Sri Wahyuni Hasibuan : Perbandingan Laju Pertumbuhan Populasi B. plicatilis Setelah Diberikan Penambahan Makanan Pada Media Perlakuan, 2009.
Pengamatan dan penghitungan laju pertumbuhan populasi dilakukan dua hari sekali seperti yang telah dijelaskan pada perlakuan waktu pengamatan. Brachionus plicatilis
diambil dari masing-masing media perlakuan dengan menggunakan pipet serologi 10 ml. Sebelum dilakukan pengambilan, air media terlebih dahulu diaduk perlahan-lahan
dengan batang pengaduk kaca supaya Brachionus plicatilis tersebar merata sehingga dapat mewakili semua Brachionus plicatilis yang terdapat di dalam media. Kemudian
Brachionus plicatilis diambil dengan pipet serologi.
Brachionus plicatilis yang terdapat di dalam pipet serologi diterawangkan
pada sinar lampu kemudian dihitung jumlahnya dengan kasat mata. Cara ini sesuai dengan yang dilakukan Balai Penelitian Dan Pengembangan Budidaya Laut Serang,
serta Isnansetyo Kurniastuti 1985. Penghitungan pertumbuhan populasi dilakukan sebanyak 6 kali sebagai ulangan untuk masing-masing media perlakuan. Setelah
dilakukan penghitungan maka Brachionus plicatilis dimasukkan kembali ke dalam toples. Pengamatan ini dilakukan sampai dengan pengamatan hari ke-16. Selanjutnya
setelah dilakukan penghitungan jumlah individu Brachionus plucatilis untuk pengamatan hari ke-8, dilakukan penambahan makanan sesuai dengan komposisinya
masing-masing untuk media M1, M2 dan M3 sementara untuk media M0 tidak diberikan penambahan makanan karena sebagi kontrol.
3.6. Analisis Data
Setiap waktu pengamatan dilakukan penghitungan jumlah populasi Brachionus plicatilis
, data-data yang didapatkan selanjutnya dianalisis untuk mendapatkan laju pertumbuhan populasinya dengan menggunakan rumus menurut Fogg 1975, sebagai
berikut :
K =
t No
Nt ln
ln −
Dimana: K = Laju pertumbuhan jumlah populasi Brachionus plicatilis per hari
Nt = Jumlah populasi Brachionus plicatilis setelah t hari
Sri Wahyuni Hasibuan : Perbandingan Laju Pertumbuhan Populasi B. plicatilis Setelah Diberikan Penambahan Makanan Pada Media Perlakuan, 2009.
No = Jumlah populasi awal Brachionus plicatilis
t = Waktu pengamatan hari
Data yang diperoleh selanjutnya dilakukan uji statistik dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap RAL non faktorial, jika dari hasil pengujian diperoleh
perbedaan yang nyata maka dilanjutkan dengan uji beda rata-rata Duncan DNMRT Steel Torrie, 1993.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Rata-rata Pertambahan Jumlah Brachionus plicatilis indml pada Media
Perlakuan
Dari pengamatan yang telah dilakukan terhadap perbandingan laju pertumbuhan populasi Brachionus plicatilis pada media perlakuan dengan penambahan bahan
makanan selama waktu pengamatan, didapatkan rata-rata pertambahan jumlah
individu Brachionus plicatilis seperti terlihat pada Tabel 4.1 berikut.
Sri Wahyuni Hasibuan : Perbandingan Laju Pertumbuhan Populasi B. plicatilis Setelah Diberikan Penambahan Makanan Pada Media Perlakuan, 2009.
Tabel 4.1 Rata-Rata Pertambahan Jumlah Individu Populasi Brachionus plicatilis indml pada Media Perlakuan
Waktu pengamatan Media dan Rata-rata Pertambahan Individu
M0 M1
M2 M3
Hari ke-0 0.050
0.050 0,050
0.050 Hari ke-2
0.778 1.195
1.944 1.389
Hari ke-4 1.750
4.722 5.639
5.278 Hari ke-6
4.028 8.667
11.000 10.222
Hari ke-8 1.083
1.167 2.028
1.759 Hari ke-10
0.850 3.917
4.917 4.000
Hari ke-12 0.722
7.944 9.611
8.361 Hari ke-14
0,361 6.389
8.500 7.250
Hari ke-16 0,222
4.611 3.000
4.139
Total 9.844
38.662 46.689
42.448 Rata-rata
1.230 4.832
5.636 5.306
Keterangan : M0 = 200 mg2 l kotoran ayam kontrol M1 = 200 mg2 l kotoran ayam + 4 mg2 l TSP+ 4 mg2 l Urea
M2 = 200 mg2 l kotoran ayam + 4 mg2 l TSP + 4.5 mg2 l Urea M3 = 200 mg2 l kotoran ayam + 4,5 mg2 l TSP + 5 mg2 l Urea
Dari Tabel 4.1 terlihat bahwa rata-rata pertambahan jumlah individu populasi Brachionus plicatilis
secara keseluruhan yang paling tinggi didapatkan pada waktu pengamatan hari ke-6 untuk semua media, sedangkan pengamatan hari ke-8 terlihat
pertambahannya mengalami penurunan diakibatkan terjdinya penurunan ketersediaan makanan bagi B. plicatilis. Setelah dilakukan penambahan makanan pada hari ke-8,
maka pada waktu pengamatan hari ke-10 kembali terlihat terjadinya penambahan jumlah individu populasi Brachionus plicatilis. Hal ini sesuai dengan yang
dikemukakan oleh Mujiman 1998 yang menyatakan bahwa pemupukan untuk ketersediaan bahan makanan bagi B. plicatilis dalam media pada umumnya hanya
tersedia untuk waktu 5-7 hari, jika dilakukan pemupukan susulan setiap 5-6 hari sekali maka kepadatan Brachionus dapat dipertahankan tetap tinggi lebih dari 1 bulan. Media
yang terbaik adalah media M2 yaitu dengan puncak kepadatan populasi mencapai angka sebesar 11.000 indml.
Sri Wahyuni Hasibuan : Perbandingan Laju Pertumbuhan Populasi B. plicatilis Setelah Diberikan Penambahan Makanan Pada Media Perlakuan, 2009.
Terjadinya perbedaan rata-rata pertambahan jumlah individu kepadatan populasi tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan kombinasi media campuran
kotoran ayam dengan pupuk TSP dan Urea. Hal ini disebabkan karena media kultur M2 yang dipupuk dengan kombinasi antara 200mg2l TSP + 4.5mg2l Urea ini
menyebabkan tersedianya pakan Fitoplankton yang cukup bagi pertumbuhan B. plicatilis.
Shasmand 1986 menyatakan bahwa dalam mengkultur Brachionus pemberian pupuk Urea dan TSP yang seimbang sangat menentukan terhadap
pertumbuhan fitoplankton sebagai sumber bahan makanan dari B. plicatilis, keadaan ini disebabkan karena pupuk Urea dengan kandungan unsur N sekitar 14.20 dapat
meningkatkan metabolisme fitoplankton karena fitoplankton sangat tergantung kepada unsur N dan P disebabkan mempunyai kandungan gizi yang sangat bagus untuk
mendukung pertambahan terhadap fitoplankton terdapat dalam media kultur tersebut. Sehingga dengan mudah B. plicatilis ini berkembang biak dengan baik.
4.2 Laju Pertumbuhan Populasi Brachionus plicatilis