Sebul Manullang : Pengaruh Konsentrasi Total Alkali Aktif Terhadap Sulfiditas Dalam White Liquor Pada Proses Recaustisizing Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Porsea, 2009.
maka dalam digester proses penghilangan lignin tidak henti-hentinya sehingga bahan kimia pemasak tadi juga akan menyerang serat selulosa , hal ini akan berakibat lemah dan
rendahnya rendemen pemasakan. Kekuatan konsentrasi dan sulfidity daripada white liquor juga merupakan hal
yang sangat penting . Konsentrasi dinyatakan sebagai gram per liter gpl dari aktif alkali sebagai Na
2
O. Kalau konsentrasi white liquornya rendah maka proses penghilangan ligini akan menjadi kurang baik sehingga menghasilkan banyak reject, sebaliknya kalau
konsentrasi white liquornya tinggi maka serat selulosa juga akan terserang dan rusak yang berakibat pada rendahnya rendemen pada pulp. Besar kecilnya persentase sulfidity dalam
white liquor akan mempengaruhi kecepatan reaksi penghilangan lignin , namun sulfidity diatas 30 tidak menguntungkan karena ia lebih banyak menyerang dan memutus rantai
selulosa kayu. Normal jumlah aktif alkali yang dimasukkan dalam digester berkisar antara 10-18 sebagai Na
2
O, tergantung dari jenis kayunya,kondisi pemasakan dan seberapa jauh tingkat penghilangan lignin yang akan dicapai. Untuk menyelesaikan suatu proses
pemasakan pada waktu relatif singkat, biasanya ditambahkan larutan pemasakalkali yang jumlahnya sedikit berlebih.Kelebihan alkali ini juga bermanfaat untuk menjaga pH dalam
digester tidak turun di bawah yang diizinkan dimana lignin yang terlarut akan meresapmenngumpal masuk kembali ke dalam serat. Kalau jumlah alkali yang
dimasukkan lebih banyak maka akan mempercepat kecepatan reaksinya. Dengan bertambahnya jumlah alkali yang dimasukkan maka akan mengurangi rendemen pulp
karena jumlah hemiselulosa yang terlarut bertambah. Anonim,2002
2.5 Analisis Titirimetri
Sebul Manullang : Pengaruh Konsentrasi Total Alkali Aktif Terhadap Sulfiditas Dalam White Liquor Pada Proses Recaustisizing Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Porsea, 2009.
Salah satu cara pemeriksaan kimia disebut titrimetri, yakni pemeriksaan jumlah zat yang didasarkan pada pengukuran volume larutan pereaksi yang dibutuhkan untuk bereaksi
secara stoikometri dengan zat yang ditentukan. Titrimetri atau analisis volumetri adalah salah satu cara pemeriksaan jumlah zat kimia yang luas pemakaiannya. Hal ini
disebabkan karena beberapa alasan. Pada satu segi , cara ini menguntungkan karena pelaksanaannya mudah dan cepat , ketelitian dan ketepatannya cukup tinggi. Pada segi
lain , cara ini menguntungkan karena dapat digunakan untuk menentukan kadar berbagai zat yang mempunyai sifat yang berbeda-beda. Pada dasarnya cara titrimetri terdiri dari
pengukuran volume larutan pereaksi yang dibutuhkan untuk bereaksi secara stoikometri dengan zat yang akan ditentukan.Larutan pereaksi ini biasanya dikteahui kepekatannya
dengan pasti, dan disebut pentiter atau larutan baku. Sedangkan proses penambahan pentiter ke dalam larutan zat yang akan ditentukan diseb ut titrasi .Dalam proses itu
bagian demi bagian pentiter ditambahkan ke dalam larutan zat yang akan ditentukan dengan bantuan alat yang disebut dengan buret sampai tercapai titik kesetaraan.Titik
kesataraan adalah titik pada saat pereaksi dan zat yang ditentukan bereaksi sempurna secara stokiometri.Titrasi harus dihentikan pada atau dekat titik kesetaraan ini.Jumlah
volume pentiter yang terpakai untuk mencapai titik kesetaraan ini disebut volume kesetaraan.Dengan mengetahui volume kesetaraan,kadar pentiter dan faktor stokiometri
dapat,maka jumlah zat yang ditentukan dapat dihitung dengan mudah. Disekitar titik kesetaraan,sebagai akibat dari interaksi antara zat yang ditentukan
dengan pentiter,sifat-sifat sistem berubah dengan tajam.Sifat-sifat yang berubah itu bisa berupa sifat optik,sifat kimia atau sifat elektrokimia.Perubahan sifat-sifat ini dapat
Sebul Manullang : Pengaruh Konsentrasi Total Alkali Aktif Terhadap Sulfiditas Dalam White Liquor Pada Proses Recaustisizing Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Porsea, 2009.
digunakan untuk menetapkan letak titik kesetaraan tersebut.Dalam praktek,titik kesetaraan itu ditentukan dengan berbagai cara,tergantung pada sifat
reaksinya.Biasanya,titik kesetaraan tidak disertai disertai oleh perubahan sifat yang dapat dilihat.Karena itu diperlukan zat tambahan yang dapat menunjukkan perubahan yang
dapat dilihat pada atau dekat titik kesetaraan.Zat tambahan itu disebut indikator.Indikator ini berubah warnanya di sekitar titik kesetaraan.Karena biasanya indikator adalah
senyawa yang sangat jelas warnanya,maka ia harus ditambahkan dalam bentuk larutan yang sangat encer.Dengan demikian,kehadiran indikator dalam sistem tidak atau hanya
sedikit berpengaruh pada volume kesetaraan titrasi. Saat terjadinya perubahan warna indikator dalam proses titrasi disebut titik akhir
titrasi.Pada saat titik akhir titrasi tercapai,titrasi harus dihentikan.Biasanya titik akhir titrasi tidak tepat sama dengan titik kesetaraan.Makin kecil perbedaan antara titik akhir
titrasi dengan titik kesetaraan ,makin kecil kesalahan titrasi.Selain dengan indikator,titik akhir titrasi dapat pula ditentukan dengan menggunakan peralatan yang sesuai,misalnya
potensiometer,spektrofotometer,dan konduktometer.Perubahan sifat-sifat kimia dan fisika yang terjadi selama titrasi dapat diikuti dengan alat-alat itu.Perubahan gaya gerak listrik
diukur dengan potensiometer,perubahan serapan cahaya diukur dengan spektrofotometer,dan perubahan daya hantar listrik diukur dengan konduktometer.
Perubahan sifat yang mencolok yang ditunjukkan oleh peralatan tersebut menunjukkan titik akhir titrasi.
Titik akhir titrasi dapat ditentukan dengan secara lebih teliti dari data yang dihasilkan peralatan tersebut dengan bantuan sajian grafik.Dengan demikian,proses titrasi
dapat dilanjutkan terus sampai titik kesetaraan dilewati.Sedangkan sifat-sifat fisika-kimia
Sebul Manullang : Pengaruh Konsentrasi Total Alkali Aktif Terhadap Sulfiditas Dalam White Liquor Pada Proses Recaustisizing Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Porsea, 2009.
yang diukur selama proses titrasi dirajah pada kertas grafik sebagai fungsi volume pentiter yang ditambahkan.Rajahan itu akan menghasilkan kurva titrasi yang dapat
digunakan untuk menentukan volume kesetaraan secara teliti.Agar proses titrasi dapat berjalan dengan baik sehingga memberikan hasil pemeriksaan yang teliti dan tepat,maka
persyaratan berikut perlu diperhatikan dalam setiap titrasi: 1.Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus berlangsung secara
stoikometri dengan faktor stokiometrinya berupa bilangan bulat.Faktor stokiomteri ini harus diketahui atau ditetapkan secara pasti,karena faktor itu perlu
dalam perhitungan hasil titrasi. 2.Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan capat.
3.Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus berlangsung secara terhitung.Artinya,sesuai dengan ketepatan yang dapat dicapai dengan peralatan
yang lazim digunakan dalam titrimetri,reaksi harus sempurna sekurang-kurangnya 99,9 pada titik kesetaraan.
Larutan Baku
Oleh karena semua perhitungan dalam titrimetri didasarkan pada kepekatan pentiter,maka kepekatan pentiter itu harus diketahui secara teliti.Karena persyaratan yang sangat
penting itu harus dipenuhi maka pentiter disebut dengan larutan baku.kepekatan larutan baku ini sering dinyatakan sebagai kenormalan,kemolaran atau titerkepekatan
bobotvolume,bv.Berapa larutan baku dapat dibuat secara langsung dengan melarutkan sejumlah terukur zat murni di dalam pelarut sampai vulume tertentu.Zat-zat yang dapat
Sebul Manullang : Pengaruh Konsentrasi Total Alkali Aktif Terhadap Sulfiditas Dalam White Liquor Pada Proses Recaustisizing Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Porsea, 2009.
digunkan langsung untuk membuat larutan baku seperti di atas disebut zat baku utama.Zat-zat yang dapat digunakan sebagai zat baku utama harus memenuhi persyratan
berikut: 1.
Zat itu harus sangat murni atau harus dapat dimurnikan dengan penghabluran kembali.Zat-zat yang mempunyai kemurnian rendah sering digunakan sebagai
zat baku dan disebut juga sebagai zat baku utama,tapi ini sebenarnya istilah yang salah.Zat-zat baku yang mempunyai kemurnian rendah seperti itu disebut
zat baku kerja. 2.
Susunan kimia zat itu harus tepat sesuai dengan rumusnya.Zat itu harus mantap pada suhu kamar,tidak boleh berubah susunan kimianya pada saat
pengeringan dengan suhu tinggi,dan tidak boleh menyerap air dan karbondioksida dari udara.Zat-zat yang mengandung air hablur harus
dihindarkan jika mungkin.Beberapa zat yang mengandung air hablur yang tidak terikat kuat,akan terlepas air hablurnya selama penyimpanan.Akan tetapi
borax,yang kira-kira mengandung 47 air dan digunakan sebagai zat baku primer,tidak berubah susunan kimianya jika disimpan dalam udara yang
mempunyai kelembapan tertentu. 3.
Zat itu harus bereaksi dengan zat yang ditentukan secara stokiometri ,cepat dan terukur.
4. Zat itu harus mempunyai bobot tara yang tinggi,karena zat seperti ini akan
diperlukan dalam jumlah yang besar sehingga kesalahan penimbangan akan menjadi lebih kecil.Misalnya ,borax bobot tara = 190,7 lebih baik daripada
natrium karbonat bobot tara = 52,99.
Sebul Manullang : Pengaruh Konsentrasi Total Alkali Aktif Terhadap Sulfiditas Dalam White Liquor Pada Proses Recaustisizing Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Porsea, 2009.
Zat-zat yang memenuhi syarat sebagai zat baku utama tidak banyak jumlahnya.Karena itu larutan pentiter biasanya dibuat dari zat yang tidak memenuhi semua persyaratan
diatas,kemudian dibakukan dengan zat baku utama. Rivai,1995 Suatu indikator merupakan asam atau basa lemah yang berubah warna diantara
bentuk terionisasinya dan bentuk tidak terionisasinya. Kisaran penggunaan indikator adalah 1 unit pH di sekitar nilai pKanya. Sebagai contoh fenolftaleinpp, mempunyai
pKa 9,4 peubahan warna antara pH 8,4-10,4. Struktur fenolftalein akan mengalami penataan ulang pada kisaran pH ini karena proton dipindahkan dari struktur fenol dari pp
sehingga pHnya meningkat akibatnya akan terjadi perubahan warna. Metil orange MO mempunyai pKa perubahan warna antara pH 2,7 dan pH 4,7,mengalami hal serupa
terkait dengan perubahan warna yang tergantung pada pH. Kedua indikator ini berada pada kisaran titik balik titik infeksi pada titrasi asam kuat dan basa kuat. Fenolftalein
adalah indikator dari golongan ftalein yang banyak digunakan dalam pelaksanaan pemeriksaan kimia. Fenolftalein merupakan senyawa hablur putih yang mempunyai
kerangka lakton. Indikator ini sukar larut dalam air,tapi dapat bereaksi dengan air hingga cincin laktonnya terbuka dan membentuk asam yang tidak berwarna. Rohman,2007.
Sebul Manullang : Pengaruh Konsentrasi Total Alkali Aktif Terhadap Sulfiditas Dalam White Liquor Pada Proses Recaustisizing Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Porsea, 2009.
BAB 3
BAHAN DAN METODE
3.1.Alat-alat
- Buret digital
- Pipet volume
- Erlenmeyer 250 ml
- Hot Plate
- Magnetic Stirrer
- Gelas ukur 50ml
- Beaker glass 250 ml
- Propipet
Sebul Manullang : Pengaruh Konsentrasi Total Alkali Aktif Terhadap Sulfiditas Dalam White Liquor Pada Proses Recaustisizing Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Porsea, 2009.
3.2. Bahan-bahan