Heppy Love Rida Sinaga : Menentukan Konsentrasi Naoh Secara Asidimetri Pada Proses Bleaching Di PT. Toba Pulp Lestari Tbk Porsea, 2009.
Adalah suatu larutan dimana konsentrasinya ditentukan dengan jalan pembakuan menggunakan larutan baku primer, biasanya melalui metode titrimetri.
Contoh: AgNO
3
, KMnO
4
, FeSO4
2
dan NaOH Syarat-syarat larutan baku sekunder antara lain :
Derajat kemurnian lebih rendah daripada larutan baku primer
Mempunyai BE yang tinggi untuk memperkecil kesalahan penimbangan
Larutannya relatif stabil dalam penyimpanan.
http:lutfirachman.wordpress.com20080505standarisasi-larutan-baku.
2.5.2 Titrasi Asam-Basa
Asidimetri dan alkalimetri termaksut reaksi netralisasi yakni reaksi anatara ion hidrogen yang berasal dari asam dengan ion hidroksida yang berasal dari basa untuk
menghasilkan air yang bersifat netral. Netralisasi dapat juga dikatakan sebagai reaksi antara pemberi proton asam dengan penerima proton basa.
Asidimetri merupakan penentapan kadar secara kuantitatif terhadap senyawa- senyawa yang bersifat basa dengan menggunakan baku asam. Sebaliknya alkalimetri
merupakan penentapan kadar senyawa-senyawa yang bersifat asam dengan menggunakan baku basa.
Heppy Love Rida Sinaga : Menentukan Konsentrasi Naoh Secara Asidimetri Pada Proses Bleaching Di PT. Toba Pulp Lestari Tbk Porsea, 2009.
Untuk menentukan basa digunakan larutan baku asam kuat misalnya HCl , sedangkan untuk menentukan asam digunakan larutan baku basa kuat misalnya
NaOH . Titik akhir titrasi biasanya ditetapkan dengan bantuan perubahan warna indikator asam-basa yang sesuai dengan bantuan peralatan misalnya potensiometer,
spektrofotometer, konduktometer .
Titrasi asam – basa secara luas digunakan untuk analisa kimia. Dalam praktikum di laboratorium adalah biasa untuk membuat dan menstandarisasikan satu
larutan asam dan satu larutan basa. Karena larutan asam lebih mudah diawetkan daripada larutan basa, maka sutatu asamlah yang biasanya dipilih sebagai standar
pembanding tetap.
Dalam memilih asam untuk dipakai dalam larutan standart, faktor-faktor berikut harus diperhatikan :
- Asam harus kuat, yaitu terdiasosiasi tinggi - Asam tidak mudah menguap
- Larutan asamnya harus stabil - Garam dari asamnya harus larut
- Asamnya tidak merupakan suatu pereaksi oksidator kuat sehingga tidak Merusak senyawa-senyawa organik yang digunakan seperti indikator.
2.5.3 Indikator Asam – Basa
Heppy Love Rida Sinaga : Menentukan Konsentrasi Naoh Secara Asidimetri Pada Proses Bleaching Di PT. Toba Pulp Lestari Tbk Porsea, 2009.
Indikator asam – basa adalah senyawa organik yang berubah warnanya dalam larutan sesuai dengan pH larutan. Contohnya adalah lakmus merah dalam larutan asam dan
berwarna biru dalam larutan yang bersifat basa. Indikator asam – basa biasanya merupakan asam atau basa lemah, atau secara umum dapat dikatan protolit lemah.
Kesetimbangan asam – basa indikator yang berupa asam lemah dalam air dirumuskan sebagai berikut :
H
2
O + HIn In
-
+ H
3
O
–
warna warna
Asam basa
Disini In
-
menunjukkan basa pasangan dari HIn indikator asam lemah .
Seperti yang terlihat dari persamaan diatas, asam dan basa pasangannya mempunyai warna yang berbeda. Itulah sebabnya warna larutan berubah dengan
berubahnya harga pH larutan. Dalam larutan yang bersifat asam, bentuk yang banyak jumlahnya adalah bentuk yang terikat proton HIn, sedangakan larutan yang bersifat
basa bentuk yang banyak jumlah adalah bentuk yang tidak berproton In
-
. Dapatt diramalkan apakah indikator berada dalam bentuk asam atau basa tergantung pada pH.
Rivai, H. 1994
Tabel 2.5.3 Indikator yang biasa digunakan dalam Asidi-Alkalimetri
Indikator Trayek pH
Warna Asam
Basa
Heppy Love Rida Sinaga : Menentukan Konsentrasi Naoh Secara Asidimetri Pada Proses Bleaching Di PT. Toba Pulp Lestari Tbk Porsea, 2009.
Kuning metil 2,4 – 4,0
Merah Kuning
Biru bromfenol 3,0 – 4,6
Kuning Biru
Hijau bromkresol 3,1 - 4,4
Jingga Metil
Merah metil 4,2 – 6,3
Merah Kuning
Ungu bromkresol 5,2 – 6,8
Kuning Ungu
Biru bromtimol 6,1 – 7,6
Kuning Biru
Merah fenol 6,8 – 8,4
Kuning Merah
Merah kresol 7,2 – 8,8
Kuning Merah
Biru timol 8,0 – 9,6
Kuning Biru
Fenolftalein 8,2 – 10,0
Tak berwarna Merah
Timolftalein 9,3 – 10,5
Tak berwarna Biru
Sumber : Rohman,A. 2007
2.6 Ekstraksi