutnya setelah proses pemasakan adalah pencucian dan penyaringan.Setelah selesai dari unit digester kemudian akan menuju unit pencucian tiga tahap,kemudian dikirim ke unit penyaringan dan sesudah itu dikirim ke unit pencucian tahap ke- empat.Bubur kertas coklat setelah melalui unit pencucian tahap yang keempat disimpan dalam sebuah High Density Unbleached Storage Tower dengan konsistensi 12. Adalah perlu untuk membersihkan pulp setelah pembentukannya untuk menghilangkan cairan pemask danatau kotoran-kotoran. Setelah pemasakan pulp secara kimia , campuran serat kayu-cairan pemasak dikeluarkan dari tangki pemasak ke dalam apa yang disebut sebagai ruang hembusan. Di sini serat dikumpulkan dan pertama kali dipisahkan dari cairan pemasak yang telah digunakan dan gas-gas yang mungkin telah terjadi . Serat kemudian dibersihkan pada proses pencucian bertingkat banyak untuk menghilangkan setiap cairan sisa. Sebul Manullang : Pengaruh Konsentrasi Total Alkali Aktif Terhadap Sulfiditas Dalam White Liquor Pada Proses Recaustisizing Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Porsea, 2009.

2.2.4 Operasi Pengelantangan Bleaching

Terdiri dari 4 tahap,untuk 2 tahap yang pertama pada BKP dan DKP adalah sama,tahap pertama adalah perlakuan pengolahan terhadap pulp dengan menggunakan Khlorine Dioksida yang diikuti dengan ekstraksi oleh Kaustikoksigen pada tahap yang kedua.Pengelantangan pada tahap yang ketiga dan keempat pada BKP adalah perlakuan dengan Khlorine Dioksida.Untuk DKP tahap yang ketiga adalah perlakuan pengelolahan dengan Khlorine Dioksida yang diikuti dengan Sodium Hypo-Khlorite pada tahap yang terakhir.Pulp pada bagian pengelantangan disimpan di dalam Bleach High Density Stored Tower dengan konsentrasi 12.Pulp tersebut kemudian dikirim ke unit penyaringan dan Centri-Cleaner sebelum dijadikan ke dalam bentuk lembaran pada pulp machine.Tanpa perlakuan ini, pulp kayu berwarna coklat kemerah-kemerahan terutama karena adanya lignin atau ekstraktif-ekstraktif kayu teras. Jadi apabila membuat kertas tulis atau buku atau produk-produk lain yang mementingkan keputihannya, serat harus diputihkan.Ini biasanya dilakukan dengan mengenakannya pada senyawa klor yang kuat.Tehnik pemutihan dengan oksigen juga telah dikembangkan .Pemutihan menyerang lignin sisa dan dapat dilakukan sampai titik bahwa lignin secara total dihilangkan seperti pada kertas tulis dan cetak kualitas tinggi atau hanya dimudakan warnanya seperti pada pembuatan kertas koran atau katalog yang berkualitas. Tingkat perlakuan yang terkahir ini adalah yang paling mahal,pengaruhnya sedikit pada hasil , tetapi hasilnya hanya keputihan yang sementara. Pencucian yang pada dasarnya untuk mencapai penghilangan Sebul Manullang : Pengaruh Konsentrasi Total Alkali Aktif Terhadap Sulfiditas Dalam White Liquor Pada Proses Recaustisizing Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Porsea, 2009. semua lignin benar-benar memberikan keputihan yang tetap, tetapi mahal. Dalam hal ini penggunaan airnya tinggi dan hasil pulp secara nyata kurang.

2.2.5 Pengeringan Pulp Dryer

Proses terakhir adalah proses pengeringan.Setelah keluar dari pulp machine dalam bentuk lembaran dan dikeringkan di dalam sebuah alat pengeringan dengan nama Air Borne Flakt Drier,sesudah itu lembaran tersebut dipotong-potong, ditimbang, dibungkus, diikat dengan kawat, dan diberi tanda serta disimpan di gudang.

2.3 Proses Recaustizing

Reaksi pokok yang terjadi dalam sistem recaustisizing adalah sangat sederhana,lime bereaksi dengan air untuk membentuk calsium hidroksida CaOH 2 dan secara berkesinambungan bereaksi dengan sodium carbobateNa 2 CO 3 yang ada dalam green liquor untuk membentuk sodium hidroksidaNaOH dan calsium carbonateCaCO 3 . Reaksinya terjadi begitu cepat,kira-kira 80 reaksi caustisizing terjadi dalam waktu 10 menit.Dalam green liquor selain sodium carbonate juga terdapat sodium suldida,yang banyak berpengaruh dan harus dipertimbangkan dalam sistem dimana sodium sulfida ini akan terhidrolisa membentuk sodium hidroksida dan sodium hidrosulfida. Ion-ion hidroksil yang terjadi akan menghambat reaksi recaustisizing .Untuk mencapai CE 80 dibutuhkan waktu yang agak lama,waktu minimum yang diperlukan agar reaksi recaustisizing komplit adalah 90 menit.Reaksi ini akan berlangsung dalam 4 Sebul Manullang : Pengaruh Konsentrasi Total Alkali Aktif Terhadap Sulfiditas Dalam White Liquor Pada Proses Recaustisizing Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Porsea, 2009. buah tangki caustisizing yang dilengkapi dengan agiator untuk mempercepat reaksi.Dari reaksi recaustisizing,untuk menghasilkan 80 kg sodium hidroksida dibutuhkan 50 kg CaO100.Apabila jumlah kapurnya kurang maka white liquor yang dihasilkan akan mempunyai aktif alkali NaOH + Na 2 S yang rendah,sebaliknya apabila kapurnya terlalu banyak maka akan mempersulit pengendapan dan penyaringan karena calsium hidroksida banyak terdapat dalam lime mud.Selain reaksi kimia dan reactor untuk reaksinya,pada sistem operasi recaustisizing juga meliputi sistem pemisahan liquor dengan solid,operasi pemisahan liquorsolid meliputi: 1.Pemisahan padatan,dreg dari green liquor 2. Pengeringan dan mendaur ulang soda dari padatan dreg 3.Pemisahan white liquor dari padatan lime mud 4.Pengeringan dan mendaur ulang soda dari padatan mud 1.Proses Pemurnian Green Liquor Green Liquor Clarification Proses pemurnian green liquor ini diperlukan untuk memisahkan partikel-partikel dreg yang halus.Biasanya konsentrasi dreg dari pengenceran smelt 800-1200 ppm,dan pada keadaan tertentu bisa mencapai 2000ppm.Dreg yang terikut ke slaker akan memperlambat pengendapan lime mud dan berdampak negatif terhadap konsentrasi under flow dan juga dapat memperlambat proses pemurnian white liquor.Kinerja mud filter juga terpengaruh dengan adanya dreg yang terikut tersebut yang dapat dilihat dengan tingginya pemakaian lime kiln.Agar diperoleh hasil dengan kualitas yang uniform dari green liquor dan untuk mengurangi fluktuasi pada green liquor clarifier,dilakukan hal-hal sebagai berikut: - Penambahan Polimer Sebul Manullang : Pengaruh Konsentrasi Total Alkali Aktif Terhadap Sulfiditas Dalam White Liquor Pada Proses Recaustisizing Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Porsea, 2009. Penambahan polimer pada green liquor clarifier akan membantu menggumpalkan bahan-bahan dreg sehingga akan mempercepat proses pengendapan. - Stabilisasi Tangki Pemasangan tangki untuk menstabilkan green liquor akan memperlama waktu tinggal dalam green liquor clarifier menjadi 1-3 jam dan akan mengurangi fluktuasi density dari raw green liquor dan temperatur yang akan diumpankan ke green liquor clarifier. - Density Control Pengontrolan yang lebih baik pada raw green liquor melalui tangki smelt untuk pengontrolan density,dan dikombinasikan dengan menyeimbangkan pengontrolan density dari smelt tank,akan membantu mengurangi fluktuasi density pada sistem. Peralatan standart yang dipakain untuk memisahkan dreg adalah alat yang disebut dengan clarifier,dengan sistem internal storage.Bagian storage ditempatkan diatas clarifier,green liquor diumpankan melalui bagian tengahnya.Dreg akan mengendap ke bagian bawah dari clarifier dan akan diarahkan ke bagian tengah dari sini akan dipompakan keluar .Biasanya dreg yang mengendap ke bagian bawah clarifier berkisar 8-0 padatan.Liquor yang jernih akan naik ke bagian atas storage dan akan dipompakan ke slaker. 2.Dreg Washing Aliran bawahunder flow dari clarifier kira-kira 90 green liquor dan hanya 8- 10 dreg.Pencucian dreg dilakukan pada dreg precoat filter,lime mud dipakai sebagai Sebul Manullang : Pengaruh Konsentrasi Total Alkali Aktif Terhadap Sulfiditas Dalam White Liquor Pada Proses Recaustisizing Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Porsea, 2009. precoat,dreg akan menempel pada precoat dan dipisahkan dengan cara mengkikis permukaan lime mud precoat yang telah ditempeli dreg.Ketebalan precoat sekitar 75-100 mm yang biasanya cukup untuk operasi selama 8-24 jam,tergantung dari kecepatan pengikisannya.Lime mud precoat yang baru ditambahkan dengan cara memompakan lime ke dalam filter vat dan setelah diperoleh ketebalan yang sesuai,kemudian dreg dimasukkan dan seterusnya dilakukan berulang-ulang.Sebelum memompakan lime mud semua bahan-bahan dreg yang ada dalam vat filter harus dikeluarkanfilter vat harus dibersihkan,jika dreg masih terdapat dalam vat maka dreg akan tercampur dengan mud sebagai precoat dan akan menambah sulit proses penyaringan .Pisau pengkikis harus benar-benar sesuai agar seluruh lapisan dreg dapat terkikis,kalau tidak maka dreg akan cenderung untuk menutupi mud sebagai precoatnya. 3.Slaking Dan Caustisizing Operasi slaking dan caustisizing adalah operasi yang paling penting dalam mempersiapkan white liquor.Lime dengan jumlah yang terukur dan green liquor dengan perbandingan yang terkontrol dimasukkan langsung ke slaker.Hidrasi yang kuat dari lime selama slaking akan menguraikan gumpalan dan lime stone,sehingga diperoleh permukaan area reaksi yang lebih besar dan membebaskan bahan-bahan inert,bahan yang tidak bereaksi selanjutnya dipisahkan pada bagian classifier.Bagian slaking yang dilengkapi dengan agiator biasanya memberi waktu tinggal reaksi kira-kira 10-15 menit dan lebih 80 reaksi caustisizing terjadi disini.Campuran slurry kemudian mengalir ke bagian classifier dimana padatan grit yang terdiri dari lime yang terlalu masak atau kurang masak,pasir dan kotoran berupa kerak akan terendapkan dan terpisahkan.Liquor yang telah dislake dan sebagian yang telah bereaksi mengalir ke caustisizer untuk Sebul Manullang : Pengaruh Konsentrasi Total Alkali Aktif Terhadap Sulfiditas Dalam White Liquor Pada Proses Recaustisizing Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Porsea, 2009. menyempurnakan reaksi caustisizing.Caustisizer terdiri dari 4 buah tangki yang dihubungkan secara seri dan dilengkapi dengan alat pengadukan dengan masing-masing tangki mempunyai waktu tinggal reaksi 30 menit. 4.White Liquor Preparation Perubahan sodium carbonat menjadi sodium hidroksida hanya setengah dari proses caustisizing,sedang setengahnya lagi adalah proses pemisahan padatanlime mud dan cairannyawhite liquor.Proses pemisahan padatan dan cairan terdiri dari proses sedimentasi dan proses flitrasi.

a. Sedimentasi