. Latar Belakang Pengaruh Konsentrasi Total Alkali Aktif Terhadap % Sulfiditas Dalam White Liquor Pada Proses Recaustisizing Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Porsea

Sebul Manullang : Pengaruh Konsentrasi Total Alkali Aktif Terhadap Sulfiditas Dalam White Liquor Pada Proses Recaustisizing Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Porsea, 2009. BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 . Latar Belakang

Dewasa ini perkembangan ekspor hasil sektor industri di Indonesia memegang peranan yang sangat penting dalam pengumpulan devisa negara. Hal ini terlihat dari meningkatnya nilai ekspor non migas. Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber daya alam dan sumber daya manusia.Untuk memanfaatkan sumber daya alam tersebut antara lain adalah dengan memanfaatkan hasil hutan kayu dan non kayu dari hasil perkebunan.Dengan sumber memanfaatkan kekayaan alam tersebut, Indonesia sebagai negara berkembang mempunyai potensi yang cukup besar untuk menjadi negara pengekspor pulp.Pulp dan kertas adalah komoditi andalan yang diharapkan dapat meningkatkan pengumpulan devisa negara.Dengan semakin meningkatnya kebutuhan manusia akan kertas adalah satu faktor yang mendorong berdirinya PT.Toba Pulp Lestari yang terletak di desa Sosor Ladang Porsea,Kabupaten Toba Samosir,Sumatera Utara.PT.Toba Pulp Lestari adalah salah satu industri pulp milik swasta yang turut ambil Sebul Manullang : Pengaruh Konsentrasi Total Alkali Aktif Terhadap Sulfiditas Dalam White Liquor Pada Proses Recaustisizing Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Porsea, 2009. bagian dalam program pemerintah untuk menuingkatkan sektornon migas,yang memproduksi pulp secara kimia dengan proses sulfat kraft.Perusahaan ini berlokasi di Porsea kira-kira ±220 km dari kota Medan.Sumber bahan baku yang digunakan adalah Eucalyptus. Dalam proses pembuatan pulp,chipsserpihan kayu yang berasal dari kayu batangan dimasak dalam digester dengan suhu 170 o C dengan menggunakan cairan pemasak yang disebut dengan white liquorWL.White Liquor tersebut disediakan pada bagian recaustisizing dari lime kiln.Dari hasil pemasakan chips dihasilkan black liquorBL yang kemudian dipekatkan pada evaporator.Lelehan pada dasar tungku diencerkan dengan air yang disebut dengan green liquorGL yang dijadikan sebagai bahan baku pada bagian recaustisizing untuk menghasilkan white liquor. Cairan pemasak white liquor merupakan liquor yang diperoleh dari reaksi green liquor dengan batu kapur CaO. Kandungan utama dari white liquor adalah Natrium Hidroksida NaOH, Natrium Sulfida Na 2 S, dan Natrium Karbonat Na 2 CO 3 .Untuk bmenjaga mutu dari White Liquor yang akan digunakan dalam pemasakan chips serpihan kayu maka perlu diperhatikan kandungan white liquor yaitu kadar sulfidity yang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. Konsentrasi alkali aktif merupakan parameter utama dari pelarutan lignin dan polisakarida. Komposisi lindi pemasak dalam pembuatan sulfat dinyatakan dengan yang disebut dengan sulfiditas,yang menyatakan nisbah Na 2 S terhadap alkali aktif, keduanya dinyatakan sebagai Na 2 O. Sulfiditas yang digunakan bervariasi menurut perubahan banyaknya alkali, suhu pemasakan dan sejumlah faktor lain. Biasanya banyaknya sulfida untuk kayu keras lebih rendah daripada sulfida Sebul Manullang : Pengaruh Konsentrasi Total Alkali Aktif Terhadap Sulfiditas Dalam White Liquor Pada Proses Recaustisizing Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Porsea, 2009. untuk kayu lunak. Pengaruh sulfida dalam pembuatan pulp kraft yang dibandingkan dengan pembutan pulp soda menunjukkan bahwa laju delignifikasi lebih cepat dalam pembuatan pulp kraft yang mencapai delignifikasi 90 dalam waktu setengah dari waktu yang dibutuhkan pembuatan pulp soda. Kelarutan polisakarida dalam kedua proses ini adalah mirip. Setelahpembersihan lindi hijau dengan menghilangkan bahan yang tidak larut disebut ampas ,reaksi kaustisasi dilakukan untuk mengubah natrium karbonat menjadi natrium hidroksida dengan menambahkan kalsium hidroksida batu kapur.Setelah dibersihkan ,lindi putih yang dihasilkan siap digunakan sebagai lindi pemasak segar di dalam bejana pemasak.

1.2. Permasalahan