Analisa kasus 1. Tindak Pidana Pembunuhan yang dilakukan oleh orang tua terhadap

Taufiq Mustakim : Pembunuhan Yang Dilakukan Oleh Orang Tua Terhadap Anak Ditinjau Dari Psikologi Kriminal Studi Kasus Pengadilan Negeri Medan, 2008. USU Repository © 2009 - Adanya surat pernyataan dari masyarakat lingkungan kompleks RS. Kusta P. Sicanang Belawan, yang pada pokoknya menerangkan bahwa korban selalu membuat onar dan sering mabuk-mabukan. Setelah mendengar keterangan saksi-saksi, keterangan terdakwa, tuntutan Jaksa Penuntut Umum dan mempertimbangkan hal-hal yang memberatkan dan yang meringankan, maka Majelis Hakim berkesimpulan bahwa terdakwa telah terbukti bersalah dan meyakinkan telah melakukan kejahatan seperti yang didakwakan kepadanya oleh Jaksa Penuntut Umum yaitu melanggar pasal 353 ayat 1, 3 KUHPidana yaitu : “1 Penganiayaan yang dilakukan dengan direncanakan terlebih dahulu dihukum penjara selama-lamanya empat tahun ; 2 Jika perbuatan itu menjadikan kematian orangnya ia dihukum penjara selama- lamanya sembilan tahun”. Dan oleh karena itu menghukum terdakwa dengan hukuman penjara selama 1 satu tahun 8 delapan bulan potong masa tahanan sementara dengan membayar ongkos perkara sebesar Rp. 500 lima ratus rupiah.

B. Analisa kasus 1. Tindak Pidana Pembunuhan yang dilakukan oleh orang tua terhadap

anak yang baru dilahirkannya Putusan Hakim Setelah membaca dan menganalisis kasus tersebut diatas, penulis akan memberikan tanggapan yang pada pokoknya adalah sebagai berikut : Tanggapan Taufiq Mustakim : Pembunuhan Yang Dilakukan Oleh Orang Tua Terhadap Anak Ditinjau Dari Psikologi Kriminal Studi Kasus Pengadilan Negeri Medan, 2008. USU Repository © 2009 - bahwa terhadap terdakwa dibebaskan dari dakwaan primer karena tidak terbukti dengan sah dan meyakinkan melanggar pasal 342 KUHPidana dimana unsur “pembunuhan anak dengan direncanakan lebih dahulu” tidak terbukti dalam persidangan. Dalam hal dakwaan primer ini, penulis sependapat dengan Majelis Hakim dan Jaksa Penuntut Umum sehingga terdakwa wajar dibebaskan dari dakwaan primer. - bahwa terhadap terdakwa dikenakan dakwaan subsider karena menurut pertimbangan Majelis Hakim sesuai dengan tuntutan pidana Jaksa Penuntut Umum telah terbukti dengan sah dan meyakinkan telah bersalah melanggar pasal 341 KUHPidana. Dalam dakwaan subsider ini, penulis juga sependapat dengan Majelis Hakim dan Jaksa Penuntut Umum karena berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap keterangan saksi-saksi dan terdakwa di persidangan telah terbukti dengan sah dan meyakinkan telah bersalah melanggar pasal 341 KUHPidana, dan unsur- unsurnya telah dipenuhi yaitu : 1. Sengaja menghilangkan jiwa anaknya pada ketika dilahirkan atau tidak berapa lama sesudah dilahirkan, dimana setelah dia melahirkan bayinya lalu memotong tali pusat dengan pisau silet kemudian terdakwa membuang bayi dan uri anak tersebut kedalam sebuah parit hingga tidak bernyawa lagi. 2. Karena takut ketahuan bahwa ia sudah melahirkan anak. Sesuai dengan pengakuan terdakwa sendiri, bahwa anak yang baru dilahirkannya ia bunuh dengan cara memotong tali pusat dan membuang kedalam parit karena ia malu dan takut diketahui orang bahwa ia telah melahirkan anak hasil hubungan gelapnya dengan orang lain. Taufiq Mustakim : Pembunuhan Yang Dilakukan Oleh Orang Tua Terhadap Anak Ditinjau Dari Psikologi Kriminal Studi Kasus Pengadilan Negeri Medan, 2008. USU Repository © 2009 3. Bahwa bayi yang baru dilahirkan masih hidup dan belum mati. Sesuai dengan pengakuan terdakwa bahwa bayi yang baru dilahirkannya tersebut masih bergerak dan bernyawa. - bahwa terhadap terdakwa Majelis Hakim telah menjatuhkan hukuman penjara selama 2dua tahun 6enam bulan, sementara Jaksa Penuntut Umum supaya Majelis Hakim yang mengadili perkara ini memutuskan menjatuhkan pidana berupa hukuman penjara selama 4empat tahun dengan ketentuan dipotongkan selama ia berada dalam tahanan sementara. Dalam hal penjatuhan hukuman ini penulis kurang sependapat dengan putusan dari Majelis Hakim yang terlampau ringan dibandingkan dengan kesalahan terdakwa. Adapun alasan penulis menyatakan demikian adalah bahwa perbuatan terdakwa tersebut tidak berperikemanusiaan, karena dia tega untuk melakukan pembunuhan terhadap anak atau bayinya sendiri hanya karena takut ketahuan bahwa ia sudah melahirkan anak. Jadi penulis lebih sependapat dengan tuntutan dari Jaksa Penuntut Umum yang menuntut lebih berat dari putusan Majelis Hakim. Hal ini menurut penulis adalah wajar dan setimpal dengan perbuatan terdakwa dan lagi pula agar terdakwa mendapat cukup waktu yang lama untuk dibimbing di Lembaga Pemasyarakatan agar kelak di kemudian hari apabila ia telah bebas di masyarakat tidak akan mengulangi lagi perbuatannya.

2. Tindak pidana pembunuhan yang dilakukan oleh orang tuanya terhadap anaknya

Tanggapan Taufiq Mustakim : Pembunuhan Yang Dilakukan Oleh Orang Tua Terhadap Anak Ditinjau Dari Psikologi Kriminal Studi Kasus Pengadilan Negeri Medan, 2008. USU Repository © 2009 Setelah membaca dan menganalisis kasus tersebut tersebut diatas, penulis akan memberikan tanggapan yang pada pokoknya adalah sebagai berikut : - bahwa terhadap terdakwa oleh Majelis Hakim telah dinyatakan terbukti dengan sah dan meyakinkan bersalah melanggar pasal 353 ayat 1, 3 KUHPidana dakwaan lebih subsider lagi. Terhadap putusan Majelis Hakim ini, penulis tidak sependapat, juga terhadap tuntutan pidana dari Jaksa Penuntut Umum yang menuntut terdakwa dengan pasal 351 ayat 3 KUHPidana. - bahwa berdasarkan keterangan sanksi-sanksi, keterangan terdakwa, keterangan surat visum et repertum menurut pertimbangan penulis, kepada terdakwa adalah lebih tepat apabila dikenakan pasal 338 KUHPidana dakwaan subsider. - bahwa alasan penulis menyatakan demikian adalah karena menurut pemeriksaan di persidangan terpenuhi semua unsur-unsur dari mpasal 338 KUHPidana yaitu : 1. Unsur barang siapa : Barang siapa dalam perkara ini adalah Dameria br. Sinaga sendiri. 2. Unsur dengan Sengaja Dari keterangan saksi-saksi serta keterangan terdakwa, dapat kita ketahui bahwa korban adalah seorang anak yang suka mabuk-mabukan, selalu membuat onar di sekitar lingkungan tempat tinggal, dan sering memukuli terdakwa dan mengancam membunuhnya. Lalu terdakwa teringat kesukaan korban minum minuman keras lalu memberikan kepada korban untuk meredakan amarahnya. Sesudah itu terdakwa pergi ke dapur dan disana terdakwa melihat kampak kayu disampingnya dan seketika itu timbul niat untuk membunuh korban lalu mendatangi korban serta memukulkan kampak kearah kepala sehingga korban jatuh tersungkur. Sesudah itu terdakwa pergi ke dapur lagi mengambil sepotong besi per, selanjutnya memukul muka, dada, Taufiq Mustakim : Pembunuhan Yang Dilakukan Oleh Orang Tua Terhadap Anak Ditinjau Dari Psikologi Kriminal Studi Kasus Pengadilan Negeri Medan, 2008. USU Repository © 2009 leher, tangan dan kemaluan korban dan baru berhenti sesudah korban tidak bergerak lagi. Dari tindakan terdakwa yang sedemikian rupa ini adalah sulit diterima akal sehat bahwa ia tidak bermaksud membunuh korban agar terdakwa terlepas dari penderitaan akibat kekejaman korban terhadapnya. 3. Unsur Menghilangkan Jiwa Orang Lain ; Jiwa orang lain yang hilang dalam perkara ini adalah jiwa korban Dengar Marpaung. Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka telah terpenuhi unsur- unsur dari pasal 338 KUHPidana. - bahwa terhadap terdakwa Majelis Hakim telah menjatuhkan hukuman penjara selama 1 satu tahun 8 delapan bulan potong masa tahanan sementara. Dalam hal penjatuhan hukuman ini penulis sangat sependapat dengan Majelis Hakim karena menurut pertimbangan penulis bahwa Majelis Hakim telah memperhatikan secara teliti hal-hal yang menyebabkan mengapa terdakwa sampai melakukan pembunuhan terhadap korban yang juga suami terdakwa sendiri.

C. Upaya-upaya Penanggulangan Tindak Pidana Pembunuhan Anak